Pendekatan Psikoanalitik Pendekatan Afektif

Berikut ini akan diuraikan mengenai tujuan dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya, dari dua orang tokoh yakni Ivey, et al 1987 dan Corey 1991, diantaranya : Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik menurut Ivey, et al 1987 adalah membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey 1991 dirumuskan sebagai : membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman- pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al 1987 adalah : untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhan dirinya yang unik.

2.9. Pendekatan Psikoanalitik

Psikoanalisis memandang kejiwaan manusia sebagai ekspresi dari adanya dorongan yang menimbulkan konflik. Konflik timbul karena ada dorongan- dorongan yang saling bertentangan, sebagai manifestasi dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial disamping biologis. Psikoanalisis sebagai teori dari psikoterapi berasal dari uraian Freud gejala neurotik pada seseorang timbul karena tertahannya ketegangan emosi yang ada, ketegangan yang ada kaitannya dengan ingatan yang ditekan, ingatan mengenai hal-hal yang traumatik dari pengalaman seksual pada masa kecil. Teknik dasar untuk melaksanakan psikoanalisis ialah dengan meminta pasien berbaring di dipan khusus couch dan psikoanalis duduk dibelakangnya, jadi posisi pasien menghadap ke arah lain, tidak bertatapan dengan dengan psikoanalisis. Proses selanjutnya berlangsung seperti format psikoterapi biasa yang selalu didahului dengan tahap pembukaan untuk mengetahui berbagai hal Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 mengenai pasien, antara lain melalui wawancara pendahuluan yang dilakukan secara tatap muka.

2.10. Pendekatan Afektif

Pendekatan afektif adalah pendekatan untuk melakukan perubahan terhadap cara pasien merasakan diri sendiri. Pendekatan afektif banyak dipengaruhi oleh pendekatan eksistensialistik-humanistik, sehingga kelompok pendekatan ini juga bisa disebut sebagai kelompok atau gerakan yang menitik beratkan kemanusiaan dan hakikat kemampuannya yang dimiliki seseorang yang perlu berkembang dan diperkembangkan Human Potential Movement. Termasuk pada kelompok pendekatan afektif ini adalah : pendekatan terpusat pada pribadi Rogers : Logoterapi Frankl dan terapi gestalt Fritz Perls. Pendekatan terpusat pada pribadi telah banyak diuraikan pada bagian sebelumnya, sedangkan Logoterapi masih belum banyak dipergunakan, demikian pula dengan pendekatan eksistensialistik-humanistik. Pada bagian ini hanya dibicarakan terapi Gestalt saja. Pemakaian perkataan Gestalt pada terapi Gestalt menunjukan bahwa arti Gestalt menjadi landasan utama teknik dan tujuan terapi ini. Perkataan Gestalt bentuk jamaknya adalah : Gestalten, berasal dari bahasa Jerman yang artinya : bentuk ; konfigurasi atau keseluruhan. Pandangan teori dan terapi Gestalt terhadap manusia, sama halnya dengan eksistensialistik-humanistik, ialah positif, bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menjadi sesuatu dan manusia adalah makhluk yang mampu mengurus diri sendiri. Dalam kaitan dengan dasar inilah Perls 1969 mengatakan bahwa tujuan terapi Gestalt adalah membantu orang agar ia mampu mengembangkan dirinya sendiri, mencapai kematangan dan melibatkan diri dalam kehidupan dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Sasaran utama terapi Gestalt adalah memperkuat penyadaran Awareness yang akan meningkatkan kehidupannya secara penuh, disini dan sekarang here- and-now . Mengenai tujuan terapi Gestalt, Ivey, et al 1987 mengatakan : agar seseorang lebih menyadari kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupannya. Corey 1991 mengatakan mengenai tujuan terapi Gestalt : untuk membantu pasien mencapai penyadaran pada setiap saat pengalamannya. Terapi Syarifah Fadlina : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma No. 107 Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 Gestalt pada dasarnya adalah penanganan perorangan, namun bisa juga dipergunakan dalam kelompok.

2.11. Pendekatan Behavioristik