Penyimpangan – Penyimpangan Didalam Dokumen Letter of Credit

Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009

C. Penyimpangan – Penyimpangan Didalam Dokumen Letter of Credit

Menurut ketentuannya, pihak bank wajib untuk melakukan pemeriksaaan menyeluruh atas semua dokumen-dokumen di dalam LC. Namun dalam prakteknya seringkali dijumpai penyimpangan-penyimpangan dalam dokumen yang tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan di dalam LC. Penyimpangan-penyimpangan ini lebih dikenal dengan istilah “discrepancies”. LC pada umumnya cenderung ditujukan untuk kepentingan eksportir, dan akibatnya eksportir akan mendesak importir untuk menerbitkan LC untuk kepentingannya sebelum pengapalan barang. Berdasarkan ketentuan LC, bank-bank yang terlibat di dalamnya akan melakukan pembayaran kepada eksportir bila menurut pengamatannya dokumen-dokumen yang diserahkan telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam LC tersebut. Pihak bank sama sekali tidak terikat dan tidak punya kepentingan atas kontrak barang-barang yang dikapalkan. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 17 UCP 1993, dimana disebutkan secara tegas “bahwa pihak bank tidak berkewajiban atau bertanggung jawab atas akibat-akibat yang timbul karena adanya gangguan-gangguan dalam menjalankan usahanya yang disebabkab oleh bencana alam, kerusuhan, atau sebab lain diluar batas kemampuannya, atau pemogokan apapun atau larangan bekerja”. Kecuali bank menentukan sendiri bahwa pihaknya telah bersedia menanggung resiko yang mungkin terjadi, yang ada kalanya dilakukan pihak bank untuk melakukan pelayanan kepada nasabah, dengan terlebih dahulu melakukan pengamanan seperlunya. Jenis-jenis discrepancies yang dimaksud dapat digolongkan dalam dua kelompok , yaitu yang sifatnya dapat diperbaiki correctable dan yang sifatnya tidak dapat diperbaiki lagi uncorrectable. Sepanjang discrepancies yang terjadi bersifat correctable, serta waktu berlakunya LC masih memungkinkan, hendaknya dokumen-dokumen tersebut diperbaiki oleh eksportir sehingga dokumen-dokumen yang diajukan kepada bank adalah dokumen- Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009 dokumen yang telah memenuhi syarat untuk dapat diambil alih, dalam arti telah sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam LC. Yang disebut dengan correctable discrepancies adalah penyimpangan-penyimpangan yang dapat diperbaiki, atau penyimpangan-penyimpangan yang disebabkanoleh kekeliruan kecil dalam penyiapannya, seperti: 1. Keterangan yang salah dalam dalam faktur perdagangan invoice 2. Kesalahan dalam tanggal 3. Keterangan yang salah dalam wesel, dan sebagainya Penyimpangan semacam ini dapat diperbaiki langsung oleh eksportir pada saat penyerahan kembali dokumen-dokumen yang diperbaiki tersebut. Sedangkan yang disebut dengan uncorrectable discrepancies adalah penyimpangan- penyimpangan yang dianggap besar dan tidak dapat diperbaiki langsung oleh eksportir, seperti: 1. Barang-barang yang dikapalkan salah atau tidak sesuai 2. Barang-barang yang dikapalkan terlambat 3. Barang-barang yang dikapalkan dikirim ke pelabuhan yang salah 4. Bill of Lading BL tidak bersih, berisi catatan-catatan, dan sebagainya Penyimpangan semacam ini tidak semua dapat diperbaiki langsung oleh eksportir. Oleh karena itu, kepada importir harus ditanya untuk memastikan apakah importir akan menyelesaikan transaksi tersebut dengan adanya uncorrectable discrepancies tersebut. Bila importir menyetujuinya, maka selanjutnya eksportir dan importir mengadakan penyesuaian- penyesuaian bersama. Dalam menyelesaikan dokumen-dokumen yang berisi discrepancies, pihak-pihak yang bersangkutan, terutama pihak bank harus betul-betul memperhitungkan faktor resiko, Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009 urgensi, dan servis kepada eksportir, dan kemudian menempuh cara yang baik menurut tingkat atau jenis discrepancies yang dihadapi. Hal-hal yang dapat ditempuh oleh bank penerus LC advising bank, eksportir, dan bank pembuka LC opening bank adalah sebagai berikut: 1. Tindakan bank penerus LC advising bank a. Mengembalikan dokumen-dokumen pada eksportir agar diperbaiki dan dikembalikan dalam masa berlakunya LC dan jangka waktu tertentu setelah pembukaan LC. b. Dalam hal penyimpangan bersifat correctable discrepancies, namun perbaikan dokumen tidak mungkin dilaksanakan akibat sempitnya waktu, maka bank dapat mengambil alih dokumen berdasarkan jaminan sepenuhnya oleh eksportir. Untuk hal ini, bank meminta eksportir membuat surat pernyataan atau surat jaminan bahwa eksportir akan membayar kembali pada bank apabila pelaksanaan pembayaran transaksi tersebut ditolak oleh importir. c. Melakukan pembayaran atas wesel yang diajukan eksportir sebagai bentuk pelayanan atau servis kepada nasabah yang baik, namun tetapdengan mengadakan pengamanan secukupnya demi kepentingan pihak bank. d. Meminta persetujuan dari bank pembuka LC opening bank dengan menawarkan bank tersebut untuk mendapatkan kuasa melakukan pembayaran, akseptasi, dan negosiasi atas wesel LC yang bersangkutan jika diterima persetujuannya oleh bank pembuka LC opening bank. e. Bank dapat mengambil alih atau mengaksep wesel LC dengan memberikan hasil ekspor dalam valuta LC atau nilai lawan rupiah pada eksportir, dalam arti LC tersebut tetap ditahan di bank sampai diterima konfirmasi dari opening bank mengenai pembayarannya, atau LC tersebut tidak ditahan di bank namun bank dapat menerima pembayaran kembali kepada eksportir apabila opening bank menolak untuk melakukan untuk melakukan ganti rugi reimbursement. Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009 2. Tindakan eksportir a. Dapat memperbaiki dokumen-dokumen LC yang diperlukan sesuai dengan syarat- syarat yang disebutkan di dalam LC, apabila penyimpangan tersebut merupakan correctable discrepancies dapat diperbaiki. b. Dapat meminta amandemen yang diperlukan atas LC tersebut agar sesuai dengan dokumen yang dibutuhkan. c. Untuk perbaikan-perbaikan LC eksportir dapat menyerahkan surat pernyataan yang menyatakan bersedia mengganti kerugian pada bank yang melakukan pembayaran atas LC yang berisi penyimpangan discrepancies yang diketahui. d. Dapat menginstruksikan bank penerus LC untuk meminta kuasa membayar dengan kawat atau surat dari bank pembuka LC dengan memakai dokumen-dokumen lain. e. Dapat meminta pembayaran langsung dan menyerahkan garansi pada bank penerus LC, bahwa pembayaran tersebut akan dibayarkan kembali oleh eksportir dengan tambahan bunga apabila dokumen-dokumen LC tersebut ditolak oleh bank pembuka LC. f. Dapat meminta agar dokumen-dokumen tersebut dikirim atas dasar collection draft wesel inkaso, dan menunggu hasilnya. 3. Tindakan bank pembuka LC opening bank a. Atas LC yang diproses dan dilakukan pembayarannya oleh bank penerus LC kepada eksportir walaupun terdapat penyimpangan, maka bank pembuka akan meminta importir untuk menyelesaikan pembayaran atau melakukan penebusan atas dokumen LC tersebut. b. Bila importir menyelesaikan pembayarannya, maka bank pembuka LC akan meneruskan proses transaksi tersebut dan memberikan reimbursement ganti rugi kepada bank penerus LC. c. Bila importir tidak bermaksud untuk menyelesaikan transaksi yang bersangkutan disebabkan adanya penyimpangan-penyimpangan dalam dokumen-dokumen LC, maka bank Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009 pembuka segera memberitahukan eksportir atau bank penerus atas penolakan pembayaran tersebut. d. Opening bank dapat meminta eksportir untuk mengusahakan penyelesaian dengan eksportir, dan pada waktu yang sama memberitahukan bank penerus bahwa penyelesaian pelaksanaan pembayaran sedang ditunda. e. Meminta instruksi pada eksportir atau bank penerus LC tentang pelepasan dokumen- dokumen. f. Bila importir masih tidak memproses transaksi tersebut, maka opening bank akan memberitahukan negotiating bank tentang masalah tersebut, dan meminta instruksi atas penanggulangan barang-barang yang merupakan milik negotiating bank tersebut. 30

D. Akibat Hukum Pada Importir yang Tidak Melakukan Pembayaran Kredit