Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009
B. Faktor – Faktor yang Menjadi Pertimbangan Eksportir dan Importir Dalam
Menggunakan Letter of Credit
Dewasa ini hampir tidak ada lagi suatu negara didunia yang dapat memenuhi kebutuhannya dari hasil produksi negaranya sendiri. Baik negara kecil ataupun negara besar, negara yang
perekonomiannya sudah maju ataupun masih terbelakang, secara langsung atau tidak langsung membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang dan atau jasa antara satu negara
dengan negara lainnya. Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat didunia perlu terjalin suatu hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap negara tersebut.
Mengenai tata cara pembayaran transaksi ekspor impor, menurut ketentuan Pasal 3 PP No. 1 tahun 1982, pembayaran transaksi ekspor impor dapat dilakukan secara tunai ataupun
kredit, yaitu: 1.
Pembayaran di muka Advance Payment 2.
Letter of Credit LC 3.
Wesel inkaso collection draft, dengan kondisi: a.
Document against payment DP b.
Document against acceptance DA 4.
Perhitungan kemudian open account 5.
Konsinyasi 6.
Cara pembayaran lain yang lazim digunakan dalam perdagangan luar negeri sesuai dengan kesepakatan penjual dengan pembeli
Dengan PP No.1 tahun 1982, pemerintah berusaha memperluas cara pembayaran transaksi ekspor impor untuk memberi kebebasan kepada eksportir dan importir dalam memilih cara
pembayaran. Dengan demikian eksportir dan importir tidak terpaku pada satu metode pembayaran saja dalam transaksi ekspor impor, namun bebas memilih cara pembayaran yang
sah menurut ketentuan pemerintah.
Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009
Namun pada kenyataannya, kebanyakan eksportir dan importir lebih memilih LC sebagai alat pembayaran dalam transaksi ekspor impor. Hal ini disebabkan pembayaran dengan
menggunakan LC cenderung merupakan cara pembayaran yang paling aman bagi pihak eksportir maupun importir. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan eksportir dan
importir lebih memilih untuk melakukan pembayaran transaksi ekspor impornya dengan menggunakan LC, antara lain yaitu:
1. Kelebihan-kelebihan yang terdapat pada Letter of Credit adalah:
a. Pihak eksportir mendapat suatu rasa kepercayaaan pada letter of credit yang telah
dikeluarkan oleh bank, sehingga eksportir merasa terjamin akan adanya pembayaran yang sesuai dengan syarat yang disebutkan di dalam LC tersebut.
b. Adanya pembayaran yang segera bagi pihak eksportir, apabila dokumen-dokumen
yang sudah sesuai dengan LC telah diserahkan kepada bank penerus LC advising bank, meskipun pihak importir belum menerima dokumen-dokuemn tersebut. Atau pihak eksportir
dapat menerima pembayaran segera setelah barang dikapalkan, asalkan sesuai dengan persyaratan LC yang bersangkutan.
c. Eksportir dapat menggunakan LC untuk pembiayaan selanjutnya, dan dapat
memperoleh Fasilitas Kredit Ekspor FKE dengan bunga rendah dan mendapatkan pula insentif perpajakan.
d. Importir dapat memperoleh fasilitas kredit impor.
e. Importir akan merasa terjamin bahwa bank akan menolak pembayaran terhadap
eksportir, kecuali eksportir telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditentukan oleh importir di dalam letter of credit.
2. Kelemahan-kelemahan yang terdapat pada Letter of Credit adalah:
a. Besarnya biaya-biaya bank yang dikenakan dalam penanganan LC.
Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009
b. Waktu yang dibutuhkan dalam memproses surat-surat, dokumen-dokumen melalui
perantaraan bank tidaklah singkat. c.
Pihak bank hanya berkepentingan dalam memproses surat-surat serta dokumen- dokumen, dan tidak berhak campur tangan dalam urusan barang.
d. Importir tidak mendapat jaminan bahwa barang yang dipesan dengan harga tertentu
adalah barang yang sebenarnya dikapalkan oleh eksportir. Disamping kelebihan dan kekurangan LC, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
eksportir jika berhubungan dengan LC. Apabila LC tersebut dibuka melalui surat, harus diteliti tanda tangan yang tercantum dalam LC apakah sesuai dengan contoh tanda tangan
yang ada pada advising bank. Mengenai persyaratan dalam LC tersebut, yang harus diperhatikan adalah apakah LC tersebut irrevocable atau revocable. Bila LC tersebut
irrevocable, berarti LC tidak dapat diubah, dijual, atau dibatalkan tanpa persetujuan terlebih dahulu dari para pihak yang terkait di dalamnya. Namun bila LC tersebut revocable, LC
tersebut dapat ditarik atau dirubah atau dibatalkan kembali setiap waktu oleh pihak-pihak yang bersangkutan, tanpa membutuhkan persetujuan dari pihak lain yang terikat di dalamnya.
Disamping itu, harus dierhatikan juga apakah LC tersebut merupakan LC general atau restricted. Bila LC tersebut general, maka eksportir bebas untuk memilih bank yang akan
menegosiasi dokumen LC. bila LC tersebut restricted, maka dokumen hanya dapat dinegosiasi oleh bank yang disebutkan dalam LC tesebut.
Untuk perlindungan, para eksportir harus membandingkan Letter of Credit dengan kontrak penjualanlainnya yang sesuai. Jika eksportir belum berpengalaman dalam membuat atau
mempersiapkan dokumen-dokumen, maka eksportir dianjurkan untuk melakukan konsultasi dengan suatu agen Freight Forwarding. Sikap hati-hati ni perlu diperhatikan oleh eksportir,
karena di dalam praktek yang lebih sering terkena resiko adalah pihak eksportir.
Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009
C. Penyimpangan – Penyimpangan Didalam Dokumen Letter of Credit