Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penulisan Tinjauan Kepustakaan

Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009 Kiranya sangat menarik untuk mengetahui dan mempelajari secara mendalam tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembayaran ekspor impor dengan menggunakan kredit berdokumen LC ini, untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga akan menambah manfaat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang akan menjadi pembahasan dalam pelaksanaan ekspor impor dengan menggunaka LC ini antara lain: 1. Bagaimana prosedur pembayaran dengan menggunakan LC dalam pelaksanaan ekspor impor? 2. Faktor – faktor apa sajakah yang menjadi pertimbangan ekpsortir dan importir dalam menggunakan LC? 3. Bagaimana bentuk-bentuk penyimpangan – penyimpangan yang terjadi di dalam dokumen LC? 4. Bagaimana akibat hukum pada importir yang tidak melakukan pembayaran kredit?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Bahwa penulisan skripsi ini mempunyai beberapa tujuan, antara lain: 1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pembayaran dengan menggunakan LC dalam pelaksanaan ekspor impor. Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009 2. Untuk mengetahui faktor – faktor apa sajakah yang menjadi pertimbangan ekpsortir dan importir dalam menggunakan LC. 3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk penyimpangan – penyimpangan yang terjadi di dalam dokumen LC. 4. Untuk mengetahui bagaimana akibat hukum pada importir yang tidak melakukan pembayaran kredit. Disamping itu, penulisan skrpisi ini memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Masyarakat Pembukaan LC yang merupakan salah satu cara pembayaran efisien dalam transaksi ekspor impor diharapkan semakin memasyarakat luas dan semakin awam dipergunakan di dalam transaksi perdagangan lintas negara atau perdagangan internasional. 2. Bagi Fakultas Dapat memberikan atau menambah perbendaharaan pustaka, terutama dalam bidang surat berharga. 3. Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat memberikan sedikit sumbangan bagi perkembanagn ilmu pengetahuan, dan sebagai bahan pemikiran atau pedoman dalam rangka pembuatan peraturan perundang-undangan yang baru dalam ekspor impor, khususnya, dalam bidang hukum surat berharga dan mengenai cara pembayaran dengan pembukaan kredit berdokumen.

D. Tinjauan Kepustakaan

Seorang pengusaha, dalam menjalankan perusahaan yang dipimpinnya selalu berpegang pada prinsip ekonomi, yaitu mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang sekcil-kecilnya. Dengan demikian seorang pengusaha akan memilih cara yang Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009 dipandangnya paling baik dan memberikan manfaat yang besar bagi perusahaannya, baik itu cara memilih tenaga kerja, letak perusahaan, cara pemasaran, alat angkutan, ataupun mengenai cara pembayaran. Cara pembayaran secara tunai dirasa kurang praktis jika digunakan untuk lalu lintas perdagangan internasional. Oleh karena itu muncul cara-cara pembayaran yang lain. Hal ini tidak dapat dipungkiri lagi di dalam kenyataannya, seperti yang dikemukakan oleh Emmy Pangaribuan Simanjutak : “Adalah menjadi suatu kenyataan bahwa pada jaman sekarang ini di dalam lalu lintas perdagangan terdapat suatu kemajuan dalam cara–cara pembayaran dengan mempergunakan alat-alat pembayaran kredit dan pembayaran kontan selain dengan mata uang”. 2 1. Sebelum saat terjadi penyerahan, atau sering disebut dengan cara pembayaran kredit. Oleh karena dalam perjanjian jual beli para pihak bebas untuk menentukan sendiri apa yang diinginkan berdasarkan persetujuan para pihak, seperti diatur dalam Pasal 1338 KUHPerdata, demikian pula mengenai cara pembayaran, seperti yang diatur dalam Pasal 1513 KUHPerdata yang mengatakan bahwa “kewajiban utama si pembeli adalah membayar harga pembelian pada waktu dan tempat sebagaimana ditetapkan di dalam persetujuan”. Sehingga pada dasarnya pembayaran dalam perjanjian jual beli dapat dilaksanakan sebagai berikut: 2. Pada saat terjadi penyerahan barang, atau sering disebut dengan pembayaran tunai. 3. Sesudah saat terjadi penyerahan barang, atau sering disebut dengan pembayaran wesel inkaso. Sedangkan pihak penjual, menurut Pasal 1474 KUHPerdata, mempunyai dua kewajiban utama, yaitu menyerahkan barang dan menanggungnya. 3 2 Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Hukum Dagang Surat Berharga, Fakultas Hukum UGM, 1982, hal. 45 3 Subekti R dan Tjitrosudibio R, 2001, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pradnya Paramita, Jakarta Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009 Cara pembayaran yang sudah umum dipergunakan dalam perdagangan ekspor impor adalah dengan pembukaan letter of credit LC, karena pihak eksportir maupun importir dapat merasa aman bahwa hak-hak mereka ada kepastiannya. Kemudian dengan dikeluarkannya PP No. 1 tahun 1982 tentang Ekspor Impor dan Lalu Lintas Devisa, maka cara pembayaran yang lain pun dapat dipergunakan di dalam transaksi ekspor impor. Dalam hal ini Pemerintah mengadakan perluasan cara pembayaran untuk meningkatkan frekuensi ekspor impor. Berdasarkan ketentuan Pasal 3 PP No. 1 tahun 1982 jo. SK Menteri Perdagangan dan Koperasi No. 2711982, tata cara pembayaran dalam transakasi ekspor impor dapat dilaksanakan dengan : 1. Pembayaran di muka advance payment 2. Letter of Credit LC 3. Wesel inkaso Collection Draft a. Document Against Payment DP b. Document Against Acceptance DA 4. Perhitungan kemudian Open Account 5. Konsinyasi 6. Cara Pembayaran lain yang lazim dalam perdagangan luar negeri sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli. 4 Dalam hal cara pembayaran dimuka, importir berpeluang untuk memperoleh kerugian, sebaliknya hal ini dapata mendatangkan keuntungan bagi pihak eksportir. Hal ini disebabkan karena dalam cara pembayaran ini importir melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum eksportir mengirimkan barangnya. Untuk cara pembayaran yang seperti ini sebaiknya 4 Ramlan Ginting, 2000, Letter of Credit Tinjauan Aspek Hukum dan Bisnis, Salemba Empat, Jakarta, hal. 29 Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009 dilakukan antara importir dan eksportir yang sudah saling kenal dan saling percaya, ataupun untuk jumlah impor barang yang relatif kecil. 5 1. Pihak penjual merasa berkeberatan untuk melepaskan barangnya sebelum menerima pembayaran, sedangkan pembeli merasa berkeberatan untuk melakukan pembayaran atas barang sebelum memperoleh penyerahan atas barang. Cara pembayaran dengan letter of credit merupakan sistem yang sering dipergunakan. Disini bank penerbit, atas permintaan dan atas beban importir mengeluarkan alat atau surat untuk kepentingan eksportir. Bank penerbit melakukan pembayaran kepada pihak eksportir melalui bank di negara eksportir. Sistem pembayaran dengan menggunakan LC ini merupakan sistem yang paling aman dan memberikan kepastian kepada kedua belah pihak, baik pihak importir ataupun pihak eksportir. Pembukaan LC ini menimbulkan hak dan kewajiban dari pihak yang terkait yaitu eksportir, importir, dan bank, yakni eksportir tidak dapat mengambil uang di bank jika ia tidak dapat menunjukkan dokumennya, sebaliknya pihak importir tidak dapat mengambil barangnya apabila ia tidak dapat menunjukkan dokumennya terhadap bank. Seperti diketahui bahwa latar belakang sistem ini dipakai karena situasi alam yang menyebabkan munculnya cara pembayaran seperti ini, yaitu: 2. Melaksanakan kebersamaan antara pembayaran atas harga barang dengan penyerahan nyata barang sangat sukar untuk dilaksanakan karena tempat negara antara satu pihak dengan yang lainnya jaraknya begitu jauh. Oleh karena itu timbul suatu usaha dengan dilakukannya pembayaran harga atas dokumen-dokumen atas hak, yang dinamakan dengan penyerahan yuridis. 5 Munir Fuady, 2002, Hukum Bisnis Dalam Teori Dan Praktek Buku Keempat, PT Citra Aditya Bakti, hal. 129 Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009 Pengaturan mengenai sistem pembayaran dengan menggunakan LC ini telah diusahakan kearah kesatuan dan bersifat internasional, yakni dengan dikeluarkannya suatu peraturan baku. Di dalam bahasa Inggris namanya adalah Unidits, dalam bahasa Belanda namanya adalah Uniforme regelen en Usances met Betrekking tot Dokumentaire Credieten, sedangkan di dalam bahasa Perancis namanya adalah Regles et Usances Uniformes Relatives au Credits Documenteires. Setelah beberapa kali dilakukan peninjauan revisi oleh I.C.C International Chamber of Commerce, yaitu kantor internasional untuk perdagangan, maka peraturan yang berlaku saat ini adalah U.C.P No. 500 tahun 1993. Di dalam sistem pembayaran dengan menggunaka wesel inkaso, maka bank atas perintah dari eksportir melakukan penagihan pembayaran tas harga barang. Apabila penagihan ini disertai dengan pengiriman dokumen-dokumen kepada importir, maka oleh karena itu disebut juga dengan Documentary Collection Documentary Draft. Sedangkan apabila penagihan pembayaran atas harga barang tanpa disertai dengan pengiriman dokumen pada importir, maka dinamakan dengan Clean Collection Clean Draft. Eksportir dapat meminta kepada bank yang meneruskan dokumen-dokumen tersebut kepada iportir atas dasar pembayaran ataupun kondisi: 1. Document against Payment DP, yaitu apabila importir telah melakukan pembayaran maka akan menerima penyerahan dokumen. 2. Document against Acceptance DA, yaitu apabila importir telah melakukan akseptasi terhadap wesel maka akan menerima penyerahan dokumen. Cara pembayaran dengan perhitungan kemudian, yaitu pembayaran dilakukan di kemudian hari pada tanggal yang telah ditentukan, atau dengan cara memindahkan rekening importir kedalam rekening eksportir. Cara pembayaran ini dapat menimbulkan keuntungan sepihak bagi importir, karena ia dapat mengambil barang setelah menerima dokumen-dokumen dari Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009 eksportir. Sebaliknya sistem ini dapat menimbulkan kerugian bagi eksportir karena ia masih menunggu pembayaran yang tergantung pada importir. Biasanya sistem ini dilakukan antara importir dan eksportir yang sudah saling percaya atau berada dibawah satu perusahaan induk. 6 Cara pembayaran dengan konsinyasi, yaitu pembayaran yang dilakukan oleh importir kepada eksportir apabila barang tersebut sudah terjual, dimana eksportir mengirimkan barangnya telebih dahulu kepada importir. 7 Walaupun dewasa ini letter of credit bukanlah merupakan satu-satunya cara pembayaran dalam kegiatan ekspor impor, namun peranan LC tetap penting karena dengan cara pembayaran ini dapat memberikan rasa aman, baik bagi pihak eksportir, maupun bagi pihak Sistem pembayaran dapat dilakukan dengan cara pembayaran lain yang dilakukan berdasarkan kesepakatan para pihak yang akan mengadakan transakasi perdagangan ekspor impor, baik yang menggunakan jasa perantaraan bank ataupun tidak. Dengan demikian eksportir maupun importir yang akan melakukan transakasi perdagangan ekspor impor dalam melaksanakan pembayaran dapat memilih salah satu cara pembayaran yang ada yang dipandang sesuai dan memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan yang dipimpinnya. Pada dasarnya Pemerintah tidak akan membatasi penggunaan cara pembayaran yang lain berdasarkan kesepakatan bersama, bahkan memberikan kelonggaran-kelonggaran agar frekuensi kegiatan perdagangan internasional khususnya ekspor non migas semakin meningkat untuk menambah devisa negara dan berguna bagi jalannya pembangunan nasional. Inilah sebenarnya yang menjadi tujuan utama adanya kebijaksanaan untuk membebaskan penggunaan cara-cara pembayaran yang digunakan dalam kegiatan perdagangan internasional. 6 Ibid, hal. 130 7 Ibid, hal. 131 Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009 importir. Eksportir merasa aman karena pembayaran atas barang-barang yang dikirimkan kepada importir ada kepastiannya. Hal ini disebabkan pengiriman atas barang baru akan dilaksanakan oleh pihak penjual apabila ia telah memperoleh pemberitahuan dari pihak bank tentang adanya pembukaan kredit yang diperuntukkan baginya. Sedangkan pihak eksportir dapat merasa aman karena pembayaran terhadapa jual-beli tersebut baru akan direalisir oleh bank apabila penjual telah menyerahkan dokumen-dokumen atas barang yag dimaksud sesuai dengan perjanjian. 8 Hartono, mengatakan Letter of Credit adalah suatu alat atau surat yang dikeluarkan oleh suatu bank atas permintaan pihak pembeli. Dengan adanya LC, bank tersebut menyetujui, bahwa wesel-wesel tersebut, jika memenuhi syarat yang tercantum dalam LC nya, maka akan dibayar sebagaimana mestinya dengan akseptasi dan atau pembayaran yang terakhir ini Pasal 13 huruf a U.C.P 500 thn 1993 menyebutkan : “Bank-bank harus memeriksa semua dokumen dengan ketelitian yang selayaknya untuk memastikan bahwa dokumen-dokumen tersebut secara lahiriah telah sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan kredit. Dokumen-dokumen lahiriah yang tidak sesuai satu sama lain akan dianggap sebagai dokumen yang tidak sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan kredit”. Pada dasarnya pihak yang berkepentingan langsung dalam perdagangan antar negara adalah eksportir dan importir, namun karena adanya berbagai kesulitan teknis dalam hal pembayaran perdagangan antar negara, maka salah satu cara untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan membuka Letter of Credit. Ada beberapa pendapat dari para sarjana yang mengemukakan tentang pengertian atau defenisi dari Letter of Credit, antara lain yaitu: 8 Ibid, hal. 17 Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009 bergantung kepada jenis-jenis wesel yang ditentukan dalam letter of credit, yaitu apakah wesel-wesel itu “time bills exchange” atau “bill of exchange payable on demand”. 9 Sedangkan Amir, memberi batasan bahwa LC adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu bank atas permintaan importir langganan bank tersebut yang ditujukan kepada eksportir luar negeri yang menjadi relasi importir itu, yang memberi hak kepada eksportir untuk menarik wesel-wesel atas importir bersangkutan untuk sejumlah uang yang disbutkan dalam surat kesepakatan tersebut. 10 1. Bill of Lading BL Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Letter of Credit adalah suatu perintah atau order yang biasanya dilakukan oleh pembeli atau importir kepada bank, untuk membayar sejumlah uang kepada penjual atau eksportir. Pada umumnya, sebelum seorang importir membuka LC di suatu bank, importir tersebut telah membuat perjanjian jual-beli sale contract terlebih dahulu dengan pihak eksportir. Berdasarkan kontrak jual-beli tersebut importir membuka LC di suatu bank di tempat ia berdomisili. Hal ini dilakukannya tidak lain untuk mempermudah cara pembayaran atas jual-beli yang dilakukannya dengan pihak eksportir, dimana masing-masing pihak berdomisili di lain negara, disamping juga untuk memenuhi isi perjanjian jual-beli yang diperkuat oleh kedua belah pihak yang menjadi dasar pembukaan LC tersebut. Pemenuhan atas isi perjanjian antara kedua belah pihak ini sudah tentu pula didasarkan kepada dokumen-dokumen yang harus ada di dalam LC. adapun dokumen-dokumen tersebut antara lain sebagai berikut: 2. Invoice faktur 3. Polis Asuransi 9 Hartono Hadisoeprapto, 1984, Kredit Berdokumen Cara Pembayaran Dalam Jual Beli Perniagaan, Liberty, Yogyakarta, hal. 12 10 Amir M.S, 1996, Letter of Credit Dalam Bisnis Ekspor Impor, PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, hal. 10 Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009 4. Packing List 5. Dokumen-dokumen lainnya 11 Bill of Lading BL biasanya disebut dengan “cognossement” atau “surat muatan kapal laut”, yang berfungsi sebagai surat bukti perjanjian pengangkutan dan tanda bukti barang. Dokumen lain yang harus dilengkapi adalah Invoice faktur. Invoice merupakan suatu nota yang dibuat oleh eksportir mengenai barang-barang yang dijaul kepada importir. Sedangkan polis asuransi adalah perjanjian asuransi atau pertanggungan atas barang yang dijual dalam bentuk sepucuk akta. Dengan adanya polis asuransi, maka pihak eksportir akan merasa aman bahwa barang-barang yang dikirimkannya akan memeperoleh tanggungan bilamana terjadi sesuatu atas barang-barang tersebut yang merugikannya. Dokumen selanjutnya yang harus dilampirkan adalah packing list. Dokumen ini memuat daftar atau perincian lengkap mengenai barang-barang yang akan dikirimkan oleh eksportir, yang terdapat dalam setiap peti kemas. Sedangkan dokumen-dokumen lainnya, yang juga memiliki arti penting dalam LC adalah sertifikat asal barang certificate of origin, faktur konsuler consuler factur, keterangan ukuran berat certificate of weight, keterangan kualitas barang certificate of inspection, dan sertifikat perincian barang certificate of analysis. Dengan adanya dokumen-dokumen ini, maka jelaslah bahwa keastian hukum dan rasa aman dalam pembayaran dengan menggunakan LC dapat dirasakan oleh para pihak yang terlibat dalam transakasi perdagangan internasional tersebut. Untuk memberikan kemudahan pada para pihak yang terlibat dalam transaksi perdagangan, maka diadakan berbagai macam LC sesuai dengan kebutuhannya. Pada umumnya dikenal Revacable LC, Irrevacable LC, dan Confirmed LC. Sedangkan bila dilihat dari segi yang 11 Abdulkadir, Muhammad, 1998, Hukum Dagang Tentang Surat-Surat Berharga, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 48 Farid Chairmawan : Tinjauan Yuridis Mengenai Pelaksanaan Ekspor Impor Yang Menggunakan Letter Of Credit, 2008. USU Repository © 2009 mengeluarkan LC, dikenal Banker LC dan Merchant LC. Letter of Credit dapat pula dibagi tas bermacam bentuk bila dilihat dari syarat-syaratnya, seperti Documentary LC, dan Open LC. Dapat pula dilihat dari segi pembayarannya yang dikenal dengan Sight LC, dan Usance LC. Menurut hak eksportir, dikenal pula dua macam LC yaitu Transferable LC dan Non- Transferable LC. Transferable LC merupakan LC yang mengijinkan pihak penerima LC memindahkan LC tersebut sebagian atau seluruhnya kepada penjual eksportir kedua yang berada dalam satu negara ataupun berada dalam negara yang berbeda. Sedangkan Non- Transferable LC merupakan LC yang tidak dapat dipindah tangankan. Untuk mempermudah para pihak dalam hal biaya atau cara pembayaran, maka dikenal beberapa jenis LC khusus, misalnya Revalving LC yang memungkinkan untuk melakukan lebih dari satu kali transaksi sebelum LC tersebut jatuh waktunya. Kemudian dikenal pula Back to Back Credit, Red Clause Credit, Negocierings Credit, Confirmed Negocierings Credit, dan Standby LC. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya letter of credit mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia perdagangan internasional, meskipun LC bukanlah merupakan satu-satunya alat pembayaran dalam kegiatan perdagangan internasional ekspor impor. Hal ini semata-mata disebabkan karena LC merupakan alat pembayaran yang dapat memeberikan rasa aman bagi pihak eksportir ataupun importir.

E. Metode Penelitian