Winika Indrasari : Peranan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Menurut Undang–Undang No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Studi Komisi Perlindungan Anak Indonesia Provinsi Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
Dalam hal untuk mengawasi kesejahteraan si anak yang mengawasinya adalah kerabat dekat yang mempunyai hubungan darah dengan anak tersebut yaitu
pihak anaknya. Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa pada umumnya anak–anak
yang belum dewasa sangat memerlukan perlindungan hukum, khususnya perlindungan dalam sistem hukum yang berlaku di Indonesia sehingga anak–anak
tidak lagi menjadi santapan oknum–oknum yang tidak bertanggung jawab yang semakin marak belakangan ini sebagai akibat ketidak mampuan anak tersebut
dalam berbagai hal kehidupan bila dibandingkan dengan orang dewasa.
b. Kedudukan anak di dalam Undang–undang.
Kedudukan anak menurut UU No.23 Tahun 2002 pada pasal 27 yaitu : Identitas diri setiap anak harus diberikan sejak kelahiran anak tersebut, identitas
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dituangkan dalam akta kelahiran. Di dalam Pembuatan akta kelahiran didasarkan pada surat keterangan dari orang yang
menyaksikan atau membantu proses kelahiran, hal anak yang proses kelahirannya tidak diketahui, dan orang tuanya tidak diketahui keberadaannya, pembuatan akta
kelahiran untuk anak tersebut didasarkan pada keterangan orang yang menemukannya.
Pembuatan akta kelahiran menjadi tanggung jawab pemerintah yang dalam pelaksanaannya diselenggarakan serendah–rendahnya pada tingkat kelurahan
desa.Pembuatan akta kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus diberikan paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal diajukannya
permohonan. Pembuatan akta kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tidak dikenai biaya.
Winika Indrasari : Peranan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Menurut Undang–Undang No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Studi Komisi Perlindungan Anak Indonesia Provinsi Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
Ketentuan mengenai tata cara dan syarat – syarat pembuatan akta kelahiran sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, diatur dengan peraturan perundang-
undangan. Jika terjadi perkawinan campuran antara warga negara Republik Indonesia
dan warga negara asing, anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut berhak memperoleh kewarganegaraan dari ayah atau ibunya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang –undangan yang berlaku. Dalam hal terjadi perceraian dari perkawinan sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1, anak berhak untuk memilih atau berdasarkan putusan pengadilan, berada dalam pengasuhan salah satu dari kedua orang tuanya.
Apabila terjadi perceraian sebagaimana dimaksud dalam ayat 2, sedangkan anak belum mampu menentukan pilihan dan ibunya
berkewarganegaraan Republik Indonesia, demi kepentingan terbaik anak atau atas permohonan ibunya, pemerintah berkewajiban mengurus status kewarganegaraan
Republik Indonesia bagi anak tersebut.
c. Teori–teori Delinquency.