HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Dan Ekstraksi Simplisia Tumbuhan Bunga Mawar (Rosa hybrida L.) Serta Formulasinya Dalam Sediaan Pewarna Bibir

Devi Farima : Karakterisasi Dan Ekstraksi Simplisia Tumbuhan Bunga Mawar Rosa hybrida L. Serta Formulasinya Dalam Sediaan Pewarna Bibir, 2009.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil identifikasi tumbuhan menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan adalah Rosa hybrida L. suku Rosaceae dengan nama Indonesia mawar. Hasil pemeriksaan organoleptik dan makroskopik dari simplisia bunga mawar diketahui bahwa simplisia berwarna merah kecoklatan, bau khas, tidak berasa, tekstur halus, dan ukuran diameternya 1-2 cm. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia terlihat epidermis atas berupa papila berwarna merah spesifik dan terlihat pula berkas pengangkut. Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia diperoleh kadar air 4,65. Persyaratan kadar air untuk simplisia dari bunga yaitu tidak lebih dari 5 Ditjen POM, 1985. Kadar sari yang larut dalam air 25,38, kadar sari yang larut dalam etanol 25,26, kadar abu total 3,34, dan kadar abu tidak larut dalam asam 0,12. Persyaratan untuk kadar tersebut tidak terdapat di Materia Medika Indonesia. Hasil skrining fitokimia terhadap serbuk simplisia bunga mawar menunjukkan adanya beberapa golongan senyawa yang memberikan hasil positif yaitu tanin dan flavonoida. Hasil uji kestabilan fisik sediaan pewarna bibir menunjukkan bahwa seluruh sediaan yang dibuat memiliki bentuk atau konsistensi yang baik. Warna yang dihasilkan juga cukup baik, dimana sediaan dengan konsentrasi ekstrak bunga mawar 20 memberikan warna merah muda, konsentrasi ekstrak bunga mawar 30 memberikan warna merah maron, sedangkan konsentrasi ekstrak bunga mawar 40 Devi Farima : Karakterisasi Dan Ekstraksi Simplisia Tumbuhan Bunga Mawar Rosa hybrida L. Serta Formulasinya Dalam Sediaan Pewarna Bibir, 2009. memberikan warna merah tua. Sedangkan untuk bau yang dihasilkan oleh seluruh sediaan dari tiap formula pewarna bibir yang dibuat adalah bau khas dari parfum yang digunakan. Dari hasil uji ini juga menunjukkan bahwa selama 35 hari pengamatan seluruh sediaan yang dibuat tidak mengalami perubahan bentuk, warna, maupun bau. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat cukup stabil. Hasil pemeriksaan homogenitas memperlihatkan bahwa seluruh formula tidak memperlihatkan adanya butir-butir kasar bila diratakan di atas kaca objek. Maka dapat dikatakan bahwa seluruh sediaan yang dibuat tersebut mempunyai susunan yang homogen Ditjen POM, 1979. Hasil pemeriksaan pelepasan zat warna uji oles yang dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan sediaan pewarna bibir pada kulit punggung tangan memperlihatkan bahwa formula II lebih baik dalam melepaskan zat warna dibandingkan dengan formula I, ditunjukkan dengan formula II yang dioleskan lebih banyak melepaskan warna dan menempel dengan baik pada kulit punggung tangan dibandingkan dengan formula I dengan konsentrasi ekstrak yang sama. Hasil pemeriksaan ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak bunga mawar yang ditambahkan, semakin banyak pula warna yang dilepaskan, dimana pada penelitian ini penambahan ekstrak bunga mawar 40 lebih banyak melepaskan zat warna dibandingkan dengan konsentrasi 20 dan 30 Keithler, 1956. Hasil pemeriksaan pH terhadap seluruh sediaan menunjukkan bahwa seluruh sediaan yang dibuat dari tiap formula memiliki pH antara 5-6. pH sediaan di atas berada pada rentang pH fisiologis kulit normal yaitu antara 4,5-7,0 Wasitaatmadja, 1997. Dengan demikian formula tersebut dapat digunakan sebagai sediaan kosmetik pewarna bibir. Devi Farima : Karakterisasi Dan Ekstraksi Simplisia Tumbuhan Bunga Mawar Rosa hybrida L. Serta Formulasinya Dalam Sediaan Pewarna Bibir, 2009. Hasil uji iritasi dari kedua formula dengan konsentrasi ekstrak bunga mawar yang paling tinggi yaitu konsentrasi 40 dari kedua formula terhadap 10 orang panelis dengan cara mengoleskan sediaan yang dibuat pada kulit lengan bawah bagian dalam pada semua panelis selama tiga hari berturut-turut, menunjukkan bahwa semua panelis memberikan hasil negatif atau tidak terdapat tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya reaksi iritasi atau alergi terhadap sediaan yang dibuat. Hal tersebut menunjukkan bahwa sediaan tersebut cukup aman untuk digunakan Tranggono, R.I. dan Latifah, F, 2007. Dari hasil uji kesukaan Hedonic Test terhadap kedua formula dengan berbagai konsentrasi terhadap 30 orang panelis, diketahui bahwa formula yang paling disukai warnanya oleh panelis adalah sediaan 8 yaitu formula II dengan konsentrasi ekstrak bunga mawar 40. Hal ini diketahui karena dari 30 panelis, 70 diantaranya memilih sediaan tersebut sebagai sediaan yang paling disukainya, sedangkan sediaan 7 dipilih oleh 16,67 panelis, sediaan 4 dan 6 dipilih oleh 6,67, dan sediaan 2 dan 3 tidak dipilih oleh satupun panelis. Devi Farima : Karakterisasi Dan Ekstraksi Simplisia Tumbuhan Bunga Mawar Rosa hybrida L. Serta Formulasinya Dalam Sediaan Pewarna Bibir, 2009.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN