Devi Farima : Karakterisasi Dan Ekstraksi Simplisia Tumbuhan Bunga Mawar Rosa hybrida L. Serta Formulasinya Dalam Sediaan Pewarna Bibir, 2009.
b. Bau yang harum menyenangkan c. Tidak lengket
d. Tidak menyebabkan kulit tampak berkilau e. Sudah tentu tidak merusak atau mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku, dan
lainnya. Pembagian kosmetik dekoratif:
a. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan pemakaiannya sebentar. Misalnya: bedak, lipstik, pemerah pipi, eye shadow,
dan lain-lain. b. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu yang
lama baru luntur. Misalnya: kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengeriting rambut, dan preparat penghilang rambut Tranggono, R.I. dan Latifah, F.,
2007.
2.5 Bibir
Bibir merupakan kulit yang memiliki ciri tersendiri, karena lapisan jangatnya sangat tipis. Stratum germinatum tumbuh dengan kuat dan korium mendorong papila
dengan aliran darah yang banyak tepat di bawah permukaan kulit. Pada kulit bibir tidak terdapat kelenjar keringat, tetapi pada permukaan kulit bibir sebelah dalam
terdapat kelenjar liur, sehingga bibir akan nampak selalu basah. Sangat jarangnya terdapat kelenjar lemak pada bibir menyebabkan bibir hampir bebas dari lemak,
sehingga dalam cuaca yang dingin dan kering, lapisan jangat akan cenderung mengering, pecah-pecah, yang memungkinkan zat yang melekat padanya mudah
penetrasi ke stratum germinativum Depkes RI, 1985. Karena ketipisan lapisan jangat, lebih menonjolnya stratum germinativum, dan
aliran darah lebih banyak mengaliri di daerah permukaan kulit bibir, maka bibir
Devi Farima : Karakterisasi Dan Ekstraksi Simplisia Tumbuhan Bunga Mawar Rosa hybrida L. Serta Formulasinya Dalam Sediaan Pewarna Bibir, 2009.
menunjukkan sifat lebih peka dibandingkan dengan kulit lainnya. Karena itu hendaknya berhati-hati dalam memilih bahan yang digunakan untuk sediaan cat bibir,
terutama dalam hal memilih lemak, pigmen dan zat pengawet yang digunakan untuk maksud pembuatan sediaan itu Depkes RI, 1985.
Bibir tiap orang apapun warna kulitnya, berwarna merah. Warna merah disebabkan warna darah yang mengalir di dalam pembuluh di lapisan bawah kulit
bibir. Pada bagian ini warna itu terlihat lebih jelas karena pada bibir tidak ditemukan satu lapisan kulit paling luar, yaitu lapisan stratum corneum lapisan tanduk. Jadi
kulit bibir lebih tipis dari kulit wajah, karena itu bibir jadi lebih muda luka dan mengalami pendarahan. Disamping itu, karena kulitnya yang tipis, saraf yang
mengurus sensasi pada bibir menjadi lebih sensitif Wibowo, D.S., 2005. Kosmetika rias bibir selain untuk merias bibir ternyata disertai juga dengan
bahan untuk meminyaki dan melindungi bibir dari lingkungan yang merusak, misalnya sinar ultraviolet. Ada beberapa macam kosmetika rias bibir, yaitu lipstik, lip
crayon, krim bibir lip cream, pengkilap bibir lip gloss, penggaris bibir lip liner, dan lip sealer Wasitaatmadja, S.M., 1997.
2.6 Pewarna Bibir
Pewarna bibir adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah.
Sediaan pewarna bibir terdapat dalam berbagai bentuk, seperti cairan, krayon, dan krim. Pewarna bibir hakekat fungsinya adalah untuk memberikan warna bibir
menjadi merah, semerah delima merekah, yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan nan menarik. Tetapi kenyataan kemudian warna lainpun dengan
corak warna sangat tua mulai digemari orang, sehingga corak warna cat bibir
Devi Farima : Karakterisasi Dan Ekstraksi Simplisia Tumbuhan Bunga Mawar Rosa hybrida L. Serta Formulasinya Dalam Sediaan Pewarna Bibir, 2009.
bervariasi mulai dari warna kemudaan hingga warna sangat tua dengan corak warna dari merah jambu, merah jingga, hingga merah biru, bahkan ungu Depkes RI, 1985.
Persyaratan untuk pewarna bibir yang dituntut oleh masyarakat, antara lain: a. Melapisi bibir secara mencukupi.
b. Dapat bertahan di bibir selama mungkin. c. Cukup melakat pada bibir, tetapai tidak sampai lengket.
d. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir. e. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya.
f. Memberikan warna yang merata pada bibir. g. Penampilan harus menarik, baik warna maupun bentuknya.
h.Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak berbintik-bintik, atau memperlihatkan hal-hal yang tidak menarik.
Bahan-bahan utama dalam pewarna bibir adalah: a. Lilin.
Misalnya: carnauba wax, paraffin waxes, ozokerite, beeswax, candellila wax, spermaceti, ceresine. Semuanya berperan pada kekerasan pewarna bibir.
b. Minyak. Fase minyak dalam pewarna bibir dipilih terutama berdasarkan kemampuannya
melarutkan zat-zat warna eosin. Misalnya: minyak castor, tetrahydrofufuryl alcohol, fatty acid alkylolamides, dihydric alcohol beserta monoethers dan
monofatty acid esternya, isopropyl myristate, isopropyl palmitate, butyl stearate, paraffin oil.
c. Lemak. Misalnya: krim kakao, minyak tumbuhan yang sudah dihidrogenasi misalnya
Hydrogenated castor oil, cetyl alcohol, oleyl alcohol, lanolin.
Devi Farima : Karakterisasi Dan Ekstraksi Simplisia Tumbuhan Bunga Mawar Rosa hybrida L. Serta Formulasinya Dalam Sediaan Pewarna Bibir, 2009.
d. Acetoglycerides Direkomendasikan untuk memperbaiki sifat thixotropik batang pewarna bibir
sehingga meskipun temperatur berfluktuasi, kepadatan pewarna bibir konstan. e. Zat-zat pewarna coloring agents
Zat pewarna yang di pakai secara universal di dalam pewarna bibir adalah zat warna eosin yang memenuhi dua persyaratan sebagai zat warna untuk pewarna
bibir, yaitu kelekatan pada kulit dan kelarutannya dalam minyak. Pelarut terbaik untuk eosin adalah castor oil. Tetapi furfury alkohol beserta ester-esternya,
terutama stearat dan ricinoleat, memiliki daya melarutkan eosin yang lebih besar. Fatty acid alkylolamides, jika dipakai sebagai pelarut eosin, akan memberikan
warna yang sangat intensif pada bibir. f. Surfaktan
Surfaktan kadang-kadang di tambahkan dalam pembuatan pewarna bibir untuk memudahkan pembahasan dan dispersi partikel-partikel pigmen warna yang padat.
g. Antioksidan. h. Bahan pengawet.
i. Bahan pewangi fragrance atau lebih tepat bahan pemberi rasa segar flavoring, harus menutupi bau dan rasa kurang sedap dari lemak-lemak dalam
pewarna bibir dan menggantinya dengan bau dan rasa yang menyenangkan Tranggono, R.I. dan Latifah, F., 2007.
Secara umum pewarna bibir dibedakan menjadi dua tipe, yaitu pewarna bibir berminyak creamy type lipstick, dan pewarna bibir tidak luntur high-stain type
lipstick. Pewarna bibir dengan sifat berminyak akan membuat bibir selalu kelihatan basah sekaligus dapat melembabkan bibir karena kandungan minyaknya yang tinggi,
tetapi kekurangan pewarna bibir jenis ini adalah mudah terhapus dari bibir.
Devi Farima : Karakterisasi Dan Ekstraksi Simplisia Tumbuhan Bunga Mawar Rosa hybrida L. Serta Formulasinya Dalam Sediaan Pewarna Bibir, 2009.
Sedangkan pewarna bibir tidak luntur melekat lama pada bibir, tetapi cenderung membuat bibir menjadi kering karena kandungan minyaknya yang lebih sedikit .
Adapun formula dasar dari pewarna bibir berminyak creamy type lipstick adalah sebagai berikut:
MinyakEmolien 50-70
Lilin 10-15
LemakPlastisizer 2-5
Pewarna 0,5-3
Pengkilap 1-4
Zat aktif 0-2
Texturing agent 1-3
Parfum 0,05-0,1
Pengawet 0,5
Sedangkan formula dasar pewarna bibir high-stain type lipstick adalah sebagai berikut:
MinyakEmolien 40-55
Lilin 8-13
LemakPlastisizer 2-4
Pewarna 3-8
Pengkilap 3-6
Zat aktif 0-2
Texturing agent 4-15
Parfum 0,05-0,1
Pengawet 0,5
Devi Farima : Karakterisasi Dan Ekstraksi Simplisia Tumbuhan Bunga Mawar Rosa hybrida L. Serta Formulasinya Dalam Sediaan Pewarna Bibir, 2009.
Zat aktif yang ditambahkan dalam formula pewarna bibir adalah sebagai pelembab dan pelembut, yaitu untuk memperbaiki kulit bibir yang kering dan pecah-
pecah Barel, A.O., dkk., 2000. Secara umum metode pembuatan pewarna bibir adalah pencetakan hasil
leburan menurut tahapan berikut ini: a. Pelarutan zat warna dalam fase minyak. Proses pelarutan ini bila perlu dapat
dibantu dengan pemanasan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. b. Penyiapan komponen basis lemak dan lilin dengan teknik peleburanpelelehan,
penyaringan bila perlu, dan pengadukan. Komponen basis tersebut dapat dilelehkan bersamaan dalam atu wadah, tetapi sebaiknya dipisah antara lilin dan lemak, setelah
keduanya melebur, baru dicampur. c. Pendispersian zat warna kedalam campuran basis lemak dan lilin yang telah dilebur
dengan pengadukan sampai homogen, setelah suhu turun ditambahkan pengharum. d. Pencetakan pewarna bibir. Setelah dicetak, pewarna bibir akan segera membeku
dan siap untuk dikemas Nowack, G.A., 1985.
2.7 Komponen Pewarna Bibir