Macam-macam Wakaf Tunai dan Hikmah Pensyariatannya

pondok pesantren, rumah yatim piatu, pemakaman, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan sosial lainnya. Jadi wakaf khairi ini lebih luas manfaatnya dibandingkan dengan wakaf ahli, karena memang wakaf merupakan perintah agama yang secara tegas menganjurkan untuk menafkahkan sebagian kekayaan umat islam, untuk kepentingan umum yang lebih besar dan mempunyai nilai pahala jariyah yang tinggi. Artinya meskipun si wakif telah meninggal dunia, ia akan tetap menerima pahala wakaf sepanjang benda yang diwakafkan tersebut tetap dipergunakan untuk kepentingan umum. 2. Hikmah Pensyariatan Wakaf Tunai Tujuan wakaf tunai yang pasti ialah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, berbentuk sedekah jariah yaitu sedekah yang terus mengalir pahalanya untuk orang yang menyedekahkan selama harta yang diwakafkan itu masih ada dan dimanfaatkan. Adapun wakaf uang bertujuan untuk : a Menjadikan perbankan sebagai fasilitator untuk menciptakan wakaf tunai dan membantu dalam pengelolaan wakaf. b Membantu memobilisasi tabungan masyarakat dengan menciptakan wakaf tunai dengan maksud untuk memperingati orangg tua yang telah meninggal, anak-anak, dan mempererat hubungan kekeluargaan. c Meningkatkan investasi sosial dan mentransformasikan tabungan masyarakat menjadi modal. d Memberikan manfaat kepada masyarakat luas, terutama golongan miskin, dengan menggunakan sumber-sumber yang diambil dari golongan kaya. e Menciptkan kesadaran diantara orang kaya tentang tanggung jawab sosial mereka terhadap masyarakat. f Membantu perkembangan Social Kapital Market. g Membantu usaha-usaha pembangunan bangsa secara umum dan membuat hubungan yang unik antara jaminan sosial dan kesejahteraan masyarakat. 13 Adapun manfaat atau hikmah dari wakaf tunai terbagi menjadi empat, diantaranya sebagai berikut : 14 1. Bagi wakif a. Pahala yang terus mengalir karena dana terjamin keberadaan dan penggunaannya. b. Dapat dilakukan atas nama orang tua ataupun kerabat yang masih hidup ataupun sudah meninggal dengan tujuan agar pahalanya untuk mereka. 2. Bagi mauquf alaihi a. Memperoleh bantuan dari hasil usaha yang simultan dilakukan oleh bank selaku nadzir. b. Bantuan yang lebih jelas penyalurannya dan terprogram. 13 Budianto, Herman, Eranya Wakaf Tunai Jakarta: Tabung Wakaf Indonesia 2007, h. 5. 14 Hanawijaya, Peranan LKS Bank dalam Pengelolaan Wakaf Tunai, Jakarta: PT. Bank Syariah Mandiri, 2006, h. 13. 3. Bagi Bank a. Meningkatkan Corporate Image. b. Sumber dana jangka panjang karena merupakan dana abadi Endowment Fund . c. Sumber dana bagi pembiayaan Usaha Mikro Kecil. 4. Menggalang tabungan sosial dan mentransformasikan tabungan sosial menjadi modal sosial serta membantu mengembangkan pasar modal. 15 5. Bagi Masyarakat dan Negara a. Menciptakan multiplier effect dalam sistem perekonomian nasional. b. Meningkatkan tenaga kerja. c. Mengurangi tingkat kemiskinan. d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. e. Membangun keberkahan dan ridho dari Allah SWT. 15 Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Cet. Ke-4, Yogyakarta: Ekonosia Kampus Fakultas Ekonomi UII, 2007, hal. 263.

BAB III GAMBARAN UMUM TABUNG WAKAF INDONESIA

A. Latar Belakang Berdirinya Tabung Wakaf Indonesia Jakarta

Pada bulan Juli 1993 telah berdiri sebuah lembaga sosial kemanusiaan yang bernama Dompet Dhuafa Republika DDR. Sebuah lembaga yang didirikan sebagai jawaban atas keprihatinan beberapa pimpinan harian Republika atas kondisi umat Islam yang jauh dari kondisi ideal. Awal dari perjalanannya merupakan perjuangan yang sangat berat dan sangat melelahkan. Sekarang perjuangan yang dirintis dari awala dengan banyak pengorbanan itu telah membuahkan hasil yang cukup menggembirakan, salah satunya diresmikan Dompet Dhuafa Republika DDR sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional LAZNAS yang pertama pada tahun 2001. Sepuluh tahun perjalanan DD melakukan gerakan membumikan zakat sudah mulai berbuah, masyarakat sudah mulai menyadari bahwa setiap kekayaan yang dimiliki terdapat hak orang lain didalamnya yang wajib dikeluarkkan. Sebuah fenomena yang patut disyukuri karena masyarakat semakin sadar bahwa zakat merupakan sebuah pilar penting dalam penegakan perekonomian umat. Melihat perkembangan ekonomi yang cukup lamban timbullah keinginan yang kuat untuk mempercepat proses kebangkitan ekonomi umat, DDR terdorong untuk menggali potensi dana umat selain zakat. Pada bulan Ramadhan 1425 H, DDR membuat unit baru yaitu menggali kembali wakaf sebagaimana yang telah 33 dipraktikkan pada masa Rasulullah SAW dan para sahabatnya sebagai jawaban dari pencairan pilar ekonomi umat Islam selain zakat. Pengelolaan wakaf yang belum optimal berbanding terbalik dengan potensi zakat yang sudah berjalan sebelumnya, hal ini menjadi tantangan baru bagi DD untuk lebih mengoptimalkan peran wakaf, karena pemanfaatan wakaf lebih fleksibel dibandingkan zakat yang sudah dibatasi dengan 8 asnaf. Pembangunan sosial dan pemberdaya ekonomi yang dilakukan secara terus menerus, menuntut kita untuk mencari alternatif solusi yang dapat mendorong lebih cepat. Dan salah satu alternatif solusi itu adalah mobilisasi dan optimalisasi peran wakaf secara efektif dan profesional. Agar perkembangan wakaf berkembang dengan baik dan lancar, secara pasti dibutuhkan peran nazhir wakaf pengelola wakaf yang amanah dan profesional sehingga penghimpunan wakaf pengelolaan dan pengalokasian dana wakaf menjadi optimal. Meski saat ini, kebutuhan akan adanya nazhir wakaf masih belum mendapat perhatian utama dari umat. Berdasarkan kondisi di atas dan melihat potensi wakaf yang sangat besar maka pada tanggal 14 Juli 2005, Dompet Dhuafa melaunching unit baru yang bernama Tabung Wakaf Indonesia TWI sebagai jawaban dan solusi atas permasalahan wakaf. Diharapkan TWI dapat melakukan optimalisasi wakaf sehingga wakaf dapat menjadi penggerak ekonomi umat. Seperti efek bola salju semakin lama semakin besar, membawa kemaslahatan untuk semua umat. Selaku pengelola wakaf khususnya wakaf uang tunai, diharapkan mampu untuk mengalokasikannya harta wakaf secara tepat. Dengan profesionalitas dan amanah, tentu dengan tuntunan al-Qur’an dan al-Hadits serta pertimbangan kebutuhan umat pada umumnya.

B. Bentuk dan Badan Hukum Tabung Wakaf Indonesia

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf, Tabung Wakaf Indonesia TWI adalah Nazhir Wakaf berbentuk badan hukum, dan karenanya persyaratan yang insya Allah akan dipenuhi adalah: 1. Pengurus badan hukum Tabung Wakaf Indonesia ini memenuhi persyaratan sebagai Nazhir perseorangan sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat 1 Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf. 2. Badan hukum ini adalah badan hukum Indonesia yang dibentuk sesuai dengan praturan perundang-undangan yang berlaku 3. Badan hukum ini bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan, dan atau keagamaan Islam. 4. Tabung Wakaf Indonesia merupakan badan unit atau badan otonom dan dengan landasan badan hukum Dompet Dhuafa Republika, sebagai sebuah badan hukum yayasan yang telah kredibel dan memenuhi persayaratan sebagai nazhir Wakaf sebagaimana dimaksud Undang-undang Wakaf tersebut.