yayasan yatim piatu, pesantren, sekolah, dan sebagainya. Namun saat ini sudah berkembang dan sudah dipraktikan oleh sebagian lembaga Islam terhadap wacana
wakaf benda bergerak, seperti uang cash waqf, saham atau surat-surat berharga lainnya seperti yang diatur dalam Undang-Undang wakaf.
3
Pembaharuan paham wakaf tersebut bukan untuk dibelanjakan secara konsumtif seperti kekhawatiran sebagian orang hingga habis yang berarti
menyalahi konsep dasar wakaf itu sendiri. namun, bagaimana agar uang, saham, atau surat berharga lainnya yang dimiliki seseorang atau lembaga badan hukum
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat banyak. Aspek kemanfaatan dzat benda yang diwakafkan menjadi esensi dari jenis benda wakaf
ini, bukan aspek dzat benda wakaf itu sendiri.
C. Analisa Efektivitas Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004
Tentang Wakaf Tunai pada Tabung Wakaf Indonesia
Berkaitan dengan judul dan ruang lingkup skripsi ini yang berkaitan dengan Efektivitas Pelaksanaan Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang
Wakaf Tunai Pada Tabung Wakaf Indonesia Jakarta. Maka sebelum penulis
3
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Paradigma Baru Wakaf di Indonesia, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam, 2006, h. 102.
memberikan analisis tentang keefektivan atau tidaknya pelaksanaan Undang- Undang No. 41 tahun 2004 tentang wakaf tunai yang diterapkan oleh Tabung
Wakaf Indonesia Jakarta, alangkah baiknya menguraikan sekilas dari teori efektivitas.
Adapun salah satu konsep utama dalam mengukur prestasi kerja performance manajemen adalah efisiensi dan efektivitas. Menurut ahli
manajemen Peter Drucker memberikan definisi efektivitas adalah melakukan pekerjaan dengan benar doing the right things, sedangkan efisiensi adalah
melakukan pekerjaan dengan benar doing things right.
4
Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk
pencapaian tujuan yang tekah ditetapkan. Efektivitas dalam kamus besar bahasa Indonesia berasal dari kata efektif
yang diartikan dengan : a. adanya efek akibatnya, pengaruhnya, kesannya, b. manjur atau mujarab., c. dapat membawa hasil, berhasil guna, d. hal murni
berlakunya undang-undang atau peraturan.
5
Jadi pada intinya efektivitas yang penulis analisis di sini mengacu pada Efektivitas Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf pada Tabung Wakaf Indonesia.
4
Amirullah dan Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004, h. 8.
5
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka 1998, h. 219.
Wakaf uang yang diperbolehkan saat ini dinilai berpotensi mematikan esensi wakaf yang sesungguhnya. Direktur Tabung Wakaf Indonesia TWI Zaim
Saidi menjelaskan dalam praktiknya uang yang diwakafkan tersebut akan dibekukan di bank kemudian di investasikan dalam bentuk deposito, obligasi,
reksadana, atau pasar saham. Jika wakaf uang hendak di investasikan, syaratnya harus investasi dalam bentuk sektor financial, kata Zaim Saidi saat menjadi
pembicara seminar Quo Vadis Wakaf Indonesia, di Jakarta.
6
Zaim melanjutkan implikasi dari kebijakan wakaf uang tersebut justru akan mematikan wakaf produktif yang sesungguhnya. Wakaf seharusnya dalam
bentuk aset yang produktif dan berkelanjutan. Wakaf uang telah terjebak dan masuk perangkap sistem ribawi. Dalam pasal 28 UU No. 41 tahun 2004 tentang
wakaf, memang disebutkan wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui Lembaga Keuangan Syariah. Sementara dalam pasal 23 PP No. 42 tahun
2006 tentang pelaksanaan wakaf juga disebutkan wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui Lembaga Keuangan Syariah yang ditunjuk oleh
Menteri sebagai Lembaga Keuangan Syariah penerima Wakaf Uang.
7
Tabung Wakaf Indonesia tidak mengenal istilah wakaf uang. Tapi, TWI tetap menerima wakaf uang yang disebut wakaf tunai. Bedanya, wakaf tunai di
6
Tabung Wakaf Indonesia, “Seminar Nasional Wakaf”, artikel diakses pada 5 Januari 2010 dari http:www.hupelita.combaca.php?id=82309.
7
Ibid.,