Pengertian Wakaf TINJAUAN TEORI TENTANG WAKAF TUNAI

1. Wakaf menurut Mazhab Hanafi adalah menahan benda orang yang berwakaf wakif dan mensedekahkan manfaatnya untuk kebajikan. 2. Menurut Mazhab Maliki Wakaf adalah menjadikan manfaat harta si wakif berupa sewa atau hasilnya untuk diserahkan kepada orang yang berhak, dengan bentuk penyerahan berjangka waktu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh orang oleh orang yang mewakafkan wakif. 3. Menurut Mazhab Hanbali Wakaf adalah menahan secara mutlak kebebasan pemilik harta dalam membelanjakan hartanya yang bermanfaat dengan tetap utuhnya harta, dan memutuskan semua hak penguasaan terhadap harta tersebut, sedangkan manfaatnya diperuntukkan bagi kebaikan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. 4. Menurut Mazhab Syafi’i wakaf adalah menahan harta yang dapat diambil manfaatnya, dengan tetap utuhnya barang, dan barang tersebut lepas dari milik orang yang mewakafkan wakif, serta dimanfaatkan untuk sesuatu yang diperbolehkan oleh agama. Dari bermacam-macam pengertian wakaf yang telah dijabarkan diatas, maka mengenai hukum mewakafkan benda bergerak uang diperbolehkan hal ini dapat disimpulkan dari beberapa argumen, diantaranya yaitu: 4 1 Menurut pengikut Mazhab Hanafi Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa pada dasaarnya benda yang dapat diwakafkan adalah benda tidak bergerak. 4 Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan masyarakat Islam, Departemen Agama RI, 2006, h. 43. Karena objek wakaf itu bersifat tetap ‘ain dzatpokoknya yang memungkinkan dapat dimanfaatkan terus menerus. Dasar argumentasi Mazhab Hanafi adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud, r.a., sebagai berikut: 5 ر ﺎ أ ا ى ﻮ ن ﺎ ﻬ ﻮ ﺪ ﷲا و ر ﺎ أو ا ﺌ ﺎ ﻬ ﻮ ﺪ ﷲا ﺊ . ﻜ ا دﺎ بﺎ آ ، ﺪ أ ﺪ ﺮ ﷲا ﺪ ﺪ بﺎ ،ﺔ ﺎ ا ر ،دﻮ : 3418 Artinya: “Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin, maka dalam pandangan Allah adalah baik, dan apa yang dipandang buruk oleh kaum muslimin, maka dalam pandangan Allah-pun buruk.” Jadi pandangan Mazhab Hanafi membolehkan wakaf uang caranya dengan menjadikan modal usaha dengan cara mudharabah. 2 Ulama pengikut Mazhab Maliki berpendapat bahwa mewakafkan benda bergerak boleh dengan syarat dapat dimanfaatkan untuk selamanya atau dalam jangka waktu tertentu. Pendapat tersebut berdasarkan kepada tidak terdapatnya persyaratan dalam mewakafkan benda tidak bergerak maupun benda bergerak. 3 Mazhab Syafi’i berpendapat bahwa mewakafkan benda apapun boleh dengan syarat barang yang diwakafkan haruslah barang yang kekal manfaatnya, baik berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak. 5 Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006, h. 2. 4 Mazhab Hanbali menyatakan bahwa boleh mewakafkan harta, baik bergerak maupun tidak bergerak, seperti mewakafkan kendaraan, senjata untuk berperang, hewan ternak dan kitab-kitab yang bermanfaat maupun benda yang tidak bergerak seperti rumah, tanaman, tanah dan benda tetap lainnya. Berdasarkan beberapa pengertian wakaf dan dasar hukumnya yang dikemukakan oleh beberapa fuqaha di atas, terlihat dengan jelas bahwa mereka memiliki substansi pemahaman yang serupa, yakni bahwa wakaf adalah menahan harta atau menjadikan harta bermanfaat bagi kemashlahatan umat dan agama. Hanya saja terjadi perbedaan dalam merumuskan pengertian-pengertian wakaf serta tetap atau tidaknya kepemilikan harta wakaf itu bagi si wakif. Menurut Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik Pasal 1, yakni 1 wakaf ialah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian harta kekayaannya yang berupa tanah milik, dan melembagakannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya, sesuai dengan ajaran Islam. 6 Bila dicermati, pengertian wakaf yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik tersebut di atas, tentulah sangat sempit dan hanya terbatas pada wakaf tanah saja, dan tidak mengherankan jika sebagian masyarakat menganggap bahwa seolah-olah hanya tanah saja yang boleh diwakafkan. 6 Departemen Agama, Peraturan Perundang-Undangan Perwakafan Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006, h. 129. Selain dari Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik, di dalam Kompilasi Hukum Islam KHI pasal 215 dijelaskan bahwa wakaf ialah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian benda miliknya dan melembagakannya untuk selama- lamanya guna kepentingan ibadat atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam. 7 Jadi dengan diterbitkannya Kompilasi Hukum Islam KHI, Peraturan Perwakafan di Indonesia dari yang sudah ada menjadi lebih bermanfaat. Masalah kemudian timbul ketika wacana wakaf uang menyeruak dan dibicarakan banyak orang sementara Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik dan Kompilasi Hukum Islam KHI tidak menyinggung sedikitpun masalah wakaf uang, maka diperlukan perhatian dan pengertian khusus yang berkaitan dengan wakaf uang. Kendati demikian, Majelis Ulama Indonesia MUI telah mendefinisikan wakaf uang dalam fatwanya yang menyatakan bahwa uang cash wakafwaqf al-nuqud adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai, termaasuk dalam pengertian ini adalah surat-surat berharga. Atau dengan istilah lain wakaf tunai uang adalah penyerahan aset wakaf yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum berupa uang tunai yang tidak dapat dipindah tangankan dan dibekukan untuk selain kepentingan yang tidak 7 Departemen Agama Republik Indonesia, Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 serta Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2004, h. 213. mengurangi ataupun menghilangkan jumlah pokoknya. Termasuk dalam pengertian uang adalah surat berharga seperti saham dan cek. Menurut penulis wakaf tunai itu sendiri lebih identik dengan uang artinya disini wakaf yang disalurkan oleh wakif kepada yang berhak mengelolanya dalam bentuk uang yang dipergunakan untuk program yang lebih produktif, yang tidak lain tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Definisi wakaf uang ini kemudian diperkuat oleh lahirnya Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf yang menyatakan bahwa uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan, hak atas kekayaan intelektual, hak sewa dan benda bergerak lainnya yang sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan termasuk bagian dari benda wakaf. Maka, wakaf uang di Indonesia telah menemukan definisi dan dasar hukum yang kokoh.

B. Dasar Hukum Wakaf Tunai

Dalil yang menjadi dasar disyariatkannya ajaran wakaf tunai bersumber dari pemahaman teks ayat al-Qur’an dan juga as-Sunnah. Tidak ada dalam ayat al-Qur’an secara tegas menjelaskan tentang ajaran wakaf, yang ada hanyalah pemahaman konteks terhadap ayat al-Qur’an yang dikategorikan sebagai amal kebajikan. Jadi wakaf tunai di Indonesia dibolehkan berdasarkan firman Allah: ☺ ⌧ Artinya : Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya. QS. Ali-Imran 3: 92 Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada manusia untuk berbuat kebajikan dengan cara menafkahkan sebagian harta yang dicintainya kepada orang lain. Dalam konteks ayat ini harta merupakan titipan Allah SWT untuk dijadikan bekal di akhirat nanti dengan menafkahkannya atau mewakafkannya. Ayat ini merupakan contoh kemurahan Allah dalam melipatgandakan pahala bagi hambanya yang ikut membiayai kepentingan agama Allah melalui penyalurannya dengan cara berwakaf. Selain ayat-ayat al-Qur’an di atas yang memotivasi hambanya berbuat baik untuk kemashlahatan orang lain dengan menyedekahkan atau mewakafkan hartanya tersebut. Rasulullah Saw juga telah menyerukan wakaf, karena rasa kecintaan beliau kepada orang-orang fakir serta orang-orang yang membutuhkan hal ini dapat dilihat dari hadits Nabi Muhammad Saw tentang wakaf yang dilakukan oleh sahabat Umar bin Khattab r.a. 8 ا ﺮ ر ﷲا ﻬ ﺎ لﺎ : أ بﺎ ﺮ أ ر ﺎ ﺨ ﺮ ﺄ ا ﻰ ﻰ ﷲا و ﺄ ﺮ ﻬ ﺎ لﺎ : ر ﺎ ﻮ ل ﷲا إ أ أ ر ﺎ ﺨ ﺮ أ ﺎ ﺎ ﻂ ه ﻮ أ ﺪ ي ﺎ ﺄ ﺮ و . لﺎ ر ﻮ ل ﷲا ﻰ ﷲا و إ ، ن ﺷ ﺌ أ ﻬ و ﺎ ﺪ ﻬ ﺎ ﺪ ق ﻬ ﺎ ﺮ ، وأ ﻬ ﺎ ﺎ عﺎ 8 Al Abani, Muhammad Nashiruddin, Mukhtashar Shahih Muslim, Jakarta: Pustaka Azzam, 2003, h. 703. Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a bahwa Umar bin al-Khattab r.a memperoleh tanah kebun di khaibar; lalu ia dating kepada Nabi Saw untuk meminta petunjuk mengenai tanah tersebut. Ia berkata, “Wahai Rasulullah saya memperoleh tanah di Khaibar; yang belum saya peroleh harta yang lebih baik bagiku melebihi tanah tersebut; apa perintah Engkau kepadaku mengenainya? Nabi Saw Menjawab : Jika mau, kamu tahan pokoknya dan kamu sedekahkan hasil-nya. HR. Bukhari, Muslim, Turmudzi, Nasa’i dan Ahmad. Hadist di atas menunjukkan wakaf pertama kali dalam Islam dilakukan oleh Umar bin Khattab dengan cara menyedekahkan hasilnya. Menurut Imam Nawawi hadits di atas dapat ditarik kesimpulan, diantaranya: 1. Hadist ini menjadi dasar sahnya wakaf dalam Islam. 2. Harta wakaf tidak boleh dijual atau dihibahkan atau diwariskan 3. Syarat-syarat wakif harus diperhatikan 4. Pentingnya pemberian dana melalui wakaf kepada kaum muslimin, diantaranya kepada sanak family. 5. Pentingnya mengadakan musyawarah dengan orang yang pandai untuk menetapkan suatu harta atau cara pengelolaan suatu kekayaan. Selain hadist di atas, ada pula hadis hadist yang mendorong orang untuk berbuat baik, yaitu hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim berasal dari Abu Hurairah. 9 9 Ibid., h. 704.