sesuatu yang diperoleh dengan jalan waris atau tabarru’. Disini berarti membolehkan budak untuk mewakafkan hartanya, walaupun hanya tabarru’.
b. Berakal sehat
Wakaf yang dilakukan oleh orang yang tidak berakal seperti orang gila tidak sah hukumnya, sebab ia tidak berakal, tidak mumayiz dan tidak cakap
melakukan akad dan tindakan lainnya. Demikian juga tidak sah wakaf orang yang lemah mental idiot, hukumnya tidak sah karena akalnya tidak
sempurna dan tidak cakap untuk menggugurkan hak miliknya. c.
Dewasa Baligh Wakaf yang dilakukan oleh anak yang belum dewasa baligh, hukumnya
tidak sah karena ia dipandandang tidak cakap melakukan akad dan tidak cakap pula untuk menggugurkan hak miliknya.
d. Tidak di bawah Pengampuan boroslalai
Orang yang berada dibawah pengampuan dipandang tidak cakap untuk berbuat kebaikan tabarru’, maka wakaf yang dilakukan hukumnya tidak
sah.
D. Macam-macam Wakaf Tunai dan Hikmah Pensyariatannya
1. Macam-macam Wakaf Tunai
Dalam hal pengelolaan wakaf, kaum muslimin dari masa kemasa banyak melakukan ijtihad sesuai isyarat umum al-Qur’an dan as-Sunah serta
tuntutan dzuruf situasi dan kondisi yang melingkupinya. Secara umum sasaaran wakaf terbagi menjadi dua macam. Di antaranya yaitu:
11
a. Wakaf ahli ialah wakaf yang hasilnya diperuntukkan bagi orang-orang
tertentu yang umumnya terdiri atas keluarga atau anggota keluarga dan keturunan si wakif. Oleh karena itu, wakaf jenis ini sering kali disebut
wakaf dzurri yang secara harfiah berarti wakaf untuk sanak keluarga. Menurut Nazaroddin Rachmat bahwa wakaf ahli banyak dipraktikkan di
beberapa Negara Timur Tengah.
12
Setelah beberapa tahun, ternyata praktik semacam ini menimbulkan permasalahan. Banyak diantara mereka
menyalahgunakan misalnya, menjadikan wakaf ahli itu sebagai cara untuk menghindari pembagian atau pemecahan harta kekayaan pada ahli waris
yang berhak menerimanya, setelah wakif meninggal dunia, wakaf ahli dijadikan alat untuk mengelak tuntutan kreditor atas hutang-hutangnya
yang dibuat siwakif sebelum mewakafkan kekayaannya. b.
Wakaf khairi ialah suatu bentuk wakaf yang diikrarkan oleh si wakif untuk tujuan umum. Atau wakah yang diperuntukkan bagi segala amal kebaikan
atau kepentingan umum. Contohnya adalah masjid, musholla, sekolah,
11
S. Praja, Juhaya, Perwakafan di Indonesia Bandung: Yayasan Piara, 1995, h. 30.
12
Rafiq, Ahmad, Hukum Islam di Indonesia, cet.4, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001, h. 491-492.
pondok pesantren, rumah yatim piatu, pemakaman, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan sosial lainnya.
Jadi wakaf khairi ini lebih luas manfaatnya dibandingkan dengan wakaf ahli, karena memang wakaf merupakan perintah agama yang secara tegas
menganjurkan untuk menafkahkan sebagian kekayaan umat islam, untuk kepentingan umum yang lebih besar dan mempunyai nilai pahala jariyah yang
tinggi. Artinya meskipun si wakif telah meninggal dunia, ia akan tetap menerima pahala wakaf sepanjang benda yang diwakafkan tersebut tetap dipergunakan
untuk kepentingan umum. 2.
Hikmah Pensyariatan Wakaf Tunai Tujuan wakaf tunai yang pasti ialah untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT, berbentuk sedekah jariah yaitu sedekah yang terus mengalir pahalanya untuk orang yang menyedekahkan selama harta yang diwakafkan
itu masih ada dan dimanfaatkan. Adapun wakaf uang bertujuan untuk : a
Menjadikan perbankan sebagai fasilitator untuk menciptakan wakaf tunai dan membantu dalam pengelolaan wakaf.
b Membantu memobilisasi tabungan masyarakat dengan menciptakan wakaf
tunai dengan maksud untuk memperingati orangg tua yang telah meninggal, anak-anak, dan mempererat hubungan kekeluargaan.
c Meningkatkan investasi sosial dan mentransformasikan tabungan
masyarakat menjadi modal.