Analisis dan Interpretasi PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

104 berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit oleh auditor.

C. Analisis dan Interpretasi

Dari penelitian yang telah dilakukan, hasil uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel profesionalisme X1 memiliki tingkat signifikansi 0,048 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. Hasil penelitian menunjukkan profesionalisme memiliki hubungan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit. Dengan demikian semakin tinggi profesionalisme auditor maka semakin tinggi juga ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. Hal ini dapat disebabkan karena auditor yang profesional memiliki tanggung jawab yang penuh atas pekerjaannya dalam memberikan opini suatu laporan audit. Semakin profesional seorang auditor maka semakin tinggi pula rasa tanggung jawabnya terhadap klien, pemerintah dan masyarakat sehingga pemberian opini audit akan lebih tepat. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Herawaty dan Susanto 2009 dan penelitian Ikhsan 2007 yang menyatakan profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat materialitasnya dengan begitu semakin baik pula ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa varibel independensi X2 tingkat signifikansi 0,004 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa independensi berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. Hasil penelitian menujukkan independensi memiliki 105 hubungan positif terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. Dengan demikian semakin tinggi independensi auditor maka semakin tinggi juga ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. Jadi ketika seorang auditor dikatakan independen, maka auditor tersebut tidak terpengaruh terhadap apapun untuk memberikan opini audit. Auditor akan memberikan opini sesuai dengan kejadian yang sebenarnya, dengan begitu auditor juga akan semakin tepat dalam memberikan opini audit. Sebaliknya, apabila auditor tidak independen, maka ia dapat terpengaruh dengan pihak lain sehingga opini yang diberikannya juga tidak tepat. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Alim dkk. 2007, Mayangsari 2003, Warren dan Alzola 2009, Manggala dan Hutapea 2007, Gendron et al 2006 yang menyatakan bahwa independensi memiliki pengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit. Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan bahwa variabel kompetensi X3 memiliki tingkat signifikansi variabel 0,002 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. Hasil penelitian menunjukkan kompetensi memiliki hubungan positif terhadap ketepatan pemberian opini audit oleh auditor memiliki hubungan positif. Dengan demikian semakin kompeten seorang auditor maka semakin tinggi juga ketepatan pemberian opini auditnya, begitu juga sebaliknya. Variabel Kompetensi memiliki tingkat standar koefisien sebesar 0.299 yang merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. 106 Hal ini disebabkan karena auditor dapat menggunakan pengalamannya selama bekerja sebagai auditor untuk melaksanakan tugasnya. Auditor yang memiliki sertifikasi dan sering mengikuti pelatihan juga akan meningkatkan kompetensinya, dengan demikian semakin tepat juga dalam memberikan opini audit. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Alim dkk. 2007 dan Sukriah dkk.2009 yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit. Hasil uji hipotesis keempat menunjukkan bahwa variabel etika profesi X4 memiliki tingkat signifikansi 0,048 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa etika profesi berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. Variabel etika profesi memiliki hubungan negatif terhadap ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Herawaty dan Susanto 2009 yang menyatakan bahwa etika berpengaruh signifikan positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dimana berarti berpengaruh dalam ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. Akan tetapi hasil ini konsisten dengan penelitian Gusti dan Ali 2008 yang menyatakan bahwa etika memiliki hubungan negatif dengan ketepatan pemberian opini auditor. Hal ini disebabkan tingginya ketidakjujuran auditor dalam melakukan tugas audit, maka ketepatan pemberian opininya pun akan rendah. Perbedaan yang terjadi ini dapat disebabkan karena adanya perbedaan responden penelitian, wilayah penelitian dan metode pengolahan data yang digunakan. Hal lain yang dapat menjadi penyebab etika memiliki hubungan negatif dengan ketepatan 107 pemberian opini audit oleh auditor yaitu adanya dilema etika. Dilema etika adalah situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus mengambil keputusan tentang prilaku yang tepat Arens 2008: 100. Auditor dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan yang menyebabkan etikanya menjadi rendah sehingga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Hasil uji hipotesis kelima menunjukkan bahwa varibel pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan X5 memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,043 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. Hubungan antara pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan terhadap ketepatan pemberian opini audit yaitu positif. Dengan demikian, semakin tinggi pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan, semakin tinggi juga ketepatan auditor dalam memberikan opini. Hal ini disebabkan karena dengan kemampuan ini auditor dapat melihat dan menemukan temuan-temuan audit yang dapat mempengaruhi dalam mengambil keputusan untuk memberikan opini audit. Kemampuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan dapat membantu memberikan pendapat mengenai kewajaran suatu laporan keuangan apakah opini yang diberikan itu wajar tanpa pengecualian unqualified opinion, wajar tanpa pengecualian dengan paragraph penjelas unqualified with explanatory paragraph opinion, wajara dengan pengecualian qualified opinion, tidak wajar adverse opinion atau tidak memberikan pendapat disclaimer opinion. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh 108 Herawaty dan Susanto 2009 yang menyatakan bahwa pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Dengan demikian ketepatan pemberian opini auditpun akan akan semakin tepat. Hasil uji hipotesis keenam menunjukkan bahwa profesionalisme, independensi, kompetensi, etika profesi dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. Dengan demikian, semakin tinggi profesionalisme, independensi, kompetensi, etika profesi dan pengetahuan auditor dalam mendeteksi kekeliruan, maka semakin tinggi juga ketepatan pemberian opini audit oleh auditor. Semua sikap ini harus ada pada diri seorang auditor dalam menjalankan tugasnya. Hal ini dimaksudkan agar laporan keuangan yang diauditnya sesuai dengan ketetapan yang diatur oleh badan yang berwenang dalam hal ini adalah Ikatan Akuntan Indonesia IAI dan Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI. Auditor diwajibkan mempertahankan sikap tersebut agar dapat mempertanggungjawabkan atas kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada dirinya. Oleh karena itu, hendaknya seorang auditor mempertahankan dan selalu meningkatkan kinerja dan kualitas dirinya sehingga mampu memberikan opini mengenai kewajaran suatu laporan keuangan dengan tepat. Dengan begitu, laporan keuangan audit tersebut dapat digunakan oleh para pengguna sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. 109

BAB V PENUTUP

Dokumen yang terkait

PENGARUH INDEPENDENSI, ETIKA PROFESI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PEMBERIAN OPINI AUDIT OLEH AUDITOR EKSTERNAL

1 21 18

PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, KOMPETENSI AUDITOR, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

1 43 57

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP Pengaruh Profesionalisme Auditor, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materilaitas (Studi Kasus Pada Auditor In

0 3 18

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP Pengaruh Profesionalisme Auditor, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materilaitas (Studi Kasus Pada Auditor In

0 2 16

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR ETIKA PROFESI DAN PENGETAHUAN AKUTAN PUBLIK DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN TERHADAP PERTIMBANGAIN TINGKAT MATERIALITAS DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Auditor Independen Sumbar dan Riau.).

0 0 6

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR ETIKA PROFESI DAN PENGETAHUAN AKUTAN PUBLIK DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN TERHADAP PERTIMBANGAIN TINGKAT MATERIALITAS DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Auditor Independen Sumbar dan Riau.).

0 1 6

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR, LOCUS OF CONTROL, DAN PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN PADA AUDIT JUDGMENT.

1 6 14

PENGARUH PROFESIONALISME, PENGETAHUAN DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN, PENGALAMAN KERJA, ETIKA PROFESI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS - Unika Repository

0 0 16

PENGARUH PROFESIONALISME,PENGETAHUAN AKUNTAN PUBLIK DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN,ETIKA PROFESI,DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES AUDIT LAPORAN KEUANGAN - Unika Repository

0 0 13

Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Auditor Dalam Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dan Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) - Unika Repository

0 0 12