Kompetensi Etika Profesi Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Auditor

41

3. Kompetensi

Menurut Kamus Kompetensi LOMA 1998 yang dikutip Lasmahadi 2002 dalam Alim, dkk 2007 kompetensi didefinisikan sebagai aspek- aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi ini mencakup sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan dan ketrampilan dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan tingkah laku akan menghasilkan kinerja. Kompetensi juga merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non-rutin. Definisi kompetensi dalam bidang auditing pun sering diukur dengan pengalaman Mayangsari, 2003. Penelitian yang dilakukan Bonner 1990 menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai spesifik tugas dapat meningkatkan kinerja auditor berpengalaman, walaupun hanya dalam penetapan risiko analitis. Hal ini menunjukkan bahwa pendapat auditor yang baik akan tergantung pada kompetensi dan prosedur audit yang dilakukan oleh auditor Hogarth, 1991. Ashton 1991 menemukan bukti empiris bahwa perbedaan pengetahuan yang dimiliki auditor pada berbagai tingkat pengalaman, tidak dapat dijelaskan oleh lamanya pengalaman yang dimilikinya. Choo dan Trotman 1991 memberikan bukti empiris bahwa auditor berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum atypical dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman, tetapi antara auditor 42 yang berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman tidak berbeda dalam menemukan item-item yang umum typical. Penelitian serupa dilakukan oleh Tubbs 1992, menunjukkan bahwa subyek yang mempunyai pengalaman audit lebih banyak, maka akan menemukan kesalahan yang lebih banyak dan item-item kesalahannya lebih besar dibandingkan auditor yang pengalaman auditnya lebih sedikit.

4. Etika Profesi

Etika dalam bahasa Yunani terdiri dari dua kata yaitu: etos berarti kebiasaan atau adat, dan ethiokos berarti perasaan batin atau kecenderungan batin mendorong manusia dalam bertingkah laku. “Etika sebenarnya meliputi suatu proses penentuan yang kompleks tentang apa yang harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu”. Etika ethics menurut Arens 2008: 98 secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral. Definisi etika dalam kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 237 adalah sebagai berikut: 1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral atau akhlak. 2. Kumpulan asa atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. 3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat prinsip–prinsip 43 moral yang mengatur tentang perilaku profesional Agoes, 2008. Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagai penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki komitmen moral yang tinggi yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut, yang biasa disebut sebagai kode etik. Kode etik harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi yang memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat dan merupakan alat kepercayaan bagi masyarakat luas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap profesional wajib mentaati etika profesinya terkait dengan pelayanan yang diberikan apabila menyangkut kepentingan masyarakat luas Herawaty dan Susanto, 2009: 16. Menurut Kode Etik Profesi Akuntan Publik Institut akuntan Publik Indonesia IAPI, 2009: 4-5 ada lima jenis prinsip dasar etika profesi yaitu prinsip integritas, prinsip objektivitas, prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional professional competence and due care, prinsip kerahasiaan, dan prinsip perilaku profesional. Berikut adalah penjelasan dari kelima jenis prinsip, yaitu: 1. Prinsip integritas Setiap praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesonal dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya. 44 2. Prinsip Objektivitas Setiap praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak undue influence dari pihak-pihak lain mempengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya. 3. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional professional competence and due care Setiap praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya pada suatu tingakatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi kerja dapat menerima jasa profesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan perkembangan terkini dalam praktik, perundang- undangan, dan metode pelaksnaan pekerjaan. Setiap praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai dengan standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya. 4. Prinsip Kerahasiaan Setiap praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari klien atau pemberi kerja, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang 45 berlaku. Informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan bisnis tidak boleh digunakan oleh praktisi untuk keuntungan pribadinya atau pihak ketiga. 5. Prinsip Perilaku Profesional Setiap praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang dapat mendeskreditkan profesi. Institut Akuntan Publik Indonesia seksi 100.1 menyatakan salah satu hal yang membedakan profesi akuntan akuntan publik dengan profesi lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi kepentingan publik. Sehingga seluruh praktisi harus memenuhi seluruh prinsip dasar kode etik ketika bertindak untuk kepentingan publik. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa etika dalam penugasan audit harus dijalankan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Seorang auditor harus mematuhi beberapa prinsip etika profesi yang telah ditetapkan oleh IAPI.

5. Pengetahuan mendeteksi Kekeliruan

Dokumen yang terkait

PENGARUH INDEPENDENSI, ETIKA PROFESI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PEMBERIAN OPINI AUDIT OLEH AUDITOR EKSTERNAL

1 21 18

PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, KOMPETENSI AUDITOR, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

1 43 57

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP Pengaruh Profesionalisme Auditor, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materilaitas (Studi Kasus Pada Auditor In

0 3 18

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP Pengaruh Profesionalisme Auditor, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materilaitas (Studi Kasus Pada Auditor In

0 2 16

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR ETIKA PROFESI DAN PENGETAHUAN AKUTAN PUBLIK DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN TERHADAP PERTIMBANGAIN TINGKAT MATERIALITAS DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Auditor Independen Sumbar dan Riau.).

0 0 6

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR ETIKA PROFESI DAN PENGETAHUAN AKUTAN PUBLIK DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN TERHADAP PERTIMBANGAIN TINGKAT MATERIALITAS DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Auditor Independen Sumbar dan Riau.).

0 1 6

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR, LOCUS OF CONTROL, DAN PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN PADA AUDIT JUDGMENT.

1 6 14

PENGARUH PROFESIONALISME, PENGETAHUAN DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN, PENGALAMAN KERJA, ETIKA PROFESI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS - Unika Repository

0 0 16

PENGARUH PROFESIONALISME,PENGETAHUAN AKUNTAN PUBLIK DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN,ETIKA PROFESI,DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES AUDIT LAPORAN KEUANGAN - Unika Repository

0 0 13

Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Auditor Dalam Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dan Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) - Unika Repository

0 0 12