Pengertian Auditing Standar Auditing

31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Auditing

Arens et al. 2010: 4 mendefinisikan auditing sebagai: “Auditing is accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.” Menurut Agoes 2008: 3 auditing adalah: “Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.” Sedangkan menurut Boyton 2006: 6 auditing adalah: “a systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and established criteria and communicating the results to inetersted users”. Auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan Mulyadi, 2010: 9. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat peneliti simpulkan bahwa auditing merupakan suatu proses yang sistematis dalam memeriksa dan mengevaluasi bukti-bukti informasi yang diperoleh, sesuai 32 dengan kriteria yang ditetapkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran suatu laporan keuangan didasarkan atas derajat kesesuaian yang telah ditetapkan.

B. Standar Auditing

Standar auditing terdiri dari tiga jenis standar, yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan IAI, 2009: 150.1. a Sandar Umum 1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. b Standar Pekerjaan Laporan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. 33 c Standar Pelaporan 1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan keuangan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. Adapun paragraf lingkup yang berisi pernyataan auditor bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh organisasi profesi akuntan publik dan beberapa penjelasan tambahan tentang standar auditing tersebut, serta suatu pernyataan keyakinan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing tersebut memberikan dasar yang 34 memadai bagi auditor untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan Mulyadi, 2010: 15. Kalimat pertama dalam paragraf lingkup berbunyi sebagai berikut, “Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia”. Di Indonesia, badan yang berwenang menyusun standar auditing adalah Dewan Standar Profesional Akuntan Publik, Kompartemen Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia. Tidak setiap orang yang dapat melakukan audit terhadap laporan keuangan dapat menyatakan bahwa auditnya dilakukan berdasarkan standar auditing. Standar audit mengatur syarat-syarat diri auditor, pekerjaan lapangan, dan penyusunan laporan audit. Kalimat kedua dalam paragraf lingkup berbunyi sebagai berikut, “Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material”. Kalimat ketiga berbunyi “Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung, jumlah- jumlah, dan pengungkapan dalam laporan keuangan.” Kalimat keempat berbunyi sebagai berikut, “Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.” Kalimat kelima berbunyi “Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat” Mulyadi, 2010: 16-19. 35

C. Auditor Independen

Dokumen yang terkait

PENGARUH INDEPENDENSI, ETIKA PROFESI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PEMBERIAN OPINI AUDIT OLEH AUDITOR EKSTERNAL

1 21 18

PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, KOMPETENSI AUDITOR, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

1 43 57

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP Pengaruh Profesionalisme Auditor, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materilaitas (Studi Kasus Pada Auditor In

0 3 18

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP Pengaruh Profesionalisme Auditor, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materilaitas (Studi Kasus Pada Auditor In

0 2 16

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR ETIKA PROFESI DAN PENGETAHUAN AKUTAN PUBLIK DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN TERHADAP PERTIMBANGAIN TINGKAT MATERIALITAS DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Auditor Independen Sumbar dan Riau.).

0 0 6

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR ETIKA PROFESI DAN PENGETAHUAN AKUTAN PUBLIK DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN TERHADAP PERTIMBANGAIN TINGKAT MATERIALITAS DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Auditor Independen Sumbar dan Riau.).

0 1 6

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR, LOCUS OF CONTROL, DAN PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN PADA AUDIT JUDGMENT.

1 6 14

PENGARUH PROFESIONALISME, PENGETAHUAN DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN, PENGALAMAN KERJA, ETIKA PROFESI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS - Unika Repository

0 0 16

PENGARUH PROFESIONALISME,PENGETAHUAN AKUNTAN PUBLIK DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN,ETIKA PROFESI,DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES AUDIT LAPORAN KEUANGAN - Unika Repository

0 0 13

Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Auditor Dalam Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dan Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) - Unika Repository

0 0 12