Ruang Lingkup Penelitian Metode Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

67

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menganalisis sikap profesionalisme, independensi, kompetensi, etika profesi dan pengetahuan mendeteksi kekeliruan seorang auditor yang ada di Kantor Akuntan Publik KAP di Jakarta. Satuan pengamatan dalam penelitian ini adalah para auditor yang meliputi, partner, supervisor, dan asisten auditor yang berkepentingan secara langsung dengan pengamatan yang akan peneliti lakukan.

B. Metode Penentuan Sampel

Pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling, yaitu memilih sampel dari elemen populasi orangkejadian yang datanya mudah diperoleh peneliti Indriantoro dan Supomo, 2009: 130. Hal ini karena jumlah auditor disetiap Kantor Akuntan Publik tidak diketahui jumlahnya. Dengan kriteria responden yaitu auditor yang mempunyai jabatan akuntan junior sampai partner. Dari KAP ini, yang dianggap sebagai populasi, peneliti bermaksud mengambil sampel semaksimal mungkin. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya kemungkinan tidak didapatkannya jawaban dari para responden. Hal lain yang dianggap penting adalah jumlah data yang terkumpul, agar tetap dapat memenuhi kriteria pengolahan data. 68

C. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan data primer. Sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui media perantara. Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya Indriantoro dan Supomo, 2009: 146. Dalam penelitian ini data primer dilakukan dengan melakukan survey untuk meminta langsung tanggapan dan opini dari responden dengan menggunakan melakukan media kuesioner baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu media perantara.

D. Metode Analisis Data

Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS for windows 16.0, setelah semua data-data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewnes Ghozali, 2009:19. 2. Uji Kualitas Data Pengujian kualitas data yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner, maka kesediaan dan ketelitian dari para responden untuk menjawab setiap pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting 69 dalam penelitian ini. Untuk itu, dalam melakuakan uji kualitas data atas data primer ini peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas 1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi, validitas ingin mengukur apakah pertanyaan kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Mengukur validitas dapat menggunakan Pearson Correlation dan dilakukan dengan cara melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator pertanyaan terhadap total konstruk dengan menggunakan hasil yang signifikan yaitu dibawah 0,05. Jika masing-masing indikator tingkat pertanyaan mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 berarti dikatakan valid Ghozali, 2009: 49. 2 Uji Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban prtanyaan. SPSS memberikan 70 fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60 Nunally, 1960 dalam Ghozali, 2009: 45. 3. Uji Model Regresi A. Uji Asumsi Klasik 1 Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi yaitu dapat dilihat dari 1 nilai tolerance dan lawannya 2 Variance Inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen terikat dan diregres terhadap variabel indpenden lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan 71 nilai VIF tinggi karena VIF= 1Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 sama dengan tingkat kolonieritas 0,95. Walaupun multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel independen mana sajakah yang saling berkorelasi Ghozali, 2009: 95-96. 2 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Salah satu cara termudah untuk melihat normal residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antar data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis 72 yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali, 2009: 147. 3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengatamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang dan besar. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas: a. Melihat Grafik Plot antara nilai prediksi varibel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2009: 125. 73 4 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode Linier berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut: Y=a + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + e Keterangan: Y : Ketepatan pemberian opini audit oleh auditor a : Konstanta β 1, β 2, β 3, β 4, β 5 : Koefisien regresi X 1 : Profesionalisme X 2 : Independensi X 3 : Kompetensi X 4 : Etika Profesi X 5 : Pengetahuan auditor mendeteksi kekeliruan e : error Linearitas hanya dapat diterapkan pada regresi berganda karena memiliki variabel independen lebih dari satu, suatu model regresi berganda dikatakan linier jika memenuhi syarat-syarat lineritas, seperti normalitas data baik secara individu maupun model, autokorelasi, heteroskedastisitas. Model regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari sumsi-asumsi klasik statistik. 74 Dalam membuktikan kebenaran uji hipotesis yang diajukan digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan dari persamaan regresi, uji statistik ini meliputi: a. Uji Koefisien Determinasi R 2 Koefisien detrminasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang crossection relative rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu time series biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R 2 pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjust R 2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R 2 , 75 nilai Adjust R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Dalam kenyataan nilai Adjusted R 2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati 2003 dalam Ghozali 2009 jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R 2 negatif, maka nilai adjust R 2 dianggap nol. Secara matematis jika nilai R 2 = 1, maka Adjusted R 2 = R 2 = 1sedangkan jika nilai R 2 = 0, maka adjusted R 2 = 1-kn-k. Jika k 1, maka adjusted R 2 akan bernilai negative Ghozali, 2009: 87. b. Uji Signifikansi Simultan Uji StatsitikF Uji statistik F pada dasarnya menunnjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependenterikat. Hipotesis nol H yang hendak di uji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau: H : β 1 , β 2 …….β k = 0 Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan pejelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya Ha tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: Ha : β 1 , β 2 …….β k ≠ 0 76 Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F yaitu dengan cara Quick Look bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen Ghozali, 2009:88. c. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji satistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol H yang hendak di uji adalah apakah suatu parameter βi sama dengan nol, atau: H : βi = 0 Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya Ha parameter suatu variabel tidak sama dengan nol atau: Ha : βi ≠ 0 77 Artinya apabila variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t yaitu dengan cara Quick Look bila jumlah degree of freedom df adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5 maka H yang menyatakan βi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 dalam nilai absolute. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen Ghozali, 2009: 88-89.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH INDEPENDENSI, ETIKA PROFESI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PEMBERIAN OPINI AUDIT OLEH AUDITOR EKSTERNAL

1 21 18

PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, KOMPETENSI AUDITOR, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

1 43 57

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP Pengaruh Profesionalisme Auditor, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materilaitas (Studi Kasus Pada Auditor In

0 3 18

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP Pengaruh Profesionalisme Auditor, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, Dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materilaitas (Studi Kasus Pada Auditor In

0 2 16

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR ETIKA PROFESI DAN PENGETAHUAN AKUTAN PUBLIK DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN TERHADAP PERTIMBANGAIN TINGKAT MATERIALITAS DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Auditor Independen Sumbar dan Riau.).

0 0 6

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR ETIKA PROFESI DAN PENGETAHUAN AKUTAN PUBLIK DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN TERHADAP PERTIMBANGAIN TINGKAT MATERIALITAS DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Auditor Independen Sumbar dan Riau.).

0 1 6

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR, LOCUS OF CONTROL, DAN PENGETAHUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN PADA AUDIT JUDGMENT.

1 6 14

PENGARUH PROFESIONALISME, PENGETAHUAN DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN, PENGALAMAN KERJA, ETIKA PROFESI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS - Unika Repository

0 0 16

PENGARUH PROFESIONALISME,PENGETAHUAN AKUNTAN PUBLIK DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN,ETIKA PROFESI,DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES AUDIT LAPORAN KEUANGAN - Unika Repository

0 0 13

Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Auditor Dalam Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dan Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) - Unika Repository

0 0 12