manajerial maupun hasil penelitian pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Selain itu terdapat faktor-faktor kondisional yang memungkinkan
dapat mengubah bentuk antar variabel yang dijadikan model pada penelitian sebelumnya sehingga kajian ini menjadi menarik minat peneliti untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh TQM dan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. TQM dianggap sebagai alat yang dapat meningkatkan kinerja
manajerial yang dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan Zulaika 2008, namun ada beberapa penelitian yang menunjukkan hubungan negatif antara TQM
dan kinerja manajerial. Refika 2009 menemukan bahwa partisipasi anggaran tidak berpengaruh
terhadap kinerja SKPD, penelitian Saragih 2008 menunjukkan adanya hubungan yang searah diantara keduanya. Berbeda dengan penelitian Milani 1975 dan
Riyanto 1996 dalam Sari 2009 yang menyatakan tidak ada hubungan signifikan antara keduanya. Berdasarkan uraian tersebut diatas, peneliti tertarik
untuk meneliti hal tersebut dalam sebuah penelitan yang berjudul: Pengaruh Total Quality Management dan Partisipasi Penganggaran Terhadap Kinerja
Manajerial pada PT Tolan Tiga Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah yaitu apakah Total Quality Management dan partisipasi penganggaran
berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT Tolan Tiga Indonesia baik secara simultan maupun parsial?
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk membuktikan pengaruh Total Quality Management dan partisipasi penganggaran terhadap
kinerja manajerial pada PT Tolan Tiga Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
bagi peneliti, memperoleh pengetahuan dan pengalaman melalui penelitian ini mengenai pengaruh TQM dan partisipasi penganggaran terhadap
kinerja manajerial pada PT Tolan Tiga Indonesia, 2.
bagi PT Tolan Tiga Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan agar lebih memperhatikan
keterlibatan bawahan khususnya dalam hal penyusunan anggaran. Selain itu peneliti juga memberikan informasi mengenai pentingnya TQM dan
partisipasi penganggaran, 3.
bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk penelitian lebih lanjut, terutama bagi peneliti
yang melakukan penelitian yang berkaitan dengan TQM, partisipasi penganggaran dan kinerja manajerial yang lebih sempurna dan
komprehensif.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Total Quality Management TQM
Dalam istilah Indonesia, Total Quality Management TQM disebut Manajemen Mutu Terpadu yang juga disebut Manajemen Kualitas Terpadu.
Mears dalam Lubis 2005: 17 mendefenisikan Total Quality Management TQM sebagai suatu sistem yang dilaksanakan dalam jangka panjang dan
terus menerus untuk memuaskan konsumen dengan meningkatkan kualitas produk perusahaan. Sementara itu, Ross dalam Lubis 2005: 17 menyatakan
bahwa TQM merupakan integrasi seluruh fungsi dan proses organisasi agar
tercapai tujuan dari peningkatan kualitas produk yaitu kepuasan pelanggan.
Tunggal, A.W 1993 mendefenisikan TQM sebagai mengelola organisasi secara menyeluruh agar organisasi memperoleh keunggulan pada
semua produk dan jasa yang penting bagi pelanggan. Catatan penting dari dimensi ini adalah bahwa mutu mencakup keseluruhan organisasi pada setiap
hal yang dilakukan organisasi dan bahwa mutu adalah pada akhirnya
didefenisikan oleh pelanggan. Sasaran yang ingin dicapai dari peningkatan
kualitas produk adalah kepuasan konsumen. TQM memiliki tujuan perbaikan kualitas terus-menerus, disesuaikan dengan perubahan yang menyangkut
kebutuhan, keinginan, dan selera konsumen. TQM merupakan pendekatan yang seharusnya dilakukan organisasi masa kini untuk .memperbaiki kualitas
produknya, menekan biaya produksi dan meningkatkan produktivitasnya.
Universitas Sumatera Utara
Ibrahim 2000: 22 menyatakan bahwa tujuan dari implementasi TQM adalah untuk memberikan produk atau jasa berkualitas yang memenuhi
kebutuhan dan kepuasan pasar konsumen secara berkelanjutan sustainable satisfaction yang pada gilirannya akan menimbulkan
pembelian berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan produktivitas produsen mencapai skala ekonomis dengan akibat
penurunan biaya produksi.
Implikasi dari hal tersebut diatas bahwa TQM harus mempunyai visi, misi, dan kemampuan untuk mengembangkan pasar yang sudah ada maupun
dapat mengantisipasi kebutuhan produk atau jasa yang akan datang, yang saat ini mungkin belum ada sama sekali. Kreativitas dan kemampuan manajemen
menciptakan pasar yang akan datang inilah yang dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan sebagai pemimpin atau pionir dalam pasar.
Dengan kata lain, penerapan TQM dalam sebuah perusahaan dapat memberikan manfaat utama yang pada gilirannya meningkatkan laba serta
daya saing perusahaan yang bersangkutan. Menurut Tjiptono dan Diana 2003: 10, “yang membedakan TQM dan
dengan pendekatan lain dalam menjalankan usaha adalah komponen- komponennya. Komponen inti memiliki sepuluh unsur utama yaitu:
fokus pada pelanggan, obsesi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah, komitmen jangka panjang, kerja sama tim teamwork, perbaikan
sistem secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, kebebasan yang terkendali, dan adanya keterlibatan pemberdayaan karyawan”.
Universitas Sumatera Utara
2. Manfaat TQM
Manfaat TQM adalah memperbaiki kinerja manajerial dalam mengelola perusahaan agar dapat meningkatkan penghasilan perusahaan. Ada
beberapa keuntungan pengendalian mutu, antara lain: a.
pengendalian mutu memungkinkan untuk membangun mutu disetiap langkah proses produksi demi menghasilkan produk yang 100
bebas cacat, b.
pengendalian mutu memungkinkan perusahaan menemukan kesalahan atau kegagalan sebelum akhirnya berubah menjadi musibah
bagi perusahaan, c.
pengendalian mutu memungkinkan desain produk mengikuti keinginan pelanggan seccara efisien sehingga produknya selalu dibuat
sesuai pilihan pelanggan, d.
pengendalian mutu dapat membantu perusahaan menemukan data- data produksi yang salah.
Adapun keunggulan perusahaan yang menerapkan TQM adalah: a.
TQM mengembangkan konsep kualitas dengan pendekatan totalitas. Kualitas bila dipandang dari sudut pandang konsumen diartikan
sebagai kesesuaian. Persyaratan kualitas tercetak pada kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam konsep total, konsumen bukan saja
pembeli melainkan dapat diartikan sebagai proses berikutnya yaitu pihak yang menentukan persyaratan dan mendambakan kepuasan
dan sekaligus juga sebagai produsen yang selayaknya memenuhi
Universitas Sumatera Utara
persyaratan agar dapat memberi kepuasan. Dalam hal ini kualitas tidak dipandang dalam arti yang sempit dari segi produk yang
dihasilkan saja tetapi juga harus dipandang sebagai keseluruhan aspek dari perusahaan,
b. adanya perubahan dan perbaikan secara terus-menerus dengan
menerapkan TQM perusahaan dituntut untuk selalu belajar dan berubah memperbaiki atau meningkatkan kemampuannya,
c. adanya upaya pencegahan artinya sejak dari perancangan produk,
proses produksi hingga menjadi produk akhir menghasilkan produk yang baik tanpa ada produk yang cacat zero defect sehingga
perusahaan mampu mengurangi biaya cost reduction, menghindari pemborosan dan menghasilkan produk secara efektif dan efisien dan
pada akhirnya dapat meningkatkan profit bagi perusahaan.
3. Metode TQM
Pembahasan mengenai metode TQM difokuskan pada tiga pakar utama yang merupakan pelopor dalam pengembangan TQM. Mereka adalah W.
Edwards Deming, Joseph M. Juran, dan Philip B. Crosby. a.
Metode W. Edwards Deming Selama ini Deming dikenal sebagai Bapak gerakan TQM. Deming
mencatat kesuksesan dala memimpin revolusi kualitas di Jepang, yaitu dengan memperkenalkan penggunaan teknik pemecahan
masalah dan pengendalian proses statistik SPC. Deming
Universitas Sumatera Utara
menganjurkan penggunaan SPC agar perusahaan dapat membedakan penyebab sistematis dan penyebab khusus dalam
menangani kualitas. Ia berkeyakinan bahwa perbedaan atau variasi merupakan suatu fakta yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan
industri.
Siklus Deming Deming Cycle
Siklus ini dikembangkan untuk menghubungkan antara operasi dengan kebutuhan pelanggan dan memfokuskan sumber daya
semua bagian dalam perusahaan riset, desain, operasi, dan pemasaran secara terpadu dan sinergi untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan. Siklus Deming adalah model perbaikan berkesinambungan yang dikembangkan oleh W. Edward Deming
yang terdiri atas empat komponen utama secara berurutan yang dikenal dengan siklus PDCA Plan-Do-Check-Act
b. Metode Joseph M. Juran Juran mendefinisikan kualitas sebagai cocok atau sesuai untuk
digunakan fitness for use, yang mengandung pengertian bahwa suatu barang atau jasa harus dapat memenuhi apa yang diharapkan
oleh para pemakainya. Kontribusi Juran yang paling terkenal adalah Juran’s Basic Steps to Progress, diantaranya:
a Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar berkesinambungan
yang dikombinasikan dengan dedikasi dan keadaan yang mendesak,
Universitas Sumatera Utara
b Mengadakan program pelatihan secara luas
c Membentuk komitmen dan kepemimpinan pada tingkat
manajemen yang lebih tinggi. c. Metode Philip B. Crosby
Crosby terkenal dengan anjuran manajemen zero defect dan pencegahan. Dalil manajemen kualitas menurut Crosby adalah
sebagai berikut: a
defenisi kualitas adalah sama dengan persyaratan; pada awalnya kualitas diterjemahkan sebagai tingkat kebagusan
atau kebaikan goodness. Defenisi ini memiliki kelemahan, yaitu tidak menerangkan secara spesifik baikbagus itu
bagaimana. Defenisi kualitas menurut Crosby adalah memenuhi atau sama dengan persyaratan conformance to
requirements. Kurang sedikit saja dari persyaratan maka suatu barang atau jasa itu dikatakan tidak berkualitas. Persyaratan
tersebut dapat berubah sesuai keinginan pelanggan, kebutuhan organisasi, pemasok dan sumber, pemerintah, teknologi, serta
pasar atau persaingan, b
sistem kualitas adalah pencegahan; pada masa lalu, sistem kualitas adalah penilaian appraisal.
Suatu produk dinilai pada kahir proses, penilaian akhir ini hanya menyatakan bahwa apabila baik, maka akan diserahkan
pada distributor sedangkan bila buruk akan disingkirkan.
Universitas Sumatera Utara
Penilaian seperti ini tidak menyelesaikan masalah, Karena yang buruk akan selalu ada. Maka dari itu, sebaiknya dilakukan
pencegahan dari awal sehingga outputnya dijamin bagus serta hemat biaya dan waktu. Dalam hal ini dikenal law of tens.
Maksudnya apabila kita menemukan kesalahan dari awal proses, biayanya hanya satu rupiah. Akan tetapi bila ditemukan
proses kedua, maka biayanya menjadi sepuluh rupiah. Atas dasar itu sistem kualitas menurut Crosby merupakan
pencegahan, c kerusakan nol zero defect merupakan standar kinerja yang
harus digunakan; konsep yang berlaku dimasa lalu yaitu konsep mendekati close
enough concept, misalnya efisiensi mesin mendekati 95. Namun coba hitung berapa besarnya inefisiensi 5 bila
dikalikan dengan penjualan. Bila diukur dalam rupiah, maka baru disadari besar sekali nilainya. Orang sering terjebak
dengan nilai persentase sehingga Crosby mengajukan konsep kerusakan nol, yang menurutnya dapat tercapai apabila
perusahaan melakukan sesuatu yang benar sejak pertama proses dan setiap proses.
Universitas Sumatera Utara
4. Hubungan Total Quality Management dan Kinerja Manajerial
Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial, berbeda dengan kinerja karyawan yang
pada umumnya bersifat konkrit, kinerja manajerial bersifat abstrak dan kompleks. Manajer menghasilkan kinerja dengan mengarahkan bakat dan
kemampuan, serta usaha beberapa orang lain yang berada dalam wilayah wewenangnya Mulyadi dan Setiawan, 2001.
Perusahaan yang menerapkan TQM akan menghasilkan produk yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan, sehingga tidak
ada pengulangan pekerjaan atau pembuangan bahan baku, pengurangan biaya overhead atau pengurangan upah, penyederhanaan proses produksi dan
pengurangan pemborosan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial, karena sasaran akhir TQM adalah kinerja perusahaan yang dapat
dicapai melalui kepemimpinan, pemberdayaan dan partisipasi sumber daya sumber daya manusia, serta menggunakan informasi dan analisis perbaikan
proses, sehingga produk yang dihasilkan sesuai kebutuhan dan harapan pelanggan. Tujuan perusahaan dalam menghasilkan produk berkualitas adalah
tercapainya kepuasan pelanggan customer satisfaction yang ditandai dengan berkurangnya keluhan dari pelanggan sehingga dapat meningkatkan kinerja
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
5. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran A.
Pengertian Anggaran
Anggaran adalah rencana kerja organisasi dimasa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematisRudianto,
2005:110. Menurut Munandar 2001: 1 defenisi anggaran sebagai berikut:
“Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit
kesatuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu periode tertentu yang akan datang.” Supriyono 1999: 340 menyatakan: “Anggaran adalah
suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif untuk menunjukkan bagaimana sumber-sumber akan diperoleh
dan digunakan selama jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun.” Jadi, pada dasarnya anggaran merupakan rencana kerja organisasi
dimasa mendatang, sedangkan proses penyiapan dan penyusunan anggaran disebut penganggaran.
B. Fungsi Anggaran