5. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran A.
Pengertian Anggaran
Anggaran adalah rencana kerja organisasi dimasa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematisRudianto,
2005:110. Menurut Munandar 2001: 1 defenisi anggaran sebagai berikut:
“Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit
kesatuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu periode tertentu yang akan datang.” Supriyono 1999: 340 menyatakan: “Anggaran adalah
suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif untuk menunjukkan bagaimana sumber-sumber akan diperoleh
dan digunakan selama jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun.” Jadi, pada dasarnya anggaran merupakan rencana kerja organisasi
dimasa mendatang, sedangkan proses penyiapan dan penyusunan anggaran disebut penganggaran.
B. Fungsi Anggaran
Menurut Anthony dan Govindarajan 2005: 75 fungsi anggaran antara lain menyelaraskan rencana strategis, membantu pengkoordinasian
aktivitas dari beberapa organisasi, pendelegasian tanggung jawab kepada manajer, dan memperoleh komitmen yang merupakan dasar untuk
mengevaluasi.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan tidak akan mencapai tingkat kesuksesan jika tidak menggunakan sistem penganggaran terkoordinasi Garrison dalam
Batubara, 2008: 13.
C. Klasifikasi Anggaran
Anggaran dapat diklasifikasikan berdasarkan: 1.
Jangka waktu a.
Jangka pendek: Anggaran yang dibuat untuk jangka waktu paling lama satu tahun.
b. Jangka panjang: Anggaran yang dibuat untuk jangka waktu
lebih dari satu tahun. 2.
Menurut bidang a.
Anggaran operasional: Anggaran yang mengikhtisarkan kegiatan operasi untuk menyusun laporan laba rugi.
b. Anggaran keuangan: Anggaran yang digunakan untuk
menyusun laporan keuangan neraca. 3.
Menurut kemampuan menyusun a.
Anggaran komprehensif: Anggaran yang disusun untuk mencakup seluruh rangkaian kegiatan perusahaan.
b. Anggaran parsial: Anggaran yang disusun untuk mengcover
beberapa aktivitas tertentu.
Universitas Sumatera Utara
4. Menurut dasar penyusunan anggaran
a. Anggaran variabel: Anggaran yang disusun berdasarkan
interval atau kisar kapasitasaktivitas tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada
tingkat-tingkat aktivitas atau kegiatan yang berbeda. b.
Anggaran statistetap: Anggaran yang disusun berdasarkan tingkat kapasitas tertentu.
5. Menurut fungsinya
a. Anggaran apropriasi: Anggaran yang dibentuk untuk tujuan
tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain. b.
Anggaran kinerja: Anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan organisasi. Misalnya untuk menilai
apakah biaya yang dikeluarkan tidak melampaui batas. Partisipasi merupakan suatu konsep dimana bawahan ikut terlibat
dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu bersama atasannyaRobbins, 2002: 179. Sementara Supomo dan Indriantoro
1998: 61 menyatakan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan proses dimana individu terlibat dalam penyusunan target
anggaran, lalu individu tersebut dievaluasi kinerjanya dan memperoleh penghargaan berdasarkan target anggaran.
Kennis dalam Saragih 2008: 20 menegaskan bahwa partisipasi adalah sebagai tingkat keikutsertaan manajer dalam menyusun anggaran dan
pengaruh anggaran tersebut terhadap pusat pertanggungjawaban manajer
Universitas Sumatera Utara
yang bersangkutan. Sedangkan menurut Iksan dan Ishak 2005, partisipasi telah menunjukkan dampak positif terhadap sikap karyawan,
meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi dan meningkatkan kerjasama diantara manajemen, yang pada gilirannya cenderung untuk
meningkatkan kinerja mereka. Menurut Anthony dan Govindarajan 2005: 87, partisipasi dalam
penyusunan anggaran memiliki dampak positif karena dua alasan: a.
Kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran jika anggaran dipandang berada dalam kendali pribadi
manajerdibandingkan bila secara eksternal. b.
Hasil penyusunan anggaran partisipatif adalah pertukaran informasi yang efektif.
Anggaran disusun oleh setiap manajer pusat pertanggungjawaban kemudian nantinya para lini manajer pusat pertanggungjawaban tersebut
akan melaporkan hasil pertanggungjawaban tersebut yang akan menjadi feedback bagi manajemen puncak sebagai pengukuran prestasi. Dengan
adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran maka akan terbangun interaksi yang lebih baik antara top management dan para lini manajer,
dengan demikian tercipta komitmen yang kuat untuk merealisasikannya kearah yang lebih baik. Partisipasi dalam penyusunan anggaran
menyangkut suatu proses dimana individu-individu terlibat di dalamnya dan mempunyai pengaruh pada penyusunan target anggaran mereka.
Selain itu, partisipasi sebagai suatu proses pengambilan keputusan bersama antara dua pihak atau lebih yang akan membawa pengaruh pada
masa yang akan datang bagi para pembuat keputusan.
Universitas Sumatera Utara
6. Hubungan Partisipasi Penganggaran dengan Kinerja Manajerial
Partisipasi dalam penyusunan anggaran pada umumnya dinilai sebagai pendekatan manajerial yang dapat meningkatkan kinerja anggota organisasi.
Para bawahan yang merasa aspirasinya dihargai dan mempunyai tanggung jawab dan konsekuensi moral yang akan meningkatkan kinerja sesuai yang
ditargetkan dalam anggaran. Kinerja dikatakan efektif bila tujuan anggaran tercapai dan bawahan
mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran serta memotivasi bawahan, mengidentifikasi, dan melakukan
negosiasi dengan atasan mengenai target anggaran, menerima kesepakatan anggaran dengan melaksanakannya.
3. Kinerja Manajerial
Kinerja merupakan faktor penting yang digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi organisasi. Menurut Robbins 2002: 272 kinerja
merupakan “Ukuran dari sebuah hasil”. Menurut Donnelly, et al dalam Sari 2009: 13 “kinerja merujuk kepada tingkatan keberhasilan dalam
melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan
dapat tercapai dengan baik. Sedangkan menurut Simamora 2000: 22 pengertian prestasi kerja atau kinerja adalah sebagai berikut: “Kinerja
karyawan adalah tingkat terhadap mana para karyawan mencapai persyaratan- persyaratan pekerjaan”.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mahoney dalam Lubis 2005: 22 “yang dimaksud dengan kinerja manajerial adalah kinerja para anggota organisasi dalam
kegiatan-kegiatan manajerial antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf, negosiasi, dan representasi.
Kinerja manajerial yang baik akan menghasilkan keefektivitasan yang berujung pada perolehan keuntungan bagi perusahaan. Kinerja
manajerial yang stabil bahkan meningkat akan menambah kepercayaan investor terhadap perusahaan”.
Menurut Mulyadi 2001: 353 penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan peran
yang dimainkan dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Berdasarkan defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu upaya dalam melaksanakan tugas, sehingga sasaran yang diinginkan
dapat tercapai berdasarkan atas kemampuan yang dimiliki karyawan atas masalah yang dihadapi pada saat melaksanakan tugas. Tujuan pokok penilaian
kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar
membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Secara umum, kinerja yang harus dihasilkan personel untuk menjamin
kelangsungan hidupnya diperusahaan adalah: 1
Membangun pelanggan yang puas 2
Memiliki personel yang produktif dan berkomitmen 3
Menghasilkan financial returns yang memadai Penilaian kinerja digunakan untuk menekan perilaku yang tidak
semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang
Universitas Sumatera Utara
semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Penilaian kinerja
dimanfaatkan oleh organisasi untuk: a.
mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui motivasi karyawan secara maksimal,
b. membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
penghargaan personel seperti promosi, transfer, dan pemberhentian, c.
mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan personel dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program
pelatihan personel, d.
menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan.
B. Review Penelitian Terdahulu