7. Agama
Sesuai dengan falsafah negara, pelayanan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa senantiasa dikembangkan dan
ditingkatkan untuk membina kehidupan masyarakat dan mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang mungkin dapat menghambat kemajuan bangsa.
Sarana ibadah umat beragama juga mengalami kenaikan setiap tahun. Pada tahun 2005 jumlah Mesjid di Sumatera Utara terdapat sebanyak 8.328 buah,
mushollalanggar sebanyak 5.540 buah, Gereja protestan 9.812 buah, Gereja katolik 2.055 buah, Kuil 52 buah, dan Wihara 157 buah. Sedangkan untuk tahun
2006 jumlah Mesjid di Sumatera Utara sebanyak 9.199 buah, mushollalanggar 10.325 buah, Gereja protestan 9.182 buah, Gereja katolik 2.092 buah, Kuil 58
buah, dan Wihara 206 buah.
4.1.3 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia IPM Sumatera Utara
Perkembangan pembangunan manusia di Sumatera Utara sangat tergantung pada pertumbuhan ekonomi dari awal 1970-an sampai akhir 1990-an.
Pertumbuhan tersebut memungkinkan manusia untuk mengalokasikan pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan. Sementara pengeluaran pemerintah
untuk pelayanan kesehatan dan pendidikan relatif sedikit. Kebutuhan akan peningkatan alokasi pengeluaran pemerintah untuk kedua bidang sosial tersebut
makin sangat dibutuhkan sejak krisis ekonomi menerpa. Sampai dengan tahun 1996, tingkat pembangunan manusia Sumatera
Uatara cukup mengagumkan, seperti tampak dari berkurangnya kemiskinan dan membaiknya tingkat harapan hidup dan melek huruf BPS, 2001. Namun
Universitas Sumatera Utara
pencapaian tersebut segera mendapatkan tantangan ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997 Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Indeks Pembangunan Manusia di Sumatera Utara
Tahun IPM
1990
67,9
1991
68,1
1992
68,7
1993
70,3
1994
69,2
1995
70,1
1996
70,5
1997
67,6
1998
64,6
1999
66,6
2000
68,3
2001
69,5
2002
68,8
2003
68,9
2004
71,4
2005
72,0
2006
72,5
2007
72,7
2008
73,2
2009
73,5 Sumber : BPS, Beberapa publikasi
Indeks Pembangunan Manusia di sumatera mencapai indeks tertinggi pada tahun 2009 sebesar 73,5. Sedangkan indeks terendah pada tahun 1998 pada angka
64,6. Turunnya IPM Sumatera Utara sebagai akibat dari krisis ekonomi yang disebabkan oleh faktor daya beli masyarakat yang terpuruk sehingga
membumbungnya inflasi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia
dan Komponen Periode 2004-2009
Komponen-komponen IPM 2004
2006 2008
2009 Angka Harapan Hidup
668,2 68,8
69,2 70,6
Tingkat Melek Huruf 96,6
97,0 97,08
97,3 Rata-rata Lama Sekolah
8,4 8,6
8,6 8,7
Paritas Daya Beli 616,0 621,4 629,97 633,4
Indeks Pembangunan Manusia 71,4
72,5 73,2
73,5 Sumber : BPS, Beberapa Publikasi.
4.1.4 Perkembangan Tingkat Kemiskinan Sumatera Utara
Jumlah dan persentase penduduk miskin di Sumatera Utara pada periode 1996-2008 berfluktuasi dari tahun ke tahun meskipun terlihat adanya
kecenderungan menurun pada periode 2006-2009 Tabel 4.4. Pada periode 1996-1998 jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 782
ribu jiwa karena krisis ekonomi, yaitu dari 1,234 juta pada tahun 1996 menjadi 2,016 juta pada tahun 1998. Persentase penduduk miskin neningkat dari 10,92
persen menjadi 18,7 persen pada periode yang sama akibat krisis moneter yang melanda Indonesia.
Pada periode 1999-2002 terjadi naik turun jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara yaitu 1,972 juta di tahun 1999 turun di tahun 2000 menjadi 1,836
juta dan meningkat kembali di tahun 2001 menjadi 1,875 juta dan ditahun 2002 kembali meningkat menjadi 1,883 juta. Begitu pula pada priode tahun 2003-2006
Universitas Sumatera Utara
yaitu sebesar 1,889 juta ditahun 2003 turun ditahun 2004 menjadi 1,800 dan turun kembali menjadi 1,760 juta ditahun 2005 kemudian meningkat ditahun 2006
menjadi 1,979 juat. Penurunan jumlah penduduk miskin baru tampak pada priode 2007-2009 dengan jumlah 1,768 juta pada tahun 2007 atau 13,9 persen turun
menjadi 12,55 persen dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 1,613 juta jiwa dan turun kembali ditahun 2009 menjadi 11,51 persen dengan jumlah 1,499 juta
jiwa. Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Miskin di Sumatera Utara Tahun 1990-2009
Tahun Jumlah Penduduk
Miskin Persentase
1990 1.364.926
13,5 1991
1.294.824 12,9
1992 1.302.531
12,9 1993
1.331.631 13,3
1994 1.344.038
13,1 1995
1.439.020 12,1
1996 1.234.194
10,9 1997
1.836.203 16,1
1998 2.016.640
18,7 1999
1.972.700 16,7
2000 1.836.203
15,8 2001
1.875.607 15,9
2002 1.883.890
15,8 2003
1.889.400 15,8
2004 1.800.154
14,9 2005
1.760.228 14,2
2006 1.979.702
15,6 2007
1.768.400 13,9
2008 1.613.800
12,5 2009
1.499.700 11,5
Sumber: BPS, Beberapa Publikasi
Universitas Sumatera Utara
4.1.5 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sumatera utara