Manfaat penelitian Kerangka Konseptual

bertambah memiliki sarana unit gawat darurat, ruang operasi walaupun penggunaannya masih diperuntukkan sebagai tempat program operasi katarak, juga memiliki pelayanan rawat inap. Puskesmas Model Kotapinang merupakan puskesmas yang akan dipersiapakan untuk menjadi rumah sakit daerah sehingga kinerja perawat harus selalu ditingkatkan bukan hanya dalam melaksanakan program-program di puskesmas juga dalam pemberian asuhan keperawatan. Berdasarkan dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul motivasi dan kinerja perawat Puskesmas Model Kotapinang di Kotapinang Labuhanbatu Selatan. 2.Pertanyaan penelitian Bagaimana motivasi dan kinerja perawat Puskesmas Model Kotapinang di Kotapinang Labuhanbatu. 3.Tujuan penelitian Mengidentifikasi motivasi dan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas Model Kotapinang.

4. Manfaat penelitian

4.1. Puskesmas Model Kotapinang Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di puskesmas. Universitas Sumatera Utara 4.2. Pendidikan Hasil penelitian ini merupakan kondisi yang ada di Puskesmas Model Kotapinang yang dapat digunakan sebagai informasi peningkatan pelayanan kesehatan bagi pengembangan kesehatan selanjutnya. 4.3. Penelitian Keperawatan Hasil penelitaian ini dapat digunakan sebagai masukan atau referensi untuk penelitian selanjutnya, dalam tatanan ruang lingkup yang sama. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Motivasi 1.1 Pengertian Motivasi Motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu Stoner Freman, 1995. Motivasi menurut Ngalim Purwanto 2000 adalah bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekeerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam berprilaku Shortell Kaluzny, 1994. Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi sesuatu yang bersifat dinamis dan merupakan suatu proses yang dapat menampilkan prilaku untuk mencapai tujuan dalam merumuskan kebutuhan-kebutuhan dirinya, hingga mendapatkan tujuan yang dikehendaki dan dapat selaras dengan waktu yang ada Castio, dalam Hasibuan, 1996. Universitas Sumatera Utara

1.2. Aspek-Aspek Motivasi

Menurut Hasibuan 1996, Motivasi dibagi menjadi dua aspek yaitu aspek aktif atau dinamis dan aspek pasif atau statis. 1 aspek aktif atau dinamis yaitu motivasi tampaksebagai usaha positif dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia agar secara produktif berhasil mencapai tujuan yang diinginkan; 2 aspek pasif atau statis yaitu motivasi akan tampak sebagai kebutuhan dan juga sekaligus sebagai perangsang untuk dapat mengarahkan dan menggerakkan potensi sumber daya manusia kearah tujuan yang diinginkan.

1.3. Teori-Teori Motivasi

Stonner Freeman 1995, dalam Nursalam 2002 mengelompokkan motivasi dalam empat teori yaitu: teori kebutuhan, teori keadilan, teori harapan dan teori penguatan.

1.3.1. Teori Kebutuhan, teori kebutuhan ini memfokuskan pada yang dibutuhkan

orang untuk hidup berkecukupan, dan berhubungan dengan bagian pekerjaan yang dilakukan untuk pekerjaan seperti itu. Menurut teori ini, seseorang mempunyai motivasi kalau dia belum mencapai tingkat kepuasan tertentu dengan kehidupannya. Yang termasuk teori kebutuhan adalah 1.3.1.1. Teori hirearki menurut Maslow. Dikembangkan oleh Abraham Maslow, dimana dia memandang manusia sebagai hirearki lima macam kebutuhan, Universitas Sumatera Utara dimulai dari kebutuhan fisiologis yang paling mendasar sampai kebutuhan tertinggi yaitu aktualisasi diri. 1.3.1.2. Teori ERG adalah teori motivasi yang menyatakan bahwa yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan tentang eksistensi exsistence, kebutuhan dasardari Maslow, keterkaitan relatedness, kebutuhan hubungan antar pribadi dan kebutuhan pertumbuhan growth, kebutuhan dan kreatifitas pribadi atau pengaruh produktif. Teori ERG menyatakan bahwa kalau kebutuhan yang yang lebih tinggi akan mengalami kekecewaan, kebutuhan yang lebih rendah akan kembali walaupun sudah terpuaskan. 1.3.1.3. Teori motivasi dua faktor oleh Federick Hezberg yang meyakini bahwa ada faktor yang membuat seseorang puas, dan ada faktor yang membuat seseorang tidak puas. Atau faktor yang membuat seseorang merasa sehat dan faktor yang memotivasi orang, atau faktor ekstrinsik dan intrinsik. Dari teori Hezberg didapat dua kesimpulan khusus, yaitu : pertama, ada serangkaian kondisi ekstrinsik, keadaan pekerjaan yang menyebabkan rasa tidak puas di antara para karyawan, apabila kondisi itu tidak ada. Jika kondisi ini ada, maka tidak perlu memotivasi karyawan. Kondisi ini adalah faktor-faktor yang membuat seseorang merasa tidak puas atau disebut juga faktor-faktor kesehatan hygiene factor, faktor tersebut diperlukan untuk mempertahankan tingkat yang paling rendah, yaitu tingkat tidak ada kepuasan dissastifaction. Faktor-faktor Universitas Sumatera Utara ini mencakup : upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status prosedur perusahaan mutu supervisor yang baik, mutu hubungan interpersonal diantara teman sejawat, atas, dan dengan bawahan. Kedua, serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan kerja job content.Apabila ada kondisi ini dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, dan dapat menciptakan hasil pekerjaan yang baik. Jika kondisi ini tidak ada, maka akan menimbulkan rasa ketdak puasan yang berlebihan. Faktor ini disebut satisfaction atau motivator. Motivator ini meliputi : Prestasi achievement, pengakuan recognition, tanggung jawab responsibility, kemajuan advancement, Pekerjaan itu sendiri the work itself, Kemungkinan berkembang the possibility of growth Seseorang akan termotivasi apabila ada keiginannya untuk mengejar sersuatu keadaan tertentu, jadi keadan ini yang menciptakan motivasi terhadap karyawan tersebut. 1.3.1.4. Teori tiga macam kebutuhan dari Mc Clelland. Teori ini mengatakan bahwa apabila kebutuhan seseorang terasa sangat mendesak, maka kebutuhan itu akan memotivasi karyawan tersebut untuk berusaha keras memenuhi kebutuhan itu. Sedangkan kebutuhan itu sendiri adalah : kebutuhan akan prestasi need for achievement, kebutuhan akan afiliasi atau berhubungan dekat Universitas Sumatera Utara dengan orang lain need for affiliation, kebutuhan akan kekuasaan need for power. Masing-masing kebutuhan ini akan mempengaruhi pribadi seseorang, sehingga orang-orang yang mempunyai motivasi yang tinggi akan berbeda dengan orang dengan motivasi afiliasi, atau dengan motivasi kekuasaan yang tinggi. Masing- masing dapat dibedakan : Kebutuhan akan prestasi need for achievement Seseorang karyawan yang mempunyai motivasi prestasi yang tinggi mempunyai ciri-ciri: 1 Menjadi bersemangat sekali apabila mengalami keunggulan; 2 Menentukan tujuan secara realistik dan berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan secara matang; 3Mau bertanggung jawab sendiri mengenai hasilnya; 4 Mereka memilih sendiri tugas yang menantang dan menunjukkan prilaku yang lebih berinisiatif dari kebanyakan orang; 5 Menghendaki umpan balik secara konkrit dan cepat terhadap prestasi mereka; 6 Mereka bekerja tidak mengejar uang atau kekuasaan; 7 Motivasi yang dipelukan mereka adalah: Memberikan pekerjaan yang membuat mereka puas, memberikan mereka otonomi, umpan balik terhadap sukses dan kegagalan mereka, berikan mereka peluang untuk bertumbuh Kebutuhan akan afiliasi Universitas Sumatera Utara Orang yang mempunyai motivasi afiliasi kerja sama mempunyai ciri-ciri: 1 Bersifat sosial, suka berintegrasi dan suka bersama dengan individu-individu lingkungan; 2 Merasa ikut memiliki atau bergabung dengan kelompok; 3 Didorong keinginan untuk bersahabat maka mereka menginginkan kepercayaan yang lebih jelas dan tegas; 4 Cenderung berkelompok dan mencoba untuk mendapatkan saling pengertian bersama mengenai apa yang telah terjadi dan apa yang harus mereka percaya; 5 Secara pribadi selalu bersedia untuk berkonsultasi dan selalu menolong orang lain yang dalam kesukaran, dan lebih mengenai adanya hubungan persahabatan. Kebutuhan akan kekuasan need for power Orang yang mempunyai motivasi kekusan yang tinggi ini dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu: 1 Kekuasaan menurut selera tertentu. Membesar-besarkan diri, meremehkan para pengikut, bersifat mengancam; 2 Kekuasan yang disosialisasikan. Dipakai untuk kepentingan pengikut, merumuskan tujuan yang menguntungkan, berkonsultasi dengan bawahan dan mencari cara paling baik untuk mencapai sasaran. Secara individual mempunyai cirri-ciri: Mampu berbicara lancar,tegas dan lancar berbicara, keras kepala, penuh tuntutan dan senang mengajar dan berbicara didepan publik Universitas Sumatera Utara

1.3.2. Teori Keadilan, teori keadilan didasarkan pada asumsi bahwa faktor utama

dalam motivasi pekerjaan adalah evaluasi individu atau keadilan dari penghargaan yang diterima. Individu atau keadilan dari penghargaan yang diterima. Individu akan termotivasi kalau mereka terima dari upaya proporsi dan dengan usaha yang mereka pergunakan. 1.3.3. Teori Harapan, menyatakan cara memilih dan bertindak dari berbagai alternative tingkah laku, berdasarkan harapannya apakah ada keuntungan yang diperolehdari tingkah laku. Teori harapan berfikir atas dasar hasil prestasi, valensi, harapan prestasi usaha.

1.3.4. Teori Penguatan, teori penguatan menyangkut ingatan orang mengenai

pengalaman rangsang respon konsekuensi. Menurut teori penguatan, seseorang termotivasi kalau dia memberikan respon pada rangsangan pada pola tingkah laku konsistensi sepanjang waktu. 1.4.Motif Motivasi Menurut Morgan 1986 dalam Notatmojo 2005. Motif motivasi adalah : 1.4.1. Motif biogenesis adalah motif yang berkembang pada diri seseorang yang berasal dari organismenya sebagai mahluk biologi, motif biologis sudah ada sejak lahir dan tidak dipelajari, bercorak universal dan kurang terikat pada lingkungan kebudayaan. Secara biologis manusia cenderung untuk mengikuti prinsip homeostasis. Homeostasis adalah kecenderungan tubuh kita untuk Universitas Sumatera Utara memelihara kondisi internal. Sel reseptor tubuh kita secara terus menerus akan memonitor tubuh kita. Jika ada ketidak seimbangan dalam tubuh, maka tubuh akan melakukan adaptasi untuk mencapai keadaan yang seimbang. Kebutuhan biologis misalkan kebutuhan untuk makan, minum, mempertahankan suhu tubuh, seksual, umumya menganut prinsip ini. 1.4.2. Motif sosiogenik adalah motif yang dipelajari orang yang berasal dari lingkungan kebudayaan dimana orang iti berkembang, motif sosiogenik tidak berkembang sendirinya tetapi berdasarkan interaksi sosial dengan orang lain atau hasil kebudayaan. Motif sosial merupakan suatu dorongan untuk bertindak yang tidak kita pelajari, namun kita pelajari dalam kelompok sosial dimana kita hidup. Motif sosial juga mencerminkan karakteristik dari seseorang juga merupakan komponen yang penting dari kepribadiannya. 1.4.3. Motif teogenesis, berasal dari interaksi antara manusia dengan Tuhan seperti yang nyata dalam ibadahnya dan dalam kehidupannya sehari-sehari dimana ia berusaha merealisasikan norma-norma agama tertentu. Manusia memerlukan interaksi dengan Tuhannya untuk dapat menyadari akan tugasnya sebagai manusia yang berketuhannan di dalam masyarakat yang serba ragam .

1.5. Unsur-Unsur Motivasi

Menurut Purwanto 1999 Unsur-unsur motivasi terdiri dari : Universitas Sumatera Utara 1.5.1. Motivasi merupakan suatu tenaga dinamis manusia dan munculnya memerlukan rangsangan baik dalam maupun dari luar. 1.5.2. Motivasi seringkali ditandai dengan prilaku yang penuh emosi 1.5.3. Motivasi merupakan reaksi pilihan beberapa alternatif pencapaian tujuan 1.5.4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam diri manusia

1.6. Dasar-Dasar Motivasi

1.6.1 Mengikut sertakan bawahan atau orang lain Untuk mendapatkan hasil yang baik, jika bawahan atau orang lain diberi kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam merumuskan keputusan keputusan. Sehingga para bawahan dapat mengemukakan ide, saran, dan mereka akan merasakan dirinya dimanusiakan sehingga ia akan bertanggung jawab atas tercapainya hasil yang maksimal. 1.6.2. Komunikasi Dalm proses pencapaian hasil diantara para anggota dalam organisasi akan lebih baik mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tanpa adanya Informasi para bawahan atau anggota organisasi tidak dapat bekerja secara maksimal. Untuk itu para manajer perlu melakukan komunikasi yang intensif dengan mereka-mereka yang tergabung dalam organisasi Universitas Sumatera Utara 1.6.3. Pengakuan Untuk meningkatkan hasil yang maksimal, manejer perlu memberikan pengakuan atau penghargaan atas sumbangan yang telah diberikan. Pengakuan ini dapat berupa materi dan non materi. 1.6.4. Wewenang yang didelegasikan Untuk dapat menghasilkan yang baik, maka kita perlu adanya delegasi wewenang yang cukup. Tanpa adanya pemberian wewenang para bawahan akan sulit untuk melakukan apa yang akan dikerjakan. Disamping itu dengan diberikannya wewenang tentunya harus disertai dengan tanggung jawab, atau dengan kata lain terdapat adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab. 1.6.5. Perhatian timbal balik Para bawahan akan termotivasi untuk mencapai hasil yang baik, bila manejer menaruh perhatian terhadap hasil-hasil yang telah dicapai oleh bawahan, atau manejer mau memperhatikan kebutuhan-kebutuhan mereka. Dengan demikian semakin banyak manejer membantu bawaha dalam mencapai tujuan, maka semakin besar sumbangan bawahan atas tercapainya tujuan organisasi.

1.7 Alat Motivasi

Motivasi yang diberikan kepada bawahan dapat berupa : a. Material Universitas Sumatera Utara Adalah merupakan motivasi yang bersifat material sebagai imbalan prestasi yang diberikannya, dan hal ini dapat diberikan berupa upah, gaji, barang- barang lainnya. b. Non material Merupakan bentuk motivasi yang tidak berbentuk materi, yang termasuk non material adalah promosi, diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan, pujian sertifikat, piagam dan lainnya.

1.8. Manfaat Motivasi

Seperti apa yang diungkapkan Rasyid 2000 bahwa manfaat motivasi bisa ditinjau dari diri sendiri dan untuk orang lain. Dengan kemampuan memotivasi diri sendiri berarti ada dorongan untuk bekerja lebih baikdari sebelumnya dengan cara menanamkan tekad bahwa hari ini lebih baik dari hari kemarin. Dengan demikian kita bisa memacu diri untuk tumbuh dan berkembang menuju kematangan pribadi yang pada gilirannya akan meraih prestasi tinggi, yaitu dengan pelaksanaan tugas yang efektif dan efisien. Manfaat motivasi bagi lingkungan kerja adalah dengan termotivasinya individu yang tergabung dalam satu organisasi, akan ikut menyumbang tenaga dan pikiran, sehingga tugas organisasi dapat dilaksanakan efektif dan efisien. Universitas Sumatera Utara 2. Kinerja 2.1 Defenisi Kinerja Kata kinerja performance dalam konteks tugas , sama dengan prestasi kerja. Para pakar banyak memberikan defenisi tetentang kinerja secara umum, dan dibawah ini disajikan beberapa diantaranya. Kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh jadi dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu dalam kurun waktu tertentu Bernardin Russel, 1993. Kinerja keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan As’ad, 1991. Kinerja adalah pekerjaan yang merupakan gabungan dari karakteristik pribadi dan pengorganisasian seseorang Kurb, 1986. Kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan sesuai dengan tugas dan fungsinya Gilbert, 1977. Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu kompensasi berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan tingkat kinerjanya, dan produktifitas kompetensi diatas dapat diterjemahkan kedalam tindakan atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja outcome. Dari berbagai pengertian tersebut diatas, Pada dasarnya kinerja menekankan apa yang dihasilkan dari fungsi-fungsi suatu pekerjaan atau apa yang keluar out- come. Bila disimak lebih lanjut apa yang terjadi dalam sebuah pekerjaan atau jabatan adalah suatu proses yang mengolah input menjadi output hasil kerja. Universitas Sumatera Utara

2.2 Tujuan Kinerja

Teori kinerja menurut Gibson 1987 dikutip dari Ilyas 1999 ada tiga variabel yang bepengaruh terhadap kinerja seseorang antara lain : 1. Individu : kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaman, tingkat sosial dan demografi seseorang. 2. Psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja. 3. Organisasi : Struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, system penghargaan reward system Berdasarkan dari tiga variabel yang berpengaruh dari kinerja diatas dapat dilihat bahwa tujuan dari kinerja adalah : meningkatkan prestasi kerja staf, baik secara individu maupun kelompok setinggi-tingginya. Peningkatan prestasi kerja perorangan pada gilirannya akan mendorong kinerja staf. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan meningkatkan hasil kerja melalui prestasi pribadi. Memberikan kesempatan kepada staf untuk menyampaikan perasaannya tentang pekerjaan, sehingga terbuka jalur komunikasi dua arah antara pimpinan dan staf.

2.3 Standar Kinerja

Evaluasi kinerja melibatkan komunitas yang jelas mengenai target dan standar; penetapan tujuan yang spesifik dan dapat diukur; dan umpan balik feedback yang berkelanjutan Pophal, 2008. Universitas Sumatera Utara Standar kinerja Standar kinerja menjabarkan tentang pekerjaan yang tercakup dalam satu pekerjaan tertentu. Ini adalah langkah sangat penting sebelum menetapkan tujuan, tapi perlu maju satu langkah lebih jauh dengan menerangkan bagaimana setiap pekerjaan harus dilakukan untuk memenuhi standar pekerjaan tersebut. Tanpa standar, masalah kinerja dapat menjadi sangat rancu. Langkah pertama dalam pembuatan standar kinerja adalah mengidentifikasi aspek-aspek penting dalam pekerjaaan. Sebagian besar pekerjaan memiliki tiga sampai enam bidang tanggungjawab kunci. Ketika kita mencoba menunjukkan tanggungjawab-tanggungjawab ini, jangan hanya melihat tugas rutin yang dikerjakan, tapi pertimbangkan hasil atau tujuan akhir dari dari tugas tersebut. Setelah area tanggung jawab teridentifikasi, perlu dibuat tiga atau empat standar atau hasil kunci yang mencerminkan tingkat kinerja yang memuaskan. Penting sekali bahwa standar tersebut dapat diukur: Bila tidak, maka standar tersebut hanya akan menjadi indikasi subjaktif tentang bagaimana suatu pekerjaan harus dilakukan dan tak akan membantu karyawan atau perusahaan. Standar efektif menggunakan angka, batas waktu, dan batas toleransi kesalahan untuk menjadi tolak ukur kinerja yang obyektif. Sebelum menentukan tingkat kinerja tertentu, sebaiknya dibuat garis dasar kinerja untuk jenis kerja yang sedang ditangani. Setelah itu membuat target minimal Universitas Sumatera Utara tingkat kinerja. Tingkat minimal ini menjadi standar dan tolak ukur bahwa suatu kinerja dianggap layak. Berdasarkan tingkat kelayakkan minimal, maka dapat ditentukan standar istimewa dan ketidaklayakan dalam kinerja. Untuk masing-masing standar kita akan menentukan tingkat kinerja bagaimana yang melebihi dan kurang dari harapan kita. Huber 2006 menambahkan bahwa komponen sebuah penilaian yang komprehensif meliputi menggambarkan kemampuan yang diperlukan job description, menggabungkan kemampuan pekerja pegawai dengan pekerjaan yang diharapkan personal selection, meningkatkan kemampuan staf staff development, meningkatkan motivasi staf staff development and reward system.

2.4. Kinerja Perawat Puskesmas

Menurut The American Public Health Association perawat kesehatan masyarakat adalah praktek dari promosi dan perlindungan populasi dengan menggunakan pengetahuan keperawatan, ilmu sosial dan kesehatan masyarakat Stanhope Lancaster, 2000. Sesuai dengan Kepmenpan No.94 2001 upaya keperawatan kesehatan masyarakatadalah pelayanan professional yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di puskesmas yang dilaksanakan oleh perawat. Perawat puskesmas mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan keperawatan dalam bentuk asuhan keperrawatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, untuk Universitas Sumatera Utara mencapai kemandirian masyarakat baik di sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas. Perawat Kesehatan di puskesmas adalah semua perawat di puskesmas yang menjabat sebagai pejabat fungsional perawat dan bekerja di puskesmas yang disebut dengan perawat puskesmas Depkes RI, 2004. Pelaksana utama dari kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat adalah semua perawat fungsional keperawatan di puskesmas, perawat minimal mempunyai enam peran dan fungsi yaitu : 1 sebagai penemu kasus case finder; 2 sebagai pemberi pelayanan care giver; 3 sebagai pendidikpenyuluh kesehatan health teacher education; 4 sebagai kolaborator dan coordinator; 5 sebagai pemberi nasehat conseling; 6 sebagai panutan role model Kepmenkes, 2006. American Nurses Association ANA telah mengembangkan dan menerbitkan sistem standar praktisi dalam beberapa bidang kinerja praktek keperawatan standarts of clinical nursing practice yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan instrumen penilaian kinerja Swansburg Swanssburg, 1999. Standar kinerja tersebut berisi komponen tindakan asuhan keperawatan dan setiap komponen yang diukur telah ditetapkan persentasi waktu yang digunakan selama bekerja.

2.5. Proses Penilaian Kinerja

Penilaian prestasi kerja merupakan suatu pemikiran sistematik atas individu karyawan,mengevaluasi prestasinya dalam pekerjaannya dan potensinya untuk Universitas Sumatera Utara pengembangan Dale.S.Beach, 1970, dalam Nursalam, 2002. Proses kegiatan meliputi : 1. Merumuskan tanggung jawab dan tugas yang harus dicapai oleh staf keperawatan. Rumusan tesebut telah disepakati oleh atasannya sehingga langkah perumusan tersebut dapat memberikan kontribusi berupa hasil. 2. Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang dicapai oleh karyawan untuk kurun waktu tertentu dengan penempatan stadar profesi dan tolak ukur yang telah ditetapkan. 3. Melakukan monitoring, koreksi dan memberikan kesempatan serta bantuan yang diperlukan oleh stafnya. 4. Menilai prestasi kerja staf dengan cara membandingkan prestasi yang dicapai dengan standar atau tolak ukur yang telah ditetapkan 5. Memberikan umpan balik kepada stafkaryawan yang dinilai. Dalam pemberian umpan balik ini atasan dan bawahan perlu membicarakan cara-cara untuk memperbaiki kelemahan yang telah diketahui untuk meningkatkan prestasi kepada priode berikutnya Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual motivasi dan kinerja perawat Puskesmas Model Kotapinang. Pada bab ini penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peneliti ingin mengetahui motivasi perawat puskesmas berdasarkan teori Teori motivasi dua faktor oleh Federick Hezberg yang meyakini bahwa ada faktor yang membuat seseorang puas, dan ada faktor yang membuat seseorang tidak puas. Atau faktor yang membuat seseorang merasa sehat dan faktor yang memotivasi orang, atau faktor ekstrinsik dan intrinsik, serta ingin mengetahui kinerja perawat berdasarkan pelaksanaan tugas pokok serta peran dan dan fungsi perawat puskesmas. Adapapun kerangka konsep yang dapat digambarkan sebagai berikut: Skema 1: Skema Motivasi dan Kinerja Perawat puskesmas model Kotapinang Perawat Puskesmas Model Kotapinang Motivasi Perawat 1.Faktor intrinsik 2.Faktor ekstrinsik Kinerja Perawat 1.Tugas Pokok 2.Peran dan Fungsi Universitas Sumatera Utara 2.Defenisi Konseptual dan Operasional 2.1.Motivasi Defenisi Konseptual : Motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu Stoner Freman, 1995. Defenisi Operasional : Motivasi berdasarkan teori motivasi dua faktor yaitu faktor-faktor intrinsik, faktor tersebut diperlukan untuk mempertahankan tingkat yang paling rendah, yaitu tingkat tidak ada kepuasan dissastifaction, dan serangkaian kondisi ekstrinsik mencakup kepuasan kerja job content.Apabila ada kondisi ini dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, dan dapat menciptakan hasil pekerjaan yang baik. Jika kondisi ini tidak ada, maka akan menimbulkan rasa ketdakpuasan yang berlebihan. Instrument yang digunakan sebagai alat ukur untuk motivasi adalah dengan memberikan kuesioner kepada perawat Puskesmas Model Kotapinang. Kuesioner yang berisikan Faktor-faktor instrinsik mencakup: upah pertanyaan no 1, keamanan kerja pertanyaan no 2, kondisi kerja pertanyaan no 3-4, status prosedur perusahaan 5, mutu supervisor yang baik pertanyaan no 6, mutu hubungan interpersonal diantara teman sejawat, atasan, dan dengan bawahan pertanyaan no 7.Kuesioner yang berisikan Faktor ekstrinsik atau motivator, meliputi: Prestasi pertanyaan no 8, pengakuan pertanyaan no 9, Universitas Sumatera Utara tanggung jawab pertanyaan no 10, kemajuan pertanyaan no 11, Pekerjaan itu sendiri pertanyaan no 12, Kemungkinan berkembang pertanyaan no 13 dan kriteria yang digunakan untuk hasil pengukuran adalah motivasi tinggi, sedang, dan motivasi rendah. 2.2.Kinerja perawat Defenisi Konseptual : Kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh jadi dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu dalam kurun waktu tertentu Bernardin Russel, 1993. Defenisi Operasional : Kinerja merupakan tolak ukur keberhasilan seorang perawat dalam melaksanakan tugas pokok serta peran dan fungsinya dalam memberikan pelayanan keperawatan yaitu dalam bentuk asuhan keperrawatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, untuk mencapai kemandirian masyarakat baik di sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas, serta sebagai 1 sebagai penemu kasus case finder, 2 sebagai pemberi pelayanan care giver, sebagai pendidikpenyuluh kesehatan health teacher education, 4 sebagai kolaborator dan koordinator, sebagai pemberi nasehat conseling, 6 sebagai panutan role model. Instrumen yang digunakan sebagai alat ukur kinerja adalah kuesioner yang diberikan kepada perawat Puskesmas Model kotapinang yang meliputi: tugas pokok perawat pertanyaan no 14-18, peran perawat sebagai penemu kasus pertanyaan no 19, pemberi pelayanan pertanyaan no 20, pendidik Universitas Sumatera Utara pertanyaan no 21, kolaborator pertanyaan no 22, pemberi dan nasehat pertanyaan no 23, dan sebagai panutan pertanyaan no 24, dan kriteria yang digunakan untuk kinerja adalah: kinerja baik, cukup, dan kinerja buruk. Universitas Sumatera Utara BAB 4 METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Pelayanan Administrasi Pertanahan dalam Pengurusan Surat Kepemilikan Tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan

17 161 108

Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Kotapinang Labuhanbatu Selatan

10 78 103

Kelompok Berkah Lidi (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

1 50 191

PENGARUH HARGA JUAL KARET TERHADAP MOTIVASI KERJA PETANI KARET DI KECAMATAN KOTAPINANG KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN.

0 1 29

Kelompok Berkah Lidi (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

0 0 19

Kelompok Berkah Lidi (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

0 0 1

Kelompok Berkah Lidi (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

0 1 29

Kelompok Berkah Lidi (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

0 2 61

Kelompok Berkah Lidi (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

0 0 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pelayanan Administrasi Pertanahan dalam Pengurusan Surat Kepemilikan Tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan

0 2 27