2. Pembahasan
Desain deskriptif digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi motivasi dan kinerja perawat. Berdasarkan hasil yang telah
diperoleh, pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan peneliti tentang motivasi dan kinerja perawat Puskesmas Model Kotapinang di Kotapinang
Labuhanbatu Selatan.
2.1. Motivasi perawat Puskesmas Model Kotapinang
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa kategori motivasi perawat berada pada tingkat sedang 29 orang 55,77 berdasarkan teori motivasi dua faktor
sedangkan perawat yang memiliki motivasi yang tinggi 23 orang 44,23 dan tidak ada perawat yang memiliki motivasi yang rendah. Hal ini disebabkan lebih banyak
motivasi perawat berorientasi pada tingkat tidak ada kepuasan no dissastifaction sedangkan pada faktor sastifaction atau motivator berada pada tingkat yang sedang
tidak terlalu diharapkan perawat dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam penelitian ini mayoritas 31 perawat 59,6 perawat bekerja lebih giat
bila mereka mendapatkan insentif dari puskesmas. Pemberian insentif merupakan apa yang diterima seseorang sebagai pertukaran pekerjaannya dan hal itu dapat
mempengaruhi tingkat kepuasan dan dapat memotivasi pekerjaannya sehingga dapat mencapai tujuan organisasi Moekijat, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa menurut pernyataan perawat tentang pimpinan menunjukkan 33 orang 63,3 menyatakan pimpinan kadang-
kadang melakukan supervisi terhadap kinerja bawahannya dan memberikan reward terhadap hasil tersebut dan 35 orang 63,3 menyatakan pimpinan kadang-kadang
tidak perduli terhadap prestasi kerja mereka. Mutu supervisor berpengaruh terhadap kinerja perawat hal ini dapat dilihat pada penelitian ini pimpinan yang tidak sering
melakukan supervisi pada bawahannya, dan perduli terhadap prestasi kerja mereka dapat membuat perawat tidak secara sungguh-sungguh melakukan pekerjaannya
dalam melakukan pelayanan asuhan keperawatan mayoritas 38 orang 73,1 kadang-kadang tidak secara lengkap sesuai standar asuhan keperawatan dimulai dari
tahapan pengkajian sampai dengan evaluasi. Hal ini sesuai pendapat Letham 1981; Jati Hani 2003 rendahnya kemampuan dan ketrampilan kerja, kurang motivasi,
lemahnya instruksi serta kurangnya dukungan pelayanan dalam pelaksanaan organisasi dapat menurunkan kinerja seseorang.
Pimpinan dapat memotivasi bawahannya dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik dikarenakan daya dorong dari luar diri seseorang
ditimbulkan oleh pimpinan, dan dengan motivasi positif ini semangat kerja pegawai akan meningkat Hasibuan, 2003.
Selanjutnya hasil penelitian ini ditemukan 38 orang 73,1 perawat kadang - kadang memiliki hubungan yang kurang harmonis diantara rekan sejawat. Menurut
teori social needs dimana seseorang membutuhkan hubungan dengan orang lain,
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan akan perasaan diterima dan dihormati oleh orang lain sehingga seharusnya hubungan diantara rekan sejawat yang baik dapat meningkatkan penampilan kerja
seseorangIchie,2009. Motivasi merupakan keinginan hasrat, motor penggerak dalam diri manusia,
motivasi berhubugan dengan faktor psikologi manusia yang mencerminkan antara sikap, kebutuhan dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia sedangkan daya
dorong yang diluar diri seseorang ditimbulkan oleh pimpinan. Kurangnya perhatian atasan tentang karir bawahan misalnya melanjutkan pendidikan dapat menjadi salah
satu yang menyebabkan rendahnya motivasi seseorang. Seperti yang dikatakan oleh perawat puskesmas 21 orang 40,4 bahwa institusi dan pimpinan tidak pernah
memperhatikan atau memotivasi pegawainya untuk melanjutkan pendidikan.
2.3 Kinerja Perawat Puskesmas Model Kotapinang.