Analisis Pelayanan Administrasi Pertanahan dalam Pengurusan Surat Kepemilikan Tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan

(1)

ANALISIS PELAYANAN ADMINSITRASI PERTANAHAN

DALAM PENGURUSAN SURAT KEPEMILIKAN TANAH DI

KELURAHAN KOTAPINANG KECAMATAN KOTAPINANG

KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara

OLEH :

110903009

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA AMELIA WIJAYA


(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Pertama sekali dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, hidayah serta rezeki akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi dan melengkapi sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana (S-1) pada Departemen Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dengan judul “ Analisis Pelayanan Administrasi Pertanahan dalam Pengurusan Surat Kepemilikan Tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan”.

Hasil yang diperoleh dari penelitian dan penulisan Skripsi ini bukanlah merupakan hal yang baru, namun diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu sumbangan pemikiran bagi Kelurahan Kotapinang dan dapat menjadi bahan pedoman dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam skripsi ini, untuk itu berbagai saran dan kritik sangat diharapkan oleh penulis guna perbaikan skripsi ini. Penulis juga menyadari bahwa banyak pihak yang berperan dan telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis selama proses penyelesaian skripsi in, yaitu:


(3)

1. Bapak Prof. Dr. Badarrudin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.

4. Ibu Arlina, SH, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing saya yang telah banyak meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Prof. Dr. Erika Revida, MS, selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis selama duduk dibangku kuliah.

6. Seluruh Dosen di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang Telah memberikan bekal berupa ilmu pengetahuan, arahan, dan bimbingan selama penulis menimba ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh Staf di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya Kak Mega dan Kak Dian yang telah mempermudah penulis didalam mengurus berbagai Keperluan administrasi selama penulis


(4)

menuntut ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

8. Kepada Bapak Ali Hasan Hasibuan, SE, MM, selaku Lurah Kotapinang yang telah banyak membantu saya pada kelancaran proses izin penelitian dan telah menjadi salah satu informan dalam penelitian saya.

9. Kepada Bapak Ngatino Selaku Staf bagian pertanahan di Kelurahan Kotapinang yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam melakukan penelitian dan menjadi salah satu informan penelitian.

10. Terimakasih kepada masyarakat yang telah membantu saya mengumpulkan data penelitian dan menjadi informan dalam penelitian yang sya lakukan.

11. Terkhusus kepada kedua Orang tua saya, Bapak Yuslian dan Ibu Sri Mutiati yang selama ini telah memberikan support dan doanya untuk Lia, terimakasih untuk semua yang telah Bapak dan Mamak kasih buat Lia. Maafkan Lia untuk semua kesalahan yang Lia lakukan yang membuat Bapak dan Mamak sedih. Semoga ini dapat menjadi suatu kebanggaan untuk Bapak dan Mamak yang paling Lia sayangi.

12. Untuk Mbak yang paling saya sayangi Ayu Wijaya, terimakasih karena sudah membantu Lia dan menemani Lia mengerjakan Skripsi ini hingga selesai, yang selalu tertawa dan menghibur Lia saat Lia sedih, yang jadi teman terbaik saat Lia kesepian. Adik tersayang Teguh Riadi Wijaya, dan Abangku Tata Wijaya yang selalu menemani jalan- jalan saat Lia bosan.


(5)

13. Untuk Sahabat, Rekan, Partner, Kekasih, yaitu Breznev Tito yang selalu membantuku mengerjakan apa yang tidak bisa aku kerjakan sendiri, yang selalu menjadi tempat aku curhat dan berkeluh kesah setiap hari, terimakasih untuk semua yang telah diberikan.

14. Untuk teman- teman stambuk 2011 yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Yang menjadi teman-temanku sewaktu kuliah. Meskipun banyak konflik, banyak kesedihan tapi juga banyak kebahagiaan yang akan aku rindukan dan tidak akan pernah terulang kedua kalinya.

15. Untuk Orang- orang yang selalu ada dihatiku yang tidak bisa aku sebutkan namanya. Terimakasih, karena mengingatmu aku bangkit dan karena mengingatmu aku tak pernah menyerah.

Medan, April 2015


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang……… ……… 1

1.2. Fokus Masalah………….……… 6

1.3. Rumusan Masalah……...……… 6

1.4. Tujuan Penelitian……....……… 7

1.5. Manfaat Penelitian……….. 7

1.6. Kerangka Teori………..………. 8

1.6.1. Pelayanan………. 8

1.6.1.1. Pelayanan Publik……….…... 8

1.6.1.2. Bentuk- bentuk Pelayanan Publik……… 10

1.6.1.3. Standart Pelayanan Publik…….……… 12

1.6.1.4. Asas- asas Pelayanan Publik………. 14

1.6.1.5. Prinsip- prinsip Pelayanan Publik………. 15

1.6.1.6. Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Publik…. 17

1.6.1.7. Kualitas Pelayanan Publik……….. 18

1.6.2 . Administrasi………....……… 20


(7)

1.6.3. Surat Kepemilikan Tanah……….. 22

1.7. Defenisi Konsep……...……… 24

1.8. Sistematika Penulisan ………. 26

BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian ……… 28

2.2. Lokasi Penelitian ……… 29

2.3. Informan Penelitian….………. 29

2.4. Teknik Pengumpulan data……… 30

2.5. Teknik Analisis Data………... 31

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Keadaan Geografis………... 32

3.2. Keadaan Demografis……… 33

3.3. Gambaran Pemerintahan Kelurahan Kotapinang………. 34

3.3.1. Kelurahan Kotapinang……….. 36

BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1. Penyajian Data Hasil Wawancara………. 39

4.1.1. Hasil Wawancara Langsung dengan Lurah Kotapinang… 39

4.1.2. Hasil Wawancara Langsung dengan Staf Bagian Pertanahan di Kelurahan Kotapinang……….. 48

4.2. Penyajian Data dan Tabel Frekuensi………. 57


(8)

4.2.2. Penyajian Data Mengenai Pelayanan Administrasi Pertanahan dalam Pengurusan Surat Kepemilikan Tanah di Kelurahan Kotapinang, Kecamatan Kotapinang, Labuhanbatu

Selatan………. 62

BAB V ANALISIS DATA

A. Komponen Standar Pelayanan yang Terkait dengan Proses Penyampaian Pelayanan (Service

Delivery)……….. 80 B. Komponen Standar Pelayanan yang Terkait dengan Proses

Pengelolaan Internal Organisasi

(Manufacturing)………..………. 85

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan……….... 91

6.2. Saran……….. 94

DAFTAR PUSTAKA


(9)

ABSTRAK

Analisis Pelayanan Administrasi Pertanahan dalam Pengurusan Surat Kepemilikan Tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang

Labuhanbatu Selatan

Nama : Amelia Wijaya

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Arlina SH, M.Hum

Pelayanan publik adalah hal yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat, salah satu bentuk pelayanan publik di Indonesia adalah pelayanan di bidang administrasi. Pelayanan administrasi juga terdiri dari berbagai sub bidang yang sangat banyak, salah satunya adalah pelayanan administrasi di bidang pertanahan.

Indonesia merupakan sebuah Negara yang memiliki wilayah yang sangat luas, dalam perkembangan kehidupan manusia, tanah adalah bagian penting dari kehidupan yang memiliki berbagai nilai yang sering kali menjadi sumber pertikaian dan permasalahan dalam kehidupan masyarakat.

Kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah Kabupaten/ kota yang diberi kewenangan strategis yang dilimpahkan oleh Bupati. Kecamatan juga dapat membagi kewenangan kepada kelurahan untuk lebih mendekatkan pelayanan administrasi pertanahan pada tingkat terkecil yaitu desa/ kelurahan dan mengawasi jalannya tugas administrasi tersebut. Kelurahan Kotapinang merupakan salah satu Kelurahan yang terdapat di Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang menjalankan tugas pelayanan administrasi pertanahan dalam pembuatan surat kepemilikan tanah.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa masih sangat banyak ditemukan kekurangan dalam pelaksanaan tugas administrasi pertanahan di Kelurahan Kotapinang, evaluasi dan pengawasan perlu terus dilakukan guna memperbaiki kualitas pelayanan bagi kenyamanan masyarakat.

Kata kunci: Pelayanan Publik, Administrasi Pertanahan, Surat Kepemilikan Tanah


(10)

ABSTRAK

Analisis Pelayanan Administrasi Pertanahan dalam Pengurusan Surat Kepemilikan Tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang

Labuhanbatu Selatan

Nama : Amelia Wijaya

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Arlina SH, M.Hum

Pelayanan publik adalah hal yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat, salah satu bentuk pelayanan publik di Indonesia adalah pelayanan di bidang administrasi. Pelayanan administrasi juga terdiri dari berbagai sub bidang yang sangat banyak, salah satunya adalah pelayanan administrasi di bidang pertanahan.

Indonesia merupakan sebuah Negara yang memiliki wilayah yang sangat luas, dalam perkembangan kehidupan manusia, tanah adalah bagian penting dari kehidupan yang memiliki berbagai nilai yang sering kali menjadi sumber pertikaian dan permasalahan dalam kehidupan masyarakat.

Kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah Kabupaten/ kota yang diberi kewenangan strategis yang dilimpahkan oleh Bupati. Kecamatan juga dapat membagi kewenangan kepada kelurahan untuk lebih mendekatkan pelayanan administrasi pertanahan pada tingkat terkecil yaitu desa/ kelurahan dan mengawasi jalannya tugas administrasi tersebut. Kelurahan Kotapinang merupakan salah satu Kelurahan yang terdapat di Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang menjalankan tugas pelayanan administrasi pertanahan dalam pembuatan surat kepemilikan tanah.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa masih sangat banyak ditemukan kekurangan dalam pelaksanaan tugas administrasi pertanahan di Kelurahan Kotapinang, evaluasi dan pengawasan perlu terus dilakukan guna memperbaiki kualitas pelayanan bagi kenyamanan masyarakat.

Kata kunci: Pelayanan Publik, Administrasi Pertanahan, Surat Kepemilikan Tanah


(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah sebuah negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-daerah daerah kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.

Pemerintahan daerah bukan merupakan suatu hal yang baru bagi bangsa Indonesia, namun sudah ada sejak Negara Indonesia terbentuk. Ditandai dengan dibentuknya Undang- Undang No. 1 Tahun 1945 Tentang Kedudukan Komite Nasional Daerah. Banyaknya kekurangan yang dirasakan pada Undang- Undang tentang Pemerintahan Daerah diawal periodenya menyebabkan perubahan dan penyempurnaan terus menerus dan menjadi cikal bakal dari penerbitan Undang- undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah yang dimaksudkan untuk menciptakan sebuah pola baru pemerintahan otonomi yang nyata.

Undang-Undang No. 22 tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah adalah pelopor yang mengawali azas otonomi daerah untuk pelaksanaan Pemerintahan Daerah. Tetapi kerena masih mengandung beberapa kelemahan maka undang-undang itu direvisi. Kemudian pada tanggal 29 september 2004


(12)

2

DPR RI menyetujui penetapan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang-Undang No. 22 tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah dan untuk melaksanakan pembagian kekuasaan pemerintahan Pusat, Provinsi, dan Kabupaten dalam otonomi daerah pada tanggal 9 Juli 2007 dikeluarkan Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota.

Kekuasaan dan kewenangan yang diberikan tidak hanya untuk mengatur urusan rumah tangganya sendiri namun termasuk pelayanan kepada masyarakat di daerahnya. Konsep dasar mengenai pelayanan sebenarnya telah banyak dijelaskan oleh para ahli antara lain menurut Supriyanto dan Sugiyanti (2003: 68) adalah upaya untuk membantu menyiapkan, menyediakan/mengurus keperluan orang lain. Selain itu, dalam buku yang sama, Moenir (2003 : 68) juga mengemukakan pendapatnya mengenai ’pelayanan’ yaitu proses dalam berbuat baik. Pendapat lain dikemukakan oleh Boediono (2003 : 60) tentang pengertian ’pelayanan’ yaitu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan.

Undang- undang No. 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik menjelaskan bahwa pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang- undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/ atau pelayanan administratif dibidang administrasi kependudukan.


(13)

3

Sedangkan ’pelayanan publik’ menurut Mahmudi (2005 : 229) adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.

Pelayanan publik adalah hal yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat, salah satu bentuk pelayanan publik di Indonesia adalah pelayanan di bidang administrasi. Pelayanan administrasi juga terdiri dari berbagai sub bidang yang sangat banyak, salah satunya adalah pelayanan administrasi di bidang pertanahan. Indonesia merupakan sebuah Negara yang memiliki wilayah yang sangat luas, dalam perkembangan kehidupan manusia, tanah adalah bagian penting dari kehidupan yang memiliki berbagai nilai yang sering kali menjadi sumber pertikaian dan permasalahan dalam kehidupan masyarakat. Dalam konteks pertanahan, menurut Budi Harsono (1999:18) memberi batasan tentang pengertian tanah berdasarkan apa yang dimaksud dalam Pasal 4 UUPA, bahwa :

Dalam hukum tanah, kata tanah dipakai dalam arti yuridis sebagai suatu pengertian yang telah diberi batasan resmi oleh UUPA sebagaimana dalam Pasal 4 bahwa hak menguasai dari negara ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi yang disebut tanah.

Dengan demikian tanah dalam pengertian yuridis dapat diartikan sebagai permukaan bumi. Menurut pendapat Jhon Salindeho (1993:23) mengemukakan bahwa :

Tanah adalah suatu benda bernilai ekonomis menurut pandangan bangsa Indonesia, ia pula yang sering memberi getaran di dalam kedamaian dan sering pula menimbulkan guncangan dalam masyarakat, lalu ia jua yang sering menimbulkan sendatan dalam pelaksanaan pembangunan.


(14)

4

Pengertian yang dikemukakan oleh para ahli menunjukkan bahwasannya tanah memiliki nilai yang sangat tinggi, tidak hanya dari segi ekonomi namun juga memiliki nilai filosofis, sosial, politik, dan kultural yang memicu berbagai persoalan dan konflik. Sudah seharusnya masyarakat mengelola dengan baik dan membuat pembuktian sertifikat atau surat hak atas tanah untuk menghindari berbagai macam persoalan.

Pada dasarnya istilah “sertifikat” itu sendiri berasal dari bahasa Inggris (certificate) yang berarti ijazah atau Surat Keterangan yang dibuat oleh Pejabat tertentu. Istilah “Sertifikat Tanah” dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai surat keterangan tanda bukti pemegang hak atas tanah dan berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.

Pengertian Sertifikat Tanah dapat dilihat dasarnya yaitu dalam Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) Pasal 19 ayat 1, menyebutkan bahwa: Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan di bidang pertanahan juga dicantumkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, undang-undang 12 tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 14 ayat (1) huruf (K) yang mengatakan bahwa pelayanan pertanahan merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah merupakan urusan yang berskala Kabupaten/Kota.


(15)

5

Kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah Kabupaten/ kota yang diberi kewenangan strategis yang dilimpahkan oleh Bupati. Kecamatan juga dapat membagi kewenangan kepada kelurahan untuk lebih mendekatkan pelayanan administrasi pertanahan pada tingkat terkecil yaitu desa/ kelurahan dan mengawasi jalannya tugas administrasi tersebut. Dalam pelaksanaan tugas Kelurahan, Kecamatan juga berperan sebagai pelaksana tugas yang belum mampu dilaksanakan oleh kelurahan.

Sesuai dengan salah satu tugas kelurahan yakni melaksanakan fungsi pelayanan di tingkat kelurahan, maka salah satuh bentuk pelayanan yang di lakukan adalah pelayanan dibidang administrasi pertanahan. Kelurahan juga berkoordinasi dengan kecamatan dan kemudian dalam pengurusan sertifikat tanah, kecamatan yang mengetahui dan menjadi penghubung kepada Badan pertanahan Nasional (BPN).

Kelurahan Kotapinang merupakan salah satu Kelurahan yang terdapat di Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang menjalankan tugas pelayanan administrasi pertanahan dalam pembuatan surat kepemilikan tanah, namun dalam pelaksanaan tugasnya masih banyak terdapat permasalahan terutama masalah ketidakpuasan dari masyarakat. Menurut pegamatan awal peneliti permasalahan tersebut meliputi kinerja aparatur dalam melayani masyarakat. Tidak adanya kejelasan waktu, lambatnya proses administrasi serta biaya administrasi yang kurang jelas dalam pembuatan surat kepemilikan tanah. ini juga menyebakan ketidaknyamanan bagi masyarakat. Padahal surat kepemilikan tanah merupakan surat penting yang wajib diurus


(16)

6

dan dimiliki oleh pemegang hak atas tanah untuk menghindari permasalahan dan sengketa dari pihak lain yang ingin menggelapkan hak atas tanah.

Bertitik tolak dari uraian di atas maka merupakan hal yang menarik untuk di angkat menjadi suatu bahan penelitian dengan judul “ Analisis Pelayanan Administrasi Pertanahan dalam Pengurusan Surat Kepemilikan Tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang Labuhanbatu Selatan”.

1.2Fokus Masalah

Penelitian ini mempunyai fokus masalah yang menjadi batasan peneliti dalam melakukan penelitian. Peneliti hanya memfokuskan penelitian mengenai bagaimana pelayanan administrasi pertanahan dalam pengurusan surat kepemilikan tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang Labuhanbatu Selatan.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana pelayanan administrasi pertanahan dalam pengurusan surat kepemilikan tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang Labuhanbatu Selatan?”.


(17)

7 1.4Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya yakni:

1. Untuk mengetahui bagaimana pelayanan administrasi pertanahan dalam pengurusan surat kepemilikan tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang Labuhanbatu Selatan.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelayanan pengurusan surat kepemilikan tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

1.5Manfaat Penelitian 1. Secara Ilmiah

Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir secara ilmiah, sistematis dan metodologis serta bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah berdasarkan kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.

2. Secara Praktis

Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan dalam pelaksanaan sistem administrasi pertanahan, peningkatan mutu pelayanan dan perbaikan kualitas pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintah khusunya aparatur tingkat kelurahankepada masyarakat.


(18)

8 3. Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi baik secara langsung ataupun tidak langsung bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan khususnya bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.

1.6Kerangka Teori

Untuk melakukan penelitian dibutuhkan kerangka penelitian, yaitu pedoman dasar berfikir untuk memudahkan peneliti melakukan penelitiannya. Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, seorang peneliti perlu menyusun kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang telah dipilih. Nawawi. (1990: 400).

1.6.1 Pelayanan

1.6.1.1. Pelayanan Publik

Menurut UU Nomor 25 Tahun 2009, bab I, pasal 1, ayat (1), pengertian pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/ atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Dalam konteks pelayanan publik, dikemukakan bahwa pelayanan umum adalah mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik,


(19)

9

mempersingkat waktu pelaksanaan urusan publik dan memberikan kepuasan terhadap publik ( publik=umum).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggara Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Menurut Moenir (2006:26-27) mengemukakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha untuk memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya.

Menurut Pamudji (1994:21-22) jasa pelayanan pemerintah yaitu berbagai kegiatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang-barang dan jasa-jasa. Jenis pelayanan publik dalam arti jasa-jasa, yaitu seperti pelayanan kesehatan, pelayanan keluarga, pelayanan pendidikan, pelayanan haji, pelayanan pencarian keadilan, dan lain-lain.

Dengan demikian, pelayanan publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga Negara dan penduduk atas suatu barang, jasa dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggaraan pelayanan yang terkait dengan kepentingan publik.


(20)

10 1.6.1.2 Bentuk – Bentuk Pelayanan Publik

Dalam keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003, pelayanan publik dibagi berdasarkan 3 kelompok, yaitu :

1. Kelompok Pelayanan Administratif, yaitu bentuk pelayanan yang menghasilkan berbagai macam dokumen resmi yang dibutuhkan oleh masyarakat atau publik. 2. Kelompok Pelayanan Barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang digunakan publik.

3. Kelompok Pelayanan Jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis jasa yang dibutuhkan publik.

Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat oleh penyelenggara pelayanan publik terdiri dari 3 macam ( Moenir, 2010:190) yaitu :

1. Layanan dengan lisan

Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas- petugas dibidang masyarakat (HUMAS), bidang layanan informasi dan bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan ataupun keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Agar layanan lisan berhasil, syarat yang perlu dipenuhi adalah :

a. Memahami benar masalah yang termasuk dalam bidang

tugasnya.

b. Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar, singkat, tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin memperoleh kejelasan tentang sesuatu.


(21)

11

d. Meski dalam keadaan sepi tidak mengobrol dengan teman, karena menimbulkan kesan tidak disiplin dan melakaikan tugas. e. Tidak melayani orang- orang yang ingin sekedar ngobrol

dengan cara yang sopan.

2. Layanan melalui tulisan

Layanan melalui tulisan merupakan bentuk pelayanan yang paling menonjol dalam pelaksanaan tugas. Tidak hanya dari segi jumlah tetapi juga dari segi peranannya. Layanan tulisan ini terdiri atas dua golongan, pertama layanan berupa petunjuk, informasi dan yang sejenis ditujukan pada orang – orang yang berkepentingan, agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan instalasi atau lembaga. Kedua, layanan berupa reaksi tertulis atau permohonan, laporan, keluhan, pemberian/ penyerahan, pemberitahuan, dan lain sebagainya.

3. Layanan berbentuk perbuatan

Pada umumnya layanan dalam bentuk perbuatan 70-80% dilakukan oleh petugas – petugas tingkat menengah kebawah. Karena itu factor keahlian dan keterampilan petugas tersebut sangat menentukan terhadap hasil perbuatan atau pekerjaan.

Titik berat perbuatan ini adalah perbuatan itu sendiri yang ditunggu oleh orang yang berkepentingan. Jadi tujuan utama yang berkepentingan adalah mendapatkan pelayanan dalam bentuk perbuatan atau hasil


(22)

12

perbuatan, bukan sekedar penjelasan atau kesanggupan secara lisan, disini faktor kecepatan dalam pelayanan menjadi dambaan setiap orang disertai dengan kualitas hhasil yang memadai.

1.6.1.3 Standar Pelayanan Publik

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggara Pelayanan Publik dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014, Standar Pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.

Sebagai jaminan adanya kepastian bagi pemberi didalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dan bagi penerimaan pelayanan dalam proses pengajuan permohonannya Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan, standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik sebagai pedoman yang wajib ditaati dan dilaksanakan oleh penyelenggaraan pelayanan, dan menjadi pedoman bagi penerimaan pelayanan dalam proses pengajuan permohonan, serta sebagai alat kontrol masyarakat dan/penerima layanan atas kinerja penyelenggaraan pelayanan.

Standar Pelayanan Publik yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun


(23)

13

2014, terdiri dari dua komponen sebagaimana yang diatur didalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2009, dalam peraturan ini dibedakan menjadi dua bagian yaitu :

A. Komponen Standar Pelayanan yang terkait dengan proses penyampaian pelayanan (service delivery) meliputi:

1) Persyaratan

2) Sistem, mekanisme,dan prosedur 3) Jangka waktu pelayanan

4) Biaya/tarif

5) Produk pelayanan

6) Penanganan pengaduan, saran dan masukan

B. Komponen Standar Pelayanan yang terkait dengan proses pengelolaan pelayanandi internal organisasi(manufacturing) meliputi:

1) Dasar hukum

2) Sarana dan prasarana, dan/atau fasilitas 3) Kompetensi pelaksana

4) Pengawasan internal 5) Jumlah pelaksana 6) Jaminan pelayanan


(24)

14 8) Evaluasi kinerja pelaksana

1.6.1.4 Asas- Asas Pelayanan Publik

Asas pelayanan publik menurut KEPMEN PAN Nomor 63 tahun 2003 tentang pedoman pelayanan publik yaitu:

a. Transparan

Artinya bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

b. Akuntabilitas

Artinya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Kondisional

Artinya sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas.

d. Partisipatif

Artinya medorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi , kebutuhan, dan harapan masyarakat.

e. Kesamaan Hak

Artinya tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi.


(25)

15

f. keseimbangan antara hak dan kewajiban

Artinya pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

1.6.1.5 Prinsip- Prinsip Pelayanan Publik

Berdasarkan KEPMEN PAN No. 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik disebutkan bahwa penyelenggaraan pelayanan publik harus memenuhi prinsip- prinsip sebagai berikut:

1. Kesederhanaan

Artinya prosedur pelayanan yang tidak berbelit- belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan, mencakup kejelasan dalam hal:

a. Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan publik

b. Unit kerja/ pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan / persoalan/ sengketa/ dalam pelaksanaan pelayanan publik.

c. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran. 3. Kepastian waktu

Artinya pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

4. Akurasi


(26)

16 5. Keamanan

Artinya proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.

6. Tanggung Jawab

Artinya pimpinan penyelenggara pelayanan publik/ pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggara pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan dalam pelayanan publik.

7. Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Artinya tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerjadan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika ( telematika).

8. Kemudahan akses

Artinya tempat dan lokasi serta pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telematika. 9. Kedisiplinan , Kespanan dan Keramahan

Artinya Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah serta memberi pelayanan dengan iklas.

10.Kenyamanan

Artinya lingkungan pelayanan harus tertib, disediakan ruang tunggu yang nyaman,bersih, rapi, lingkungan yang indah, sehat serta dilengkapi fasilitas pendukung pelayanan seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.


(27)

17

1.6.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Publik

Pelayanan yang baik yang diberikan oleh pegawai pemerintah sebagai administrator publik dapat dilaksanakan dengan mengamati unsur dari pelayanan itu sendiri dalam interaksi antara pemberi pelayanan dengan masyarakat penerima pelayanan.

Menurut Moenir (2002:88) faktor-faktor yang mendukung pelayanan, sebagai berikut :

1. Faktor kesadaran yaitu kesadaran para pejabat serta petugas yang berkecimpung dalam kegiatan pelayanan. Kesadaran para pegawai pada tingkatan terhadap tugas yang menjadi tanggung jawabnya dapat membawa dampak yang sangat positif terhadap organisasinya.

2. Faktor aturan yaitu aturan dalam organisasi yang menjadi landasan kerja pelayanan. Aturan ini mutlak kebenarannya agar organisasi dan pekerjaan dapat berjalan teratur dan terarah, oleh karena itu harus dipahami oleh organisasi yang berkepentingan/bersangkutan.

3. Faktor organisasi merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan dalam usaha pencapaian tujuan.

4. Faktor pendapatan yaitu pendapatan pegawai yang berfungsi sebagai pendukung pelaksanaannya pelayanan. Pendapatan yang cukup akan memotivasi pegawai dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik.

5. Faktor keterampilan tugas yaitu kemampuan dan keterampilan petugas dalam melaksanakan pekerjaan. Ada tiga kemampuan yang harus dimiliki, yaitu


(28)

18

kemampuan manajerial, kemampuan teknis, dan kemampuan untuk membuat konsep.

6. Faktor sarana yaitu sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan layanan. Sarana ini meliputi peralatan, perlengkapan, alat bantu, dan fasilitas lain yang melengkapi seperti fasilitas komunikasi.

1.6.1.7 Kualitas Pelayanan Publik

Melaksanakan pelayanan publik yang baik dan berkualitas merupakan salah satu kewajiban dan tanggung jawab penyeleggara pelayanan publik. Pengertian kualitas menurut Fandy Tjipto (1995:24) adalah : 1) kesesuaian dengan persyaratan; (2) kecocokan untuk pemakaian; (3) perbaikan berkelanjutan; (4) bebas dari kerusakan/cacat; (5) pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat; (6) melakukan segala sesuatu secara benar; (7) sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan. Menurut Goetsch Davis(dalam saleh, 2010: 97) kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Menurut Ibrahim (2008:22), kualitas pelayanan publik merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan dimana penilaian kualitas ditentukan pada saat terjadinya pemberian pelayanan publik tersebut.

Parasuraman menjelaskan ( dalam Paimin Napitupulu, 2007:172) ada dimensi pokok yang berkaitan dengan kualitas pelayanan publik, yaitu:


(29)

19

a. Bukti langsun ( tangibels): yaitu kualitas pelayanan berupa sarana fisik perkantoran, komputerisasi administrasi, ruang tunggu dan tempat informasi.

b. Keandalan (Reability) : yaitu kemampuan dan keandalan menyediakan pelayanan yang terpercaya

c. Daya Tanggap (Responsiveness) : yaitu kesanggupan membantu dan menyediakan pelayanan secara cepat, tepat, serta tanggapterhadap keinginan konsumen.

d. Jaminan (assurance) : yaitu kemampuan dan keramahan serta sopan santun aparat dalam meyakinkan kepercayaan konsumen.

e. Empati (emphaty) : yaitu sikap tegas tetapi penuh perhatian dari aparat terhadp konsumen.

Kualitas pelayanan merupakan kesesuaian antara apa yang diharapkan dengan kenyataan. Kualitas sangat erat kaitannya dengan pelayanan yang sistematis dan komprehensif yang dikenal sebagai konsep pelayanan Prima. Variabel Pelayanan Prima ( Sinambela: 8) terdiri dari 8 yaitu sebagai berikut:

1. Pemerintah yang bertugas melayani 2. Masyarakat yang dilayani pemerintah

3. Kebijakan yang dijadikan landasan pelayanan publik 4. Peralatan atau sarana pelayanan yang canggi

5. Resources yang tersedia untuk diracik dalam bentuk kegiatan pelayanan 6. Kualitas pelayanan yang memuaskan masyarakat sesuai standart dan asas


(30)

20

7. Menajemen dan kepemimpinan serta organisasi pelayanan masyarakat 8. Perilaku pejabat yang terlibat dalam masyarakat apakah masing- masing

telah menjalankan fungsi mereka.

Variabel dapat diimplementasikan apabila actor pelayan publik berhasil menjadikan kepuasan pelanggan sebagai tujuan utamanya.

1.6.2 Administrasi

1.6.2.1Prinsip Dasar Administrasi Pertanahan

Kata administrasi berasal dari bahasa latin administrare yang berarti to manage (mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola). Derivasinya antara lain menjadi administratio yang berarti besturing atau pemerintahan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam Ridwan HR (2011: 25), administrasi diartikan sebagai; (1) usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta penetapan cara-cara penyelenggaraan pembinaan organisasi; (2) usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaran kebijaksanaan serta mencapai tujuan; (3) kegiatan yang penyelenggaraan pemerintahan; (4) kegiatan kantor dan tata usaha.

Boedi Harsono ( 2002:18) Pertanahan berasal dari kata tanah. Dalam hukum tanah, kata sebutan “tanah” dipakai dalam arti yuridis, sebagai suatu pengertian yang telah diberi batasan sesuai oleh UUPA. Dalam Pasal 4 ayat (1) dinyatakan, bahwa : Atas dasar hak menguasai dari Negara .... ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi,


(31)

21

yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang-orang lain serta badan-badan hukum.

Dengan demikian, tanah dalam pengertian yuridis adalah permukaan bumi, sedangkan hak atas tanah adalah hak atas sebagian tertentu permukaan bumi, yang terbatas, berdimensi dua dengan ukuran panjang dan lebar. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan diatas, maka pengertian administrasi pertanahan dapat dinyatakan sebagai kegiatan ataupun usaha yang dilakukan yang berhubungan dengan pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan tanah dan hak atas tanah dengan tujuan untuk menjamin kepastian hukum dan tertib administrasi pertanahan.

Faried Ali (1997: 65) Hukum agraria apabila dilihat dari isi aturan hukum adalah hukum yang mengatur hal yang bertalian dengan tanah. Ini berarti bukan saja menyangkut pengaturan tentang hubungan hukum antara manusia dengan tanah saja tetapi juga mengatur penyelenggaraan peruntukan, penggunaan, dan penyediaan serta pemeliharaan.

Setiap kegiatan badan atau pejabat negara dalam mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, dan penyediaan, serta pemeliharaan tanah tersebut merupakan kegiatan administrasi pertanahan

a. Peruntukan dan Penggunaan Tanah b. Penyediaan Tanah


(32)

22 1.6.3 Surat Kepemilikan Tanah

Pada dasarnya istilah “sertifikat” itu sendiri berasal dari bahasa Inggris (certificate) yang berarti ijazah atau Surat Keterangan yang dibuat oleh Pejabat tertentu. Istilah “Sertifikat Tanah” dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai surat keterangan tanda bukti pemegang hak atas tanah dan berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.

Pengertian Sertifikat Tanah dapat dilihat dasarnya yaitu dalam Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) Pasal 19 ayat 1, menyebutkan bahwa: Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. Berikut ini adalah pengaturan dari kegiatan administrasi dalam hal pendaftaran tanah. Dalam M. Yamin Lubis dan Abd. Rahim Lubis (2011: 208).

1. Kegiatan pendaftaran tanah sebelum penerbitan sertifikat tanah berupa penetapan hak atas tanah dalam rangka kegiatan administrasi pendaftaran tanah tersebut dapat diperinci lagi sebagai berikut :

a. Konversi hak atas tanah.

b. Pengakuan dan penegasan hak atas tanah c. Pemberian Hak Atas Tanah

d. Penolakan hak atas tanah

e. Redistribusi Tanah dan Konsolidasi tanah. f. Perwakafan Tanah


(33)

23

2. Kegiatan yang bersifat administratif setelah penerbitan sertifikat tanah yang dilakukan karena terjadinya perubahan data yuridis (subjek hak, jenis hak, dan jangka waktu hak atas tanahnya), terdiri dari :

a. Peralihan Hak Atas Tanah dan. b. Pemindahan Hak Atas Tanah.

c. Perpanjangan Jangka Waktu Hak Atas Tanah. d. Pembaharuan Hak Atas Tanah.

e. Perubahan Hak Atas Tanah. f. Pembatalan hak atas tanah. g. Pencabutan Hak atas tanah h. Pembebanan Hak atas Tanah

i. Perubahan Data Karena Putusan dan Penetapan Pengadilan j. Perubahan Data karena Perubahan Nama

k. Hapusnya Hak atas Tanah l. Penggantian Sertipikat

3. Kegiatan yang bersifat administratif setelah penerbitan sertipikat tanah yang dilakukan karena terjadinya perubahan data fisik atau obyek hak atas tanahnya, terdiri dari :

a. Pemecahan Bidang Tanah b. Pemisahan Bidang Tanah c. Penggabungan Bidang Tanah


(34)

24 1.7Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun (1989: 34), konsep adalah abstraksi atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan kejadian secara abstrak,kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Untuk itu peneliti menguraikan definisi konsep sebagai berikut :

1. Pelayanan Publik merupakan kegiatan dan usaha yang

dilakukan oleh penyelenggara pemerintahan untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam hal barang, jasa dan pelayanan administrasi yang terkait dengan kepentingan publik dan hak masyarakat sebagai warga Negara. Pelayanan publik yang baik dan berkualitas merupakan pelayanan yang diidamkan masyarakat dan merupakan kewajiban bagi penyelenggara pelayanan.

2. Administrasi Pertahanan adalah kegiatan dan usaha dilakukan yang berhubungan dengan pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan tanah dan hak atas tanah dengan tujuan untuk menjamin kepastian hukum dan tertib administrasi pertanahan. 3. Surat Kepemilikan Tanah merupakan surat yang harus dimiliki

oleh orang yang memiliki hak atas tanah sebagai bukti adanya hak kepemilikan atas tanah dan menjamin kepastian hukumnya.


(35)

25

4. Analisis Pelayanan Administrasi Pertanahan dalam Pengurusan Surat Kepemilikan Tanah adalah analisis yang dilakukan terhadap kualitas pelayanan administrasi dalam pembuatan surat kepemilikan tanah yang diberikan oleh administrator publik. Standart Pelayanan Publik yang digunakan peneliti adalah Standar Pelayanan Publik yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014 yang terdiri dari dua komponen yaitu:

A. Komponen standar pelayanan yang terkait dengan proses penyampaian pelayanan ( Service Delivery) meliputi:

1) Persyaratan

2) Sistem, mekanisme,dan prosedur 3) Jangka waktu pelayanan

4) Biaya/tarif

5) Produk pelayanan

6) Penanganan pengaduan, saran dan masukan

B. Komponen standar pelayanan yang terkait dengan proses pengelolaan pelayanan di internal organisasi ( Manufacturing)

meliputi: 1. Dasar hukum


(36)

26

2. Sarana dan Prasarana , dan/ Fasilitas 3. Kompetensi pelaksana

4. Pengawasan internal 5. Jumlah pelaksana 6. Jaminan pelayanan

7. jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan 8. evaluasi kinerja pelaksana

1.8Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Fokus Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Defenisi Konsep, dan Sistematika Penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari Bentuk Penelitian, Lokasi Penelitian, Informan Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum mengenai karakteristik lokasi penelitian, sejarah singkat lokasi penelitian. BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini menyajikan data yang diperoleh selama penelitian di lapangan dan dokumentasi yang akan dianalisis.


(37)

27

Bab ini berisi tentang kajian dan analisa data yang diperoleh dan memberikan interpretasi terhadap masalah yang diteliti.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran, bagian kesimpulan berisi jawaban atas masalah yang dikemukakan, kemudian pemecahan masalah dinyatakan dalam bentuk saran.


(38)

28

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1

Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Danim ( 2002: 41), penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian terhadap masalah- masalah atau fenomena- fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta- fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian yang sesuai dengan kenyataan sebagaimana adanya dan mencoba menganalisa untuk memberikan kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

Alasan peneliti menggunakan penelitian deskriptif kualitatif adalah peneliti bertujuan untuk menggambarkan apa yang terjadi dilapangan untuk menunjukkan kebenaran dan fakta- fakta mengenai kualitas pelayanan administrasi pertanahan pada pengurusan surat kepemilikan Tanah di kelurahan kotapinang.


(39)

29 2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Lurah Kotapinang, Jalan Istana No.37 Kotapinang Kecamatan Kotapinang kabupaten Labuhanbatu Selatan.

2.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi hasil dari penelitiannya. Oleh karena itu tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian ( Bungin, 2007: 76).

Informan penelitian ada 2 macam yaitu:

1. Informan kunci yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

2. Informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.

Berdasarkan uraian tersebut, maka informan penelitian yang digunakan dalam penelitian terdiri atas :

1. Informan kunci adalah Lurah Kotapinang, dan Staf seksi Pemerintahan yang khusus menangani urusan pertanahan sebanyak 1 orang.


(40)

30

2. Informan utama adalah masyarakat yang mengurus surat tanah di Kantor Kelurahan Kotapinang sebanyak 8 orang.

Peneliti menentukan informan menggunakan teknik purposive sampling

yaitu pengambilan sumberdata secara sengaja dengan pertimbangan tertentu.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui data primer dan data sekunder.

1. Data Primer adalah data yang diperoleh oleh peneliti langsung dari objek yang diteliti. Data primer diperoleh melalui :

a. wawancara mendalam

Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang di wawancarai dengan atau tanpa pedoman wawancara.

b. Observasi atau pengamatan

Observasi atau pengamatan adalah teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala- gejala yang ditemukan dilapangan untuk


(41)

31

melengkapi data- data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari dokumen, publikasi, yang telah ada sebelumnya. Data sekunder diperoleh melalui:

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai literature seperti dokumen resmi, buku, majalah, penelitian terdahulu dan berbagai bahan yang berhubungan dengan objek penelitian.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan tertulis ataupun dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif. Teknik analisa kualitatif adalah teknik analisa yang didasarkan atas kemampuan nalar peneliti dalam menginterpretasikan fakta, data dan informasi kemudian data tersebut dianalisis sehingga diharapkan muncul gambaran yang dapat mengungkapkan permasalahan penelitian.


(42)

32 BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1 Keadaan Geografis

Kotapinang adalah satu- satunya kelurahan dari 10 desa/kelurahan yang ada di kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan, sedangkan 9 lainnya berbentuk Desa. Kelurahan Kotapinang memiliki 13 lingkungan dengan total jumlah penduduk sebesar 20.536 jiwa. Kelurahan kotapinang memiliki bermacam macam etnis yang didominasi oleh etnis Mandailing. Kelurahan kotapinang merupakan kelurahan/ desa dengan klasifikasi swasembada. Jarak Kotapinang adalah 345 km dari kota Meda Kecamatan Kotapinang terdapat peninggalan bersejarah yait

Adapun batas- batas dari Kelurahan Kotapinang yang memiliki luas sekitar 40,80 Km2 adalah sebagai berikut:

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sisumut

- Sebelah Barat berbatasan dengan Perkebunan Nagodang - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pasir Tuntung - Sebelah Utara Berbatasan dengan Perkebunan Sei Rumbia


(43)

33 3.2 Keadaan Demografis

Penduduk merupakan unsur penting bagi suatu kelurahan yang meliputi Jumlah, Pertambahan, Kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat (Bintarto, 1983:13). Jumlah penduduk di Kelurahan Kotapinang sampai dengan tahun 2014 berjumlah 20.356 jiwa dengan kerapatan penduduk sebesar 490. Adapun jumlah penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 3.1, sebagai berikut:

Jumlah penduduk Menurut jenis kelamin

Laki-laki Perempuan

Kelurahan Kotapinang 10.322 10.034

Total 20.356

Sumber data: BPS Kabupaten Labuhanbatu

Penduduk Kelurahan Kotapinang terdiri dari berbagai macam pemeluk agama dapat dilihat dari tabel 3.2 sebagai berikut:

Islam Kristen

Protestan

Kristen Katolik

Budha Hindu

85.00% 9.60% 5.40% 0.30% 0.00%


(44)

34

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk di Kelurahan Kotapinang beragama Islam yaitu sebesar 85.00%, disusul Kristen Protestan 9.60%, katolik 5.40% dan Budha 0.30%.

Mata pencaharian dari penduduk Kelurahan Kotapinang adalah dibidang pertanian dengan komposisi 83,56%, dibidang Industri 1,28%, PNS/TNI/POLRI 1,42%, dan lain-lain sebesar 15,65%. Seperti Tabel 3.4 berikut:

Jenis Pekerjaan

No. Petani Industri PNS/ TNI/POLRI Lain- lain

1. 83.56% 1.28% 1.42% 15.65%

Sumber: BPS Kabupaten Labuhanbatu

3.3 Gambaran Pemerintahan Kelurahan Kotapinang

Visi dan Misi Kelurahan Kotapinang:

a. Visi:

Visi yang dimiliki oleh Kelurahan Kotapinang merupakan Visi yang sejalan dengan Visi Kabupaten Labuhanbatu Selatan yaitu:

“ Bersama membangun tanah kelahiran” b. Misi:

Misi kelurahan Kotapinang adalah untuk berpartisipasi dan turut mendukung misi Kabupaten Labuhanbatu Selatan yaitu:


(45)

35

- Pengawasan proses pelaksanaan pembangunan daerah Memacu pertumbuhan ekonomi

Mendorong pemerataan partisipasi dan pembangunan daerah Pemantapan stabilitas daerah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan, Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. Kelurahan dipimpin oleh Lurah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/ Walikota melalui Camat. Lurah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Lurah juga melakanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati/ Walikota yang disesuaikan dengan kebutuhan Kelurahan dengan memperhatikan prinsip efisiensi dan peningkatan akuntabilitas, dimana pelimpahan urusan pemerintahan disertai dengan sarana, prasarana pembiayaan dan personil. Sumber pembiayaan di Kelurahan berasal dari APBD Kabupaten/Kota, Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, pemerintah Kabupaten/Kota dan bantuan pihak ketiga, bantuan juga boleh berasal dari sumber lain yang sah dan tidak mengikat.


(46)

36 3.3.1 Kelurahan Kotapinang

Uraian tugas Kelurahan Kotapinang adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan penyelenggaraan pelayanan pemerintahan Kelurahan 2. Menyelenggarakan pelayanan umum

3. Penyiapan data dan informasi Kelurahan 4. Penyelenggaraan urusan ketatausahaan

5. Pembinaan pembangunan meliputi perekonomian, produksi dan

distribusi serta kesejahteraan sosial

6. Melaksanakan tugas- tugas lain yang diberikan atasan

Adapun pelaksana tugas di Kelurahan Kotapinang terdiri dari:

1. Lurah

2. Sekretaris Kelurahan

3. Kelompok Jabatan Fungsional

4. Kepala Seksi Pemerintahan dan Pembangunan beserta 1 orang Staf Bagian Urusan Keagrariaan (Pertanahan).

5. Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum 6. Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial

7. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

Bagan Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan dapat dilihat dalam bagan 3.1 :


(47)

37

Bagan 3.1

Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan Kotapinang

Lurah

Ali Hasan Hasibuan, SE, MM

Sekretaris Kelurahan Erliana Sri Malinda. S.Tp Kelompok Jabatan Fungsional

Seksi Pemberdayaan

Masyarakat Kelurahan M. Raja Inal

Siregar, SE Seksi Kesejahteraan

Sosial

Mhd. Ali Ibrahim, S.Stp Seksi Ketentraman dan

Ketertiban Umum Edwar Caniago, ST Seksi Pemerintahan dan

Pembangunan Dewi Hazriani, SE

Staf Ngatino


(48)

38

BAB IV PENYAJIAN DATA

Setelah diadakan penelitian dan pengumpulan data di lapangan melalui wawancara, dan pengamatan langsung maka peneliti memperoleh berbagai data dari informan dan responden yang berkaitan dengan pelayanan administrasi pertanahan dalam pengurusan surat kepemilikan tanah di Kelurahan Kotapinang Labuhanbatu Selatan. Hasil wawancara yang diperoleh dari informan turut disajikan, selain itu juga disajikan data dalam bentuk tabel frekuensi dan persentaseyang kemudian akan diinterpretasikan.

Penyajian data mengenai hasil wawancara dengan informan adalah untuk menjawab secara langsung pertanyaan-pertanyaan mengenai permasalahan sebenarnya kepada informan. Adapun penyajian tabel frekuensi berisikan tentang karakteristik responden, data variabel penelitian. Penyajin data mengenai karakteristik responden adalah untuk mengetahui spesfikasi ( cirri-ciri khusus) yang dimiliki oleh reponden, yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan.

Data yang diperoleh peneliti melalui data primer akan disajikan dalam bentuk narasi atau deskriptif sesuai dengan kenyataan dilapangan dan dengan pihak terkait yang terlibat langsung dalam Pelayanan administrasi pertanahan dalam pengurusan surat kepemilikan tanah di Kelurahan Kotapinang.


(49)

39 4.1. Penyajian Data Hasil Wawancara

Dalam bab ini diuraikan hasil wawancara yang disajikan dalam bentuk wawancara tertulis. Adapun hasil wawancara tertulis ini merupakan salinan atas wawancara yang dilakukan peneliti terhadap informan kunci dan informan utama pada penelitian tentang pelayanan administrasi pertanahan dalam pengurusan surat kepemilikan atas tanah di Kelurahan Kotapinang Labuhanbatu Selatan.

Pertanyaan yang diajukan kepada informan adalah pertanyaan yang berasal dari pedoman wawancara yang penulis susun berdasarkan indikator penelitian yang telah disusun sebagai instrumen dalam penelitian ini.

4.1.1. Hasil Wawancara Langsung dengan Lurah Kotapinang Labuhanbatu Selatan ( Bapak Ali Hasan Hasibuan, SE, MM)

A. Pertanyaan mengenai Komponen Standart Pelayanan yang Terkait dengan Proses Penyampaian Pelayanan ( Service Delivery):

1. Persyaratan

- Apa saja persyaratan yang dibutuhkan masyarakat untuk memperoleh pelayanan pembuatan surat tanah di Kantor Kelurahan Kotapinang ?

“Syarat – syarat untuk membuat surat tanah itu yang terutama KTP, alas Hak, untuk kegiatan lengkap dan urutannya langsung kamu tanyakan saja dengan Pak Ngatino supaya lebih berurutan, karena Pak Ngatino yang mengurusi bagian Surat Tanah. Itu saja”.

Berdasarkan kutipan diatas dapat dilihat bahwa syarat- syarat membuat surat tanah adalah syarat yang memang sudah seharusnya dilengkapi


(50)

40

dan untuk prosesnya sudah ditentukan Staf pelaksananya yaitu Bapak Ngatino selaku staf yang menjalankan tugas pertanahan.

2. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur

- Bagaimana sistem, mekanisme dan prosedur yang ada di Kelurahan Kotapinang dalam memberikan pelayanan pembuatan surat kepemilikan tanah ?

“Sistem, mekanisme dan prosedur di Kantor Kelurahan Kotapinang ini, semuanya masih serba manual, pengarsipan dilakukan hanya pada buku, komputer tidak menyimpan arsip. Hanya ada format surat, dan kop- kop surat yang nantinya mempermudah dalam membuat surat. Jadi stafnya hanya perlu mengisi data seperti nama, pekerjaan, alamat, dan lain- lain yang diperlukan tanpa mengetik ulang keseluruhan. Untuk mempercepat kerja saja. Kedepannya kalau memang memungkinkan, akan diusahakan system komputerisasi yang lebih memadai. Saya akan mengusahakan yang terbaik untuk kemajuan Kelurahan kedepanya.

Prosedur pelaksanaannya hanya berpedoman pada pengetahuan berdasarkan pelatihan dan pengalaman staf pertanahannya, belum ada SOP yang dibentuk Kelurahan dalam pelaksanaan urusan pertanahan.”

Berdasarkan kutipan ditas dapat dilihat bahwa sistem yang dilakukan dalam pengerjaan dan pengarsipan dilakukan dengan cara yang masih sederhana yaitu dengan catat mencatat saja, penggunaan teknologi dalam praktiknya masih belum maksimal. Kelurahan juga belum memiliki SOP yang seharusnya menjadi patokan yang menentukan konsistensi dalam pelaksanaan segala tugas pertanahan.


(51)

41 3. Jangka Waktu Pelayanan

- Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan surat

kepemilikan tanah di Kelurahan Kotapinang?

“Jika syarat- syarat sudah lengkap biasanya staff langsung meminta saya untuk menandatangani surat yang sudah selesai dikerjakan, tetapi lain hal kalau saya sedang tidak ditempat misalnya karena kegiatan lain dan rapat. Biasanya menunggu, dan lamanya itu tergantung kesepakatan dengan masyarakatnya dan biasanya system kekeluargaan saja, masyarakat juga bisa menelepon staf untuk menanyakan suratnya apakah sudah selesai atau belum. Prosesnya cepat asalkan syaratnya semua lengkap dan saya sedang ditempat”.

Berdasarkan kutipan diatas dapat dilihat bahwa belum ada konsistensi waktu dalam pengerjaan surat kepemilikan tanah ini, semua hal dikondisikan sesuai keadaan pada saat itu.

4. Biaya/ Tarif

- Adakah biaya administrasi dalam pembuatan surat tanah di Kelurahan Kotapinang?

- Jika ada biaya administrasi. Berapa besar / berapa jumlah biaya yang dibebankan kepada masyarakat yang akan membuat surat tanah? - Jika tidak ada biaya administrasi, maka siapa yang mendanai kegiatan

administrasi pertanahan khususnya pembuatan surat kepemilikan tanah di Kelurahan Kotapinang Labusel?

“Tidak ada biaya yang dibebankan, tapi masyarakat sering memberikan seiklas hati, yahh namanya rezeki masa harus ditolak, rezeki itu kan pemberian Allah, jadi ya disyukuri saja, terkadang ada juga yang membawa kue, menyumbang minuman gelas, ya untuk kita sama- sama juga disini. Seperti ini, ada pemberian kue dari masyarakat ya kita makan sama- sama”.


(52)

42

Dari kutipan diatas kita dapat melihat bahwa belum ada ketetapan/ peraturan yang diputuskan mengenai biaya yang harus dibebankan kepada masyarakat dalam proses pembuatan surat tanah.

5. Produk Pelayanan

- Apa saja produk pelayanan yang dapat diberikan/ dihasilan Kantor Kelurahan Kotapinang dalam hal administrasi pertanahan?

“Produk pelayanan pertanahan yang diberikan hanya surat tanah dari jual beli dan juga surat tanah karena waris”.

Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa bagian urusan pertanahan di Kelurahan Kotapinang hanya mengurusi Surat tanah Jual- Beli dan Surat tanah Waris.

6. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan

- Bagaimana mengenai penanganan pengaduan, saran dan masukan dari masyarakat?

- Melalui apakah masyarakat menyampaikannya?

“Saya mendengar banyak keluhan dari masyarakat sebelumnya, tapi apa daya saya, saya menjabat sebagai Lurah disini baru 2 bulan dan kerja (bersihnya) 1 bulan saja. Kedepannya saya berusaha memperbaiki kondisi Kelurahan kita ini, nanti kedepannya Lurah beserta seksi lainnya akan turun kemasyarakat untuk menanyakan bagaimana pelayanan yang telah dirasakan masyarakat, untuk saran dan masukan akan saya buatkan kotak saran dan bagi yang mau bisa langsung berbicara dengan saya, karena saya selalu welcome dengan orang yang ingin menyampaikan masukan dan aspirasinya, nomer handphone saya juga bisa dihubungi, saya juga baru selesai membuat Facebook Kelurahan dan kedepannya akan kita rancang sebuah webste kelurahan untuk memudahkan masyarakat mengakses kita.


(53)

43

Seperti motto yang baru kami bentuk yaitu “ Melayani dengan Sepenuh Hati” jadi kita nggak mau tanggung- tanggung”.

Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa banyak pengaduan dari masyarakat yang belum tersalurkan, namun kedepannya Lurah akan melakukan perbaikan terhadap sistem penanganan pengaduan masyarakat yang kini sedang dalam proses.

B. Pertanyaan Mengenai Komponen Standart Pelayanan yang Terkait dengan Proses Pengelolaan di Internal Organisasi ( Manufacturing):

1. Dasar Hukum

- Apa dasar hukum yang menjadi landasan bagi kantor Kelurahan Kotapinang dalam memberikan pelayanan administrasi pertanahan ?

“Dasar hukum penyelenggaraan tugas pertanahan yaitu Perbup Labusel No- Tahun 2011 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi serta Uraian Tugas Jabatan Struktural Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Dimana tugas pertanahan itu berada dibawah naungan seksi pemerintahan. Soal nomornya sampai sekarang kita belum dapat ini peraturan nomor berapa, karena waktu peraturan ini dikasih yang ada hanya ini saja. Nanti kedepannya akan saya tanyakan lagi kebagian ORTA di Kantor Bupati, sampai sekarang mereka belum beri kejelasan undang- undang ini nomor berapa”.

Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa dasar hukum dalam penyelenggaraan tugas pertanahan sudah jelas diberikan oleh pemerintah daerah melalui Perbup Labusel.


(54)

44 2. Sarana, Prasarana dan/ Fasilitas

- Apa saja sarana, prasarana, dan fasilitas yang diberikan/ disediakan dalam pelayanan administrasi pertanahan di Kelurahan Kotapinang?

“Sampai saat ini belum ada fasilitas tambahan khusus untuk mempermudah dan memberikan pelayanan yang nyaman bagi masyarakat, mungkin dilatarbelakangi karena tidak adanya dana bantuan untuk itu, namun kedepannya saya akan berusaha memperbaiki fasilitas disini. Seperti yang kamu lihat tadi saya sedang mengukur ruangan dan mendesain bentuk ruangan yang akan nyaman bagi masyarakat nanti kedepannya akan saya usulkan rencana pembangunan ini agar mendapatkan dana bantuan, baik dari pemerintah Kabupaten ataupun sumber lain. Nanti akan dibuat juga kotak saran dan akan dibuat fasilitas website, wi-fi(hot-spot) sekarang sudah jalan, juga masih banyak rencana lain yang sedang kami rancang”.

Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa Lurah mengakui adanya keterbatasan fasilitas yang dilator belakangi oleh ketidaktersediaannya dana untuk mengadakan berbagai fasilitas itu. Lurah juga berusaha mencari dana bantuan untuk memperbaiki fasilitas Kelurahan.

3. Kompetensi Pelaksana

- Apakah Pegawai/ staf yang bertugas dalam pelayanan administrasi pertanahan sudah memiliki keahlian yang baik dibidang tugasnya?

“Staf yang bertugas dalam memberikan pelayanan administrasi pertanahan itu hanya Pak Ngatino, beliau sudah bekerja mengurusi Pertanahan disini dari dulu, bahkan diantara semua orang disini yang paling paham soal pertanahan itu ya Pak Ngatino, jadi soal keahlian tidak diragukan, namun mekanismenya masih manual, untuk urusan yang memerlukan pekerjaan komputer biasanya dibantu staf lain, Pak Ngatino biasa menggunakan mesin ketik dan pencatatan manual”.


(55)

45

Dalam kutipan diatas dapat kita lihat bahwa pegawai/ staf yang bertugas dalam pelayanan administrasi merupakan pegawai yang sudah terlatih dan berpengalaman dibidangnya, hanya saja kekurangannya terdapat pada ketidakmampuan untuk mengoperasikan komputer yang seharusnya dapat membantu pekerjaannya.

4. Pengawasan Internal

- Adakah bentuk pengawasan internal yang dilakukan?

- Apa saja bentuk pengawasan internal yang dilakukan dalam kegiatan pelayanan administrasi pertanahan di Kantor Kelurahan Kotapinang?

“Bentuk pengawasan internal kedepannya pasti akan dilakukan, agar pelayanan yang diberikan tidak asal-asalan. Sebelumnya hanya ada bimbingan teknis sebulan sekali ke camat. Kedepannya Akan dilakukan Bimbingan teknis, pemberian sanksi dan reward bagi pegawai. Sanksinya itu berupa teguran dan jika sudah melampaui batas maka pegawai akan diminta meminta maaf kepada masyarakat yang kecewa dan akan diberikan surat peringatan. Kemudian kedepannya yang melayani masyarakat dengan baik akan diberikan reward atau penghargaan berupa sertifikat ataupun piagam untuk menghargainya”.

Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa pengawasan yang dilakukan sebelumnya hanya sebatas bimbingan teknis dengan camat, namun akan segera dilakukan pengawasan untuk memperbaiki kualitas pelayanan di kantor Kelurahan Kotapinang.


(56)

46

- Berapa banyak jumlah pelaksana, peawai/ staf yang menjalankan tugas administrasi pertanahan di Kelurahan Kotapinang

“Sampai saat ini jumlah staf pelaksana tugas pertanahan itu masih 1 orang saja, dan semua seksi dikelurahan ini yang memiliki staf hanya seksi pemerintahan saja yang lainnya tidak ada stafnya. Kedepannya kalau memang ada kebutuhan dan memang ada peraturan yang mengharuskan untuk menambah staf ya kita laksanakan”.

Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa jumlah pelaksana tugas pertanahan berjumlah 1 orang, dan kemungkinan penambahan staf akan dilakukan jika ada peraturan yang menunjuk untuk itu.

6. Jaminan Pelayanan

- Adakah jaminan atas pelayanan administrasi pertanahan dalam pembuatan surat kepemilikan tanah yang diberikan kepada masyarakat?

- Jika ada, apa saja jaminan itu?

“Jaminannya itu, surat pasti selesai, namun jaminan tertulis tentang pelayanan tidak ada. Jika syarat lengkap dan saya sedang ditempat sudah pasti surat selesai dengan waktu singkat, kami berusaha melakukan semaksimal mungkin yang kami bisa”.

Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa belum ada jaminan yang pasti mengenai pelayanan yang diberikan, pelayanan yang terbaik sesuai kemampuan akan diberikan tapi tidak ada jaminan yang memastikan untuk itu.


(57)

47

7. Jaminan Keamanan dan Keselamatan Pelayanan

- Adakah jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat?

- Jika ada, apa saja jaminan keamanan dan keselamatannya?

“Surat yang dibuat disini pasti aman, kalaupun hilang dan rusak kami akan mengurusnya ulang. Jika keselamatan yang dimaksud adalah keselamatan atas sengketa atau permasalahan tanah itu sendiri, kami bisa membantu memediasi dan memberikan saran kepada masyarakat untuk menyelesaikan masalahnya. Jika sengketa itu timbul karena surat yang kami terbitkan, maka nanti akan dikaji ulang mana surat sebenarnya yang sah dan mencari pokok permasalahannya”.

Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa pihak Kelurahan memberikan jaminan atas kesalahan yang mereka lakukan, namun jika kesalahan berasal dari hal lain yang bukan disebabkan pihak Kelurahan, maka mereka siap membantu memediasi dan menyelesaikan persoalannya apabila diperlukan.

8. Evaluasi Kinerja Pelaksana

- Adakah kegiatan evaluasi kinerja yang dilakukan oleh Lurah

Kotapinang kepada pelaksana tugas administrasi pertanahan di Kantor Kelurahan Kotapinang?

- Apa bentuk kegiatan evaluasi itu? JAWAB:

“Kegiatan evaluasi itu termasuk juga bentuk pengawasan kami kepada staf dan kepala seksi kami dan berbentuk bimbingan teknis dan pengevaluasian yang kami lakukan sebulan sekali dengan Camat Kotapinang”.


(58)

48

Dalam kutipan diatas dapat dilihat bahwa pihak Kelurahan telah melakukan kegiatan evaluasi yang dilakukan sekali sebulan yang berkoordinasi dengan Camat Kotapinang.

4.1.2. Hasil Wawancara Langsung dengan Staf Bagian Pertanahan di Kelurahan Kotapinang ( Bapak Ngatino)

A. Pertanyaan mengenai Komponen Standart Pelayanan yang Terkait dengan Proses Penyampaian Pelayanan ( Service Delivery):

1. Persyaratan

- Apa saja persyaratan yang dibutuhkan masyarakat untuk memperoleh pelayanan pembuatan surat tanah di Kantor Kelurahan Kotapinang ?

“Persyaratannya itu sebenarnya tergantung sama apa yang mau diurusnya, disini kan melayani dua saja, surat tanah karena jual beli sama surat tanah karena waris. Kalau surat ganti rugi tanah (penyerahan) itu syarat membuat suratnya:

1. Tanah harus diukur kembali dilapangan, dihadirkan juga jiran tetangga/ sepadan tanah dan kepala lingkungan.

2. Menunjukkan surat asli ( asal- usul) / alas hak surat tanah.

3. Membawa fotocopy KTP pembeli dan penjual beserta Fotocopy KTP Istri/Suami si Penjual, karena semua penjualan harus ada persetujuan suami- istri.

4. Surat ganti rugi harus dibuat di Kantor Kelurahan dan ditandatangani pihak I dan pihak II dan juga disetujui istri/suami pihak I dan disaksikan sepadan tanah ( jiran tetangga) dan kepala lingkungan.

5. Waktu penandatanganan surat ganti rugi ke Kantor Kelurahan pihak I dan pihak IIdan Kepala Lingkungan harus langsung menghadap kepada Kepala Kelurahan dan menunjukkan SPPT-PBB.


(59)

49

Lain lagi kalo mau membuat surat tanah karena waris, syaratnya itu kayak gini:

1. Fotocopy KTP ahli waris

2. Surat kematian yang ditandatangani Lurah.

3. Surat keterangan ahli waris, disaksikan 2 orang saksi dan ditandatangani Lurah dan juga Camat diatas Materai.

4. Menunjukkan surat asal usul tanah/ alas hak tanah.

Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa persyaratan yang dibutuhkan tergantung dari jenis pelayanan apa yang diinginkan. Syarat yang perlu dipenuhi adalah syarat-syarat yang memang seharusnya dilengkapi oleh masyarakat yang menginginkan pelayanan itu.

2. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur

- Bagaimana sistem, mekanisme dan prosedur yang ada di Kelurahan Kotapinang dalam memberikan pelayanan pembuatan surat kepemilikan tanah ?

“Kalo sistem kita disini semuanya masih manual aja, pencatatan kita dibuat di buku ekspedisi besar ini aja, kalau suratnya memang udah ada di komputer formatnya tapi abis di print data orangnya itu ya dihapus, nggak disimpan dikomputer gitu. kalo prosedurnya ya kayak yang tadi Bapak jelaskan itu, asalkan syaratnya lengkap suratnya udah bisa diurus, ga payah-payah. Yang penting datang bawa syarat lengkap aja. Tapi kita belum ada SOP, yang sudah ada SOP itu di Kecamatan”.

Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa dalam melaksanakan tugasnya, staf masih menggunakan peralatan dan cara- cara sederhana. Penggunaan teknologi komputer belum maksimal dan belum ada SOP


(60)

50

yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas. Urutan dan tata caranya sesuai pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki staf yang telah dijelaskan pada pertanyaan nomor 1.

3. Jangka Waktu Pelayanan

- Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan surat

kepemilikan tanah di Kelurahan Kotapinang?

“Kalau patokan waktu sebenarnya nggak ada, kalo pas mengurus tadi syarat yang dibawa sudah lengkap, dan suratnya sudah siap diketik dan Bapak Lurah sedang ditempat, surat bisa selesai setengah jam saja. Tapi kalau kebetulan pas datang mengurus, syarat yang dibawa belum lengkap jadi harus dilengkapi dulu lah, dan kalo kebetulan Pak Lurah sedang tidak ditempat, biasanya kita buat kesepakatan berapa hari gitulah, sampai Pak Lurah ditempat”.

Dalam kutipan diatas dapat dilihat bahwa belum ada kejelasan waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan satu surat tanah.

4. Biaya/ Tarif

- Adakah biaya administrasi dalam pembuatan surat tanah di Kelurahan Kotapinang?

- Jika ada biaya administrasi. Berapa besar / berapa jumlah biaya yang dibebankan kepada masyarakat yang akan membuat surat tanah? - Jika tidak ada biaya administrasi, maka siapa yang mendanai kegiatan

administrasi pertanahan khususnya pembuatan surat kepemilikan tanah di Kelurahan Kotapinang Labusel?


(61)

51

“Nggak ada pungutan biaya ataupun patokan harus bayar berapa. Tapi namanya masyarakat, mereka sering memberikan uang tanda terimakasih, dan besarnya itu nggak ditentukan ( seiklas hati) gitu, dulunya pendanaan untuk operasional Kelurahan ini ditanggung APBD dan bantuan pemerintah, terakhir kami dapat bantuan itu tahun 2012 jadi setelahnya kami nggak pernah lagi dapat bantuan apapun, jadi untuk pembiayaan misalnya aja contoh kecil untuk beli kertas, tinta printer, dan lain- lainnya itu ya mengandalkan yang diberikan masyarakat, itulah dipadakan untuk membiayainya. Kalau nggak ada, ya dari mana uangnya. Ini rincian bantuan tahun 2012 itu sebesar 35 juta per bulan.

Operasional dan ATK Rp. 4.000.000,- PKK Rp. 2.250.000,- LKMK Rp. 1.750.000,- Penambahan penghasilan 13 Kepling Rp. 5.000.000,- Fisik Rp.20.000.000,- Rapat Rp. 1.000.000,- Surat pertanggung jawaban Rp. 1.000.000,-

Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa belum ada kejelasan dan ketetapan berapa biaya yang harus dibebankan kepada masyarakat yang ingin mengurus surat tanah. Dapat dilihat juga bahwa hal tersebut dilatarbelakangi karena tidak adanya anggaran yang diberikan pihak pemerintah daerah ataupun tidak adanya bantuan lain untuk mendanai biaya operasional Kelurahan.

5. Produk Pelayanan

- Apa saja produk pelayanan yang dapat diberikan/ dihasilan Kantor Kelurahan Kotapinang dalam hal administrasi pertanahan?

“Di kantor Kelurahan Kotapinang ini hanya melayani 2 urusan aja, yang pertama itu surat tanah karena jual beli yang kedua itu surat tanah karena waris. Kalo untuk urusan tanah yang suratnya sudah sertifikat, kita nggak berhak lagi mengurusinya, itu sudah bagian dari BPN dan Kelurahan nggak boleh lagi ikut campur. Tapi gitupun biasanya kalo mau membuat surat sertifikat ke BPN harus membawa


(62)

52

surat tanah dari Kelurahan yang di ketahui juga oleh Camat. Jadi tetap aja surat dari Kelurahan itu pentinglah.

Dalam kutipan diatas dapat dilihat bahwa sudh jelas, kelurahan hanya menangani 2 urusan yaitu surat tanah jual-beli dan surat tanah Waris.

6. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan

- Bagaimana mengenai penanganan pengaduan, saran dan masukan dari masyarakat?

- Melalui apakah masyarakat menyampaikannya?

“Sampai saat ini saya sendiri belum pernah menerima pengaduan, saran dan masukan dari masyarakat, palingan masyarakat kesini cuma bertanya syarat- syarat atau cara mengurus sesuatu aja, belum pernah ngomong yang lain. Kalau setau saya itu belum adalah tempat penyaluran resmi, palingan kalo ada yang mau disampekkan, masyarakat langsung ngomong sama staf- staf disini aja”.

Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa belum ada masyarakat yang memberikan pengaduan, saran dan masukan. Di Kelurahan Kotapinang juga belum terdapat media-media penyampaian keluhan masyarakat.

B. Pertanyaan Mengenai Komponen Standart Pelayanan yang Terkait dengan Proses Pengelolaan di Internal Organisasi ( Manufacturing): 1.Dasar Hukum

- Apa dasar hukum yang menjadi landasan bagi kantor Kelurahan Kotapinang dalam memberikan pelayanan administrasi pertanahan ?

“Dasar hukum yang jadi landasan memberikan pelayanan itu Peraturan Bupati Labuhanbatu Selatan Nomor- Tahun 2011 Tentang


(63)

53

Tugas Pokok Dan Fungsi Serta Uraian Tugas Jabatan truktural Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Mengenai Nomor Perbup itu nanti tanyakan saja langsung sama Pak Lurah ya, sekalian nanti nanya visi –misi sama informasi lain yang kurang.

Dalam kutipan diatas telah jelas dapat dilihat bahwa landasan pelaksanaan tugas pertanahan telah tertuang dalam Perbup Labusel.

2. Sarana, Prasarana dan/ Fasilitas

- Apa saja sarana, prasarana, dan fasilitas yang diberikan/ disediakan dalam pelayanan administrasi pertanahan di Kelurahan Kotapinang?

“Soal Sarana, prasarana dan fasilitas disini ya seperti yang bisa dilihat aja, ada meja, bangku, beberapa koputer, mesin ketik, sama ruangan tunggu aja untuk masyarakat duduk, kalo fasilitas terbaru belum ada karena dana kita pun udah nggak ada kayak yang tadi saya bilang fasilitas tempat parkir, toilet ada tapi musola belum dibangun karena belum ada anggarannya, 2012 itu terakhir kami dapat bantuan dana, selebihnya ya seadanya”.

Dalam kutipan diatas dapat dilihat bahwa fasilitas yang terdapat dalam kantor Kelurahan masih seadanya, belum ada fasilitas tambahan untuk lebih membantu dan menambah kenyamanan dalam pelayanan di Kantor kelurahan yang dilatarbelakangi tidak tersedianya dana untuk itu.

3. Kompetensi Pelaksana

- Apakah Pegawai/ staf yang bertugas dalam pelayanan administrasi pertanahan sudah memiliki keahlian yang baik dibidang tugasnya?


(64)

54

“Kalau soal Pegawai yang memberi pelayanan disini hanya Bapak, Ketua bagiannya itu cuma mengawasi aja. Soal pendidikan saya terakhir cuma SMA, tapi sudah sangat lama menangani dan mengurusi masalah pertanahan, dari dulu sudah ikut banyak pelatihan dan sudah terbiasa. Kalau kamu Tanya Bapak Camat pun pasti beliau menyuru kamu bertanya sama saya”.

Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa staf bagian pertanahan memiliki latar belakang pendidikan SMA namun mengikuti banyak pelatihan dan sudah berpengalaman karena masa kerja yang panjang.

4. Pengawasan Internal

- Adakah bentuk pengawasan internal yang dilakukan?

- Apa saja bentuk pengawasan internal yang dilakukan dalam kegiatan pelayanan administrasi pertanahan di Kantor Kelurahan Kotapinang?

“ Hanya ada evaluasi bentuknya itu rapat koordinasi semua bidang ke Camat yang dilakukan sebulan sekali”.

Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa belum ada pengawasan internal, hanya ada rapat koordinasi yang dilakukan sebulan sekali dengan Camat sebagai evaluasi.

.

5. Jumlah Pelaksana

- Berapa banyak jumlah pelaksana, pegawai/ staf yang menjalankan tugas administrasi pertanahan di Kelurahan Kotapinang?

“Tugas administrasi pertanahan disini berada dibawah Seksi Pemerintahan dan Pembangunan yang diketuai Dewi Hazriani, SE kemudian Stafnya ada 1 orang saja, ya saya.


(1)

93

10. Pengawasan internal belum dilaksanakan oleh Kelurahan Kotapinang, terkait hal tersebut, Lurah Kotapinang berjanji kedepannya akan mengadakan perbaikan demi meningkatkan kualitas pelayanan di Kantor kelurahan Kotapinang.

11. Jumlah pelaksana tugas pertanahan di kelurahan Kotapinang masih kurang dan dapat disimpulkan belum memenuhi keinginan masyarakat. Hal tersebut dilatarbelakangi karena ketidaktersediaannya dana.

12. Jaminan pelayanan tertentu tidak diberikan oleh Kelurahan. Hanya saja pihak kelurahan mengaku akan memberikan pelayanan dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

13. Jaminan Keamanan dan Keselamatan diberikan pihak Kelurahan untuk segala kesalahan dan permasalahan yang dilakukan pihak Kelurahan dan bertujuan untuk menambah kepercayaan masyarakat kepada Kelurahan.

14. Evaluasi kinerja pelaksana telah dilaksanakan sebanyak sebulan sekali, diharapkan evaluasi ini dapat memperbaiki kualitas pelayanan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

15. Dalam beberapa kasus, hambatan dalam pemberian pelayanan administrasi pertanahan disebabkan karena kurangnya pemahaman beberapa masyarakat mengenai keharusan untuk memenuhi persyaratan. Secara umum, hambatan yang menghalangi profesionalisme pelayanan adalah belum tersedianya peraturan yang mencukupi, terbatasnya dana dan sumberdaya manusia.


(2)

94 6.2. Saran

Setelah menganalisis data dan kemudian memberikan kesimpulan terhadap penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kelurahan Kotapinang harus menyusun SOP (standart operating procedure) yang akan dijadikan pedoman dalam menjalankan tugas administrasi pertanahan. Membuat peraturan mengenai biaya /tarif serta jangka waktu pengerjaan surat.

2. Pihak Kelurahan sebaiknya mengadakan sosialisasi mengenai tugas, fungsi, serta jenis-jenis pelayanan yang dapat diberikan untuk masyarakat.

3. Menjalin komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat baik secara langsung ataupun dengan menampung aspirasi dan pengaduan masyarakat serta membuat media penyampaiannya.

4. Mengajukan permohonan bantuan dana baik kepada Pemda ataupun sumber pembiayaan lainnya untuk membantu memperbaiki kondisi Kantor kelurahan Kotapinang.

5. Perlu diadakannya pengawasan internal dan evaluasi secara kontiniu baik dari aspek sumberdaya manusia, fasilitas, sarana, prasarana dan lain-lain untuk mengetahui apa saja kelemahan dan kekurangan serta memperbaiki kondisi Kelurahan Kedepannya.


(3)

95

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Pustaka:

Adisubrata, Winarna Surya. 2003. Perkembangan Otonomi Daerah Di Indonesia. Semarang: CV Aneka Ilmu

Ali, Faried. 1997. Hukum Tata Pemerintahan dan Proses Legislatif Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Boediono, B. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Rineka Cipta: Jakarta

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia

Erwiningsih, Winahyu. 2009. Hak Menguasai Negara Atas Tanah. Total Media. Yogyakarta

Goetschdan , David L dan Stanley B. Davis. 2002 Pengantar Manajemen Mutu 2. Edisi bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Prenhalindo

Hadari, Nawawi. 1990. Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada Press

Harsono, Budi. 1999. Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan UUPA. Jakarta : Djambatan

Harsono, Budi. 2002. Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional. Jakarta: Universitas Trisakti

Lubis, M Yamin dan Abd Rahim Lubis. 2011. Pencabutan Hak, Pembebasan, dan Pengadaan Tanah. Bandung: Mandar Maju

Mahmudi. 2005 Manajemen kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP AMP YKPN Moenir, H.A.S. 2002. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : Bumi

Aksara

Moenir. 2010. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : PT. Bumi Aksara Naihasy, Syahrin. 2006. Kebijakan Publik ( Public Policy) menggapai masyarakat

Madani. Yogyakarta: Midi Pustaka

Napitupulu, paimin. 2007. Pelayanan Publik dan Customer Satisfaction. Bandung: PT. Alumni


(4)

96

Pamudji. S. 1994. Profesiomalisme Aparatur Negara dalam Rangka Meningkatkan Pelayanan Publik. Jakarta : Widyapraja

Ridwan, HR. 2011. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Saleh, Mufawik.2010. public service communication. Malang: Katalog Dalam Terbitan

Salindeho, Jhon. 1993. Masalah Tanah dalam Pembangunan. Jakarta: Sinar Grafika

Santoso, Urip. 2010. Pendaftaran dan Peralihan Hak atas Tanah. Jakarta: Kencana

Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES

Sutarto, Edi. 2006. Analisis Kebijakan Publik. Jakarta: Alfabeta


(5)

97 Perundang – Undangan:

Undang- undang No.5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria.

Undang- undang No. 5 Tahun 1974 Tentang Pokok- pokok Pemerintahan Daerah

Undang- undang No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah

Undang- undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

Peraturan Pemerintah Nomor.73 tahun 2005 Tentang Kelurahan

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 Tentang pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/kota.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Pedoman Standart Pelayanan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan

Pelayanan Publik


(6)

98 Jurnal :

USU Repository. Konsep Wewenang Administrasi Pertanahan bagi Penyelenggaraan Perumahan.

Mahja, Djuhat H. Kewenangan Otonomi Daerah dalam Bidang Pertanahan di Kabupaten Kendal. 2008

Morangki, Albert.Tinjauan Terhadap Kewenangan Pemerintah Daerah dalam Penyelenggaraan Urusan di Bidang Pertanahan. Vol.XX/No.3/April-Juni/2012 Rizky Agusriani Hakim Daulay. Pengaruh Profesionalisme Kerja Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan Publik . 2013

Sumber Internet:

(diakses pada tanggal 16 Desember 2014 pada pukul 17.00 WIB)

(diakses pada tanggal 17 Desember 2014 pada pukul 19.15 WIB )

(diakses 05 februari 2015 Pada Pukul 11.30 WIB)

(diakses 05 februari 2015 Pada Pukul 12.44 WIB)

(diakses 05 februari 2015 Pada Pukul 15.31 WIB)


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Kotapinang Labuhanbatu Selatan

10 78 103

Motivasi dan Kinerja Perawat Puskesmas Model Kotapinang di Kotapinang Labuhanbatu Selatan

1 63 65

Kelompok Berkah Lidi (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

1 50 191

PERANAN KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI PENCURIAN KARET DI DESA SIMANINGGIR KECAMATAN KOTAPINANG KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN.

0 1 25

PENGARUH HARGA JUAL KARET TERHADAP MOTIVASI KERJA PETANI KARET DI KECAMATAN KOTAPINANG KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN.

0 1 29

Kelompok Berkah Lidi (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

0 0 19

Kelompok Berkah Lidi (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

0 0 1

Kelompok Berkah Lidi (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

0 1 29

Kelompok Berkah Lidi (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

0 2 61

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pelayanan Administrasi Pertanahan dalam Pengurusan Surat Kepemilikan Tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan

0 2 27