Etika Penelitian Pengolahan dan Analisa Data Pembahasan 1. Pengetahuan

4.5. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dalam bentuk angketkuesioner, dan sebelum pengisian kuesioner akan dilampirkan lembar persetujuan responden. Kuesioner tersebut berisikan pertanyaan-pertanyaan berupa pengetahuan remaja akan bahaya radikal bebas yang terkandung dalam rokok. Baik nama serta identitas diri pasien akan menjadi rahasia peneliti dan tidak akan disebarluaskan. Sedangkan hasil penelitian serta jawaban yang diberikan responden hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian Waktu pengisian kuesioner memakan waktu kurang lebih 10 menit.

4.6. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan statistik data akan menggunakan bantuan program komputer Windows SPSS 17.0. Setelah data diolah kemudian data tersebut ditampilkan secara sistematis, dengan hasil perhitungan akan diolah dalam bentuk tabel distributif, frekuensi dan diagram batang. Langkah-langkah dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut : a. Editing Editing adalah langkah untuk meneliti apakah isian kuesioner sudah lengkap atau belum sehingga apabila ada kekurangan dapat segera dilengkapi. b. Coding Coding adalah suatu usaha memberikan kodemenandai jawaban- jawaban responden atas pertanyaan yang ada pada kuesioner yang nantinya akan memudahkan proses dengan komputer. c. Entry data Memasukkan data melalui pengolahan komputer dengan menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solution versi 17.0. d. Cleaning Universitas Sumatera Utara Adalah pembersihan data. Kegiatan meneliti kembali data yang sudah ada, apakah ada kesalahan atau tidak. e. Saving Selanjutnya data dapat disimpan dan digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian. Universitas Sumatera Utara BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SLTP N.15 Medan yang terletak di Jalan M. Nawi Harahap Gang Suka, Medan Sumatera Utara. Saat ini pimpinan sekolah adalah Kepala Sekolah Bapak Drs. Sangka Harahap dan Wakil Kepala Sekolah Bapak Drs. Lumban Toruan. Sekolah ini terdiri atas tiga tingkatan kelas yaitu, kelas VII, VIII dan IX. Letak Sekolah berdekatan dengan beberapa SLTP lainnya, yaitu SLTP N. 8 Medan dan SLTP N. 3 Medan. Selain itu SLTP ini juga berdekatan sebuah pasar, yaitu pasar Simpang Limun, dan beberapa warung-warung internet dan rental games. Yang memungkinkan tingginya perilaku merokok oleh siswa.

5.1.2. Demografi Siswa

Berdasarkan data jumlah siswa tahun 2010, diperoleh distribusi demografi siswa laki-laki dan perempuan pada tahun 2010 seperti yang tertera pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Jumlah Siswa Laki-laki dan Perempuan SLTP N. 15 Medan Tahun 2010 Jenis Kelamin Kelas IX Kelas VIII Kelas VII Total f Laki-laki 111 109 124 344 45,9 Perempuan 160 130 116 406 54,1 Jumlah 271 239 240 750 100 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 5.1. tersebut, diketahui bahwa jumlah siswa SLTP N. 15 Medan pada tahun 2010 sebanyak 750 orang, dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 344 orang dan jumlah siswa perempuan sebanyak 406 orang. Dengan persentase laki-laki dan perempuan sebanyak 45,9 dan 54,1 .

5.1.3. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa SLTP N. 15 Medan kelas tujuh VII, delapan VIII, dan sembilan IX yang terpilih, yaitu sebanyak 86 siswa. Dari keseluruhan responden yang ada, diperoleh gambaran mengenai karakteristiknya meliputi: jenis kelamin, usia, riwayat merokok, serta sumber informasi. Data lengkap mengenai karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel yang ada di bawah ini. Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin f frekuensi Laki-laki 31 36 Perempuan 55 64 Jumlah 86 100 Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia f frekuensi 11 tahun 6 7,0 12 tahun 13 tahun 14 tahun 15 tahun 27 28 21 4 31,4 32,6 24,4 4,7 Jumlah 86 100 Pada penelitian ini tidak terdapat batasan dalam jenis kelamin responden. Dari Tabel 5.2. diatas diketahui bahwa jenis kelamin terbanyak adalah perempuan, mencakup 55 orang 64. Pada Tabel 5.3. diatas menunjukkan bahwa usia responden terbanyak berkisar 13 tahun 32,6 . Universitas Sumatera Utara Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner ada ditanyakan karakteristik responden berdasarkan riwayat merokok yang akan digambarkan dalam Tabel 5.4. di bawah ini. Tabel 5.4. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Merokok Riwayat Merokok f frekuensi Ada Merokok 5 5,8 Tidak ada Merokok 81 94,2 Jumlah 86 100 Dari Tabel 5.4. di atas dapat dilihat bahwa riwayat merokok responden cukup baik yaitu responden yang merokok sebanyak 5 orang 5,8 dan yang tidak merokok 81 orang 94,2. Pada penelitian ini juga ditanyakan mengenai suku serta sumber informasi mengenai radikal bebas yang terkandung dalam rokok. Tabel 5.5. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Suku f frekuensi Batak 39 45,3 Mandailing Minang Aceh Melayu Jawa Lain lain 12 5 1 3 20 6 14,0 5,8 1,2 3,5 23,3 7,0 Jumlah 86 100 Dari keterangan Tabel 5.5. diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas suku responden secara berturut-turut adalah batak 45,3, jawa 23,3, Universitas Sumatera Utara mandailing 14, minang 5,8, melayu 3,5, aceh 1,2 serta lain-lain 7. Tabel 5.6. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Sumber Informasi f frekuensi Media elektronik 25 29,1 Media cetak Sekolah Orang tua Lain-lain 23 6 11 21 26,7 7,0 12,8 24,4 Jumlah 86 100 Tabel 5.6. diatas menunjukkan bahwa media elektronik radio, televisi, internet memberikan persentase terbesar sebagai sumber informasi bagi remaja, yaitu 29,1 sebanyak 25 responden, sedangkan pihak sekolah memberi kontribusi yang paling kecil yaitu 6 responden dari total keseluruhan responden yang ada 7.

5.1.4. Hasil Analisa data

Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner penelitian terdapat 10 pertanyaan mengenai pengetahuan siswa terhadap rokok. Pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam kuesioner tersebut telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 5.7. di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pada Variabel Pengetahuan No Pertanyaan Jawaban responden dalam bentuk skor frekuensi 3 2 1 0 1. Istilah radikal bebas 44 51,2 17 19,8 25 29,1 0 0 . Pengertian radikal bebas 39 45,3 23 26,7 20 23,3 4 4,7 3. Sumber radikal bebas dalam tubuh 41 47,7 39 45,3 6 7,0 0 0 4. Rokok sebagai sumber radikal bebas 83 96,5 2 2,3 1 1,2 0 0 5. Jenis radikal bebas yang terkandung dalam rokok 2 2,3 17 19,8 66 76,7 1 1,2 6. Pengetahuan apakah radikal bebas berbahaya atau tidak 77 89,5 8 9,3 1 1,2 0 0 7. Pengaruh radikal bebas dalam meningkatkan risiko serangan asma 64 74,4 12 14,0 9 10,5 1 1,2 8. Definisi penuaan dini akibat radikal bebas 45 52,3 11 12,8 27 31,4 3 3,5 9. Radikal bebas dapat memicu keganasan 22 25,6 57 66,3 6 7,0 1 1,2 10. Jenis keganasan yang dapat ditimbulkan oleh radikal bebas 9 10,5 51 59,3 25 29,1 1 1,2 Pada Tabel 5.7. diberikan skor untuk tiap-tiap pertanyaan yaitu 3, 2, 1 dan 0. Diberikan skor 3 bila responden menjawab dengan benar dan lengkap, 2 untuk benar namun kurang lengkap, 1 untuk jawaban salah serta 0 jika tidak menjawab pertanyaan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar dan lengkap skor 3 yaitu pertanyaan pada nomor 4, 6, 7, 8 serta 1 yaitu sebanyak 83 96,5, 77 89,5, 64 74,4, 45 52,3, dan 44 51,2 responden. Untuk pertanyaan yang dapat dijawab dengan benar saja skor 2 paling banyak pada pertanyaan nomor 9, 10, 3, 2, 1 dan 5. Dengan jumlah responden yang menjawab sebesar 57, 51, 39, 23, 17 serta 17 orang. Dalam persentase secara berurutan sebesar 66,3, 59,3, 47,7, 45,3, 19,8 dan 19,8. Jumlah responden yang menjawab dengan benar pada pertanyaan nomor 1 dan 5 adalah sama, oleh karena itu memiliki persentase yang sama yaitu sebesar 19,8. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah skor 1 adalah pertanyaan nomor 5 yaitu sebanyak 66 dari 86 responden yang ada, sebesar 76,7. Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik, cukup, dan kurang. Pengetahuan seorang responden akan dikatakan baik bila jumlah skor untuk sepuluh pertanyaan yang berhasil dijawab oleh responden sebanyak 23 - 30. Pengetahuan cukup baik, apabila total nilai yang diperoleh responden sebanyak 16 - 22, dan pengetahuan kurang baik, apabila nilai yang diperoleh responden kurang dari 15. Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat pengetahuan Remaja SLTP N. 15 Medan pada tahun 2010 dapat dikategorikan pada Tabel 5.8. di bawah ini. Tabel 5.8. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan Pengetahuan f frekuensi Baik 47 54,7 Cukup Baik 38 44,2 Kurang Baik 1 1,1 Total 86 100 Dari Tabel 5.8. dapat terlihat 3 tingkat pengetahuan responden, yaitu baik, cukup baik dan kurang baik. Pada Tabel 5.8. juga terlihat bahwa tingkat pengetahuan responden berdasarkan frekuensi dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 47 responden, tingkat pengetahuan cukup baik sebanyak 38 responden Universitas Sumatera Utara dan dengan tingkat pengetahuan kurang hanya 1 responden. Pada Tabel 5.8. menunjukkan persentase tingkat pengetahuan respoden, yaitu dengan kategori kurang memiliki persentase paling kecil yaitu 1,1, tingkat pengetahuan cukup baik sebanyak 44,2 dan tingkat pengetahuan yang baik sebesar 54,7. 5.2. Pembahasan 5.2.1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba Notoatmodjo, 2007. Dalam penelitian ini telah dilakukan pembagian kuesioner yang telah valid untuk mengukur tingkat pengetahuan responden. Dari hasil penelitian ini, pada Tabel 5.6. diketahui sebanyak 51,2 responden pernah mendengar istilah radikal bebas, yang didengar paling banyak melalui media elektronik seperti internet, iklan-iklan di televisi maupun radio. Hal ini disebut juga oleh Notoadmodjo bahwa media elektronik merupakan suatu sarana untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan Notoatmodjo, 2007. Sedangkan sebanyak 29,1 responden belum pernah mendengar istilah ini. Pada Tabel 5.7. didapati bahwa sebagian responden telah mengetahui mengenai pengertian radikal bebas dimana sebanyak 39 responden 45,3 telah menjawab dengan benar dan tepat. Dimana pengertian radikal bebas itu sendiri adalah atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada bagian terluarnya Murray, 2003. Dalam Tabel 5.7. terdapat 41 responden 47,7 dapat menjawab dengan benar bahwa sumber radikal bebas tidak hanya berasal dari luar tubuh, namun dapat juga berasal dari dalam tubuh sendiri. Seperti yang disebutkan oleh Bagchi dan Puri 1998 bahwa radikal bebas dan berbagai oksigen reaktif lainnya dapat terbentuk dari metabolisme tubuh normal atau dari lingkungan eksternal seperti kontak dengan sinar-X, ozone, polusi udara, bahan-bahan kimia serta asap rokok. Universitas Sumatera Utara Sumber radikal bebas dalam tubuh dapat disebabkan oleh 3 hal utama, yaitu autoksidasi yang merupakan produk dari metabolisme aerob, oksidasi enzimatik, serta respiratory burst, yaitu penggunaan oksigen dalam jumlah tinggi selama proses fagositosis infeksi berlangsung Arief, 2007. Disamping itu, sebanyak 83 responden 96,5 telah mengetahui bahwa dalam rokok terkandung radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh. Namun hanya 2 responden 2,3 yang dapat menjawab dengan benar dan tepat mengenai jenis- jenis radikal bebas yang terkandung dalam rokok. Dan terdapat 66 responden 76,7 yang menjawab salah mengenai jenis-jenis radikal bebas yang terkandung dalam rokok. Adapun berbagai jenis radikal bebas oksigen reaktif menurut Arief 2007, yaitu radikal superoksida, radikal hidroksil, radikal peroksil, hydrogen peroksida, nitrit oksida, nitrit peroksida, lipid peroksida. Diantara keseluruhan radikal bebas ini radikal hidroksil lah yang bersifat sangat toksik dengan masa hidup yang sangat singkat Murray, 2003. Tar adalah 1 dari 3 komponen rokok yang banyak diketahui masyarakat. Namun tidak banyak yang mengetahui bahwa tar sendiri merupakan radikal bebas. Pernyataan ini sejalan dengan penelitian Pryor dkk 1983 yang menyebutkan bahwa radikal bebas dalam fase gas terdapat dalam asap rokok dan tar, yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan Electron Spin Resonance Spectroscopy ESR. Pada Tabel 5.7. sebanyak 77 89,6 responden telah mengetahui dengan jelas bahwa kandungan radikal bebas dalam rokok dapat merugikan tubuh. Terdapat berbagai bahaya radikal bebas yang dapat ditimbulkannya dan biasanya muncul dalam jangka waktu lama setelah pemaparan. Produksi radikal bebas dan antioksidan penangkal radikal bebas yang tidak seimbang akan menyebabkan kerusakan makromolekuler, termasuk protein, lipid dan DNA Atessahin, et al. dalam Widyatmoko 2009. Kerusakan ini akan menimbulkan berbagai kelainan dalam tubuh yang dapat muncul seperti: keganasan kanker, penyakit saluran pernafasan, kelainan kardiovaskular, katarak serta penuaan dini. Hal ini sejalan dengan penelitian mengenai rokok sebelumnya Diana, 2003 pada remaja SMK Al Hikmah 1 Sirampog Brebes. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan sebanyak Universitas Sumatera Utara 52,99 remaja memiliki pengetahuan dasar tentang rokok dengan kategori baik, serta 88,88 percaya bahwa rokok berdampak buruk terhadap kesehatan Pada Tabel 5.7. didapati sebanyak 64 74,7 responden memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai penyakit yang dapat ditimbulkan oleh radikal bebas pada rokok, yaitu gangguan pada saluran pernafasan atas seperti peningkatan risiko serangan penderita asma. Asma merupakan penyakit gangguan inflamasi kronis saluran pernafasan yang dihubungkan dengan hiperresponsif, keterbatasan aliran udara yang reversible dan gejala pernafasan Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2006. Hal ini sejalan dengan hasil survey yang dilakukan pada pasien rawat inap di RSUP Sangla Denpasar dimana ditemui pasien asma yang aktif merokok. Dari 102 pasien asma akut yang mengalami serangan, 7,8 adalah perokok aktif dan 18,8 pernah merokok Rai, 2009. Pengetahuan responden tentang terjadinya penuaan dini pada pasien perokok aktif maupun pasif juga cukup baik. Dengan setengah dari jumlah responden 45 52,3 dapat menjawab dengan benar dan tepat mengenai pengertian penuaan dini. Hal ini sejalan dengan teori dr. Denham Harman sebagai “ father of the free radical theory of aging” yang menyebutkan bahwa radikal bebas sebagai salah 1 dari 4 teori yang menyebabkan proses penuaan dini. Adapun proses penuaan dini seperti penurunan fungsi ginjal dan paru, penyakit kardiovaskular, atropi otot-otot bola mata, mengecilnya ukuran pupil, penurunan fungsi otot-otot skeletal, penyakit Alzheimer, penurunan kolagen kulit, kerutan pada kulit wajah timbulnya bintik-bintik kecoklatan pada punggung dan tangan serta berbagai proses penuaan lainnya Best, 2010. Dan responden dapat menjawab dengan baik mengenai penuaan dini pada kulit. Terdapat 57 responden 66,3 memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai dampak radikal bebas dalam memicu terjadinya keganasan kanker dalam tubuh, dan 51 responden 59,3 dapat menyebutkan dengan benar jenis kanker yang dapat ditimbulkan oleh radikal bebas, sedangkan hanya 9 responden 10,5 yang dapat menjawab dengan baik dan lengkap tentang jenis kanker yang dapat ditimbulkan. Seperti kanker hati, kanker nasofaring serta paru. Adanya ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dengan pertukaran antioksidan Universitas Sumatera Utara akan menimbulkan oxidative strees, yang dapat menimbulkan kerusakan sel termasuk sel hati sehingga terjadi peningkatan SGOT dan SGPT Jawi et al. 2007, yang merupakan gejala terjadinya nekrosis sel hati atau kerusakan hati akut, yang berujung pada keganasan Wibowo, 2008. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh National Cancer Institute bahwa Insidensi kanker ginjal, uterus, kolon, rektum, hati, dan penis lebih tinggi pada perokok di bandingkan dengan yang bukan perokok Amin, 2006. Hal ini semakin dipertegas oleh Alberg, 2003 yang menyebutkan bahwa rokok menyumbang 90 sebagai etiologi kanker paru. Pada hasil penelitian lainnya didapatkan bahwa risiko terjadinya kanker pada faring lebih besar jika dihubungkan dengan lama merokok, dibandingkan hubungan risiko dengan banyaknya rokok yang dikonsumsi Kiki, 2009. Secara keseluruhan diperoleh sebanyak 47 responden 54,7 yang berpengetahuan baik, 38 responden 44,2 yang berpengetahuan cukup baik, dan 1 responden 1,1 yang berpengetahuan kurang baik. Dari hasil tersebut terlihat bahwa mayoritas pengetahuan tentang rokok pada siswa kelas tujuh VII, delapan VIII dan sembilan IX SLTP N. 15 Medan berada pada tingkat baik. Menurut hemat peneliti topik mengenai radikal bebas ini masih kurang diberikan di sekolah-sekolah. Hal ini mungkin dikarenakan oleh kurangnya pemberian informasi ataupun pengetahuan mengenai radikal bebas dalam rokok dan bahayanya di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari jawaban kuesioner yang diberikan oleh siswa, dimana hanya 6 responden saja 7 yang pernah mendengar atau memperoleh informasi mengenai radikal bebas di sekolah, baik dari buku pelajaran maupun penjelasan guru di kelas. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN ANAK REMAJA TENTANG BAHAYA ROKOK DI SMP 2 SANDEN BANTUL

0 14 117

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2013-2015 terhadap Radikal Bebas yang Terkandung dalam Rokok pada Tahun2016

0 3 88

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG EFEK ROKOK TERHADAP KESEHATAN DENGAN SIKAP MEROKOK DI SLTP N 2 GROGOL SUKOHAJO.

0 0 8

Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Seks Bebas Terhadap Sikap Seks Bebas Remaja SMK N 1 Sukoharjo IMG 20150708 0001

0 0 1

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2013-2015 terhadap Radikal Bebas yang Terkandung dalam Rokok pada Tahun2016

0 1 14

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2013-2015 terhadap Radikal Bebas yang Terkandung dalam Rokok pada Tahun2016

0 0 2

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2013-2015 terhadap Radikal Bebas yang Terkandung dalam Rokok pada Tahun2016

0 0 3

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2013-2015 terhadap Radikal Bebas yang Terkandung dalam Rokok pada Tahun2016

0 0 18

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2013-2015 terhadap Radikal Bebas yang Terkandung dalam Rokok pada Tahun2016

0 0 3

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Stambuk 2013-2015 terhadap Radikal Bebas yang Terkandung dalam Rokok pada Tahun2016

0 0 31