2.5.3. Kelainan Kardiovaskular
Dewasa ini, Penyakit Jantung Koroner merupakan salah satu penyakit jantung yang sangat penting karena penyakit ini diderita oleh jutaan orang dan
merupakan penyebab kematian utama di beberapa Negara termasuk Indonesia. PJK yang didasari oleh proses aterosklerosis yang bersifat progresif ini telah
dimulai sejak masa kanak-kanak dan menjadi nyata pada dekade 3-4 Joewono, 2003. Lesi aterosklerosis terutama terjadi pada lapisan paling dalam dari dinding
arteri yaitu lapisan intima. Lapisan tersebut meliputi: a.
fatty streak, makropag serta sel otot polos yang mengandung lemak yaitu kolestrol yang berwarna kuning.
b. fibrous plaque, kelanjutan dari fibrous plaque dengan penumpukan lemak
lebih lanjut dan terbentuknya jaringan ikat yang terdiri dari campuran lemak dan sel debris sebagai akibat dari proses nekrosis.
c. Advance complicated plaque, pada lapisan ini telah teradi lesi
berkelanjutan terdapat jaringan nekrosis yang merupakan inti dari lesi semakin membesar dan sering mengalami perkapuran, fibrous cap menjadi
semakin tipis dan pecah dan akan memicu terjadinya perdarahan serta trombosis yang menyebakan terjadinya oklusi aliran darah.
Ada beberapa teori terjadinya aterosklerosis, salah satunya adalah response to injury hypohesis, yaitu terganggunya fungsi endotel sebagai barrier
dan memudahkan masuknya lipoprotein LDL teroksidasi ke dinding arteri maupun makropag. Terganggunya fungsi endotel dapat dipicu oleh rusaknya
dinding endotel oleh berbagai hal seperti hiperkolestrolemia, hipertensi, diabetes, toxic, virus dan berbagai bahan oksidan radikal bebas seperti rokok Joewono,
2003. Asap rokok dan stress oksidasi yang terjadi dapat menggangu serum lipid, yang ditandai dengan meningkatnya LDL, trigliserida dan penurunan jumlah
HDL Jackson dan Ockene, 2008. Stress oksidatif dari radikal bebas dapat memicu disfungsi endotel dengan
mengurangi vasodilatasi, pertumbuhan sel endotel dan meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
pembentukan serta robekan plak pada dinding pembuluh darah. Sehingga dapat memicu risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan dengan komplikasi infark
miokard akut, angin tidak stabil Fahri, Dianiati dan Faisal, 2009. Asap rokok juga merangsang sistem saraf untuk meningkatkan hearth
rate, tekanan darah serta vasokonstriksi pembuluh darah koroner Jackson dan Ockene, 2008. Gangguan pada pembuluh darah ini akan menghambat aliran
darah normal, hal ini akan menyebabkan tubuh untuk melakukan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga aliran darah lebih lancar. Proses vasokonstriksi
pembuluh darah ini akan diikuti oleh peningkatan tekananan darah. Jika hal terus menerus terjadi maka akan terjadi hipertensi sistemik. Gejala yang tampak adalah
nyeri dada seperti tertekan, diremas, tercekik, berat atau seperti terbakar. Pemeriksaan dapat dilakukan adalah pemeriksaan fisik, EKG dan pemeriksaan
Laboratorium Joewono, 2003.
2.5.4. Katarak