pembentukan serta robekan plak pada dinding pembuluh darah. Sehingga dapat memicu risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan dengan komplikasi infark
miokard akut, angin tidak stabil Fahri, Dianiati dan Faisal, 2009. Asap rokok juga merangsang sistem saraf untuk meningkatkan hearth
rate, tekanan darah serta vasokonstriksi pembuluh darah koroner Jackson dan Ockene, 2008. Gangguan pada pembuluh darah ini akan menghambat aliran
darah normal, hal ini akan menyebabkan tubuh untuk melakukan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga aliran darah lebih lancar. Proses vasokonstriksi
pembuluh darah ini akan diikuti oleh peningkatan tekananan darah. Jika hal terus menerus terjadi maka akan terjadi hipertensi sistemik. Gejala yang tampak adalah
nyeri dada seperti tertekan, diremas, tercekik, berat atau seperti terbakar. Pemeriksaan dapat dilakukan adalah pemeriksaan fisik, EKG dan pemeriksaan
Laboratorium Joewono, 2003.
2.5.4. Katarak
Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, dan Latin cataracta yang berarti air terjun. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan
pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi penambahan cairan lensa lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-duanya. Kekeruhan yang terjadi
umumnya mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun tidak dapat mengalami perubahan dalam waktu yang lama Ilyas, 2009.
Menurut Ilyas 2009, dalam bukunya yang berjudul Ilmu Penyakit Mata, katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga
disebabkan kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun seperti glaukoma, ablasi, uveitis dan renitis pigmentosa. Katarak juga dapat
disebabkan oleh bahan toksik khusus kimia dan fisik. Risiko terjadinya katarak dapat dipicu oleh berbagai penyakit lain seperti diabetes, penyakit autoimun dan
hipertensi. Pasien dengan katarak mengeluh penglihatannya seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara progresif. Sedangkan menurut Jacobs
2008, risiko katarak akan meningkat seiring dengan usia, merokok,
Universitas Sumatera Utara
mengkonsumsi alkohol, terpapar sinar matahari berkepanjangan, penyakit metabolik, diabetes mellitus dan penggunaan obat-obat kortikosteroid sistemik.
Seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya, radikal bebas dapat mempengaruhi fungsi protein. Dimana radikal bebas ini akan berusaha mencuri
elektron protein-protein dalam tubuh. Protein yang kehilangan elektronnya akan rusak dan menjadi tidak stabil, yang berakibat pada kerusakan sel-sel jaringan
Kumalaningsih, 2006. Ditubuh sendiri, lokasi protein tertinggi terdapat pada lensa mata. Dalam lensa, terdapat nukleus lensa, yang menjadi rusak dan kian
menebal seiring dengan bertambahnya jumlah radikal bebas yang ada. Selain di nukleus lensa, kekeruhan protein juga dapat terjadi pada bagian kortek Ilyas,
2009. Kerusakan protein yang terkandung dalam lensa mata dapat mengganggu visuspenglihatan seseorang. Kerusakan protein yang terus menerus akibat reaksi
radikal bebas ini memainkan peranan penting terhadap terjadinya katarak Bagchi dan Puri, 2009. Katarak yang terjadi dapat menimbulkan kebutaan, baik partial
maupun total. Dan dari studi epidemiologi yang telah dilakukan sebelumnya, dari 300 orang buta di seluruh dunia, 50 kebutaan tersebut diakibatkan oleh katarak
Jacobs, 2008.
2.5.5. Penuaan Dini