2.1.1. Perilaku
Menurut Kartono 1987 dalam Perwitasari 2006, perilaku adalah suatu tindakan manusia yang dapat dilihat. Perilaku dari pandangan biologis merupakan
suatu kegiatan, dan pandangan biologis merupakan suatu aktifitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktifitas dari
manusia itu sendiri. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik keturunan dan lingkungan
Notoatmodjo, 2007. Perilaku hidup sehat dapat menunjang kesehatan seseorang. Perilaku hidup
yang sehat diantaranya yaitu mengkonsumsi makanan yang bergizi secara teratur, berolahraga secara teratur, menghindari diet yang terlalu ketat, menghindapi
makanan tinggi lemak dan menghindari rokok. Namun, perilaku merokok sendiri sudah biasa dilakukan oleh masyarakat termasuk remaja dan mahasiswa
Perwitasari, 2006.
2.1.2. Prevalensi Penggunaan Rokok pada Remaja
Dewasa ini, usia pertama kali merokok umumnya berkisar antara 11-13 tahun Firmansyah, 2009. Dari hasil penelitian terhadap 15 jenis SMU di wilayah
DKI Jakarta yang berbeda para responden mengaku telah merokok sejak usia 12- 14 tahun Rochadi, 2004, data Global Youth Tobacco Survey GYTS dari 2.974
responden pelajar Indonesia berusia 15-20 tahun, 43,9 63 pria mengaku pernah merokok Nasution, 2007.
Menurut Oskamp, et al. dalam Perwitasari, 2006 seseorang mulai merokok karena pengaruh dari lingkungan sosial, yaitu teman-teman sebaya,
orang tua, saudara ataupun promosi-promosi media cetak dan elektronik. Berdasarkan penelitian Levental, et al. dalam Perwitasari, 2006 diperoleh data
bahwa awal mula merokok paling sering dilakukan bersama teman-teman dan merupakan variabel yang paling penting mencakup 46, bersama saudara 23,
dan 14 dilakukan bersama orang tua ayah. Selain hal yang disebutkan di atas, lingkungan juga memainkan peranan penting dalam memotivasi perilaku merokok
pada remaja.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian Firmansyah 2009 yang dilakukan dengan metode wawancara pada Madrasah Aliyah Negeri 2 Kabupaten Boyolali dari 420
siswa yang terdiri dari 173 siswa laki-laki dan 247 siswa perempuan para siswa mengakui bahwa hampir 80 siswa laki-laki kelas XI dan XII adalah perokok,
yang dilakukan baik pada jam-jam istirahat maupun setelah pulang sekolah. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Diana 2003 terhadap remaja SMK
Al Hikmah I Sirampog Brebes, penelitian dengan pendekatan cross sectional terhadap 117 sampel ini menyebutkan bahwa prevalensi merokok remaja adalah
23,65, dengan waktu merokok lebih dari 1 tahun 51,28 , frekuensi merokok setiap hari 52,99, sedangkan intensitas merokok 1-4 batang per hari 66,12.
Sebanyak 58,97 merokok dengan menghisap dangkal dan cara merokok responden 58,12 secara terang-terangan. Alasan merokok 58,12 untuk
memudahkan pergaulan, dengan 64,10 terpengaruh iklan rokok tetapi 67,52 jenis rokok yang dikonsumsi tidak terpengaruh oleh iklan dan cara memilih rokok
tidak tentu. Responden yang diperbolehkan merokok oleh orang tuanya sebanyak 35,04, dan yang tidak diperbolehkan oleh orang tuanya 72,36 akan
mendapatkan sanksi dirumah. Dan seluruh responden 100 mengakui ada sanksi yang cukup berat di sekolah dalam hal merokok. Dari 74 responden yang
memiliki idola, 51,35 dari idolanya tersebut adalah perokok dan 96,58 responden menyatakan bahwa gurunya merokok.
2.2. Pengetahuan Knowledge