3. Kelainan Kardiovaskular
4. Katarak
5. Penuaan dini
2.5.1. Keganasan
Kanker dapat terjadi disebabkan oleh adanya serangan radikal bebas pada DNA dan RNA dalam sel, sehingga terjadi pertumbuhan dan perkembangan sel
abnormal yang menyebabkan kerusakan jaringan Kumalaningsih, 2006. Organisasi Kesehatan Dunia WHO memperkirakan bahwa hampir 80-90
penyakit kanker disebabkan oleh lingkungan sedangkan 10-20 nya dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor lingkungan yang tidak sehat yang kita hirup seperti
pembakaran kendaraan bermotor, asap rokok 40, asupan makanan yang salah
25-30 dan udara yang kita hirup 10.
Pada peradangan kronik, stress oksidatif akibat radikal bebas dapat menimbulkan kanker paru Fahri, KS, dan Yunus, 2009. Kanker paru adalah
salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan dan tindakan yang cepat dan terarah. Di RS Kanker Dharmais Jakarta 1999, kanker paru
menduduki peringkat 3 kanker terbanyak sesudah kanker payudara dan kanker leher rahim. Di Indonesia sendiri menduduki peringkat ke 4 kanker terbanyak,
dengan angka kematian lebih 1 juta penduduk tiap tahunnya Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2006.
Kebiasaan merokok merupakan salah satu etiologi penyakit ini. Diperkirakan terdapat metabolit dalam asap rokok yang bersifat karsinogen
terhadap organ tubuh tertentu, salah satunya adalah paru. Tidak hanya bersifat karsinogen, kandungan kimia, radikal bebas yang terkandung dalam rokok
misalnya, juga merupakan promotor dan progresor dalam meningkatkan insidensi keganasan pada paru Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2006.
Walaupun tidak dijelaskan secara gamblang, Hueston 2002 dalam bukunya “20 Common Problems in Respiratory Disorders” menyebutkan bahwa
pengkonsumsian rokok dan lamanya terpapar asap rokok dapat memicu terjadinya mutasi multiple gene yang menyebabkan detoksifikasi metabolisme tubuh. Dan
Universitas Sumatera Utara
terdapat kurang lebih 14.000 kematian pasien kanker paru per tahunnya Hueston, 2002. Gejala yang timbul dapat berupa tumor, nyeri dada, suara serak, mengi,
dispnea, penurunan berat badan dan metastasis ke berbagai organ lainnya Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2006.
Penegakkan diagnosis juga memerlukan ketrampilan dan sarana yang tidak sederhana dan memerlukan pendekatan multidisiplin. Petanda ganas atau tumor
marker merupakan substansi yang dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan- perubahan yang terjadi akibat kanker. Petanda ganas ini dapat dideteksi dan
diukur kadarnya dengan metoda kimia, imunologi maupun metode biologi molekuler Putra, Muktiati, Mulyartha dan Siswanto, 2009. Efek rokok bukan
saja menyebabkan kanker paru, tapi juga dapat menimbulkan kanker pada organ lain seperti mulut, faring, laring, dan esofagus Ilmu Penyakit Dalam FK UI,
2006. Dalam analisis penelitian lainnya mendapatkan bahwa perokok merupakan
major risk factor untuk terjadinya kanker kepala dan leher. Penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan yang membandingkan perokok dengan bukan
perokok, dimana kemungkinan perokok menderita kanker kepala dan leher sangat besar. Juga didapatkan hubungan antara lama merokok dan banyaknya rokok yang
dikonsumsi dengan tren positive dose-respons relationship. Pada hasil penelitian lainnya didapatkan bahwa risiko terjadinya kanker pada faring lebih besar jika
dihubungkan dengan lama merokok, dibandingkan hubungan risiko dengan banyaknya rokok yang dikonsumsi Kiki, 2009.
Adanya ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dengan pertukaran antioksidan akan menimbulkan oxidative strees, yang dapat
menimbulkan kerusakan sel termasuk sel hati sehingga terjadi peningkatan SGOT dan SGPT Jawi et al. 2007, yang merupakan gejala terjadinya nekrosis sel hati
atau kerusakan hati akut, yang berujung pada keganasan Wibowo, 2008.
2.5.2. Penyakit Saluran Pernafasan