Faktor-Faktor yang mempengaruhi penilaian prestasi kerja

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja.

Menurut Mangkunegara 2000:67 ada dua faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi kerja yaitu: a. Faktor Kemampuan Secara psikologis, kemampuan ability karyawan yang terdiri dari kemampuan potensial IQ dan kemampuan reality knowledge+skill. Artinya, karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata 110-120 dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya the right man in the right place, the right man on the right job. b. Faktor Motivasi Motivasi terbentuk dari sikap attitude seorang karyawan yang menghadapi situasi situation kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri karyawan untuk mencapai prestasi kerja secara maksimal. Sikap mental seorang karyawan harus sikap mental yang siap secara psikofisik siap secara mental, fisik, tujuan, dan situasi. Artinya, seorang karyawan harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.

4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi penilaian prestasi kerja

Universitas Sumatera Utara Pekerjaan dengan hasil yang tinggi harus dicapai karyawan. Mangkunegara 2000:67 menyatakan bahwa ukuran yang perlu diperhatikan dalam penilaian prestasi kerja antara lain: 1. Kualitas kerja, yaitu kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil kerja dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan. Dengan adanya kualitas kerja yang baik dapat menghindari tingkat kesalahan dalam penyelesaian suatu pekerjaan serta produktivitas kerja yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi kemajuan perusahaan. 2. Kuantitas kerja, yaitu volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal. Kuantitas kerja menunjukkan banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan dalam satu waktu sehingga efisiensi dan efektifitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan perusahaan. 3. Tanggung jawab, yaitu menunjukkan seberapa besar karyawan dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang dipergunakan serta prilaku kerjanya. 4. Inisiatif, yaitu menunjukkan seberapa besar kemampuan karyawan untuk menganalisis, menilai, menciptakan dan membuat keputusan terhadap penyelesaian masalah yang dihadapinya. 5. Kerjasama, yaitu merupakan kesedian karyawan untuk berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain secara vertikal atau horizontal di dalam maupun diluar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan semakin baik. 6. Ketaatan, yaitu merupakan kesediaan karyawan dalam mematuhi peraturan- peraturan yang melakukan pekerjaanya sesuai dengan instruksi yang diberikan kepada karyawan. Universitas Sumatera Utara

B. Hubungan Antara Stres kerja dengan Prestasi Kerja Karyawan

Stres sebagai sebuah keadaan yang dapat dialami setiap orang, dalam hubungannya dengan pekerjaan bisa tinggi atau rendah, dan dapat berpengaruh pada berbagai macam faktor. Salah satunya adalah dapat berpengaruh terhadap prestasi kerja. Stres kerja dalam tingkat sedang dapat meningkatkan prestasi kerja, tetapi stres tingkat tinggi dan rendah dapat menurunkan prestasi kerja. Tingkat stres kerja sangat rendah, prestasi kerja juga rendah. Ini disebabkan seseorang tidak menghadapi banyak tekanan atau tantangan sehingga orang tersebut kemungkinan besar tidak melakukan usaha yang tinggi untuk menghadapinya. Tingkat stres yang meningkat, yang berarti seseorang mengalami banyak tuntutan dalam pekerjaannya, tingkat usaha akan ditingkatkan sehingga meningkatkan prestasi kerja sampai titik tertentu di mana seseorang masih mampu mengatasinya. Tetapi, ketika tingkat stres melebihi tingkat yang dapat dikendalikan, prestasi kerja akan menurun. Universitas Sumatera Utara

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN