Uji Autokorelasi Uji Heteroskesdastisitas

Tabel 4.12 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 19.808 4.224 4.689 .000 Konflik_Kerja .321 .112 .419 2.857 .008 .600 1.666 Beban_Kerja .378 .152 .283 2.480 .019 .992 1.008 Waktu_Kerja .443 .161 .405 2.757 .010 .599 1.670 a Dependent Variable: Prestasi_Kerja Sumber: Pengelolahan SPSS 2010 Hasil uji melalui Variance Inflation Factor VIF pada hasil pengolahan SPSS, masing-masing variabel independent memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. maka dapat dinyatakan model regresi linear berganda tersebut terbebas dari asumsi klasik dan dapat digunakan dalam penelitian.

c. Uji Autokorelasi

Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada e t pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya e t -1 . Untuk mempercepat proses ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model dapat digunakan patokan nilai Durbin Watson hitung mendekati angka 2. Jika nilai Durbin Watson hitung mendekati atau disekitar angka 2 maka model tersebut terbebas dari asumsi klasik autokorelasi, karena angka 2 pada uji Durbin Watson terletak di daerah No Autocorelation. Uji asumsi klasik statistik autokorelasi dapat dideteksi dari output pada Tabel 4.13 sebagai berikut: Model Tabel 4.13 Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .774a .599 .560 1.15503 1.968 a Predictors: Constant, Waktu_Kerja, Beban_Kerja, Konflik_Kerja b Dependent Variable: Prestasi_Kerja Sumber: Pengelolahan SPSS 2010 Universitas Sumatera Utara Pada output tersebut diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1,968. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji menggunakan tabel batas bawah dl dan batas atas du untuk mengetahui daerah autokorelasi dari nilai Durbin Watson. Negative No Autocorrelation Autocorrelation Positif dl du 1.968 2 4-du 4-dl 4 1.65 1.28 2.72 2.35 Gambar 4.3 Autokorelasi Sumber: Pengelolahan SPSS 2010 Hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson menunjukkan angka 1,968 dengan batas bawah dl dan batas atas du terlihat pada Gambar 4.3. Dengan jumlah variabel bebas k = 3, dengan jumlah sampel n = 35, maka dl = 1,65 dan du = 1,28. Berdasarkan uji di atas tampak bahwa nilai Durbin Watson hitung 1,968 terletak di daerah No Autocorrelation sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda terbebas dari asumsi klasik statistik autokorelasi.

d. Uji Heteroskesdastisitas

Heteroskesdastisitas menguji terjadinya perbedaan varience residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskesdastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskesdastisitas jika: 1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. Universitas Sumatera Utara 2 1 -1 -2 -3 Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 -1 -2 R e g re s s io n S tu d e n ti z e d R e s id u a l Dependent Variable: Prestasi_Kerja Scatterplot 3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. 4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. Asumsi klasik statistik heteroskesdastisitas dapat dideteksi dari output SPSS pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Scatterplot Sumber: Pengelolahan SPSS 2010 Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa model regresi linear barganda terbebas dari asumsi klasik heteroskesdastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.

4. Uji F