renteng atas kerugian tersebut. Anggota pengurus yang dinyatakan bersalah dalam melakukan pengurusan Yayasan yang menyebabkan kerugian bagi Yayasan,
masyarakat, atau Negara berdasarkan putusan pengadilan, maka dalam jangka waktu 5 lima tahun terhitung sejak tanggal putusan tersebut memperoleh kekuatan hukum
yang tetap, tidak dapat diangkat menjadi Pengurus Yayasan manapun. Akibat akta perubahan Yayasan, pengurus dalam melnajankan maksud dan
tujuan Yayasan harus menyesuaikan dengan perubahan-perubahan ketentuan dalam Anggaran Dasar. Dengan demikian mengenia hak-haknya juga ditentukan dalam
Angaran Dasar Yayasan tersebut.
3. Ruang Lingkup Bidang Usaha Atau Jenis-Jenis Yayasan
Ada hal-hal penting dalam melakukan perubahan akta Yayasan. Berdasarkan UU Yayasan, perubahan di dalam akta pendirian Yayasan dimuat dalam Anggaran
Dasar Yayasan: a
Diperbolehkan asalkan tidak mengubah maksud dan tujuan; b
Berdasarkan permufakatan rapat Pembina atau persetujuan 23 anggota Pembina yang hadir;
c Merubah nama dan kegiatan harus mendapat persetujuan Menhukham;
d Merubah selain nama dan kegiatan, cukup diberitahukan kepada Menhukham
e Atas persetujuan Kurator, jika Yayasan pailit.
Di samping itu juga dikenal adanya larangan terhadap Yayasan: a
Memakai nama yang sama dengan nama Yayasan lain;
Universitas Sumatera Utara
b Membagikan hasil kegiatan usaha ataupun kekayaan Yayasan berupa gaji,
dan lai-lain kepada Pembina, Pengurus dan Pengawas; c
Melakukan perubahan anggaran dasar pada saat Yayasan pailit, kecuali atas Kegiatan Yayasan:
Pada bagian penjelasan umum UU Yayasan, Yayasan sebagai badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan, dan kemanusiaan,
yayasan mempunyai organ yang terdiri atas Pembina, pengurus dan pengawas. Pemisahan yang tegas antara fungsi, wewenang, dan tugas masing-masing organ
tersebut serta pengaturan mengenai hubungan antara ketiga organ yang dimaksudkan untuk menghindari konflik interen yayasan yang tidak hanya dapat merugikan
kepentingan yayasan juga pihak lain. Jadi, dengan demikian hanya ada 3 tiga jenis usaha Yayasan yang
dibolehkan oleh undang-undang yaitu: a
Di bidang sosial. Yaitu bidang-bidang mengenai pendidikan formal dan non formal; panti asuhanwredajompo; rumah sakit, poliklinik, laboratorium;
pembinaan olahraga; penelitian di bidang ilmu pengetahuan; studi banding; b
Di bidang keagamaan. Yakni mendirikan sarana ibadah, pondok pesantren; menerima dan menyalurkan amal zakat, sedekah; meningkatkan pemahaman
keagamaan, melaksanakan syiar agama, studi banding keagamaan; dan c
Di bidang kemanusiaan. Seperti memberi bantuan kepada korban bencana alam, pengungsi akibat perang, tunawismafakir miskingelandangan;
Universitas Sumatera Utara
mendirikan rumah singgah, rumah duka, memberikan perlindungan konsumen; melestarikan lingkungan hidup dan lain-lain.
Selain jenis-jenis kegiatan Yayasan yang dibolehkan oleh undang-undang tersebut di atas, sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 7 UU Yayasan juga Yayasan
dapat melakukan kegiatan usaha dengan mendirikan badan usaha PT dan atau ikut serta dalam badan usaha PT dengan ketentuan:
a Penyertaan modal maksimal 25 dari aset Yayasan;
b Kegiatan badan usaha PT yang didirikan Yayasan sesuai dengan maksud
dan tujuan Yayasan; c
Hasil kegiatan usaha tidak boleh dibagikan kepada organ Yayasan; dan d
Organ Yayasan tidak boleh merangkap sebagai Direksi dan Komisaris pada badan usaha PT yang didirikannya.
Mengenai akibat hukum perubahan akta Yayasan terhadap bidang-bidang dan jenis-jenis Yayasan hanya yang diperbolehkan oleh undang-undang mengenai bidang
sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Begitu pula dalam hal kegiatan usaha Yayasan, tidak boleh melakukan penyertaan modal lebih dari 25 dari aset Yayasan, hasil
kegiatan tidak diperkenankan diterima oleh pembina, pengawas, dan pengurus, dan tidak boleh merangkap sebagai Direksi atau Komisaris. Alasan terhadap larangan ini
adalah karena Yayasan tersebut bukan untuk mencari laba nirlaba. Menurut Gatot Supramono,
130
terdapat sedikit unsur Yayasan mencari laba melalui bidang-bidang usaha tertentu, namun laba yang dihasilkan itu tidak boleh diterima oleh pembina,
130
Gatot Supramono., Op. cit., hal. 49.
Universitas Sumatera Utara
pengurus, maupun pengawas, melainkan hanya digunakan untuk pengembangan Yayasan.
4. Lahirnya dan Berkahirnya Yayasan