tinggi swasta yang dibina yayasan berindikasi komersial.
125
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, dan ketentuan dalam Pasal 17 UU Yayasan disebutkan bahwa, ”Anggaran Dasar dapat diubah kecuali mengenai
maksud dan tujuan”. Dasar ketentuan Pasal 17 UU Yayasan di atas, maka perubahan akta pendirian Yayasan membawa akibat hukum yang dipaparkan berikut ini:
1. Terhadap Kepengurusan Pembina
Pasal 28 Ayat 1 dan Ayat 2 UU Yayasan, Pembina adalah organ yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Yayasan. Pembina memiliki kewenangan yang
oleh undang-undang dan AD tidak diserhkan kepada pengurus atau pengawas. Kewenangan pembina menurut Pasal 28 Ayat 2 UU Yayasan meliputi:
1. Keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar;
2. Pengangkatan dan pemberhentian anggota Pengurus dan anggota Pengawas;
3. Penetapan kebijakan umum Yayasan berasarkan Anggaran Dasar Yayasan;
4. Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan; dan
5. Penetapan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran Yayasan.
Sedangkan menurut Anwar Borahima, menyebut ada 7 tujuh kewenangan pembina yang dicantumkan dalam UU Yayasan. Kewenangan tersebut adalah:
126
a. Keputusan mengenai perubahan AD, pengangkatan dan pemberhentian
anggota pengurus dan pengawas; b.
Penetapan kebijakan umum Yayasan berdasarkan AD Yayasan; c.
Mengesahkan Program Kerja dan Rancangan Anggaran Tahunan Yayasan; d.
Penetapan keputusan mengenai penggabungan dan pembubaran Yayasan; e.
Mengadakan rapat sekurang-krangya sekali dalam satu tahun untuk melaksanakan kewenangannya;
f. Mengevaluasi kekayaan, kewajiban, tanggung jawab, dan penghasilan
Yayasan tahun lalu sebagai dasar pertimbangan bagi pengesahan Anggaran Belanja tahun yang akan datang;
125
M. Adnan Amal., Op. cit., hal. 139.
126
Anwar Barohima., Op. cit., hal. 212.
Universitas Sumatera Utara
g. Mensahkan laporan tahunan yang disampaikan oleh pengurus dan pengawas.
Akibat perubahan akta pendirian Yayasan sesuai dengan perubahan dalam Anggaran Dasar Yayasan, dapat membawa konsekuensi terhadap kepengurusan
pembina sesuai dengan kewenangan pembina sebagaimana disebutkan di atas. Selanjutnya menurut Anwar, ada 5 lima syarat untuk menjadi pembina
adalah sebagai berikut:
127
1. Orang perorangan;
2. Mempunyai dedikasi tinggi;
3. Diangkat berdasarkan keputusan rapat gabungan seluruh anggota pengurus
dan anggota pengawas; 4.
Tindak boleh merangkap menjadi pengurus atau pembina; 5.
Anggota pembina yang berkewarganegaraan asing, jika bertempat tinggal di Indonesia harus memegang izin melakukan kegiatannya di wilayah Indonesia
dan pemegang karti izin bertempat tinggal sementara.
Pembina tidak harus selalu pendiri Yayasan. Dengan kata lain dalam hal kepengurusan, tidak semua pembina adalah pengurus Yayasan. Sebab untuk
mengurus Yayasan, tidak mesti harus membutuhkan peran pembina. Dalam hal perubahan akta Yayasan harus sesuai dengan Anggaran Dasar Yayasan. Pada
penjelasan Pasal 28 UU Yayasan disebutkan bahwa ketentuan dalam Ayat 3 dimaksudkan bahwa pendiri Yayasan tidak dengan sendirinya harus menjadi
Pembina. Anggota pembina dapat dicalonkan oleh pengurus dan pengawas. Mengenai perubahan Akta terhadap Anggaran Dasar Yayasan, dalam Pasal 18
Ayat 1 UU Yayasan disebutkan bahwa, ”Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilaksanakan berdasarkan keputusan rapat Pembina”. Jadi, ditekankan dalam Pasal ini
127
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
peran Pembina untuk dapat menyesuaikan Anggaran Dasar jika Yayasan tersebut berdiri sebelum adanya UU Yayasan dan melakukan perubahan terhadap Anggaran
Dasar yang sudah ada untuk diubah karena hal-hal tertentu. Peran pembina dalam rapat pembina Yayasan minimal harus dihadiri 23 dari jumlah anggota pembina
untuk melakukan musyawarah mufakat mengenai perubahan akta Yayasan tersebut.
2. Mengenai Hak-Hak dan Kewenangan Pengurusan