3.3.1. Metode Present Worth
Metode present worth adalah suatu metode yang memproyeksikan seluruh penerimaan dan pengeluaran tahun n ke tahun 0 tahun awal. Pilihan terbaik pada
metode ini adalah alternatif dengan present worth pengeluaran terkecil. persamaannya adalah :
n n
PW =
∑
R
N
P F , i , X
−
∑
Q
N
P F , i , X
X = 1 X = 1
dimana : P F , i , X
= Faktor Present Worth. R
= Penerimaan.
Q =
Pengeluaran. X
= Tahun
Ke –
x. i =
Suku bunga
uang. Alternatif yang diambil adalah nilai PW yang terbesar.
3.3.2. Metode Annual Worth
Metode ini adalah merupakan pengukuran tingkat keuntungan. Penginvestasian kembali peralatan baru dengan membagikan selisih biaya tahunan
dengan selisih investasi. Metode ini digunakan bila selisih pada kedua mesin menunjukan cash flow yang sebanding. Dalam hal ini depresiasinya diganti
dengan Capital Recovery. AW =
G − O + M + CR
CR = P
− L A P, i , n + L
i
Universitas Sumatera Utara
dimana : A P, i, n
= Capital Recovery Factor. O + M + CR
= Annual Cost. G
= Penerimaan
kotor. CR
= Capital Recovery. O
= Ontgkos
- ongkos
operasi. P
= Investasi
awal. M
= Ongkos
maintenance dan
sejenisnya. L
= Harga
akhir mesin.
n =
Tahun ke
- n.
i = Suku
bunga uang.
Pemilihan alternatif dilakukan yaitu dengan memilih biaya tahunan Annual Cost yang terkecil.
3.3.3. Metode Minimum Alternatif Rate Of Return MARR.
Metode Minimum Alternatif Rate Of Return MARR digunakan untuk mencari tingkat suku bunga tahunan yaitu dalam hal ini mencari tingkat suku
bunga investasi mesin. Persamaannya adalah : MARR = 1 + Bunga Deposito 1 + Laju Inflasi – 1.
dimana : Bunga Deposito
= Bunga uang di bank berupa deposito. Laju Inflasi = Penurunan mata uang yang dikeluarkan oleh BI.
Universitas Sumatera Utara
3.3.4. Pengelompokan Biaya
Untuk mendapatkan saat yang terbaik dalam mengganti peralatan, diharapkan adanya pencatatan biaya yang telah dikeluarkan selama penggunaan
peralatan tersebut. Untuk pemecahan masalah tersebut diatas maka biaya-biaya dikelompokan atas :
A. Depresiasi
Depresiasi atau penyusutan adalah berkurangnya nilai suatu mesin setelah melalui suatu periode. Metode depresiasi yang umum digunakan adalah
sebagai berikut : a.
Metode Garis Lurus Straight Line Method Pada metode ini besarnya depresiasi berbanding langsung dengan
umur mesin peralatan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
P – L
d
= ————— N
dimana : d = Depresiasi tahunan.
P = Harga awal mesin peralatan. L = Harga akhir mesin peralatan.
N = Umur mesin peralatan. b.
Metode Presentase Tetap Declining Balance Method Metode ini sering juga disebut Metheson Formula. Perbandingan nilai
depresiasi setiap tahun tergadap nilai buku pada awal tahun tersebut adalah konstan sepanjang umurnya. Perbandingan diberi notasi k.
Universitas Sumatera Utara
- Besarnya depresiasi untuk tahun pertama adalah : d
1
= P.K
- Besarnya depresiasi untuk tahun ke - x adalah : d
x = BV
x – 1
.k - Harga akhir pada umur n tahun adalah :
L
n
= P.1 – k
n
- Book Value pada tahun ke - x adalah : BV = P – xd.
c. Metode Jumlah Digit The Sum of Years Digits Method
Metode ini biasanya diberi notasi metode SYD. Jumlah angka-angka umur mesinperalatan tersebut merupakan penyebut
dari faktor depresiasi, sedangkan pembilangnya adalah kebalikan urutan umurnya. Perhitungan dilkakukan dengan persamaan sebagai
berikut : d
N
=
1 1
2 n
n N
n L
P dimana :
d
N
= Depresiasi tahunan.
P = Harga awal mesin peralatan.
L = Harga akhir mesin peralatan.
n = Umur mesin peralatan.
N = Umur pakai tahunan ke - N.
Universitas Sumatera Utara
d. Metode Sinking Fund The Sinking Fund Method
Pada metode ini dana yang di depresiasikan pada tahun pertama lebih kecil dari pada tahun berikutnya. Perhitungan dilakukan
dengan persamaan berikut : D = P – L A F, i , n
dimana : D =
Depresiasi tahunan. P
= Harga awal mesin. L
= Harga akhir mesin peralatan. A F,i ,n = Sinking Fund Factor.
i = Umur pakai mesin peralatan.
B. Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya pembelian mesin dan biaya pemasangan sampai mesin tersebut dapat beroperasi :
P – L ———— i
N Bila P merupakan harga awal dan L merupakan harga akhir, dengan bunga uang
yang berlaku i maka rata - rata investasi adalah ekivalensi dari biaya rata-rata antara biaya depresiasi secara straight line, dengan biaya kenaikan dan harga dan
biaya investasi adalah sama dengan capital recovery.
C. Biaya Perawatan
Biaya perawatan cenderung meningkat sejalan dengan semakin bertambahnya umur mesinperalatan. Biaya ini meliputi penggantian spare-part
Universitas Sumatera Utara
yang rusak, pemakaian minyak pelumas, biaya tenaga kerja yang merawat mesin peralatan.
D. Biaya Bahan Bakar
Pemakaian biaya bahan bakar cenderung meningkat sejalan dengan semakin bertambahnya umur peralatan. Besarnya tergantung pada jenis bahan
bakar, jam operasi, besar mesin, karakteristik mesin.
E. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja tergantung jumlah tenaga kerja yang melayani mesin. Biaya tenaga kerja ini merata setiap tahun dan tidak mempengaruhi umur
ekonomis mesin.
F. Kerugian Akibat Berhentinya Mesin Down Time
Biaya ini tergantung pada besarnya jam perawatan setiap tahunnya yang meningkat dengan bertambahnya umur mesin.
G. Pemakaian Suku Cadang dan Minyak Pelumas
Pemakaian suku cadang dan minyak pelumas cenderung meningkat sejalan dengan semakin bertambahnya umur peralatan dan harga dipasaran.
Besarnya tergantung pada jenis suku cadang dan minyak pelumas, jam operasi, karakteristik mesin.
3.3.5. Analisa Korelasi
Analisa korelasi bertujuan untuk mengukur derajat hubungan antara variabel x dan variabel y dari suatu fungsi. Untuk mengukur derajat hubungan
tersebut digunakan suatu nilai yang lazim disebut dengan koefisien korelasi yang bervariasi dalam suatu inteval :
Universitas Sumatera Utara
− 1 ≤ r ≤ ± 1 Jika :
- r = − 1 ; Berarti hubungan antara X dan Y sangat kuat dan negatif.
- r = 1 ; Berarti hubungan antara X dan Y sangat kuat dan positif. - r = 0 ; Berarti hubungan anatar X dan Y sangat lemah dan tidak ada.
Besarnya nilai koefisien koerlasi dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
2 1
1 2
2 2
2 1
1 1
.
n
i n
i n
n i
n i
n i
Yi Yi
n Xi
Xi n
Yi Xi
Yi Xi
n r
Atau : r =
y S
yx S
2 2
1
dimana : r
= Koefisien korelasi. S
2
yx = Standard Error Estimation.
S
2
yx = Simpangan baku.
X
i
dan Y
i
= Variabel - variabel yang diukur tingkat hubungannya. Sebelum menggunakan variabel bebas X untuk meramalkan variabel tidak
bebas Y, maka dibuat suatu hipotesa bahwa variabel X dan Y mempunyai hubungan yang kuat. Koefisien korelasi diberi simbol
ρ rho. Untuk menguji kebenarannya dilakukan dengan cara :
Perumusan hipotesa
: H
= 0, X dan Y tidak berkorelasi.
Universitas Sumatera Utara
H
i
0, X dan Y mempunyai berkorelasi negatif. H
i
0, X dan Y mempunyai berkorelasi positif. H
i
± 0, X dan Y mempunyai berkorelasi positif. - Tentukan besar taraf nyata Significant Level =
α
, kemudian tentukan t
α
dan t
α2
dari tabel distribusi student. - Hitung nilai observasi dengan rumus :
t
o
=
2
1 2
r n
r
Dimana : To
= Nilai observasi. r
= Koefisien korelasi. n
= Jumlah data. - Aturan yang digunakan untuk menerima dan menolak Ho, hal ini tergantung dari
hal perumusan hipotesa yang digunakan yaitu : 1.
Ho : ρ = 0
H
i
: ρ 0
Jika to - t
α
, maka Ho ditolak. to - t
α
, maka Ho diterima. 2.
Ho : ρ = 0
H
i
: ρ 0
Jika to t
α
, maka Ho ditolak. to t
α
, maka Ho diterima.
Universitas Sumatera Utara
3. Ho :
ρ = 0 H
i
: ρ ≠ 0
Jika to - t
α2
atau to t
α2
, maka Ho ditolak. - t
α2
to t
α2
, maka Ho diterima.
3.4. Peramalan
Peramalan pada dasarnya merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa diwaktu yang akan datang dengan
menggunakan teori, rumusan dan analisa-analisa berdasarkan data masa lampau. Jadi bukan sekedar dugaan belaka walaupun masih ada penyimpangan.
Secara garis besar metode peramalan dibedakan atas 2 dua kelompok yaitu :
1. Metode Peramalan Kualitatif.
2. Metode Kuantitatif.
Pada peramalan kualitatif tidak dibutuhkan identifikasi yang jelas terhadap pola dasar. Hal ini karena hasil dari peramalan tersebut ditentukan berdasarkan
pemikiran yang bersifat intuisi, pendapat dan pengetahuan si peramal serta pengalaman si peramal. Sedangkan peramalan kuantitatif dibutuhkan identifikasi
yang jelas tentang tipe dari pola dasar. Hasil prmalan tersebut sangat tergantung pada metode yang dibutuhkan. Peramalan kuantitatif hanya digunakan apabila
3 tiga kondisi sebagai berikut : 1.
Adanya informasi masa lalu yang dapat digunakan. 2.
Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan ke dalam bentuk angka.
Universitas Sumatera Utara