Analisis regresi variabel penelitian

89 Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 118 anggota Satpol PP, terdapat 21 anggota Satpol PP yang memiliki tingkat perilaku prososial yang rendah, 84 anggota Satpol PP yang memililki tingkat perilku prososial yang sedang, dan 13 anggota Satpol PP yang memiliki tingkat perilaku prososial yang tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat perilku prososial pada anggota Satpol PP sedang.

4.2 Uji Hipotesis Penelitian

4.2.1 Analisis regresi variabel penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus regresi berganda yaitu untuk mencari pengaruh aspek tipe kepribadian big five dan aspek kecerdasan emosi terhadap perilaku prososial. Pada penelitian ini terdapat 12 variabel independen, 1 variabel dependen dan total 13 variabel. Peneliti menguji hipotesis penelitian dengan teknis analisi regresi multivariate penghitungannya dibantu oleh software SPSS 13. Seperti yang sudah disebutkan pada bab 3, dalam regresi ada 3 hal yaitu, melihat apakah IV berpengaruh signifikan terhadap DV, kedua melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persentase varians pada DV yang dijelaskan oleh IV, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing IV. Peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent variable terhadap perilaku prososial. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut: 90 Table 4.12 ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 6614.925 12 551.244 11.383 .000a Residual 5084.981 105 48.428 Total 11699.906 117 a Predictors: Constant, MASA JABATAN, AGREABLENES, EXTRAVERSION, USIA, COUNSIUSNESS, EMPATI, MOTIVSI DIRI SENDIRI, KESADARAN, NEUROTICM, OPENNES, KETRAMPILAN SOSIAL, MENGELOLA EMOSI b Dependent Variable: PROSOSIAL Pada tabel ANOVA di atas, nilai F = 11.383 F tabel = 1.8455, dengan P = 0.000. Oleh karena P 0.05, ini berarti aspek-aspek tipe kepribadian big five dan aspek-aspek kecerdasan emosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap perilaku prososial anggota Satpol PP atau Ha diterima. Sedangkan hipotesis nihil Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara aspek tipe kepribadian big five dan aspek kecerdasan emosi terhadap perilaku prososial Satpol PP ditolak. Jadi, varian-varian ini dapat memprediksi perilaku prososial anggota Satpol PP. Untuk mengetahui kontribusi berbagai variable independent pada perilaku prososial dapat dilihat dalam tabel 4.13 sebagai berikut: Table 4.13 R Sequare Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .752a .565 .516 6.95905 a Predictors: Constant, MASA JABATAN, AGREABLENES, EXTRAVERSION, USIA, COUNSIUSNESS, EMPATI, MOTIVSI DIRI SENDIRI, KESADARAN, NEUROTICM, OPENNES, KETRAMPILAN SOSIAL, MENGELOLA EMOSI 91 Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa perolehan R sequare sebesar 0.565 atau 56, 5 . Artinya proporsi varians dari perilaku prososial yang dijelaskan oleh semua independen variabel adalah sebesar 56.5 , sedangkan 43.5 sisanya dipengaruhi oleh variable lain di luar penelitian ini. Kemudian peneliti melihat koefisien regresi masing-masing variabel dari output SPSS 13, sebagai berikut ini: Table 4.14 Koefisien Regresi Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 Constant -22.952 11.416 -2.011 .047 NEUROTICM -.064 .081 -.064 -.788 .433 EXTRAVERTION .136 .081 .136 1.671 .098 OPENNESS TO EXPERIENCE .369 .197 .157 1.870 .064 AGREEABLENES .084 .072 .084 1.168 .246 COUNCIENTIOUS NESS .446 .109 .364 4.070 .000 KESADARAN -.039 .085 -.039 -.460 .647 MENGELOLA EMOSI .227 .107 .201 2.108 .037 MEMOTIVASI DIRI -.194 .091 -.194 -2.142 .034 EMPATI .040 . 082 .040 .491 .625 KETRAMPILAN SOSIAL .409 .108 .335 3.801 .000 USIA .072 .149 .034 .482 .631 MASA KERJA -.011 .242 -.003 -.044 .965 a Dependent Variable: PROSOSIAL Dari fungsi persamaan diatas, untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan, kita cukup melihat nilai signifikan pada kolom yang paling kanan kolom ke-6, jika sig 0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap perilaku prososial dan sebaliknya. 92 Dengan demikian dapat diketahui regresi dari masing-masing variabel sebagai berikut. • Variabel neuroticm memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0.064, dengan signifikan 0.433. Berarti bahwa variabel neuroticm secara negatif mempengaruhi perilaku prososial pada Satpol PP tetapi tidak signifikan, sehingga Ho diterima. Artinya semakin besar neurotic maka semakin rendah perilaku prososialnya. • Variabel extrovertness memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.136, dengan signifikan 0.098. Berarti bahwa variabel extrovertness secara positif mempengaruhi perilaku prososial pada Satpol PP tetapi tidak signifikan, sehingga Ho diterima. Artinya semakin rendahnya extrovertness maka semakin rendah perilaku prososialnya. • Variabel openness to experience memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.369, dengan signifikan 0.064. Berarti bahwa variabel openness to experience secara positif mempengaruhi perilaku prososial pada Satpol PP tetapi tidak signifikan, sehingga Ho diterima. Artinya semakin rendahnya openness to experience maka semakin rendah perilaku prososialnya. • Variabel agreeableness memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.084, dengan signifikan 0.246. Berarti bahwa variabel agreeableness secara positif mempengaruhi perilaku prososial pada Satpol PP tetapi tidak signifikan, sehingga Ho diterima. Artinya semakin rendahnya agreeableness maka semakin rendah perilaku prososialnya. 93 • Variabel Councientiousness memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.446, dengan signifikan 0.000. Berarti bahwa variabel Councientoiusness secara positif mempengaruhi perilaku prososial pada Satpol PP dan signifikan, sehingga Ho ditolak. Artinya semakin tinggi Councientiusness maka semakin tinggi perilaku prososialnya. • Variabel kesadaran memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0.039, dengan signifikan 0.647. Berarti bahwa variabel kesadaran secara negatif mempengaruhi perilaku prososial pada Satpol PP tetapi tidak signifikan, sehingga Ho diterima. Artinya semakin rendahnya kesadaran maka semakin rendah perilaku prososialnya. • Variabel mengelola emosi memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.227, dengan signifikan 0.037. Berarti bahwa variabel self control secara positif mempengaruhi perilaku prososial pada Satpol PP dan signifikan, sehingga Ho ditolak. Artinya semakin tinggi self control maka semakin tinggi perilaku prososialnya. • Variabel memotivasi diri memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0.194, dengan signifikan 0.034. Berarti bahwa variabel memotivasi diri secara negative mempengaruhi perilaku prososial pada Satpol PP tetapi signifikan, sehingga Ho ditolak. Artinya semakin tinggi memotivasi diri maka semakin tinggi perilaku prososialnya. • Variabel empati memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.040, dengan signifikan 0.625. Berarti bahwa variabel empati secara positif mempengaruhi perilaku prososial pada Satpol PP tetapi tidak signifikan, sehingga Ho 94 diterima. Artinya semakin tinggi empati maka semakin tinggi perilaku prososialnya. • Variabel ketrampilan sosial memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.409, dengan signifikan 0.000. Berarti bahwa variabel ketrampilan sosial secara positif mempengaruhi perilaku prososial pada Satpol PP dan signifikan, sehingga Ho ditolak. Artinya semakin tinggi ketrampilan sosial diri maka semakin tinggi perilaku prososialnya. • Variabel usia memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.072, dengan signifikan 0.631. Berarti bahwa variabel usia secara positif mempengaruhi perilaku prososial pada Satpol PP tetapi tidak signifikan, sehingga Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara usia terhadap perilaku prososial pada anggota Satpol PP. • Variabel masa kerja memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0.011, dengan signifikan 0.965. Berarti bahwa variabel masa kerja secara negatif mempengaruhi perilaku prososial pada Satpol PP tetapi tidak signifikan, sehingga Ho diterima. Artinya tidak ada pegaruh yang signifikan antara masa kerja terhadap perilaku prososial Satpol PP. Berdasarkan nilai B constant dan B variable independent, dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut: Perilaku Prososial= -22.952 - 0.064 Neuroticm + 0.136 Extrovertness + 0.369 Openness to experience + 0.084 Agreeableness + 0.446Councientiousness - 0.039 Kesadaran + 0.227Mengelola emosi - 0.194Memotivasi diri + 0.040 Empati + 0.409Ketrampilan sosial + 0.072 Usia - 0.011 Masa kerja Ŷ = a + b₁X₁ + b₂X₂ + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + b 7 X 7 + b 8 X 8 + b 9 X 9 95 Koefisien regresi yang signifikan dari tabel di atas adalah kepribadian councientiusnees 0.000, ketrampilan sosial dalam kecerdasan emosi 0.000, mengelola emosi dalam kecerdasan emosi 0.037, dan memotivasi diri dalam kecerdasan emosi 0.034. Dari analisis koefisien tersebut, jika dilakukan intervensi dalam peningkatan perilaku prososial, maka variabel yang didahulukan adalah councientiousness, ketrampilan social, mengelola emosi, dan memotivasi diri.

4.2.2 Pengujian Proporsi Varians Untuk Masing-Masing Independent Variabel