Variabel Penelitian Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

64 Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposif yang bersifat non-probability sampling atau pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan karena dalam pelaksanaannya digunakan pertimbangan hal-hal tertentu yang dikenakan ke dalam sub-kelompok Sevilla dkk,1993. Sampel dalam penelitian ini diutamakan pada anggota Satpol PP yang sedang bertugas di lapangan seperti Provos dan Danton yang berjumlah 171 anggota. Kemudian 50 anggota digunakan sebagai sampel try out dan selebihnya digunakan sebagai field test. Dengan mempertimbangkan pada kenyataan akan besarnya jumlah populasi yang diteliti dan adanya berbagai keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian, maka dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 118 anggota Satpol PP. Hal ini didasarkan pada pendapat Gay dalam Sevilla, 1993 menawarkan ukuran minimum yang dapat diterima adalah 30 subjek.

3.2 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi independent variable adalah kepribadian big five terdiri dari 5 faktor yaitu neuroticm, extravertion, openness to experiene, agreeablenes, consentiousness,, kecerdasan emosi terdiri dari 5 faktor yaitu kesadaran diri, mengelola emosi, memotivasi diri, empati, ketrampilan sosial, usia, dan masa kerja. Sedangkan perilaku prososial dijadikan sebagai dependent variable.

3.3 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

Pada penelitian ini ada dua variabel bebas Independent Variable adalah tipe kepribadian big five dan kecerdasan emosional, dan variabel terikat 65 Dependent Variable adalah perilaku prososial Satpol PP. Berikut ini penjelasan dari masing-masing variabel. • Kepribadian Big Five adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam psikologi untuk melihat kepribadian manusia melalui trait yang tersusun dalam lima buah domain kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. Lima traits kepribadian tersebut adalah neuoriticism, extraversion, openness to experiences, agreeableness, conscientiousness Costa McCrae dalam Pervin, 2005. Skor yang diperoleh dari pengukuran trait dalam domain-domain dari Big Five Personality melalui skala kepribadian big five.

1. Neuriticism

. Menyangkut kestabilan emosi dan identik dengan segala bentuk emosi yang negatif seperti munculnya perasaan cemas, sedih, tegang, dan gugup. Skor yang diperoleh dari pengukuran pernyataan- pernyataan yang berkaitan dengan facet-facet dalam neuroticm pada Satpol PP.

2. Extravertness

. Kepribadian ini ditunjukkan melalui sikapnya yang hangat, ramah, penuh kasih sayang, serta selalu menunjukkan keakraban terutama pada orang yang telah ia kenal. Skor yang diperoleh dari pengukuran pernyataan yang berkaitan dengan facet dalam extravertness pada Satpol PP.

3. Openness to experience. Orang yang tinggi dalam dimensi ini terlihat

inajinatif, menyenangkan, kreatif, dan artistik. Orang yang rendah dalam dimensi ini umumnya dangkal, membosankan atau sederhana. Skor yang 66 diperoleh dari pengukuran pernyataan yang berkaitan dengan facet dalam openness to experience pada Satpol PP.

4. Agreeableness. Dimensi ini cenderung ramah, kooperatif, mudah percaya,

dan hangat. Jika rendah dalam dimensi ini cenderung dingin, konfrontatif dan kejam. Skor diperoleh dari pengukuran pernyataan yang berkaitan dengan facet dalam agreeableness pada Satpol PP.

5. Conscientiousness

. Dimensi ini cenderung berhati-hati, dapat diandalkan, teratur, dan bertanggung jawab. Orang yang rendah dalam dimensi ini cenderung ceroboh, berantakan, dan tidak dapat diandalkan. Skor diperoleh dari pengukuran pernyataan yang berkaitan dengan facet dalam conscientiousness pada Satpol PP. • Kecerdasan Emosi merupakan kemampuan untuk mengetahui dan orang lain rasakan, termasuk cara tepat untuk menangani masalah. Lima faktor penting dalam kecerdasan emosi, yakni kesadaran diri, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan ketrampilan sosial Goleman dalam Martin, 2003. Skor yang diperoleh dari pengukuran faktor-faktor dalam kecerdasan emosi melalui skala kecerdasan emosional pada anggota Satpol PP.

1. Kesadaran . Mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Skor

diperoleh dari pengukuran pernyataan yang berkaitan dengan kesadaran Satpol PP.

2. Mengelola emosi . Mengontrol emosi agar dapat terungkap sesuai pada

situasi dan kondisi yang positif. Skor diperoleh dari pengukuran pernyataan yang berkaitan dengan menglola emosi pada Satpol PP. 67

3. Memotivasi diri . Kemampuan untuk menggerakkan dan menuntun

menuju sasaran. Skor diperoleh dari pengukuran pernyataan yang berkaitan dengan memotivasi diri Satpol PP.

4. Empati

. Merasakan apa yang dirasakan orang lain. Skor diperoleh dari pengukuran pernyataan yang berkaitan dengan empati Satpol PP.

5. Ketrampilan sosial . Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan

dengan orang lain. Skor diperoleh dari pengukuran pernyataan yang berkaitan dengan ketrampilan sosial. • Perilaku Prososial merupakan suatu tindakan yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan mungkin bahkan melibatkan suatu risiko bagi orang yang menolong Baron, 2005. Skor perilaku prososial didapat dari pernyatan-pernyataan yang berkaitan dengan perilaku prososial pada anggota Satpol PP. Perilaku dapat dilihat dalam indikator empati, kerjasama, berderma, membantu dan altruisme. • Masa kerja yaitu lamanya rentang waktu yang dialami anggota Satpol PP dalam perusahaan yang diukur berdasarkan lamanya bekerja dalam ukuran tahun kerja. • Usia yaitu banyaknya jumlah tahun dari usia para anggota Satpol PP yang dihitung mulai dari tahun lahir responden sampai pada saat pengumpulan data penelitian. 68 3.4 Pengumpulan Data 3.4.1