Alasan Nasabah Dalam Memutuskan Untuk Menjadi Nasabah di

mulai dari cleaning service, satpam sampai pejabat bank. Secara khusus Personel Selling dilakukan oleh petugas Customer Service atau Service Assistensi. 53 Sifat personal selling dapat dikatakan lebih luwes karena tenaga penjual dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing calon pembeli. Selain itu, tenaga penjual juga dapat segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawaran penjualan, sehingga dapat mengadakan penyesuaian-penyesuaian di tempat pada saat itu juga. 54 Bila dibandingkan dengan media periklanan, maka pesan yang disampaikan melalui media ini ditujukan kepada orang-orang yang sebenarnya bukan prospek calon pembelipengguna, sebaliknya melalui personal selling, perusahaan sudah berhadapan dengan calon pembeli potensial. 55

E. Alasan Nasabah Dalam Memutuskan Untuk Menjadi Nasabah di

Perbankan Syariah ditinjau dari Perspektif Marketing Mix Pada kondisi pasar pembeli, nasabah dapat mamilih aneka macam tawaran produkjasa bank. Bank harus dapat memberikan kualitas pelayanan yang prima dan apabila tidak maka nasabah akan segera berpaling ke bank lain yang dapat memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik. Agar bank dapat menang dalam persaingan dan tetap bertahan hidup maka bank harus berwawasan pelanggan. Sehingga bank yang unggul dalam bersaing adalah 53 Kasmir, manajemen perbankan. Jakarta: PT.rajawali pers, 2007 hal.217 54 Rambat Lupiyadi, pemasaran jasa teori dan praktik, Jakarta: salemba empat, 2001. h.120 55 Rambat Lupiyadi. h.125 bank yang disamping pandai membuat produkjasa, juga cermat di dalam melihat kondisi pasar. Dalam hal ini diperlukan kerja sama dari seluruh departemen dan karyawan di bank tersebut untuk bersama-sama merancang dan mengimplementasikan suatu sistem penyampaian nilai pelanggan yang lebih unggul daripada bank pesaing. 56 Nasabah akan loyal pada bank apabila mereka beranggapan bahwa, bank tersebut dapat memberikan nilai hantaran kepada pelanggan paling tinggi. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai bank syariah, khususnya yang berhubungan dengan nasabah bank syariah, yang menjadi alasan mereka untuk mau berhubungan dan menjadi nasabah adalah alasan keagamaan, yang menyatakan bahwa bunga bank yang diterima melalui bank konvensional haram hukumnya dalam syariah islam, sehingga ada keinginan dari para warga muslim untuk membentuk suatu lembaga per-bankan yang sesuai dengan syariah islam, yaitu bank syariah ini. Meskipun agama merupakan salah satu faktor yang sangat dipertimbangkan konsumen untuk mau menjadi nasabah bank syariah, masih banyak alasan dan faktor- faktor lain yang mampu mem-pengaruhi pertimbangan masyarakat untuk mau menjadi nasabah bank syariah. Salah satunya yang berasal dari stra-tegi pemasaran yang dilakukan oleh bank syariah melalui strategi bauran pemasaran. Yang mana di dalamnya meliputi kebi- jakan produk, harga, promosi, tempat dan saluran distribusi, pelayanan pegawai, 56 Murti Sumarni. Manajemen Pemasaran Bank. Liberty:Yogyakarta. Hal.225 proses pelayanan, dan bentuk fisik kantor bank syariah itu sendiri. Sehingga dari bauran pemasaran tersebut nasabah dapat terpengaruh untuk mau berhubungan dengan bank syariah dengan menjadi nasabah bank syariah. Bauran pemasaran dinilai dapat mempengaruhi pertimbangan konsumen untuk mau menjadi nasabah bank syariah. Nilai produk dapat dievaluasi oleh nasabah melalui manfaat yang dapat ditawarkan oleh produk tersebut dibandingkan dari produk bank lain. Nasabah akan menyukai produk tabungan yang dapat digunakan untuk pembayaran-pembayaran tagihan rekening listrik, air minum, atau telepon secara auto debet dari pada tabungan biasa 57 . Selain itu, nasabah akan memutuskan menjadi nasabah bank syariah karena produk yang ditawarkan oleh bank syariah cukup inovatif yaitu dengan produk yang memiliki kegunaan yang kurang lebih sama dengan bank konvensional pada umumnya tetapi dikemas dalam bentuk yang berbeda, yang disesuaikan dengan syariah dan menggunakan prinsip-prinsip Islam, sehingga secara tidak langsung menarik perhatian masyarakat yang mayoritas warga muslim untuk mau meng-adopsi produk dan jasa perbankan syariah tersebut. Nilai harga dapat dievaluasi nasabah melalui biaya administrasi, setoran minimum, dan prosentase bagi hasil yang ditawarkan bank syariah. Namun, bagi nasabah emosional tidak atau kurang memperhatikan harga, dengan kata lain nasabah 57 Murti Sumarni. Manajemen Pemasaran Bank. Liberty:Yogyakarta. Hal.227 ini benar-benar emosional religius: “asal halal”. 58 Nilai lokasi bagi nasabah sangat penting, karena nasabah akan memutuskan menjadi nasabah suatu bank syariah yang berada pada lokasi yang cukup strategis dan sangat terjangkau oleh nasabah, yaitu dilewati oleh transportasi umum, berada di pusat kota, berada di pusat keramaian, dan juga berada di daerah pertokoan. Nilai pelayanan bagi nasabah sangatlah penting mengingat jasa bank merupakan jasa profesional. Sistem on line, tabungan dengan ATM merupakan contoh upaya bank di dalam memberikan layanan yang cepat dan akurat. Nilai personilkaryawan bank merupakan ”aset tersembunyi” yang pemanfaatannya harus dimaksimalkan oleh bank. Karyawan bank yang menguasai produkjasa yang ditawarkan dan yang responsif terhadap keinginan nasabah akan mendorong nasabah melakukan transaksi dan bahkan loyal terhadap bank atau membuat nasabah tidak berpaling ke bank lain. 59 58 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula. Syariah Markering. PT.Mizan Pustaka:Bandung. Hal.xiii. 59 Murti Sumarni. Manajemen Pemasaran Bank. Liberty:Yogyakarta. Hal.227

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan deskriptif, yaitu menje- laskan pengaruh faktor bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, lokasi dan promosi dilihat dari sudut pandang nasabah terhadap pertimbangan nasabah dalam memilih bank syariah. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian survey. Penelitian survey merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur atau sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti, dicatat, diolah, dan dianalisis 60 .

B. Sumber Data Penelitian

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner. 61 Dalam penelitian ini, data primer di dapat langsung dari responden dengan cara menyebarkan kuesioner kepada nasabah Bank Negara Indonesia Syariah. 60 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif , Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2005 hal.44 61 Husein, Umar. Riset pemasaran dan perilaku konsumen, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005 hal. 72