88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan:
1. Perjanjian pekerjaan pembuatan drainase merupakan perjanjiankontrak yang dibuat antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi
Sumatera Utara dengan CV.Rymandho. Perjanjian ini dibuat setelah melalui beberapa tahapan yang dimulai dari pengumuman pelelangan
oleh Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara pada beberapa surat kabar lokal. Adapun pemilihan atau penyaringan
pemborong dalam proyek pembuatan drainase ini dilakukan dengan metode pelelangan umum dengan proses pasca kualifikasi. Kontrak
pembuatan drainase ini termasuk dalam kontrak harga satuan dimana penyelesaian seluruh pekerjaan dilaksanakan dalam batas waktu tertentu
berdasarkan harga satuan untuk setiap satuanunsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang kuantitas pekerjaannya masih bersifat
perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan
oleh penyedia jasa. 2. Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian pemborongan:
a. Pihak pengguna jasasi pemberi tugas mempunyai hak dan kewajiban untuk mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan
Universitas Sumatera Utara
oleh penyedia jasa; meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia jasa; membayar
uang muka, hasil pekerjaan, dan uang retensi; membayar ganti rugi, melindungi dan membela penyedia jasa terhadap semua tuntutan hukum,
tuntutan lainnya, tanggungan yang timbul karena kesalahan,
kecerobohan, dan pelanggaran kontrak yang dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Pihak penyedia jasasi pemborong mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima pembayaran uang muka, hasil pekerjaan dan uang
retensi; melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapan dalam kontrak;
menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang talah ditetapkan dalam kontrak; mengadakan usaha-usaha untuk
menjamin keselamatan dan keamanan para pekerja; harus menyediakan segala peralatanalat berat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan
dilapangan secara mandiri atau dengan menyewa dari pihak luar. 3. Upaya penyelesaian sengketa dalam kontrak pemborongan dapat
dilakukan melalui jalur pengadilan dan jalur non-pengadilan mediasi, konsiliasi dan melalui lembaga arbitrase ad hoc. Dalam perjanjian
pekerjaan pembuatan drainase ini belum pernah terjadi peselisihan. Namun apabila terjadi perselisihan maka akan diselesaikan dengan secara
musyawarah. Dan jika cara musyawarah ini tidak berhasil, maka kasus ini akan dibawa ke Pengadilan Negeri Medan.
Universitas Sumatera Utara
B. Saran