Jenis-Jenis Perjanjian Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

Dua syarat di atas yang pertama, dinamakan syarat-syarat subjektif, karena mengenai orang-orangnya atau subjeknya yang mengadakan perjanjian. Sedangkan dua syarat yang terakhir dinamakan syarat-syarat objektif karena mengenai perjanjiannya sendiri oleh objek dari perbuatan hukum yang dilakukan. 21 Dalam hal ini juga harus dibedakan antara syarat subjektif dengan syarat objektif. Dalam hal syarat objektif, kalau syarat itu tidak terpenuhi, perjanjian itu batal demi hukum. Artinya dari semula tidak pernah dilahirkan suatu perjanjian dan tidak pernah ada suatu perikatan. Tujuan para pihak yang mengadakan perjanjian tersebut untuk melahirkan suatu perikatan hukum, adalah gagal. Dengan demikian, maka tiada dasar untuk saling menuntut di depan Hakim. Dalam bahasa Inggris dikatakan bahwa perjanjian yang demikian itu Null and Void. 22

C. Jenis-Jenis Perjanjian

Perjanjian atau kontrak ini dapat dibedakan menurut berbagai aspek tinjauan, sehingga timbullah berbagai jenis perjanjian. Jenis-jenis perjanjian ini secara umum dikelompokkan menjadi 5, yaitu: 23 1. Perjanjian Konsensuil, Perjanjian Formil dan Perjanjian Riil Perjanjian menurut Persyaratan TerjadiTerbentuknya a. Perjanjian Konsensual 21 Mohammad Amari dan Asep N. Mulyana, Op.Cit, hal. 17. 22 Ibid, hal. 20. 23 “Jenis-Jenis Perjanjian”, http:berbagitentanghukum.blogspot.com, diakses pada tanggal 18 Juni 2014. Universitas Sumatera Utara Perjanjian konsensuil ini adalah perjanjian yang dianggap sah kalau sudah ada consensus diantara para pihak yang membuat. Perjanjian semacam ini untuk sahnya tidak memerlukan bentuk tertentu. Misalnya, perjanjian jual-beli menurut Pasal 1457 KUHPerdata terjadi sepakat mengenai barang dan harganya. b. Perjanjian Formil Suatu perjanjian yang harus diadakan dengan bentuk tertentu, seperti harus dibuat dengan akta notariil. Jadi perjanjian semacam ini baru dianggap sah jika dibuat dengan akta notaris dan tanpa itu maka perjanjian dianggap tidak pernah ada. c. Perjanjian Riil Perjanjian riil, yaitu perjanjian yang memerlukan kata sepakat, tetapi barangnyapun harus diserahkan. Misalnya, perjanjian penitipan barang menurut Pasal 1741 KUHPerdata dan perjanjian pinjam mengganti menurut Pasal 1754 KUHPerdata. 2. Perjanjian Sepihak dan Perjanjian Timbal Balik Perjanjian menurut Hak dan Kewajiban para pihak yang membuatnya a. Perjanjian Sepihak Suatu perjanjian dengan mana hak dan kewajiban hanya ada pada salah satu pihak saja. Misalnya : perjanjian hibahpemberian menurut Pasal 1666 KUHPerdata, maka dalam hal itu yang dibebani kewajiban hanya salah satu pihak, yaitu pihak yang memberi, dan pihak yang diberi tidak dibebani kewajiban untuk berprestasi kepada pihak yang memberi. Universitas Sumatera Utara b. Perjanjian Timbal Balik Suatu perjanjian yang membebankan hak dan kewajiban kepada kedua belah pihak. Contoh dari perjanjian timbal balik ini adalah perjanjian jual beli. 3. Perjanjian Obligatoir dan Perjanjian Kebendaan Perjanjian menurut Sifat dan Akibat Hukumnya a. Perjanjian Obligatoir Obligatoire Overeenkomst Suatu perjanjian yang hanya membebankan kewajiban bagi para pihak, sehingga dengan perjanjian disitu baru menimbulkan perikatan. Perjanjian Obligatoir ini juga menurut Pasal 1313 Jo. Pasal 1349 KUHPerdata, adalah perjanjian yang timbul karena kesepakatan kedua belah pihak atau lebih dengan tujuan timbulnya suatu perikatan untuk kepentingan yang satu atas beban yang lain. Misalkan: perjanjian jual beli, maka dengan sahnya perjanjian jual beli itu belum akan menyebabkan beralihnya benda yang dijual. Tetapi dari perjanjian itu menimbulkan perikatan, yaitu bahwa pihak penjual diwajibkan menyerahkan barang dan pihak pembeli diwajibkan membayar sesuai dengan harganya. Selanjutnya untuk beralihnya suatu benda secara nyata harus ada leveringpenyerahan, baik secara yuridis maupun empiris. b. Perjanjian Kebendaan Zakelijke Overeenkomst Perjanjian penyerahan benda atau levering yang menyebabkan seorang yang memperoleh itu menjadi mempunyai hak milik atas benda yang bersangkutan. Jadi perjanjian itu tidak menimbulkan perikatan, dan justru perjanjian itu sendiri yang menyebabkan beralihnya hak milik atas benda. Universitas Sumatera Utara 4. Perjanjian Pokok dan Perjanjian Accessoir a. Perjanjian Pokok Suatu perjanjian yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada perjanjian yang lainnya. b. Perjanjian Accessoir Suatu perjanjian yang keberadaannya tergantung pada perjanjian pokok. Dengan demikian perjanjian accessoir tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya perjanjian pokok. Misalnya : perjanjian hak tanggungan, perjanjian pendidikan dan perjanjian penjaminan. 5. Perjanjian Bernama dan Perjanjian Tidak Bernama Perjanjian menurut Penamaan dan Sifat Pengaturan Hukumnya a. Perjanjian Bernama BenoemdeContract atau NominaatContract Perjanjian-perjanjian yang disebut serta diatur dalam buku III KUHPerdata atau di dalam KUHD, seperti : perjanjian jual-beli, perjanjian pemberian kuasa, perjanjian kredit, perjanjian asuransi, dan lain-lain. Perjanjian bernama ini juga mempunyai nama sendiri yang telah diatur secara khusus dalam KUHPerdata bab V sampai dengan Bab XVIII. b. Perjanjian Tidak Bernama Perjanjian yang tidak diatur dalam KUHPerdata dan KUHD, dan yang tidak diatur secara khusus dalam KUH Pedata, tetapi timbul dan berkembang di masyarakat berdasarkan atas kebebasan membuat kontrak menurut Pasal 1338 KUHPerdata, antara lain perjanjian penyerahan hak milik sebagai jaminan dan perjanjian jual-beli dengan angsurancicilan. Universitas Sumatera Utara Kedua perjanjian tersebut tunduk pada ketentuan yang terdapat dalam Bab I, Bab II, dan Bab IV buku III KUHPerdata Pasal 1319. - Bab I: mengatur ketentuan-ketentuan tentang perikatan-perikatan pada umumnya. - Bab II: mengatur ketentuan-ketentuan tentang perjanjian sebagai sumber daripada perikatan. - Bab IV: mengatur ketentuan-ketentuan tentang hapusnya perikatan. Bab I, Bab II, dan Bab IV dalam hukum perdata disebut sebagai ajaran umum daripada perikatan.

D. Prinsip Hukum Perjanjian

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Proyek Pembangunan Jalan (Studi Pada Dinas TaTa Ruang dan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir Dengan CV. Ventus)

6 138 95

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase Antara Dinas Bina Marga Kota Medan Dengan Cv.Teratai 26

8 122 120

Tinjauan Yuridis Perjanjian Sewa Menyewa Gedung Antara Dinas Pendapatan Daerah Dengan Plaza Medan Fair

0 47 118

Wanprestasi Dalam Perjanjian Pemborongan Kerja Milik Pemerintah Antara CV. Dina Utama Dengan Dinas Penataan Ruang Dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara

2 55 134

Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local (Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional)

2 43 119

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 8

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 1

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 14

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 22

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 3