2. Proses pelaksanaan perjanjiankontrak pemborongan
Sebagai tindak lanjut dari penandatanganan kontrak antara CV.Rymandho dengan Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara, maka
pihak pertama mengeluarkan
Surat Penunjukkan BarangJasa
dengan Nomor:600682KPA.UPT.BPW-I.II2010 tertanggal 29 April 2010 kepada pihak
kedua. Bersamaan dengan keluarnya Surat Penunjukkan BarangJasa, pihak kedua juga mengeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja SPMK dengan Nomor:
600695KPA.UPT.BPW-I.II2010 dimana pelaksanaan perjanjian pembuatan drainase tersebut harus sudah dimulai 5 lima hari setelah dikeluarkannya Surat
pengadaan BarangJasa oleh pihak kedua. Jadwal waktu pelaksanaan perjanjian pemborongan ini adalah 128 hari kalender, terhitung dari tanggal 25 Mei Tahun
2010 sampai dengan 29 September Tahun 2010 dengan ketentuan pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik dan memuaskan sesuai dengan ketentuan dalam
dokumen kontrak. Berikut ini merupakan uraian pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh
CV.Rymandho dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan drainase serta jumlah pembayaran yang dibayarkan oleh Dinas Penataan Ruang dan Permukiman
Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan ketentuan pembayaran yang ada di kontrak tersebut :
86
a. Pekerjaan Pendahuluan 1 Pekerjaan pembuatan papan nama proyek
2 Pekerjaan penyediaan gudangbarak
86
Dokumen Kontrak No.600695KPA.UPT.BPW-I.II2010 pada Bagian Koreksi Aritmatik dan Bill Of Quantity
Universitas Sumatera Utara
3 Pekerjaan pengukuran profilpematokan Jumlah biaya
: Rp 8.150.000,00 b. Pekerjaan Saluran dan Plat Beton
1 Galian tanah dan dibuang 2 Pasir urug 5cm
3 Lantai bodem 4 Pasangan batu kali 1:4
5 Plasteran 10mm 1:2 6 Plat beton bertulang 1:2:3
Jumlah biaya : Rp 782.191.586,50
c. Pekerjaan Lain-lain dan Penyelesaian 1 Angkut sisa pekerjaan
2 Check peil saluran 3 Pengamanan utilitas umum
4 Dokumentasi dan Adm proyek Jumlah biaya
: Rp 8.800.000,00 Jadi, total keseluruhan biaya ditambah dengan pajak adalah Rp 879.055.000,00
Dalam perjanjian pembuatan drainase ini bahan dan alat-alat dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan pemborongan disediakan
oleh pelaksana, jadi CV.Rymandho di samping bertugas melaksanakan pekerjaan juga diwajibkan menyediakan bahan. Hal tersebut jika dikaitkan dengan Pasal
1605 KUHPerdata maka, dalam perjanjian pemborongan pekerjaan ini segala kerugian harus ditanggung oleh pelaksana apabila hasil pekerjaan musnah
Universitas Sumatera Utara
sebelum pekerjaan diserahkan, namun terdapat pengecualian apabila pemberi tugas telah lalai untuk menerima pekerjaan tersebut maka pelaksana tidak dapat
dibebani untuk menanggung segala kerugian yang ditimbulkan. Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Bapak Henri Situmorang yang
merupakan direktur dari CV.Rymandho mengatakan bahwa selama proses pembuatan drainase di Desa Patumbak Kec.Patumbak Kab.Deli Serdang ini tidak
ada mengalami hambatan. Semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu serta proses pembayaran yang dilakukan oleh Dinas Penataan Ruang
dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara tidak pernah mengalami masalah. Berakhirnya pekerjaan pemborongan pembuatan drainase ini ditandai dengan
serah terima pekerjaan kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran Balai Pembinaan Wilayah I dan II Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi
Sumatera Utara. Sesuai dengan ketentuan yang tertulis di dalam kontrak, bahwa apabila
seluruh pekerjaan telah selesai maka pihak kedua wajib melakukan pemeliharaan atas hasil pekerjaan tersebut selama 180 seratus delapan puluh hari kalender
terhitung sejak serah terima pertama. Hal ini dimaksudkan agar pihak kedua bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya apabila sewaktu-waktu terjadi
kerusakan, kegagalan ataupun kekurangan pekerjaan. Bapak Henri Situmorang sendiri mengatakan bahwa mereka berusaha sebaik mungkin melakukan setiap
pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka. Apabila terjadi kerusakan atau kegagalan bangunan pada jangka waktu pemeliharaan yang dikarenakan
kecerobohoan dari pihakanggota mereka sendiri, maka mereka juga yang akan
Universitas Sumatera Utara
dirugikan. Hal ini disebabkan jaminan pelaksanaan akan terpakai untuk melakukan perbaikan.
C. Pengaturan Hak dan Kewajibannya dalam Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi
Sumatera Utara dengan CV.Rymandho
Dalam KUHPerdata terdapat Pasal-Pasal yang mengatur mengenai hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian pemborongan tetapi hanya sedikit.
KUHPerdata menjelaskan bahwa kewajiban dari si pemberi tugas adalah membayar jumlah harga borongan sebagaimana yang tercantum dalam kontrak,
sedangkan kewajiban si pemborong adalah melaksanakan pekerjaan pemborongan sesuai dengan kontrak, rencana kerja dan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dijelaskan bahwa salah satu usaha untuk meningkatkan
kemampuan jasa konstruksi nasional adalah pemenuhan kontrak kerja konstruksi yang dilandasi prinsip kesetaraan kedudukan antara pihak dalam hak dan
kewajiban. Dengan kesetaraan di antara para pihak di dalam kontrak diharapkan dapat terwujudnya daya saing yang handal dan kemampuan untuk
menyelenggarakan pekerjaan secara lebih efisien dan efektif. Mengenai pengaturan hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan
perjanjian jasa pemborongan pembuatan saluran drainase terdapat dalam syarat- syarat umum kontrak pada poin yang ke 24. Adapun mengenai pengaturan
tersebut adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Hak dan kewajiban Pejabat Pengguna Anggaran Balai Pembinaan Wilayah I dan II Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi
Sumatera Utara: a. Hak :
1 Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa.
2 Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia jasa.
3 Melakukan perubahan kontrak. 4 Menangguhkan pembayaran.
b. Kewajiban : 1 Mengenakan denda keterlambatan.
2 Membayar uang muka, hasil pekerjaan, dan uang retensi. 3 Menyerahkan seluruh atau sebagian lapangan pekerjaan.
4 Memberikan instruksi sesuai jadwal. 5 Membayar ganti rugi, melindungi dan membela penyedia jasa
terhadap semua
tuntutan hukum,
tuntutan lainnya,
tanggungan yang timbul karena kesalahan, kecerobohan, dan pelanggaran kontrak yang dilakukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
Universitas Sumatera Utara
2. Hak dan kewajiban penyedia jasasi pemborong : a. Hak :
1 Menerima pembayaran uang muka, hasil pekerjaan dan uang retensi.
2 Menerima pembayaran ganti rugikompensasi bila ada b. Kewajiban :
1 Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapan dalam
kontrak. 2 Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada
Pejabat Pembuat Komitmen. 3 Memberikan peringatan dini dan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
4 Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang talah ditetapkan dalam kontrak.
5 Mengambil langkah-langkah
yang memadai
untuk melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat
kerja dan membatasi perusakan dan pengaruhgangguan kepada masyarakat maupun miliknya, sebagai akibat polusi,
kebisingan dan kerusakan lain yang disebabkan oleh kegiatan penyedia jasa.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan syarat-syarat khusus tersebut, sesuai dengan dokumen kontrak, ada beberapa tanggung jawab dan kewajiban yang dibebankan kepada
CV.Rymandho dalam melaksanakan pemborongan pekerjaannya antara lain : 1. Mengadakan usaha-usaha untuk menjamin keselamatan dan keamanan
para pekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memenuhi peraturan tentang Asuransi Sosial Tenaga Kerja ASTEK.
2. Diwajibkan bekerjasama dengan pengusaha golongan ekonomi lemah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Harus menyediakan segala peralatanalat berat seperti mesin gilas, motor graider, excavator, dump truck dan lain-lain yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan dilapangan secara mandiri atau dengan menyewa dari pihak luar.
4. Bertanggung jawab terhadap milik negara yang dipinjamkan atau yang diserahkan kepada CV.Rymandho meliputi pemeliharaan, menjaga
kondisi, perbaikan atas kerusakan dan penggantian atas kehilangan milik negara tersebut.
5. Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya peralatanalat berat menjadi tanggung jawab CV.Rymandho dan hal ini tidak dapat dijadikan alasan
atas keterlambatan pekerjaan dan menyangkut kualitas pekerjaan. 6. Harus mengutamakan jasa dan produksi dalam negeri dengan tetap
memenuhi persyaratan spesifikasi tekhnik pekerjaan. Dalam Surat Perintah Mulai Kerja yang dikeluarkan oleh Dinas Penataan
Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara dijelaskan bahwa pihak
Universitas Sumatera Utara
penyedia berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan pembuatan drainase dalam waktu 128 seratus dua puluh delapan hari. Pekerjaan ini dimulai pada
tanggal 25 Mei Tahun 2010 sampai dengan tanggan 29 September Tahun 2010 dengan masa pemeliharaan selama 180 seratus delapan puluh hari. Jika pihak
penyedia tidak tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan untuk pertama kalinya maka penyedia tersebut akan dikenakan denda 1‰ satu permil dari nilai kontrak
untuk setiap hari keterlambatannya dan setinggi-tingginya 5 lima persen dari harga kontrak. Sedangkan untuk pemutusan kontrak secara sepihak, baru dapat
dilakukan jika pihak penyedia cidera janji atau tidak mematuhi teguran secara berturut-turut selama tiga kali.
Untuk menyeimbangkan kontrak tersebut, maka dicantumkan juga tanggung jawab dan kewajiban pihak si pemberi tugas. Adapun hal tersebut ialah
apabila terjadi hal-hal di luar kekuasaan kedua belah pihak keadaan memaksaforce majeure sehingga para pihak tidak dapat melaksanakan
kewajibannya maka pihak pemberi tugas wajib membayar pihak pemborong sesuai dengan prestasi yang telah dikerjakannya. Keadaan force majeure adalah
keadaan luar biasa yang terjadi di luar kemampuan dan kesalahan pihak penyedia seperti gempa bumi, banjir besar, bencana alam lain, kebakaran, perang, huru-
hara, sabotase dan keadaan darurat lainnya yang terhadapnya pihak penyedia tidak mampu untuk mencegah dan mengambil tindakan-tindakan pencegahan
sebelumnya. Keadaan memaksa ini haruslah diberitahukan secara tertulis oleh
Universitas Sumatera Utara
pihak penyedia selambat-lambatnya 3 tiga hari kalender sejak dinyatakan oleh Pejabat yang berwenang.
87
Dalam pelaksanaan kontrak pengadaan, penyedia barangjasa tidak hanya diwajibkan melaksanakan kewajiban yang secara tegas di atur dalam kontrak,
tetapi juga wajib menanggung adanya cacat dalam kualitas pekerjaan. Kewajiban menanggung ini dapat bersifat tegas dalam kontraknya maupun secara diam-diam.
Pengguna barangjasa hanya akan menerima pekerjaan penyedia barangjasa jika pekerjaan itu sesuai dengan spesifikasi, tidak mengandung cacat dan dalam
tenggang waktu sebagaimana ditetapkan dalam kontrak. jika terdapat ketidaksesuaian dengan spesifikasi atau jika terdapat cacat maka pengguna
barangjasa berhak dalam melakukan penolakan atau ahkan dapat memutuskan kontrak.
88
D.Kendala dan upaya yang dilakukan para pihak untuk menyelesaikan sengketa yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan
Sebagai suatu rencana manusia, tentunya tidak semua dari rencana tersebut tercapai seperti yang direncanakan. Demikian juga rencana pembangunan suatu
proyek yang dituangkan dalam kontrak konstruksi perjanjian pemborongan tentunya tidak selamanya dapat tercapai. Banyak hal yang dipengaruhi oleh
kehendak manusia atau di luar kehendak manusia yang mempengaruhi jalannya suatu kontrak konstruksi yang dapat menyebabkan rencana tersebut diubah haluan
di tengah jalan, atau bahkan kemungkinan rencana tersebut harus dibatalkan sama sekali. Demikianlah maka akhirnya berkembanglah teori dan praktek hukum
87
Pasal 11 Dokumen Kontrak.
88
Y. Sogar, Simamora. Op.Cit. hal 253.
Universitas Sumatera Utara
mengenai ketidakterlaksanaan kontrak konstruksi ini dengan berbagai bentuk dan konsekuensi. Adapun hal-hal yang menjadi kendala sehingga menyebabkan
ketidakterlaksanaannya suatu kontrak konstruksi antara lain keterlambatan, ketidakcocokan dan kegagalan; suspensi; repudiasi; determinasi; force
majeuresuatu kejadian terjadi di luar kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan sehingga suatu kegiatan tidak dapat dilaksanakan atau tidak dapat
dilaksanakan sebagaimana mestinya; variasi; exempsi; hardshipperistiwa yang secara fundamental telah mengubah keseimbangan kontrak; dan terminasi.
89
Ketidakterlaksanaannya suatu kontrak konstruksi dapat menimbulkan perselisihan atau yang sering disebut dengan “sengketa konstruksi” diantara pihak
pengguna dengan pihak penyedia barangjasa tersebut. Yang dimaksud dengan sengketa konstruksi adalah sengketa yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan
suatu usaha jasa konstruksi antara pihak yang tersebut dalam kontrak konstruksi, yang di dunia barat disebut dengan Construction Dispute.
90
Pasal 36 dan 37 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Selanjutnya disebut UU No.181999 tentang jasa kontruksi mengatur mengenai penyelesaian
sengketa jasa konstruksi dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan berdasar pilihan sukarela para pihak yang bersengketa, yang
dimaksudkan untuk melindungi hak keperdataan para pihak yang bersengketa sebagai aplikasi dari asas kebebasan berkontrak. Ketentuan tersebut diatas
dijabarkan lebih lanjut dalam Pasal 49-54 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Selanjutnya disebut PP No. 292000 tentang penyelenggaraan jasa
89
Munir, Fuady. Op.Cit. hal. 198.
90
Nazarkhan Yasin. Klaim Konstruksi dan Penyelesaian Sengketa Konstruksi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2004, hal.83
Universitas Sumatera Utara
kontruksi bahwa penyelesaian sengketa dalam jasa konstruksi di luar pengadilan dapat dilakukan dengan cara mediasi, konsiliasi dan melalui lembaga arbitrase ad
hoc.
91
Kenyataan yang paling banyak terjadi dalam praktek dari sebagian besar perjanjian pemborongan jika terjadi perselisihan biasanya akan diselesaikan
secara musyawarah. Jika tidak ada kata sepakat baru meminta penyelesaian ke Pengadilan.
Untuk kontrak pembuatan drainase antara Dinas Penataan Ruang dan Permukiman dengan CV. Rymandho yang dimulai dari proses pembuatan kontrak
sampai dengan penyerahan hasil pekerjaan dari CV. Rymandho sendiri tidak pernah mengalami kendala-kendala. Hal inilah yang menyebabkan pekerjaan
pembuatan drainase itu dapat berjalan sesuai dengan dokumen kontrak. Apabila terjadi kendala-kendala yang pada akhirnya dapat menimbulkan
perselisihan diantara kedua belah pihak yaitu Dinas Penataan Ruang dan Permukiman dengan CV. Rymandho, maka penyelesaian perselisihan itu akan
dilakukan dengan cara musyawarah. Namun jika musyawarah tersebut tidak juga bisa menyelesaikan perselisihan tersebut, maka kedua pihak sepakat untuk
menunjuk Pengadilan Negeri Medan.
91
Marthen Toelle. Op.Cit. hal. 121.
Universitas Sumatera Utara
88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan