Prosedur Perjanjian Pemborongan Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

a. Apabila direksi dan yang memborongkan keduanya adalah pihak pemerintah, maka hubungan hukumnya disebut hubungan kedinasan. b. Apabila direksi pihak swasta sedangkan yang memborongkan pihak pemerintah, maka hubungan hukumnya disebut perjanjian pemberian kuasa, dimana yang member kuasa pihak yang memborongkan pemerintah sedangkan yang diberi kuasa adalah pihak direksi swasta. c. Apabila direksi dan yang memborongkan keduanya adalah pihak swasta maka hubungan hukumnya disebut perjanjian pemberian kuasa.

D. Prosedur Perjanjian Pemborongan

Dalam proses pemborongan bangunan terdapat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan sebelum terjadinya perjanjian pemborongan bangunan. Kegiatan- kegiatan tersebut dapat dikatakan merupakan fase yang mendahului terjadinya perjanjian. Adapun dari ke empat fase yang harus dilalui adalah sebagai berikut 61 : 1. Pemberitahuanpengumuman secara umum atau secara terbatas tentang adanya pelelangan pekerjaan. Penjelasan mengenai pekerjaan sesuai dengan bestek dan persyaratan-persyaratan pekerjaan. 2. Persyaratan prakualifikasi, kualifikasi dan klasifikasi terhadap pemborong 3. Pemenuhan jaminan yang diwajibkan dalam pemborongan bangunan 4. Pelelangan dan pelulusan. 1. Pengumuman dan pemberian penjelasan Pengumuman tentang adanya pelelangan umum atau terbatas memuat petunjuk-petunjuk dimana bestek harus diambil, dimana penjelasan tentang pekerjaan akan disampaikan, yang memungkinkan adanya penambahan ataupun perubahan terhadap bestek yang telah disusun, dimana tempat lokasi proyek atau pekerjaan, dimana tempat pendaftaran dan batas waktu pendaftaran, dimana dan 61 Sri Soedewi Masjchun Sofwan. Op. Cit,. hal 8. Universitas Sumatera Utara kapan saat pelelangan akan diadakan. 62 Bestek adalah uraian tentang pekerjaan yang disertai gambar-gambar dan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pekerjaan pemborongan tersebut. 63 Pemborong yang berminat untuk melaksanakan pekerjaan tersebut setelah memenuhi persyaratan yang diwajibkan dapat mendaftarkan secara tertulis yaitu melakukan penawaran secara tertulis dengan mengingat batas waktu yang telah disebutkan dalam pengumuman, untuk kemudian ikut dalam pelelangan tender. 2. Persyaratan prakualifikasi, kualifikasi, dan klasifikasi terhadap pemborong a. Prakualifikasi Pemborong Sebelum ditentukan pemborong mana yang dipilih untuk mengerjakan proyek-proyek pemerintah, terlebih dahulu haruslah dilakukan prakualifikasi terhadap calon-calon pemborong yang ada. Perbuatan prakualifikasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dasar perusahaan, baik yang berbentuk badan hukum, maupun yang tidak bentuk badan hukum dimana mereka mempunyai usaha pokok berupa pelaksanaan pekerjaan pemborongan, konsultasi, dan pengadaan barangjasa lainnya. Prakualifikasi diselenggarakan oleh suatu panitia yang di daerah dikepalai oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkutan. 64 Cara penilaian dilakukan dengan pengisian questionnaire yang 62 Ibid, hal. 9. 63 Ibid. hal. 10. 64 Munir, Fuady. Op. Cit. hal 170. Universitas Sumatera Utara harus diisi oleh pemborong yang memuat syarat-syarat tertentu, yang ternyata berbeda untuk daerah Provinsi yang satu dengan yang lain. 65 b. Kualifikasi dan klasifikasi Kualifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan pemborong di bidang jasa konstruksi menurut tingkatkedalaman kompetensi dan kemampuan usaha, atau penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja orang perorangan di bidang jasa konstruksi menurut tingkatkedalaman kompetensi dan kemampuan profesi dan keahlian. Kualifikasi usaha di bidang jasa konstruksijasa pemborongan terdiri dari 3 tiga kategori : 1 Kualifikasi usaha besar 2 Kualifikasi usaha menengah 3 Kualifikasi usaha kecil, termasuk usaha orang perseorangan. Kualifikasi usaha jasa pemborongan tersebut dilakukan untuk mengukur kemampuan badan usaha dan usaha orang perorangan untuk melaksanakan pekerjaan menurut nilai pekerjaannya. 66 Klasifikasi adalah bagian dari kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan perusahaan pemborong di bidang jasa pemborongankonstruksi sesuai bidang dan sub bidang pekerjaan atau penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa pemborongan tersebut. Klasifikasi usaha jasa pemborongankonstruksi terdiri dari: 67 65 Sri Soedewi Masjchun Sofwan. Op. Cit,. hal 11. 66 Mohammad Amari dan Asep N. Mulyana. Op. Cit,. hal 28. 67 Ibid, hal 28 Universitas Sumatera Utara 1 Klasifikasi usaha bersifat umum, diberlakukan kepada badan usaha yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan satu atau lebih bidang pekerjaan. Bidang usaha jasa pemborongan yang bersifat umum ini harus memenuhi kriteria mampu mengerjakan bangunan konstruksi atau bentuk fisik lain, mulai dari penyiapan lahan sampai penyerahan akhir atau berfungsinya bangunan konstruksi. 2 Klasifikasi usaha bersifat spesialis, diberlakukan kepada usaha orang perseorangan dan atau badan usaha yang mempunyai kemampuan hanya melaksanakan satu sub bidang atau satu bagian subbidang pekerjaan. Badan usaha jasa pemborongankonstruksi yang bersifat spesialis ini harus memenuhi kriteria mampu mengerjakan bagian tertentu dari bangunan konstruksi atau bentuk fisik lain. 3 Klasifikasi usaha orang perseorangan yang berketerampilan kerja tertentu, diberlakukan kepada usaha orang perseorangan yang mempunyai kemampuan hanya melaksanakan suatu keterampilan tertentu. Badan usaha jasa pemborongan ini mampu mengerjakan subbagian pekerjaan pemborongan dan bagian tertentu bangunan konstruksi dengan menggunakan teknologi sederhana. Pelaksanaan klasifikasi dan kualifikasi usaha orang perorangan dan badan usaha dapat dilakukan oleh asosiasi perusahaan yang telah mendapat akreditasi dari lembaga. Tujuan diadakannya standarisasi klasifikasi dan kualifikasi jasa pemborongankonstruksi yaitu untuk mewujudkan standar produktivitas dan mutu hasil kerja sehingga mendorong berkembangnya tanggung jawab profesional di antara para pihak. 68 3. Pemenuhan jaminan yang diwajibkan dalam pemborongan bangunan Di dalam perjanjian pemborongan dikenal adanya 4 empat macam jaminan, yaitu: 69 a. Bank GaransiGaransi BankJaminan Bank b. Surety Bond c. Jaminan Pemeliharaan 68 Ibid. hal 31. 69 Djumialdij. Op. Cit,. hal 128. Universitas Sumatera Utara d. Jaminan PembangunanBouw Garansi a. Bank GaransiGaransi BankJaminan Bank Bank garansi merupakan salah satu bentuk dari perjanjian penanggungan borgtocht. Pengertian borgtocht terdapat di dalam Pasal 1820 KUHPerdata, yaitu suatu perjanjian dimana seorang pihak ketiga guna kepentingan si berpiutang mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya si berutang, apabila orang ini tidak memenuhinya. 70 Dalam bank garansi yang bertindak sebagai penanggung adalah bank apabila si debitur wanprestasi. Sifat bank garansi adalah suatu perjanjian tambahan accessoir, yaitu adanya tergantung pada perjanjian pokok. Dengan demikian bank garansi akan berakhir apabila perjanjian pokoknya berakhir. 71 Macam-macam bank garansi dalam perjanjian pemborongan: 1 Jaminan penawaranjaminan pelelanganbid bondtender bond 2 Jaminan pelaksanaanperformance bond 3 Jaminan uang mukapre payment bondadvance payment bond b. Surety Bond Surety bond adalah suatu perikatan jaminan dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi kerugian yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak yang menerima jaminan apabila yang dijamin cidera janji wanprestasi. Dengan demikian surety bond merupakan perjanjian tambahan dan bersifat accesoir terhadap perjanjian pokok, sama dengan sifat bank garansi. 70 Djumialdji. Ibid,. hal.30. 71 Ibid. hal 30. Universitas Sumatera Utara Dalam surety bond dikenal tiga pihak yaitu: 72 1 Obligee yaitu pihak yang berhak atas prestasi serta merupakan pihak yang dilindungi dengan jaminan surety bond terhadap suatu kerugian adalah instansi pemberi pekerjaan pemilik proyek yang memborongkan. 2 Prinsipal yaitu pihak yang berwajib memberikan prestasi serta merupakan pihak yang dijamin dengan jaminan surety bond, adalah pemborong. 3 Surety company yaitu pihak yang memberikan jaminan dalam bentuk surety bond. Macam-macam surety bond dalam Perjanjian Pemborongan: 1 Jaminan penawaran bid bond tender bond 2 Jaminan pelaksanaanperformance bond 3 Jaminan pembayaran uang mukaadvance payment bond 4 Jaminan pemeliharaanmaintenance bond c. Jaminan PemeliharaanMaintenance Bond Apabila pemborong telah menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan perjanjian pemborongan, maka pemborong menyerahkan pekerjaannya dan pemborong menerima pembayarannya. Namun bagi pihak pemborong masih ada kewajiban-kewajiban untuk memelihara hasil pekerjaannya selama jangka waktu tertentu, yang dinamakan masa pemeliharaan. Jaminan pemeliharan merupakan sejumlah uang tertentu yakni sebesar 5 lima persen dari harga borongan yang 72 Ibid. hal 40. Universitas Sumatera Utara digunakan untuk menjamin kerusakan-kerusakan pada pekerjaan tersebut selama jangka waktu tertentu. Apabila masa pemeliharaan sudah selesai, maka uang jaminan pemeliharaan tersebut dapat diambil oleh pemborong. 73 d. Jaminan PembangunanBouw Garansi Dalam perjanjian pemborongan, pihak yang memborongkanpemberi tugas dapat mensyaratkan adanya pemborong peserta yang akan melanjutkan pekerjaan jika pemborong utama tidak menyelesaikan pekerjaannya, misalnya karena pemborong utama meninggal dunia. 74 Jaminan pembangunan dapat menguntungkan pihak yang memborongkan maupun pihak pemborong. Karena bagi pihak yang memborongkan tidak mengalami hambatan dalam melakukan pekerjaannya, sedangkan bagi pihak pemborong tidak perlu membayar ganti rugi jika tidak dapat melanjutkan pekerjaannya. Di dalam praktek, jaminan pembangunan ini jarang digunakan. Jaminan pembangunan ini merupakan jaminan yang baik karena dengan adanya jaminan ini dapat menghilangkan kemungkinan terbengkalainya suatu pekerjaan, yakni dengan adanya pihak yang akan meneruskan pekerjaannya, yaitu pemborong peserta sehingga pekerjaan akan selesai tepat pada waktunya. 75 4. Pelelangan dan Pelulusan. Dalam melaksanakan pemilihan penyedia barangjasa pemborongan, pejabat pengadaan harus terlebih dahulu menetapkan metode pemilihan penyedia barangjasa, metode penyampaian dokumen, metode evaluasi penawaran, metode penilaian kualifikasi dan jenis kontrak yang paling sesuai dengan pengadaan 73 Ibid. hal 54. 74 Ibid. hal 55. 75 Ibid. hal 56. Universitas Sumatera Utara barangjasa yang bersangkutan. Untuk pengadaan pekerjaan pemborongan sendiri dapat digunakan metode pelelangan umum, pelelangan terbatas, pemilihan langsung, penunjukan langsung, atau pengadaan langsung. 76 a.Pelelangan Umum adalah metode pemilihan penyedia barangjasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. b.Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan penyedia barangjasa yang diumumkan secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia barangjasa yang telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barangjasa lainnya yang memenuhi kualifikasi. c. Pemilihan Langsung adalah pelaksanaan pengadaan barang dan jasa tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas yang dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 tiga penawar dari penyedia barangjasa yang telah lulus prakualifikasi dan langsung dilakukan negosiasi baik teknis maupun harga. d. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia BarangJasa dengan cara menunjuk langsung 1 satu Penyedia BarangJasa. 76 Y. Sogar, Simamora. Op. Cit,. hal. 133. Universitas Sumatera Utara e. Pengadaan Langsung adalah pemilihan penyedia barangjasa dengan penunjukan langsung terhadap 1 satu penyedia barangjasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Mekanisme pemilihan penyedia barangjasa pemborongan ini harus senantiasa didasarkan pada prinsip-prinsip persaingan yang sehat fair competition dan transparan. Ukuran untuk menentukan pelulusan adalah penawaran yang paling menguntungkan bagi negara dan yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai calon pemenang, dengan memperlihatkan keadaan umum dan keadaan pasar, baik untuk jangka pendek atau jangka menengah. Dalam praktek pelaksanaan pelelangan, penentuan pelulusan pelelangan didasarkan atas penawaran yang terendah yang dapat dipertanggungjawabkan the lowest responsible bid. 77

E. Berakhirnya Perjanjian Pemborongan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Proyek Pembangunan Jalan (Studi Pada Dinas TaTa Ruang dan Pemukiman Kabupaten Toba Samosir Dengan CV. Ventus)

6 138 95

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase Antara Dinas Bina Marga Kota Medan Dengan Cv.Teratai 26

8 122 120

Tinjauan Yuridis Perjanjian Sewa Menyewa Gedung Antara Dinas Pendapatan Daerah Dengan Plaza Medan Fair

0 47 118

Wanprestasi Dalam Perjanjian Pemborongan Kerja Milik Pemerintah Antara CV. Dina Utama Dengan Dinas Penataan Ruang Dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara

2 55 134

Tinjauan Yuridis Mengenai Penggunaan Perjanjian Standar Dalam Kontrak Bisnis Waralaba Local (Analisa Terhadap Kontrak PT. Ultra Disc Prima Internasional)

2 43 119

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 8

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 1

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 14

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 22

Tinjauan Yuridis tentang Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak) Antara Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Utara Dengan CV. Rymandho Medan

0 0 3