Pendidikan Dalam Membangun Kesadaran Kritis

30 perubahan itu juga harus sadar apa yang menjadi arah atau cita-cita dari gerakan dan kondisi objektif yang mereka alami.

2.1.3. Pendidikan Dalam Membangun Kesadaran Kritis

Pendidikan yang merupakan proses penyadaran, ialah suatu pokok determinasi dalam proses gerakan sosial. Suatu kesadaran kritis terhadap realitas sangat dibutuhkan sebagai dasar sejarah atas permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat. Maka oleh karena itu, pendidikan yang membebaskan dan melahirkan kesadaran kritis pada masyarakat ialah pokok kekuatan dari proses pengorganisasian masyarakat. Di Indonesia, pendidikan sebagai proses penyadaran dan pembebasan akan sangat sulit ditemukan. Selain dari permaslahan komersialisasi pendidikan dimana tidak semua kalangan ekonomi yang mampu merasakan dunia pendidikan formal, terdapat juga permasalahan yang lain, yaitu konsep belajar dan mengajar antara guru dan murid ternyata menjadi permasalahan yang tersistem. Dimana konsep pendidikan tersebut juga dimaksud oleh Paulo Freire dengan sebutan pendidikan gaya Bank. Konsep pendidikan gaya “bank” menurut Paulo Freire, dimana ruang gerak yang disediakan bagi kegiatan para murid hanya terbatas pada menerima, mencatat, dan menyimpan. Pendidikan karenanya menjadi sebuah kegiatan menabung, dimana para murid adalah celengan dan para guru adalah penabungnya. Yang terjadi bukanlah proses komunikasi, tetapi guru menyampaikan pernyataan- pernyataan dan mengisisi tabungan yang diterima, dihafal, dan diulangi dengan patuh oleh para murid. Dalam konsep pendidikan gaya bank, pengetahuan Universitas Sumatera Utara 31 merupakan sebuah anugerah yang dihibahkan oleh mereka yang menganggap diri berpengetahuan kepada mereka yang dianganggap tidak memiliki pengetahuan apa-apa. Menganggap bodoh secara mutlak kepada orang lain sebab cirri dari ideologi penindasan, berarti mengingkari pendidikan dan pengetahuan sebagai proses pencarian. Freire, 1984 : 52 Pendekatan gaya bank dalam pendidikan orang dewasa, tidak akan menyarankan kepada peserta didik agar mereka melihat realitas secara kritis. Mereka yang menggunakan pendekatan gaya bank ini, secara sadar atau tidak sadar karean terdapat juga guru-guru bergaya pegawai bank ini sesungguhnya beritikad baik, namun tidak menyadari bahwa mereka sedang bekerja untuk tujuan dehumanisasi, tidak memahami bahwa pengetahuan yang mereka tanamkan berisi kontradiksi dengan realitas. Freire, 1984 : 56 Permasalahan yang dilahirkan melaui metode pendidikan gaya bank yang tidak sesuai dengan prsoses gerakan pembebasan yang humanis menuntut adanya pola pendidikan yang bersifat humanis dan suatu proses pembebasan yang melahirkan kesadaran kritis. Menurut Paulo freire bahwa hanya dialoglah yang mununtut adanya pemikiran kritis, yang mampu melahirkan pemikiran kritis. 2 2 Dialog adalah bentuk perjumpaan diantara sesama manusia, dengan perantara dunia, dalam rangka menamai dunia. Freire; hal 77 Tanpa dialog tidak aka ada komunikasi, dan tanpa komunikasi tidak akan mungkin ada pendidikan sejati. Pendidikan yang mampu mengatasi kontradiksi antara guru- murid berlangsung dalam suatu situasi dimana keduanya mengarahkan laku pemahaman mereka kepada obyek yang mengantarai keduanya. Karena itu, sifat sifat dialogis dari pendidikan sebagai praktik pembebasan tidak dimuali ketika Universitas Sumatera Utara 32 guru-yang-murid berhadapan dengan murid-yang-guru dalam suatu situasi pendidikan, tetapi ketika yang pertama tadi terlebih dahulu bertanya kepada diri sendiri tentang apa dialog yang akan dilakukan dengan pihak yang pertama. Dan perenungan tentang isi dialog itu adalah sesungguhnya perenungan tentang isi program pendidikan. Freire, 1984 : 84 Permasalahan mengenai pendidikan yang telah tersistematis, akan dibahas pada analisis hubungan ekonomi didalam pendidikan. Proses kapitalisme yang menjadi permasalahan pendidikan di Indonesia membawa proses anti keadilan bagi seluruh masyarakat. Kapitalisme, dengan disangga oleh hubungan dua kelas utama buruh dan kapitalisme, adalah system penidasan terhadap masyarakat. Pendidikan dalam kapitalisme juga akan memperoses suatu generasi dimana pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan juga akan mendukung terjadinya penindasan itu. Prisnsip marxisme yang dikaitkan dengan masalah pendidikan akan menunjukkan bahwa pendidikan sebagai suatu proses historis dalam kehidupan manusia ditentukan oleh perkembangan masyarakat yang ditentukan oleh kondisi material ekonomis yang berkembang. Marx menempatkan pendidikan pada wilayah struktur atas superstruktur yang disangga ditentukan oleh ekonomi hubungan produksi dan alat-alat produksi sebagai struktur bawah basis struktur yang merupakan suatu fondasi perkembangan masyarakat. Karena pendidikan juga merupakan proses dimana filsafat, ideologi, agama, dan seni diajarkan. Maka pendidikan adalah media sosialisasi pandangan hidup dan kecakapan yang harus diterima pada masyarakat terutama anak-anak. Soryomukti, 2008 : 74 Mengenai metode pendidikan dalam menjalankan proses penyadaran, gagasan Herbert Marcuse terkait erat dengan proyek institut, yakni formatio aspek Universitas Sumatera Utara 33 subjektif untuk melakukan revolusi sosial. Menurut proyek tersebut, aktivitas ilmiah dan proses penyadaran melampaui baik ruangan sekolah maupun penjejalan materi pelajaran dan pengetahuan ilmiah ke dalam kepala murid. Pendidikan Marcusian merupakan proses peruntuhan dekonstruksi, pembangunan ulang rekonstruksi dan pengarahan kembali reorientasi pikiran dan pancaindra Saeng, 2012: 309. Pendidikan secara menyeluruh harus digunakan untuk menciptakan tatanan yang sesuai bagi hakikat manusia, yaitu tatanan dimana kontradiksi berupa hubungan produksi yang eksploitatif kapitalisme digantikan dengan hubungan produksi yang setara, yang sering sekali disebut Marx dan pengikutnya sebagai sosialisme. Pendidikan untuk menciptakan dan mempertahankan sosialisme, sebagai jalan pembebasan manusia, dengan demikian harus demokratis, menciptakan kondisi anak-anak didik yang benar-benar bebas, rasional, aktif, dan independen. Soryomukti, 2008 : 103 Tidak adanya penghisapan dalam hubungan ekonomi diharapkan akan membuat kerja yang dilakukan bukan semata-mata untuk memenuhi suatu hal yang terpaksa atau hanya karena kebutuhan primer seperti makan. Seperti kata Marx, bahwa manusia punya karakter solidaritas, estetis, yang hidup untuk memperjuangkan keindahan hubungan dan memproduksi sesuatu yang lebih dari memenuhi kebutuhan tubuhnya, karena memang manusia adalah keberadaan yang tinggi disbanding binatang. Marx, Manuskrip Ekonomi dan Filsafat, dalam Fromm, Konsep Manusia Menurut Marx, serta dalam Soryomukti, 2008 : 103 oleh karena itu, bahwa manusia pada hakikatnya lebih mnginginkan kebebasan yang salah satunya lahir dari kesadaran kritis. Universitas Sumatera Utara 34 2.2. Pengembangan Masyarakat 2.2.1. Pengertian dan Konsep Pengembangan Masyarakat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemekaran Daerah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Paropo Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi

2 48 108

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

0 1 14

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

0 0 2

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

0 0 21

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

1 7 50

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

0 0 5

Pengaruh Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Serikat Petani Indonesia (SPI) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Mekar Jaya Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

0 0 6

Pengaruh Lembaga Keuangan Petani Terhadap Sosial Ekonomi Anggota Serikat Petani Indonesia di Desa Seilitur Tasik Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

0 0 16

Pengaruh Lembaga Keuangan Petani Terhadap Sosial Ekonomi Anggota Serikat Petani Indonesia di Desa Seilitur Tasik Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

0 0 2

Pengaruh Lembaga Keuangan Petani Terhadap Sosial Ekonomi Anggota Serikat Petani Indonesia di Desa Seilitur Tasik Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat

0 0 12