42
dalam pengembangan masyarakat untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan manusia atau masyarakat itu sendiri termasuk dalam perspektif keadilan sosial dan HAM.
2.2.3. Pengembangan Masyarakat; Perubahan dari Bawah
Di jantung pengembangan masyarakat terdapat gagasan perubahan dari bawah. Hal ini adalah konsekuensi alamiah dari perspektif ekologis dan perspektif
keadilan sosial serta perspektif hak azasi manusia. Terdapat gagasan bahwa masyarakat harus mampu menetapkan kebutuhan mereka sendiri dan bagaimana
memenuhinya, bahwa masyarakat pada tingkat lokal paling mengetahui apa yang mereka butuhkan dan bahwa masyarakat seharusnya mengarahkan dirinya sendiri
dan berswadaya. Dalam praktik aktual, gagasan perubahan dari bawah memiliki keterkaitan dengan gagasan-gagasan yang harus dilakukan dipermulaan, yaitu
menghargai pengetahuan lokal, menghargai kebudayaan lokal, menghargai sumber daya lokal, menghargai keterampilan lokal, dan menghargai proses lokal Tesoriero
Ife, 2008: 242. Gagasan ‘perubahan dari bawah’ dibuat diatas landasan berbagai ideologi
dan teori, dimana mazhab-mazhab pemikiran khusus yang kesemuanya relevan bagi praktik bottom-up atau perubahan dari bawah, yaitu pluralisme, sosialisme
demokratis, anarkhisme, post-kolonialisme, post-modernisme, dan feminism Tesoriero Ife, 2008: 262.
• Pluralisme
Dalam ilmu sosial, pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormat dan
toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama koeksistensi serta membuahkan
Universitas Sumatera Utara
43
hasil tanpa konflik asimilasi id.wikipedia.org : 27102012 pukul 20.38 WIB.
Dalam pengertian sederhana, suatu posisi pluralis mengenal bahwa terdapat suatu keanekaragaman kepentingan dalam masyarakat, dan bahwa kekuasaan tidak
terkonsentrasi di suatu lokasi, tetapi didistribusikan di antara sejumlah kelompok yang berbeda. Bergerak lebih jauh dari posisi yang pada hakikatnya deskriftif ini,
seorang pluralis yang ideologis akan membela kesukaan dari distribusi kekuasaan yang tak satupun kelompok kepentingan akan menjadi sangat berkuasa. Tetapi
bagaimana, dari permainan interaksi dalam berbagai kepentingan, hingga kompromi akan muncul yang kemungkinan besar mewakili semua kepentingan
Tesoriero Ife, 2008: 262. Pluralisme telah memberikan suatu kerangka yang berguna dan popular
bagi oposisi terhadap beberapa dari kearifan konvensional dari rasionalisme ekonomi, dan terhadap konsentrasi pemilikan media, monopoli modal dan
pemerintahan manajerial. Hal ini karena pluralisme dapat digunakan untuk membela keanekaragaman tanpa keharusan membela perubahan mendasar dalam
orde sosial, ekonomi, dan politik. Pluralisme memiliki potensi untuk menjadi posisi yang bermanfaat untuk mengartikulasikan oposisi terhadap kecenderungan-
kecenderungan kebijakan-kebijakan tertentu, dan untuk melegitimasi gagasan keanekaragaman dalam lingkup wacana arus utama. Meskipun demikian,
pluralisme gagal menyediakan kerangka yang mencukupi bagi jenis transformasi sosial, ekonomi, dan politik yang diinginkan, dan tidak dapat diterima sebagai
suatu basis yang cukup untuk pengembangan suatu alternatif berbasis-masyarakat yang menangani agenda keadilan sosial dan HAM. Pluralisme adalah sebuah
gagasan penting dalam lingkup pengembangan masyarakat sampai sejauh
Universitas Sumatera Utara
44
pluralisme tersebut dapat melegitimasi dan mendorong keanekaragaman Tesoriero Ife, 2008: 264.
• Sosialisme Demokratis
Sejak awal kemunculannya, orientasi utama sosialisme adalah pada aspek ekonomi dari kehidupan sosial manusia.dalam perkembangan lebih lanjut, muncul
pemikiran bahwa untuk mengatasi eksploitasi manusia atas manusia harus juga memberi perhatian lebih besar kepada aspek politik. Sosialisme sebagai kekuatan
politik yang berkembang dalam masyarakat-masyarakat yang sudah mengalami industrialisasi yang luas disebut sosialisme demokratis Nur Indro, 2009: 110.
Suatu justifikasi ideologis yang lebih kuat datang dari arus pemikiran sosialis demokratis, yang menekankan partisipasi dan pembangunan bottom-up dari
alternatif-alternatif sosialis. Hal ini berlawanan dengan posisi stalinis, yang menekankan pemaksaan suatu ekonomi sosialis dari atas dan mendorong
perencanaan dan regulasi terpusat. Suatu arah yang lebih menguntungkan bagi sosialis demokratis adalah masuk ke perjuangan politik yang lebih bersifat lokal.
Pada tingkat lokal, potensi untuk kontrol yang lebih demokratis lebih besar dan pengaruh modal transnasional kurang merusak. Modal transnasional dapat
menahan pemerintahan untuk tebusan, dan dapat menuntut mereka untuk mengikuti kebijakan-kebijakan tertentu, ia memiliki pengaruh langsung yang lebih
sedikit pada interaksi-interaksi lokal, bentuknya berupa kebiatan-kegiatan sosial, pilihan-pilihan ekonomis individu dan rumah tangga, politik masyarakat, dan
seterusnya Tesoriero Ife, 2008: 265.
Universitas Sumatera Utara
45
Soetan Sjahrir sebagai tokoh sosialisme demokrasi yang ada di Indonesia menjelaskan bahwa sosialisme demokrasi atau sosialisme kerakyatan Asia
menekankan perjuangan untuk mewujudakan kondisi kehidupan yang menjunjung tinggi derajat manusia, menghormati hak-hak kemanusiaan dan membentuk
kesadaran sosial. Dengan kehidupan demokrasi yang bersemangantkan kerakyatan, maka penindasan dan penguasaan terhadap kemanusiaan akan hilang tidak akan
terwujud Nur Indro, 2009: 90. Pengembangan struktur-struktur berbasis masyarakat yang kuat mewakili
suatu konteks yang lebih mirip bagi pencapaian suatu masyarakat sosialis demokratis dibandingkan pendekatan parlementer Shannon, 1991. Hal tersebut
menyediakan kemungkinan kepemilikan secara sosial ataupun komunal atas alat- alat produksi, walaupun ini membutuhkan produksi yang lebih berbasis lokal.
Maka dari iru, desentralisasi dan lokalisasi ekonomi, struktur politik dan layanan kemanusiaan mewakili suatu arah yang menjanjikan bagi kaum sosialis demokratis.
Kapitalisme dapat dilihat sebagai yang lebih mudah dikalahkan pada tingkat lokal dibandingkan pada tingkat nasional atau tingkat transnasional, dan dari suatu
perspektif bottom-up ketimbang suatu pendekatan top-down konvensional, alternatif-alternatif sosialis lebih mungkin berkembang Tesoriero Ife, 2008:
266. •
Anarkhisme Anarkisme adalah teori politik yang bertujuan untuk menciptakan
masyarakat tanpa hirarkis baik dalam politik, ekonomi, maupun sosial. Para Anarkis berusaha mempertahankan bahwa anarki, atau dengan kata lain ketiadaan
aturan-aturan, merupakan sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem sosial
Universitas Sumatera Utara
46
dan dapat menciptakan kebebasan individu dan kebersamaan sosial. Anarkis melihat bahwa tujuan akhir dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah
kerjasama yang saling membangun antara satu dengan yang lainnya. Atau, dalam tulisan Bakunin yang terkenal ialah kebebasan tanpa sosialisme adalah
ketidakadilan, dan sosialisme tanpa kebebasan adalah perbudakan dan kebrutalan id.wikipedia.org : 27102012 pukul 20.39 WIB
Disisi lain, pandangan populer tentang anarkhisme sering sekali disamakan dengan tidak adanya tanggung jawab, suatu kehancuran hubungan sosial, atau
bahkan terorisme, dan menolak untuk sejalan dengan pendirian suatu filosofi politik yang terhormat dan sah, dalam kenyataannya tulisan anarkhis sangat jauh
dari stereotip Ward, 1988; woodcock, 1977; Marshall, 1992; Carter, 1999. Walaupun pemikiran anarkhis juga mungkin tidak dilihat sebagai telah menguasai
suatu posisi arus utama dalam pemikiran radikal abad XX, akan tetapi anarkhisme mempunyai suatu sejarah panjang sebagai basis bagi oposisi terhadap orde mapan
marshall, 1992. Dikarenakan teori anarkhis memiliki tradisi intelektual yang solid, dan sepenuhnya konsisten dengan perspektif keadilan sosial dan hak azasi
manusia Tesoriero Ife, 2008: 266. Dengan resiko penyederhanaan yang berlebihan, suatu posisi anarkhis
menentang hirarkhi, otoritas, dan intervensi negara dalam kehidupan rakyat. Anarkhis bertahan bahwa dalam keadaan bebas dari dominasi yang demikan,
manusia akan cenderung berkooperasi secara sukarela dengan sesamanya,sebagai kebalikan dari pandangan konvensional yang melihat otoritas dan dominasi sebagai
diperlukan untuk mempertahankan kontrol Kropotkin, 1972. Jadi, keabsenan relatif dari hirarkhi dan control terpusat dilihat sebagai suatu prakondisi bagi
Universitas Sumatera Utara
47
terbentuknya suatu kontrak sosial yang efektif Ward, 1977 dan bagi manusia untuk mampu menjalani hidup yang lebih memuaskan dan lengkap. Pandangan ini
menjungkirbalikkan banyak dari kaerifan tentang disukainya struktur-struktur terpusat yang terencana dan terkordinasi negaraswasta dan pembuatan kebijakan
terpusat Tesoriero Ife, 2008: 267. Anarkhisme memeberikan suatu basis alamiah untuk mendukung
penegmbangan masyarakat akar rumput, karena anarkhisme dengan tegas mununjuk kepada kesukaan akan otonomi lokal, desentralisasi dan pembangunan
yang dimulai pada tingkat akar rumput. Meskipun demikan, anarkhisme tetap merupakan posisi radikal, karena ia menantang dengan cara mendasar, beberapa
asumsi yang paling dianggap biasa tentang politik, dan ia dengan kuat mengkritik gagasan kekuasaan, kontrol politik, dan birokratis Tesoriero Ife, 2008: 268.
Oleh karena itu, anarkhisme adalah landasan ideologi yang penting bagi pengembangan masyarakat.
• Post-kolonialisme
Post-kolonialisme mengacu pada badan pemikiran yang berupaya bergerak lebih jauh dari penindasan kolonialis, untuk menemukan suara bagi mereka yang
telah dibungkam oleh penindasan tersebut, dan menentang pada pelanggaran struktur-struktur dan wacana kolonialisme. Kolonialisme dikaitkan dengan sikap-
sikap dari bangsa-bangsa penjajah, yang menduduki tanah bangsa-bangsa lain dan menjadikan bangsa yang dijajah sebagai sasaran dominasi untuk kepentingan
perluasan wilayah, keuntungan keuangan, dan keduanya. Tetapi terdapat suatu bentuk penjajahan yang lebih luas yang terjadi dalam dunia kontemporer.
Penjajahan tersebut berbentuk kekuatan modal global, dan kultur global yang
Universitas Sumatera Utara
48
diciptakannya, hingga memaksakan penjajahan ekonomi dan kultural pada banyak masyarakat diseluruh dunia.
Pemikiran post-kolonial adalah emansipatoris. Ia berupaya untuk mengakui kegagalan kolonialisme, untuk mengesahkan suara-suara mereka yang terjajah dan
untuk mengenali dan untuk membalik pola-pola dominasi kolonialis. Pemikiran post-kolonial dalam studi-studi kebudayaan telah berfungsi untuk membantah
bahwa bangsa itu tidak sekedar penerima pasif dari kekuatan-kekuatan yang sangat kuat yang membentuk mereka menjadi boneka, konsumen, atau subjek kapitalisme.
Hal ini memiliki potensi yang sangat besar untuk mentransformasi identitas dan perasaan kekuatan dari kaum terjajah. Lebih lanjut, ketika protes dari kelompok-
kelompok yang beragam dihubungkan, sekutu-sekutu baru menjadi mungkin dan gerakan-gerakan sosial dapat terbentuk.
Teori post-kolonialisme memperjuangkan narasi kecil, menggalang kekuatan dari bawah sekaligus belajar dari masa lampau untuk menuju masa depan.
Teori post-kolonialisme juga membangkitkan kesadaran bahwa penjajahan bukan semata-mata dalam bentuk fisik, melainkan psikologis. Tidak kalah pentingnya
juga bahwa teori postkolonialisme bukan semata-mata teori, melainkan suatu kesadaran itu sendiri arsa90gmail.blogspot.com : 27102012 pukul 20.41 WIB.
Oleh karena itu, post-kolonialisme berpotensi menjadi sebuah perspektif yang sangat penting untuk memahami pengembangan masyarakat sebagai suatu
praktik emansipatoris dalam pengorganisasian masyarakat dan untuk menegaskan suatu perspektif ‘perubahan dari bawah’ yang berupaya mengesahakan suara-suara
lain dan untuk meberikan kesempatan untuk kaum terjajah untuk menegaskan
Universitas Sumatera Utara
49
realitas mereka sendiri ketimbang didiktekan oleh sang penjajah Tesoriero Ife, 2008: 272.
• Post-Modernisme
Dengan berkembangnya kesadaran mengenai sisi suram modernitas dan dengan meningkatnya kritik terhadap sifat anti-kemanusiaan yang ditimbulkannya.
Maka muncullah pandangan bahwa jalan yang dilalui masyarakat modern harus dirubah secara radikal. Ada sejumlah pakar yang menyerukan untuk membangun
kembali kehidupan komunitas, pemakaian kembali ikatan sosial primordial, menghidupkan kembali kelompok dan hubungan primer. Ada juga seruan untuk
menyelamatkan dan memulihkan lingkungan alam dan memerangi pencemaran, kerusakan ekologi, dan eksploitasi sumber daya alam tanpa memikirkan dampak
buruknya. Gagasan-gagasan tersebut menyediakan landasan untuk memicu gerakan sosial yang kuat. Habermas menjelaskan suatu keyakinan bahwa kesenangan baru
ditakdirkan akan muncul dalam sejarah manusia setelah periode modern. Inilah pandangan yang menganggap bahwa transformasi sosial tidak dapat dibalikkan
tetapi akan tetap bergerak menuju tipe masyarakat berkualitas baru yang lahir dari abu modernitas. Seperti apa wujudnya, masih belum jelas tetapi sudah dipersiapkan
namanya, yaitu post-modern Piotr Sztompka, 2004: 96. Post-modernisme menekankan konstruksi, dekonstruksi, dan rekonstruksi
realitas majemuk dalam suatu dunia yang dicirikan oleh fragmentasi dan keanekaragaman. Relevansi post-modernisme bagi perspektif bottom-up ialah
bahwa ia memberikan suatu argument yang kuat untuk mempertanyakan praktik top-down, yang pada hakikatnya modernis, dan penghargaan post-modernise yang
menghargai keanekaragaman dan perbedaan memungkinkan pengalaman
Universitas Sumatera Utara
50
masyarakat untuk disahkan dan untuk memunculkan dan melegitimasi suara-suara alternatif. Post-modernisme memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada
pengembangan masyarakat, dan memang pengembangan masyarakat dapat dilihat sebagai suatu proses memberi kesempatan kepada masyarakat untuk
mengkonstruksi realitas mereka pada tingkat masyarakat dan terlibat dalam pembangunan bottom-up Tesoriero Ife, 2008: 277.
• Feminisme
Feminisme adalah perspektif penting lainnya mengenai pengembangan masyarakat untuk mentransformasikan perubahan dari bawah. Harcourt 1994
menjelaskan bahwa pendekatan top-down, rasional dan manajerial merupakan cirri sifat patriarkhal, dan dari suatu sudut pandang feminis ia melanggengkan struktur-
struktur dan wacana-wacana dominasi dan penindasan. Secara perspektif keadilan sosial dan HAM dimana para penulis feminis telah menekankan betapa pentingnya
gender sebagai suatu dimensi yang mendasar dari penindasan, dan telah memperlihatkan bahwa pencapaian keadilan sosial dan HAM akan tetap
merupakan mimpi yang mustahil kecuali jika isu gender ditangani secara cukup sebagai bagian dari setiap proses perubahan Tesoriero Ife, 2008: 280.
Pentingnya feminisme adalah pada karakterisasi struktur-struktur manajerial yang top-down sebagai patriarkhal, dan dengan demikian pada
identifikasinya yang dekat dengan suatu perspektif bottom-up atau perubahan dari bawah. Feminisme post-modernisme memperkuat argument ini, dengan
menekankan validasi suara-suara kaum terpinggirkan dan mengaitkan ini kepada konstruksi wacana-wacana kekuasaan alternatif. Ide post-modernisme ialah ide
yang anti absolut dan anti otoritas, gagalnya modernitas dan pemilahan secara
Universitas Sumatera Utara
51
berbeda-beda tiap fenomena sosial karena penentangannya pada penguniversalan pengetahuan ilmiah dan sejarah. Dimana ide post-modernisme berpendapat bahwa
gender tidak bermakna identitas atau struktur sosial id.wikipedia.org : 27102012 pukul 20.45 WIB. Hal-hal ini merupakan bentuk-bentuk feminisme yang berupaya
mengubah struktur-struktur dan wacana-wacana dasar dari kekuasaan dan penindasan yang berlandaskan gender, dan berupaya merombak patriarkhi yang
top-down sebagai landasan dari pengembangan masyarakat dengan perubahan dari bawah dalam emansipasi gender.
2.3.Petani
Petani menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam. Kehidupan petani identik dengan kehidupan
pedesaan. Amri Marzali membedakannya menjadi peladang atau pekebun, peisan dari bahasa Inggris Peasant, dan petani pengusaha atau farmer. Sebagian besar
petani yang ada di Indonesia merupakan peisan atau petani pemilik yang sekaligus juga menggarap lahan pertanian yang mereka miliki.
Petani peladang atau pekebun menurut Dobby 1954, merupakan tahap yang istimewa dalam evolusi dari berburu dan meramu sampai pada bercocok
tanam yang menetap. Keistimewaan itu kelihatannya terdiri dari ciri-ciri hampa seperti tidak adanya hubungan dengan usaha pedesaan dan sangat sedikitnya
produksi yang mempunyai arti penting bagi perdagangan. Gourou 1956, secara garis besar menguraikan empat ciri perladangan: 1 dijalankan di tanah tropis yang
kurang subur; 2 berupa teknik pertanian yang elementer tanpa menggunakan alat- alat kecuali kampak; 3 kepadatan penduduk rendah; dan 4 menyangkut tingkat
konsumsi yang rendah. Pelzer 1957, menyatakan bahwa petani peladang ini ciri-
Universitas Sumatera Utara
52
cirinya juga ditandai dengan tidak adanya pembajakan, sedikitnya masukan tenaga kerja dibandingkan dengan cara bercocok tanam yang lain, tidak menggunakan
tenaga hewan ataupun pemupukan, dan tidak adanya konsep pemilikan tanah pribadi. Konsep mengenai peasant atau petani kecil sekurang-kurangnya mengacu
pada tiga pengertian yang berbeda. Konsep pertama mengacu pada pandangan Gillian Hart 1986, Robert Hefner 1990, dan Paul Alexander dkk 1991, yang
menyatakan bahwa istilah peasant ditujukan kepada semua penduduk pedesaan secara umum, tidak peduli apapun pekerjaan mereka. Konsep kedua mengacu pada
pandangan James C. Scott 1976 dan Wan Hashim 1984, yang menyatakan bahwa peasant tidak mencakup seluruh pedesaan, tetapi hanya terbatas kepada
penduduk pedesaan yang bekerja sebagai petani saja. Konsep ketiga atau terakhir mengacu pada pandangan Eric Wolf yang kemudian diikuti oleh Frank Ellis
1988, yang menyatakan bahwa peasant ditujukan untuk menunjukkan golongan yang lebih terbatas lagi, yaitu hanya kepada petani yang memiliki lahan pertanian,
yang menggarap sendiri lahan tersebut untuk mendapatkan hasil yang digunakan untuk memenuhi keperluan hidupnya, bukan untuk dijual, atau yang di Indonesia
biasa disebut sebagai petani pemilik penggarap Witrianto, S.S., M.Hum., M.Si witrianto.blogdetik.com : 27102012 pukul 20.48 WIB.
Konsep mengenai farmer atau petani kaya adalah petani-petani kaya yang lebih mempunyai kecenderungan untuk menanamkan kembali modalnya didalam
kegiatan usaha tani capital oriented. Mereka lebih mempunyai bentuk-bentuk lembaga ekonomi yang lebih modern seperti bank koperasi desa, BUUD, dan lain-
lain. Selanjutnya oleh karena adanya kemampuan ekonomi yang lebih besar terjadi
Universitas Sumatera Utara
53
kecenderungan menumpuknya tanah kepada mereka dengan beli ataupun sewa Sediono Gunawan Wiradi, 2008: 323.
Peasant atau yang biasa juga disebut sebagai petani kecil, merupakan golongan terbesar dalam kelompok petani di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.
Ciri-ciri petani yang tergolong sebagai peasant adalah sebagai mengusahakan pertanian dalam lingkungan tekanan penduduk lokal yang meningkat, mempunyai
sumberdaya terbatas sehingga menciptakan tingkat hidup yang rendah, bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsisten, kurang memperoleh
pelayanan kesehatan, pendidikan dab pelayanan lainnya Soekartawi, 1986: 1. Dari segi ekonomi, ciri yang sangat penting pada petani kecil ialah
terbatasnya sumberdaya dasar tempat ia mengusahakan pertanian. Pada umumnya mereka hanya menguasai sebidang lahan kecil, kadang-kadang disertai dengan
ketidakpastian dalam pengelolaannya. Lahannya sering tidak subur dan terpencar- pencar dalam beberapa petak. Mereka mempunyai tingkat pendidikan,
pengetahuan, dan kesehatan yang sangat rendah. Mereka sering terjerat oleh hutang dan tidak terjangkau oleh lembaga kredit dan sarana produksi. Walaupun petani-
petani kecil mempunyai ciri yang sama, yaitu memiliki sumberdaya yang terbatas dan pendapatan yang rendah, namun cara bekerjanya tidak sama. Cara bertani para
peternak di Afrika, peladang yang berpindah-pindah di daerah tropis, dan petani kecil penghasil padi di Asia berbeda-beda. Demikian pula kebudayaan mereka
berbeda, baik antara negara dengan negara lain maupun antara satu daerah dengan daerah lainnya dalam satu negara. Oleh karena itu, petani kecil tidak dapat
dipandang sebagai kelompok yang serba sama, walaupun mereka berada di suatu wilayah kecil witrianto.blogdetik.com : 27102012 pukul 20.55 WIB.
Universitas Sumatera Utara
54
Karl Marx punya pandangan mengenai kondisi sistem kepemilikan tanah oleh petani, yakni Suatu pemilikan tanah oleh petani secara bebas adalah tingkat
transisi yang digerogoti oleh sewa diferensial dikalangan petani, yang dilakukan oleh kompetisi pertanian kapitalis besar atau oleh perusahaan industri pedesaan dan
atau oleh pengambilalihan perampokan dari tanah bersama dan sebagainya. Keadaan itu mempercepat pemiskinan penduduk pedesaan dan terjadilah
keterbelakangan kebudayaan dan inefisiensi. Marx menyatakan bahwa akan tercipta suatu klas barbarian yang berada diluar masyarakat Brewer, 1999: 274.
Maka apa yang dimaksud Marx ialah bahwa dampak liberalisasi pertanian yang khususnya mengenai pemilikan tanah sebagai alat produksi pertanian hanya akan
menimbulkan persaingan dan akan ada yang menang dan kalah dalam persaingan tersebut atas dasar kekuatan kapital.
Dalam teori tindakan moral, sebuah karyanya Scott, The Moral Economy of the Peasant, digambarkan bahwa kehidupan petani peasant adalah masyarakat
yang harmoni dan stabil. Komunitas petani ini adalah suatu kelompok sosial yang memiliki kepentingan untuk menjaga kelangsungan keterikatan antar individunya.
Mereka ini adalah masyarakat yang ” mendahulukan selamat ” dimana akan membantu mempersatukan satu struktur preferensi-preferensi yang riil Scott, 1981
: 53. Suatu pilihan tindakan penolakan yang dikembangkan lagi oleh James Scott 1983 dalam bukunya “ Weapons of The Weak ; Everyday Forms of Peasant
Resistance. Resistensi adalah semua tindakan dari anggota masyarakat kelas bawah dengan maksud untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Para petani
melakukan resistensi atau melakukan perlawanan mempertahankan diri karaena terpaksa untuk mempertahankan hidup. Perjuangan yang dilakukan para petani ini
Universitas Sumatera Utara
55
merupakan perjuangan yang biasa biasa namun dilakukan terus menerus. Hal yang menarik dari konsep Scott ini adalah resistensi hanya bersifat individual atau tidak
bersifat kolektif. Ada 3 tiga kategori resistensi yaitu bisa dilakukan. Pertama, bersifat individual, spontan dan tidak terorganisasi. Kedua, tujuan resistensi agar
ada reaksi dari pihak yang dilawan. Ketiga, resistensi ini bersifat ideologis atau mengarah pada resistensi simbolis, berbeda dengan perjuangan yang bersifat
frontal. twentynov.blogspot.com : 27102012 pukul 21.20 WIB.
2.4.Sosial Ekonomi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istilah sosial adalah berkenaan dengan masyarakat. Masyarakat sebagai terjemahan istilah society adalah
sekelompok orang yang membentuk sebuah entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen saling tergantung satu sama lain.
Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana
sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata masyarakat sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab,
musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan- hubungan antar komunitas teratur.
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap
barang dan jasa. Istilah ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani , yaitu οἶκος
oikos yang berarti keluarga , rumah tangga dan νόμος nomos yang berarti
peraturan, aturan, hukum. Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Sementara yang dimaksud dengan
Universitas Sumatera Utara
56
ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi pada
dasarnya selalu menghadapi masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia adalah kenyataan bahwa kebutuhan manusia jumlahnya tidak
terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas. Beberapa faktor yang memengaruhi sehingga jumlah kebutuhan seseorang berbeda dengan
jumlah kebutuhan orang lain ialah faktor ekonomi, lingkungan sosial budaya, fisik, pendidikan, dan moral id.wikipedia.org : 27102012 pukul 21.38 WIB.
Pengertian kondisi sosial ekononomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam
struktur masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status. Tingkat sosial merupakan
faktor non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin, sedangkan tingklat ekonomi sepertik pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan
investasi. Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material. Kebutuhan pokok atau basic human needs dapat dijelaskan sebagai
kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Abraham Maslow mengungkapkan kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan dasar
fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan dihargai dan kebutuhan mengaktualisasikan diri www.psychologymania.com
: 27102012 pukul 21.52 WIB. Salah satu faktor yang penting untuk membangun masyarakat yang
sejahtera adalah sebuah teori sosial ekonomi yang baik. Sepanjang sejarah, manusia terus mencari jawaban bagaimana sumberdaya di bumi ini yang dapat
Universitas Sumatera Utara
57
dipergunakan dan dibagikan dengan baik. Tambahan pula, masyarakat memerlukan suatu sistem pemerintahan yang dapat memenuhi semua kebutuhan anggotannya.
Jawaban masyarakat atas keperluan itu menggambarkan nilai-nilai sosial ekonomi yang diikuti masyarakat pada realitasnya.
Berkaitan dengan permasalahan sosial ekonomi petani, Marx berpandangan bahwa dalam ekonomi perbudakan, atau disuatu sistem dimana pemilik perkebunan
mengatur produksi dan membayar pekerja, keseluruhan produk lebih masuk pada pemilik, tanpa pembagian laba dan sewa. Dalam konteks kapitalis, surplus dapat
dikatakan laba. Sedang di masyarakat-masyarakat sebeumnya, ia dianggap sebagai sewa. Namun apapun yang dipakai, ia tidak berbeda. Secara alternatif, petani
memiliki tanah sendiri tanpa wajib membayar sewa seperti di zaman purba sesudah surutnya feodalisme. Ketika kapitalisme masih terbelakang, harga-harga pasar
tidak akan dikontrol oleh harga produksi, sehingga unsur yang bermain terhadap sewa dan laba untuk petani dapat saja tinggi atau rendah. Tentunya ada ekuivalensi
dari sewa-diferensial. Petani dengan tanah bagus dengan sendirinya lebih baik hasilnya dari tanah yang gersang Brewer, 1999: 273.
Dalam hal bentuk-bentuk hubungan ekonomi yang dialektis, Marx telah meggambarkan bentuk hukum ekonomi pokok pada sistem ekonomi dalam setiap
periode masyarakat yang secara nyata dari bentuk-bentuk penghisapan yang dilakukan kelas penguasa dalam menghisap dan menindas kelas yang dikuasainya,
sampai adanya bentuk perlawanan dari rakyat terhadap kelas penghisap. Adapun hubungan produksi dalam setiap periode masyarakat yang dimaksud ialah
masyarakat primitif, masyarakat perbudakan, masyarakat feudal, masyarakat kapitalis, masyarakat sosialis.
Universitas Sumatera Utara
58
2.5.Kesejahteraan Sosial
Banyak pengertian kesejateraan sosial yang dirumuskan, baik oleh para pakar pekerjaan sosial maupun PBB dan badan-badan dibawahnya diantaranya:
Adi Fahrudin, 2012: 9-10 1.
Friedlander 1980 Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisasi dari pelayanan-
pelayanan sosial dan institusi-institusi yang dirancang untuk membantu individu- individu dan kelompok-kelompok guna mencapai standar hidup dan kesehatan
yang memadai dan relasi-relasi personal dan sosial sehingga memungkinkan mereka dapat mengemban kemampuan dan kesejahteraan sepenuhnya selaras
dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakatnya. 2.
Perserikatan Bangsa-Bangsa Kesejahteraan sosial merupakan suatu kegiatan yang terorganisasi dengan
tujuan membantu penyesuaian timbale balik antara individu-individudengan lingkungan sosial mereka.
3. Undang-undang No.11 Tahun 2009
Undang-undang No.11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar
dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Akan tetapi, pada UU ini tidak terdapat seperti pernyataan bahwa
tetap menjunjung hak-hak asasi dan Pancasila dalam UU Nomor 6 Tahun 1974 mengenai kesejahteraan sosial yang telah digantikan UU No.11 Tahun 2009.
Kesejahteraan sosial sebagai kegiatan pertolongan diyakini telah ada sejak masyarakat primitif sekalian dalam bentuk tolong-menolong untuk mengatasi
Universitas Sumatera Utara
59
maslah yang dihadapi anggotanya. Sedangkan pada saat ini, kesejahteraan sosial memiliki tujuan yaitu: Adi Fahrudin, 2012: 10
1. Kesejahteraan sosial untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti
tercapainya standar kehidupan pokok seperti sandang, perumahan, pangan, kesehatan, dan relasi-relasi sosial yang harmonis dengan
lingkungannya. 2.
Kesejahteraan sosial untuk mencapai penyesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat dilingkungannya, misalnya dengan
menggali sumber-sumber, meningkatkan, dan mengembangkan taraf hidup yang memuaskan.
Dalam kesejahteraan sosial memiliki fungsi-fungsi yang antara lain ialah: Adi Fahrudin, 2012: 12-13
1. Fungsi pencegahan Preventive
Kesejahteraan sosial ditujukan untuk memperkuat individu, keluarga, dan masyarakat supaya terhindar dari maslah-maslah sosial baru.
2. Fungsi Penyembuhan Curative
Kesejahteraan sosial ditujukan untuk menghilangkan kondisi-kondisi ketidakmampuan fisik, emosional, dan sosial agar orang yang mengalami
masalah tersebut dapat berfungsi kembali secara wajar dalam masyarakat. Dalam fungsi ini tercakup juga fungsi pemulihan rehabilitasi.
3. Fungsi Pengembangan Development
Kesejahteraan sosial berfungsi untuk memberikan sumbangan langsung at aupun tidak langsung dalam proses pembangunan atau pengembangan
tatanan dan sumber-sumber daya sosial dalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
60
4. Fungsi Penunjang Supportive
Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan untuk membantu mencapai tujuan sektor atau bidang pelayanan kesejahteraan sosial yang lain.
Sebagai pekerja sosial yang merupakan stakeholder dalam kesejahteraan sosial, dan seperti apa juga yang disampaikan oleh the International Federation of
Social Workers IFSW dimana profesi pekerjaan sosial ialah berfungsi untuk meningkatkan perubahan sosial, pemecahan masalah, dalam hubungan-hubungan
manusia serta pemeberdayaan dan pembebasan orang untuk meningkatkan kesejahteraan, dimana prinsip-prinsip hak asasi manusia dan keadilan sosial
merupakan dasar bagi pekerja sosial Adi Fahrudin, 2012: 62. Dalam hubungan antara pekerja sosial dengan pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat dimana Murray adalah seorang pekerja sosial yang berkecimpung sebagian besar hidupnya di lingkungan masyarakat dan dia dalam
bukunya “CO Theory Principles and Practice”, berpendapat bahwa pekerja sosial yang ada di masyarakat biasanya adalah pekerja sosial yang bekerja di organisasi-
organisasi kemasyarakatan dimana organisasi kemasyarakatan tersebut bertujuan memajukanpengembangan kesejahteraan masyarakat dimana hal tersebut tidak
terlepas dari lingkungan yang ada Agus Suriadi, 2005: 7.
2.5.1.Usaha-Usaha Kesejahteraan Sosial
Dalam Undang-Undang No.11 Tahun 2009 dinyatakan usaha kesejahteraan sosial itu merupakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yaitu upaya yang
terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar
Universitas Sumatera Utara
61
setiap warga negara, yeng meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.
Cassidy seperti dikutip oleh Friedlander 1980 mengatakan bahwa usaha kesejateraan sosial merupakan sebagai kegiatan-kegiatan terorganisasi yang
terutama dan secara langsung berhubungan dengan pemeliharaan, perlindungan, dan penyempurnaan sumber-sumber manusia. Siporin 1974 juga menjelaskan
dalam usaha kesejahteraan sosial, pekerjaan sosial memegang peranan sentral yaitu sebagai “metha-institution”. Hal ini berarti bahwa dalam usaha kesejahteraan
sosial, baik yang dilaksanakan pemerintah maupun masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung, maka profesi pekerjaan sosial merupakan profesi utama di
dalamnya Adi Fahrudin, 2012: 14-15. Dalam komponen-komponen kesejahteraan sosial, diantaranya secara
organisasi formal, dimana usaha kesejahteraan sosial terorganisasi secara formal dan dilaksanakan oleh organisasi badan sosial yang formal pula. Kegiatan yang
dilaksanakan memperoleh pengakuan masyarakat karena memberikan pelayanan secara teratur, dan pelayanan yang diberikan merupakan fungsi utamanya. Selain
itu juga secara peran-serta masyarakat, dimana usaha kesejahteraan sosial harus melibatkan peranserta masyarakat agar dapat berhasil dan member manfaat kepada
masyarakat Adi Fahrudin, 2012: 16-17. Dalam usaha kesejahteraan sosial terdapat beberapa metode dalam
mengetasi masalah kesejahteraan sosial yaitu: zulfikarmapeksos10.blogspot.com : 27102012 pukul 22.46 WIB
1. Metode bimbingan sosial atau terapi individu sosial case work
Universitas Sumatera Utara
62
Metode bimbingan sosial individu yang ditujukan kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial bersifat individual yang dilakukan secara tatap muka
antara peksos dan penyandang masalah kesejahteraan sosial. Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengungkapkan dan menggali permasalahan yang bersifat
mendasar yang dapat menganggu terhambatnya proses pelayanan. Pada metode ini, pekeja sosial dituntut untuk dapat mendorong penyandang masalah kesejahteraan
sosial uspaya mengungkapkan masalahnya baik yang bersifat individu, keluarga maupun masalah lainnya. Selanjutnya dalam metode ini peksos juga dituntut untuk
dapat memfasilitasi para penyandang masalah kesejahteraan sosial dalam mencarikan alternatif atau solusi pemecahan masalah yang dihadapi oleh
penyandang masalah kesejahteraan sosial. 2. Bimbingan sosial atau terapi kelompok social groub work
Metode dalam peksos dengan menggunakan kelompok sebagai media terapi bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial, dengan media ini penyandang
masalah kesejahteraan sosial akan mengalami perubahan perilaku sebagai akibat dari adanya interaksi antara pekerja sosial dengan penyandang masalah
kesejahteraan sosial. Dalam metode ini pekerja sosial menciptakan berbagai kelompok dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan penyandang
masalah kesejahteraan sosial. Pada proses kegiatan kelompok ini diharapkan peksos mampu memberikan penguatan terhadap sikap dan perilaku penyandang
masalah kesejahteraan sosial secara positif untuk upaya memecahkan masalah. 3. Bimbingan sosial komunitas community development
Universitas Sumatera Utara
63
Bimbingan sosial komunitas mengunakan metode kehidupan dan interaksi komunitas yang menjadi lingkungan sosial para penyandang masalah kesejahteraan
sosial dalam proses pelayanan. Pelaksanaa metode ini menekankan peran peksos untuk dapat menyiapkan lingkungan masyarakat yang kondusif agar dapat
menerima kehadiran dan permasalahan penyandang masalah kesejahteraan sosial. Selain menyiapkan komunitasmasyarakat dalam menerima penyandang masalah
kesejahteraan sosial, pekerja sosial di tuntut menyiapkan juga penyandang masalah kesejahteraan sosial untuk bisa hidup dan diterima dalam komunitasnya. Pada
metode bimbingsn ini menekankan pentingnya partisipasi seluruh komponen masyarakat melalui tokoh kunci masyarakat dalam menangani permasalahan yang
dihadapi oleh penyandang masalah kesejahteraan sosial. 4. Aksi sosial social action
Metode ini diartikan sebagai tindakan dalam suatu pelaksanaan program dan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mengatasi
permasalahan. Selain itu metode ini bisa juga diartikan tindakan atau kegiatan sekelompok individu dalam mempengaruhi kebijakan yang dilakukan pemerintah.
Dalam metode ini diperlukan pendekatan-pendekatan persuasif dalam melaksanakan atau melakukan tindakan aksi yang diperlukan.
5. Penilitian sosial sosial research Penilitian sosial adalah suatu metode dalam kegiatan usaha kesejahteraan
sosial guna untuk menemukan, menggali dan mengkaji permasalahan- permasalahan dibidang kesejahteraan sosial. Pengkajian tersebut dilakukan sebagai
Universitas Sumatera Utara
64
kebutuhan untuk menjawab dan mencari alternatif pemecahan masalah terhadap permasalahan yang terjadi.
6. Administrasi sosial social adminintration Administrasi sasial adalah metode dalam kegiatan usaha kesejahteraan
sosial untuk melakukan perumusan, pengorganisasian, dan evaluasi terhadap program dan kegiatan dalam pelayanan usaha kesejahteraan sosial.
2.6. Kerangka Pemikiran