Analisis Fundamental TINJAUAN PUSTAKA

investor, harga pasar sahamnya rendah undervalued. Harga pasar saham ini akan segera berubah sesuai dengan nilai intrinsik yang diperoleh jika pasar menerima informasi yang relevan. Namun demikian analis faktor fundamental meyakini bahwa informasi tersebut tidak diserap seluruhnya, karena kedatangan informasi di pasar juga tidak sekaligus. Dalam kondisi seperti ini sering terjadi suatu saham salah dihargai oleh pasar mispriced sehingga saham seperti ini menjadi peluang bagi analis faktor fundamental atau investor untuk memperoleh laba abnormal Reilly dan Brown, 2000. Basu 1983 menemukan bahwa dengan ukuran rasio harga terhadap pendapatan saham Price Earning Ratio, telah menunjukkan adanya perbedaan harga pasar saham dengan nilai intrinsik. Dalam hal ini harga pasar lebih tinggi dari pada nilai intrinsik. Akibat adanya tekanan jual dari investor, harga saham turun terlalu rendah di bawah nilai intrinsiknya. Bersamaan dengan adanya tekanan pembelian di pasar, harga saham kembali naik mendekati nilai intrinsik. Keadaan ini jelas memungkinkan bagi investor memperoleh laba abnormal jika memiliki kemampuan untuk melakukan analisis fundamental.

II.2. Analisis Fundamental

Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008 Setiap saham memiliki nilai tertentu sebagai suatu nilai kewajaran saham, yang dapat diperhitungkan dan diestimasi dengan menggunakan faktor-faktor fundamental. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh besarnya nilai intrinsik nilai sebenarnya atau nilai teoritis setiap saham yang dimiliki atau diamati dan diminati. Bodie, Kane dan Marcus 2005 menyatakan bahwa “Fundamental analysis use earning and dividend prospects of the firm, expectations of future interest rates, and risk evaluation of the firm to determine proper stock price. Ultimately, it represents an attempt to determine the present discounted value of all the payments a stockholder will receive from each share of stock. If that value exceeds the stock price, the fundamental analyst would recommend purchasing the stock”. Jones 2002 menyatakan bahwa “Analisis fundamental adalah analisis yang didasarkan atas dasar pemikiran di mana setiap sekuritas mempunyai nilai intrinsik yang dapat diestimasi oleh investor”. Analisis fundamental didasarkan pada faktor-faktor yang memberi pengaruh langsung terhadap harga saham, terutama yang berhubungan dengan aliran dana cash flow emiten, seperti laba operasi, volume penjualan, kapasitas produksi, peluang investasi, kedudukan pasar, kebijakan dividen, kondisi ekonomi dan faktor lain yang secara langsung menyebabkan terjadinya pergerakan harga saham, termasuk merger dan akuisisi. Kelompok ini dikenal sebagai fundamental analysts atau analis fundamental Clark, 1993, dan Basu, 1983. Menurut analisis fundamental bahwa saham memiliki nilai instrinsik nilai yang seharusnya tertentu. Analisis ini membandingkan antara nilai instrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar saham tersebut Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008 sudah mencerminkan nilai instrinsiknya atau belum. Nilai instrinsik suatu saham ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan itu sendiri dipengaruhi oleh kondisi industri dan perekonomian secara makro Halim, 2005. Melalui analisis faktor fundamental yang lengkap tentang suatu saham, investor dapat menentukan nilai intrinsik saham yang menjadi dasar tindakan investor di pasar modal. Apabila nilai intrinsik yang diperoleh lebih besar dari harga saham di pasar, maka saham tersebut harus segera dibeli karena akan terjadi peningkatan harga saham menuju nilai intrinsik. Sebaliknya, jika nilai intrinsik lebih kecil dari harga saham, maka saham yang bersangkutan harus segera dijual, karena harga saham akan turun hingga mencapai nilai intrinsik. Dengan demikian, investor dapat menciptakan laba abnormal dari pasar. Jika harga saham sama besar dengan nilai intrinsik, pergerakan harga pasar telah searahsama dengan nilai intrinsik. Investor tidak perlu melakukan tindakan apapun dan menahan saham yang dimiliki Yong, 1993.

II.3. Risiko Kebangkrutan