II.4. Biaya Modal Cost of Capital
Biaya modal suatu perusahan merupakan bagian yang harus dikeluarkan atas investasi-investasi perusahaan untuk menciptakan kepuasan pada para investor. Cara
perusahaan melakukan kegiatan ini adalah dengan melihat bahwa para investor mengeluarkan tingkat hasil minimum.
Hal ini sesuai dengan pendapat Keown dan Petty 2005 yang menyatakan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk membeli kepuasan investor-investornya pada tingkat risiko tertentu. Jadi biaya modal merupakan bagian yang harus dikeluarkan perusahaan untuk para
investornya sebagai tingkat hasil minimum mereka. Jika perusahaan hanya memperoleh sebesar biaya modal atas suatu risiko
investasi, maka dapat diduga bahwa harga saham perusahaan tersebut akan berubah setelah proyek disetujui. Akan tetapi bila bagian tersebut berbeda dengan biaya modal
yang dicapai, maka harga sahamnya akan berubah setelah proyek disetujui. Bila IRR internal rate of return dari investasi suatu proyek melebihi biaya modal perusahaan
maka persetujuan atas investasi proyek tersebut akan meningkatkan harga saham perusahaan dan bila sebaliknya, jika IRR lebih kecil dari cost of capital perusahaan
maka harga saham perusahaan cenderung turun. Berdasarkan uraian di atas dan untuk memperoleh pengertian mengenai
makna dari cost of capital, perlu diperhatikan unsur-unsur dalam lingkungan bisnis yang menyebabkan tinggi atau rendahnya cost of capital perusahaan. Menurut Keown
Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008
dan Petty 2005, ada 4 empat faktor utama yang mempengaruhi tinggi rendahnya cost of capital suatu perusahaan, yaitu:
a Keadaan Umum Perekonomian
Faktor ini menentukan permintaan dan penawaran modal dalam perekonomian seperti tingkat inflasi. Variabel perekonomian ini berhubungan erat dengan
tingkat return bebas risiko. Bila permintaan uang dalam perekonomian berubah terhadap penawaran, maka investor akan mengubah tingkat return minimum yang
diinginkan. Indikasi perubahan atas tingkat return minimum yang diinginkan investor akan mengakibatkan pada perubahan cost of capital perusahaan.
b Kondisi Pasar
Jika investor membeli sekuritas yang memiliki tingkat risiko investasi yang signifikan, kesempatan untuk memperoleh return tambahan diperlukan investasi
tersebut menarik bagi para investor. Intinya, bila risiko bertambah, investor memerlukan tingkat return yang lebih tinggi. Jika investor meningkatkan tingkat
return minimum, maka cost of capital secara langsung akan meningkat. Pada pihak lain, jika sekuritas tersebut mudah untuk di pasarkan dan harganya cukup
stabil, investor akan menghendaki tingkat return yang lebih rendah dan cost of capital juga akan rendah.
c Keputusan-keputusan Operasi dan Pembiayaan Perusahaan
Jika manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan hutang dan saham secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan akan bertambah.
Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008
Para investor selanjutnya akan meminta tingkat return minimum yang lebih tinggi sehingga cost of capital perusahaan meningkat.
d Besarnya Pembiayaan
Permintaan dana dalam jumlah besar akan meningkatkan biaya modal perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, upaya yang harus dilakukan perusahaan adalah mencapai IRR yang setinggi-tingginya di atas cost of capital. Hal ini perlu dilakukan
karena semakin tinggi risiko yang ditanggung oleh investor maka akan semakin tinggi return minimum yang dikehendaki. Akibatnya cost of capital perusahaan akan
menjadi semakin tinggi. Cost of capital yang tinggi tersebut harus diimbangi dengan tingkat IRR yang relatif lebih tinggi untuk menutupi cost of capital. Bila cost of
capital relatif tinggi dibandingkan dengan IRR perusahaan maka perusahaan tidak akan mampu untuk menutup biaya-biaya modal juga biaya operasi. Sehingga
perusahaan akan kesulitan keuangan terutama untuk membiayai operasional usaha. Bila kondisi ini berlanjut terus, maka kondisi perusahaan akan insolvency karena
tidak mampu menutup biaya operasional dan seluruh Kewajiban yang ada. Kondisi insolvency yang tidak segera diatasi akan mengakibatkan perusahaan berada pada
kondisi pailit atau bangkrut.
II.5. Harga Saham