BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu pada situs www.bei.co.id. dan pada
www.ebursa.co.id .
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari 2008 sampai dengan September 2008.
III.2. Metode Penelitian
Pendekatan penelitian adalah studi kasus dengan menggunakan sampel dari populasi. Menurut Nazir 2003, “Studi kasus adalah penelitian tentang status subjek
penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas, dengan tujuan untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang
latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status sehingga dapat dijadikan suatu hal yang bersifat umum”.
Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Nazir 2003, “Deskriptif kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang menerangkan
hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan”.
Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008
Adapun sifat penelitian ini adalah penelitian penjelasan explanatory yaitu suatu penelitian yang menjelaskan pengaruh dari faktor-faktor fundamental dengan
menggunakan model potensi kebangkrutan Altman terhadap pergerakan harga saham perusahaan manufaktur terbuka di Bursa Efek Indonesia.
III.3. Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah sektor industri manufaktur yang terdiri dari perusahaan industri dasar dan kimia basic industry and chemicals, perusahaan
aneka industri miscellaneous industry dan perusahaan industri konsumen consumers industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Jumlah industri
manufaktur yang terdaftar di BEI hingga tahun 2007, sebanyak 168 perusahaan emiten.
Sampel penelitian diambil dari populasi yang ada dengan menggunakan teknik purposive sampling, dengan kriteria sampel seperti berikut:
1. Perusahaan atau emiten yang terdaftar di BEI, selambat-lambatnya pada awal
bulan Januari 2001 atau sebelumnya hingga bulan Desember 2007. 2.
Menyampaikan laporan keuangan secara berkala, sesuai dengan ketentuan BAPEPAM, sehingga emiten yang terlambat menyampaikan laporan keuangan,
tidak dimasukkan sebagai sampel penelitian. 3.
Emiten yang tidak pernah di suspend atau dihentikan perdagangannya oleh BAPEPAM oleh sebab-sebab tertentu, baik karena pelanggaran peraturan
perdagangan ataupun tidak melanggar peraturan perdagangan.
Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008
4. Emiten yang sahamnya aktif diperdagangkan di lantai bursa, yaitu saham-saham
emiten yang sekurang-kurangnya harus mengalami perubahan harga pada setiap minggu perdagangan.
Berdasarkan kriteria yang ditelah ditentukan di atas, maka jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 116 emiten.
Tabel III.1. Jumlah Sampel Penelitian Keterangan Jumlah
Emiten
Jumlah perusahaan manufaktur Tidak memenuhi kriteria 1
Tidak memenuhi kriteria 2 Tidak memenuhi kriteria 3
168 30
20 2
Jumlah Sampel 116
III.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data diperoleh melalui Indonesia Capital Directory yang diterbitkan oleh Pusat
Referensi Pasar Modal, yang merupakan lembaga internal BEI yang khusus untuk mengumpulkan dan menyusun data aktivitas pasar modal setiap saat sesuai dengan
hari kerja bursa. Data yang digunakan merupakan gabungan antara data time series dan cross section polling data.
Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008
III.5. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel III.5.1. Identifikasi Variabel
Sesuai dengan kerangka pemikiran dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Potensi Kebangkrutan Altman adalah sebagai variabel bebas X,
dan Harga Saham sebagai variabel terikat Y. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari: rasio modal kerja
terhadap total aktiva X
1
, rasio laba ditahan terhadap total aktiva X
2
, rasio earning before interest and taxes terhadap total aktiva X
3
, rasio nilai saham terhadap nilai buku hutang X
4
, dan rasio penjualan terhadap total aktiva X
5
. Kelima variabel bebas di atas akan dinilai dengan persamaan Potensi
Kebangkrutan Altman untuk memperoleh nilai Z-Score dari setiap emiten yang terpilih sebagai sampel yang selanjutnya akan diuji dengan harga saham Y yang
merupakan variabel terikat. Sehingga dapat diperoleh besaran pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap harga saham Y.
III.5.2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional dari masing-masing variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Bebas X. Definisi operasional dari masing-masing variabel bebas adalah sebagai
berikut:
Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008
a. Rasio modal kerja terhadap total aktiva X
1
adalah menggambarkan kondisi likuiditas perusahaan emiten terhadap kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo
dalam operasi perusahaan. Pada sisi lain rasio ini juga menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan hutang-hutang yang diciptakan
perusahaan dalam upaya untuk memperoleh seluruh aktiva perusahaan yang dibutuhkan dalam operasi perusahaan.
b. Rasio laba ditahan terhadap total aktiva X
2
adalah gambaran nyata dari realisasi permintaan output perusahaan di pasar yang dapat menciptakan laba bersih
perusahaan atas penggunaan aktiva-aktiva perusahaan. Pada sisi lain besaran rasio ini juga menggambarkan bahwa semakin lama suatu perusahaan telah beroperasi
menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu mengakumulasikan laba ditahan yang cukup besar, sehingga memiliki potensi kebangkrutan yang lebih kecil
dibandingkan dengan perusahaan yang baru beroperasi. Dengan demikian, semakin tinggi besaran rasio ini, menunjukkan bahwa kondisi perusahaan akan
semakin baik. c.
Rasio earning before interest and taxes terhadap total aktiva X
3
mencerminkan keseluruhan kekuatan perusahaan dalam menciptakan pendapatan. Menurunnya
rasio ini merupakan indikator terbaik akan wujudnya suatu potensi kebangkrutan. Dengan demikian, semakin tinggi besaran rasio ini akan menjauhkan perusahaan
dari ancaman kebangkrutan. d.
Rasio modal sendiri terhadap total utang X
4
menggambarkan solvabilitas leverage atau kemantapan finansial jangka panjang dari suatu perusahaan.
Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008
Dengan kata lain rasio ini menggambarkan besarnya ketergantungan perusahaan terhadap sumber-sumber pembiayaan perusahaan yang berasal dari luar atau
pihak ketiga. e.
Rasio penjualan terhadap total aktiva X
5
menunjukkan rasio asset turnover yang menggambarkan kemampuan manajemen untuk memanfaatkan aktiva-aktiva
perusahaan yang dimiliki dalam menghasilkan penjualan.
Selanjutnya untuk menentukan besaran potensi kebangkrutan Altman, akan digunakan persamaan Z-Score sebagaimana yang dinyatakan oleh Altman, yaitu:
Z-Score = 1,2 X
1
+ 1,4 X
2
+ 3,3 X
3
+ 0,6 X
4
+ 0,99 X
5
Dari persamaan di atas dapat diperoleh besaran potensi kebangkrutan setiap emiten, yang akan diuji pengaruhnya terhadap harga saham.
2. Variabel Terikat Y Variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham Y, yang merupakan
harga saham yang terbentuk di Bursa Efek Indonesia pada setiap hari kerja yang berlaku. Sehingga harga saham yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
harga saham harian yang di rata-ratakan untuk setiap bulan dan tahunan dari setiap emiten yang terpilih sebagai sampel.
Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008
Tabel III.2 Definisi Operasional dan Indikator Variabel
No. Variabel Definisi
Indikator Pengukuran
1. Rasio modal
kerja terhadap total aktiva X
1
menggambarkan kondisi likuiditas perusahaan
emiten terhadap kewajiban-kewajiban yang
jatuh tempo dalam operasi perusahaan
Modal Kerja Total Aktiva
Skala Rasio
2. Rasio laba
ditahan terhadap total aktiva X
2
gambaran nyata dari realisasi permintaan output
perusahaan di pasar yang dapat menciptakan laba
bersih perusahaan atas penggunaan aktiva-aktiva
perusahaan Laba Ditahan
Total Aktiva Skala Rasio
3. Rasio earning before interest
and taxes terhadap total
aktiva X
3
mencerminkan keseluruh- an kekuatan perusahaan
dalam menciptakan pendapatan
Laba Operasi Total Aktiva
Skala Rasio
4. Rasio modal
sendiri terhadap total utang X
4
menggambarkan solvabili- tas leverage atau
kemantapan finansial jangka panjang dari suatu
perusahaan Modal Sendiri
Total Utang Skala Rasio
5. Rasio penjualan
terhadap total aktiva X
5
menggambarkan kemam- puan manajemen untuk
memanfaatkan aktiva- aktiva yang dimiliki
perusahaan yang dimiliki dalam menghasilkan
penjualan Penjualan
Total Aktiva Skala Rasio
6. Harga Saham Y harga saham yang
terbentuk di Bursa Efek Indonesia pada setiap hari
kerja harga saham hari-
an yang di rata- ratakan untuk
setiap bulan dan tahunan
Skala Rasio
Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008
III.6. Model Analisis Data
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana simple linier regression dengan menggunakan bantuan
program komputer SPSS Statistical Package for Social Sciences versi 15 dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 atau alpha 5. Model analisis data yang
digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b
1
X
1
+ e di mana:
Y = Harga Saham
a =
Konstanta b
1
= Koefisien regresi variabel bebas X
1
= Nilai Z-Score e =
error of term
III.7. Pengujian Asumsi Klasik
Untuk memperoleh hasil pengujian yang baik, maka semua data yang dibutuhkan dalam penelitian ini harus diuji terlebih dahulu agar tidak melanggar
asumsi klasik yang ada. Sehingga hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran secara tegas dan nyata. Pengujian asumsi klasik
yang dilakukan pada penelitian ini, meliputi:
Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008
III.7.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji F
diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Menurut Ghozali 2005, ada 2 dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak, yaitu: a. Analisis Grafik
Untuk melihat normalitas residual dilakukan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. b. Analisis Statistik
Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan menggunakan model pengujian Kolmogorov-Smirnov, yang merupakan bahagian yang integral dari program
SPSS versi 15. Jika angka signifikansi yang ditunjukkan dalam tabel hasil pengujian, menunjukkan nilai yang lebih kecil dari alpha 5, maka data yang
digunakan dinyatakan sebagai data yang tidak memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya jika angka yang diperoleh dari hasil pengujian normalitas, maka data
yang digunakan dinyatakan sebagai data yang telah memenuhi asumsi klasik.
Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008
III.7.2. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan atau tidak, korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi antar variabel bebas, maka
akan ditemukan adanya masalah multikolonieritas. Suatu model regressi yang baik, harus tidak menimbulkan masalah multikolonieritas. Untuk itu diperlukan uji
multikolonieritas terhadap setiap data variabel bebas dapat dilakukan dengan: a.
Melihat angka Collinearity Statistics, yang ditunjukkan oleh nilai VIF Variance Inflation Factor. Jika angka VIF lebih besar dari 5, maka variabel bebas yang
ada memiliki masalah multikolonieritas, Santoso, 2002. b.
Melihat nilai Tolerance pada output penilaian multikolinieritas yang tidak menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,1 akan memberikan kenyataan bahwa
tidak terjadi masalah multikolonieritas.
III.7.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam suatu model regressi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Sehingga suatu model regresi yang baik harus bebas dari masalah heteroskedastisitas. Jika varians dari residual adalah tetap, maka dinyatakan sebagai
pengamatan yang homoskedastisitas, sebaliknya jika varians residual berbeda-beda, maka terjadi heteroskedastisitas.
Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008
Menurut Ghozali 2005, untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah
di-studentized. Dasar analisisnya adalah: a.
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas. b.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
III.7.4. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan
pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya, dan hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu time series.
Untuk menguji autokorelasi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW test. Hipotesis yang akan diuji adalah:
Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008
H
o
: tidak ada autokorelasi r = 0 H
a
: ada autokorelasi r ≠ 0
Tabel III.3 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi Hipotesis Nol
Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif
Tolak No decision
Tolak No decision
Tidak ditolak 0 d dl
dl ≤ d ≤ du
4 – dl d 4 4 – du
≤ d ≤ 4 – dl du d 4 – du
III.8. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas secara menyeluruh, terhadap variabel terikat dilakukan dengan menggunakan uji F. Hipotesis yang diuji
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H
: b
1
= 0 Potensi kebangkrutan Altman tidak berpengaruh terhadap pergerakan
harga saham perusahaan manufaktur terbuka di Bursa Efek Indonesia.
H
a
: b
1
≠ 0 Potensi kebangkrutan Altman berpengaruh terhadap pergerakan harga
saham perusahaan manufaktur terbuka di Bursa Efek Indonesia.
Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan confidence interval 95 atau
α = 5.
Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F F test. Jika F
hitung
F
tabel
, maka H diterima dan H
a
ditolak, dan jika F
hitung
F
tabel
, maka H ditolak dan H
a
diterima. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak
digunakan uji statistik F F test. Rumus yang digunakan untuk statistik F F test adalah:
Error Square
Mean gression
e R
Square Mean
F =
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan software pengolahan data Statistical Package for Social Sciences SPSS versi 15.
Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN