METODOLOGI PENELITIAN Dr. Muslich Lufti, MBA 4. Drs. Syahyunan, M.Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu pada situs www.bei.co.id. dan pada www.ebursa.co.id . Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari 2008 sampai dengan September 2008. III.2. Metode Penelitian Pendekatan penelitian adalah studi kasus dengan menggunakan sampel dari populasi. Menurut Nazir 2003, “Studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas, dengan tujuan untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status sehingga dapat dijadikan suatu hal yang bersifat umum”. Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Nazir 2003, “Deskriptif kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan”. Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008 Adapun sifat penelitian ini adalah penelitian penjelasan explanatory yaitu suatu penelitian yang menjelaskan pengaruh dari faktor-faktor fundamental dengan menggunakan model potensi kebangkrutan Altman terhadap pergerakan harga saham perusahaan manufaktur terbuka di Bursa Efek Indonesia. III.3. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah sektor industri manufaktur yang terdiri dari perusahaan industri dasar dan kimia basic industry and chemicals, perusahaan aneka industri miscellaneous industry dan perusahaan industri konsumen consumers industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Jumlah industri manufaktur yang terdaftar di BEI hingga tahun 2007, sebanyak 168 perusahaan emiten. Sampel penelitian diambil dari populasi yang ada dengan menggunakan teknik purposive sampling, dengan kriteria sampel seperti berikut: 1. Perusahaan atau emiten yang terdaftar di BEI, selambat-lambatnya pada awal bulan Januari 2001 atau sebelumnya hingga bulan Desember 2007. 2. Menyampaikan laporan keuangan secara berkala, sesuai dengan ketentuan BAPEPAM, sehingga emiten yang terlambat menyampaikan laporan keuangan, tidak dimasukkan sebagai sampel penelitian. 3. Emiten yang tidak pernah di suspend atau dihentikan perdagangannya oleh BAPEPAM oleh sebab-sebab tertentu, baik karena pelanggaran peraturan perdagangan ataupun tidak melanggar peraturan perdagangan. Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008 4. Emiten yang sahamnya aktif diperdagangkan di lantai bursa, yaitu saham-saham emiten yang sekurang-kurangnya harus mengalami perubahan harga pada setiap minggu perdagangan. Berdasarkan kriteria yang ditelah ditentukan di atas, maka jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 116 emiten. Tabel III.1. Jumlah Sampel Penelitian Keterangan Jumlah Emiten Jumlah perusahaan manufaktur Tidak memenuhi kriteria 1 Tidak memenuhi kriteria 2 Tidak memenuhi kriteria 3 168 30 20 2 Jumlah Sampel 116 III.4. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data diperoleh melalui Indonesia Capital Directory yang diterbitkan oleh Pusat Referensi Pasar Modal, yang merupakan lembaga internal BEI yang khusus untuk mengumpulkan dan menyusun data aktivitas pasar modal setiap saat sesuai dengan hari kerja bursa. Data yang digunakan merupakan gabungan antara data time series dan cross section polling data. Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008 III.5. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel III.5.1. Identifikasi Variabel Sesuai dengan kerangka pemikiran dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Potensi Kebangkrutan Altman adalah sebagai variabel bebas X, dan Harga Saham sebagai variabel terikat Y. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari: rasio modal kerja terhadap total aktiva X 1 , rasio laba ditahan terhadap total aktiva X 2 , rasio earning before interest and taxes terhadap total aktiva X 3 , rasio nilai saham terhadap nilai buku hutang X 4 , dan rasio penjualan terhadap total aktiva X 5 . Kelima variabel bebas di atas akan dinilai dengan persamaan Potensi Kebangkrutan Altman untuk memperoleh nilai Z-Score dari setiap emiten yang terpilih sebagai sampel yang selanjutnya akan diuji dengan harga saham Y yang merupakan variabel terikat. Sehingga dapat diperoleh besaran pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap harga saham Y. III.5.2. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional dari masing-masing variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas X. Definisi operasional dari masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut: Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008 a. Rasio modal kerja terhadap total aktiva X 1 adalah menggambarkan kondisi likuiditas perusahaan emiten terhadap kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo dalam operasi perusahaan. Pada sisi lain rasio ini juga menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan hutang-hutang yang diciptakan perusahaan dalam upaya untuk memperoleh seluruh aktiva perusahaan yang dibutuhkan dalam operasi perusahaan. b. Rasio laba ditahan terhadap total aktiva X 2 adalah gambaran nyata dari realisasi permintaan output perusahaan di pasar yang dapat menciptakan laba bersih perusahaan atas penggunaan aktiva-aktiva perusahaan. Pada sisi lain besaran rasio ini juga menggambarkan bahwa semakin lama suatu perusahaan telah beroperasi menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu mengakumulasikan laba ditahan yang cukup besar, sehingga memiliki potensi kebangkrutan yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang baru beroperasi. Dengan demikian, semakin tinggi besaran rasio ini, menunjukkan bahwa kondisi perusahaan akan semakin baik. c. Rasio earning before interest and taxes terhadap total aktiva X 3 mencerminkan keseluruhan kekuatan perusahaan dalam menciptakan pendapatan. Menurunnya rasio ini merupakan indikator terbaik akan wujudnya suatu potensi kebangkrutan. Dengan demikian, semakin tinggi besaran rasio ini akan menjauhkan perusahaan dari ancaman kebangkrutan. d. Rasio modal sendiri terhadap total utang X 4 menggambarkan solvabilitas leverage atau kemantapan finansial jangka panjang dari suatu perusahaan. Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008 Dengan kata lain rasio ini menggambarkan besarnya ketergantungan perusahaan terhadap sumber-sumber pembiayaan perusahaan yang berasal dari luar atau pihak ketiga. e. Rasio penjualan terhadap total aktiva X 5 menunjukkan rasio asset turnover yang menggambarkan kemampuan manajemen untuk memanfaatkan aktiva-aktiva perusahaan yang dimiliki dalam menghasilkan penjualan. Selanjutnya untuk menentukan besaran potensi kebangkrutan Altman, akan digunakan persamaan Z-Score sebagaimana yang dinyatakan oleh Altman, yaitu: Z-Score = 1,2 X 1 + 1,4 X 2 + 3,3 X 3 + 0,6 X 4 + 0,99 X 5 Dari persamaan di atas dapat diperoleh besaran potensi kebangkrutan setiap emiten, yang akan diuji pengaruhnya terhadap harga saham. 2. Variabel Terikat Y Variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham Y, yang merupakan harga saham yang terbentuk di Bursa Efek Indonesia pada setiap hari kerja yang berlaku. Sehingga harga saham yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham harian yang di rata-ratakan untuk setiap bulan dan tahunan dari setiap emiten yang terpilih sebagai sampel. Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008 Tabel III.2 Definisi Operasional dan Indikator Variabel No. Variabel Definisi Indikator Pengukuran 1. Rasio modal kerja terhadap total aktiva X 1 menggambarkan kondisi likuiditas perusahaan emiten terhadap kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo dalam operasi perusahaan Modal Kerja Total Aktiva Skala Rasio 2. Rasio laba ditahan terhadap total aktiva X 2 gambaran nyata dari realisasi permintaan output perusahaan di pasar yang dapat menciptakan laba bersih perusahaan atas penggunaan aktiva-aktiva perusahaan Laba Ditahan Total Aktiva Skala Rasio 3. Rasio earning before interest and taxes terhadap total aktiva X 3 mencerminkan keseluruh- an kekuatan perusahaan dalam menciptakan pendapatan Laba Operasi Total Aktiva Skala Rasio 4. Rasio modal sendiri terhadap total utang X 4 menggambarkan solvabili- tas leverage atau kemantapan finansial jangka panjang dari suatu perusahaan Modal Sendiri Total Utang Skala Rasio 5. Rasio penjualan terhadap total aktiva X 5 menggambarkan kemam- puan manajemen untuk memanfaatkan aktiva- aktiva yang dimiliki perusahaan yang dimiliki dalam menghasilkan penjualan Penjualan Total Aktiva Skala Rasio 6. Harga Saham Y harga saham yang terbentuk di Bursa Efek Indonesia pada setiap hari kerja harga saham hari- an yang di rata- ratakan untuk setiap bulan dan tahunan Skala Rasio Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008 III.6. Model Analisis Data Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana simple linier regression dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS Statistical Package for Social Sciences versi 15 dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 atau alpha 5. Model analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + e di mana: Y = Harga Saham a = Konstanta b 1 = Koefisien regresi variabel bebas X 1 = Nilai Z-Score e = error of term III.7. Pengujian Asumsi Klasik Untuk memperoleh hasil pengujian yang baik, maka semua data yang dibutuhkan dalam penelitian ini harus diuji terlebih dahulu agar tidak melanggar asumsi klasik yang ada. Sehingga hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran secara tegas dan nyata. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan pada penelitian ini, meliputi: Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008 III.7.1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji F diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Menurut Ghozali 2005, ada 2 dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu: a. Analisis Grafik Untuk melihat normalitas residual dilakukan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. b. Analisis Statistik Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan menggunakan model pengujian Kolmogorov-Smirnov, yang merupakan bahagian yang integral dari program SPSS versi 15. Jika angka signifikansi yang ditunjukkan dalam tabel hasil pengujian, menunjukkan nilai yang lebih kecil dari alpha 5, maka data yang digunakan dinyatakan sebagai data yang tidak memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya jika angka yang diperoleh dari hasil pengujian normalitas, maka data yang digunakan dinyatakan sebagai data yang telah memenuhi asumsi klasik. Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008 III.7.2. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan atau tidak, korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi antar variabel bebas, maka akan ditemukan adanya masalah multikolonieritas. Suatu model regressi yang baik, harus tidak menimbulkan masalah multikolonieritas. Untuk itu diperlukan uji multikolonieritas terhadap setiap data variabel bebas dapat dilakukan dengan: a. Melihat angka Collinearity Statistics, yang ditunjukkan oleh nilai VIF Variance Inflation Factor. Jika angka VIF lebih besar dari 5, maka variabel bebas yang ada memiliki masalah multikolonieritas, Santoso, 2002. b. Melihat nilai Tolerance pada output penilaian multikolinieritas yang tidak menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,1 akan memberikan kenyataan bahwa tidak terjadi masalah multikolonieritas. III.7.3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam suatu model regressi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Sehingga suatu model regresi yang baik harus bebas dari masalah heteroskedastisitas. Jika varians dari residual adalah tetap, maka dinyatakan sebagai pengamatan yang homoskedastisitas, sebaliknya jika varians residual berbeda-beda, maka terjadi heteroskedastisitas. Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008 Menurut Ghozali 2005, untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Dasar analisisnya adalah: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. III.7.4. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya, dan hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu time series. Untuk menguji autokorelasi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW test. Hipotesis yang akan diuji adalah: Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008 H o : tidak ada autokorelasi r = 0 H a : ada autokorelasi r ≠ 0 Tabel III.3 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak 0 d dl dl ≤ d ≤ du 4 – dl d 4 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl du d 4 – du III.8. Pengujian Hipotesis Untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas secara menyeluruh, terhadap variabel terikat dilakukan dengan menggunakan uji F. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H : b 1 = 0 Potensi kebangkrutan Altman tidak berpengaruh terhadap pergerakan harga saham perusahaan manufaktur terbuka di Bursa Efek Indonesia. H a : b 1 ≠ 0 Potensi kebangkrutan Altman berpengaruh terhadap pergerakan harga saham perusahaan manufaktur terbuka di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan confidence interval 95 atau α = 5. Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008 Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F F test. Jika F hitung F tabel , maka H diterima dan H a ditolak, dan jika F hitung F tabel , maka H ditolak dan H a diterima. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan uji statistik F F test. Rumus yang digunakan untuk statistik F F test adalah: Error Square Mean gression e R Square Mean F = Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan software pengolahan data Statistical Package for Social Sciences SPSS versi 15. Ailando Siregar : Pengaruh Potensi Kebangkrutan Altman Terhadap Pergerakan Harga Saham Perusahaan…, 2008 USU Repository © 2008

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN