Biotransformasi Palmatin oleh Jamur AFKR-3

Gambar 6. Hasil analisis spektroskopi massa LCMS LCT Premier XE fraksi 4 Arcangelisia flava L.Merr dengan metode direct inlet. Dari hasil ketiga analisis diatas dapat dipastikan bahwa senyawa fraksi 4 yang telah diisolasi dari tumbuhan Arcangelisia flava L. Merr tersebut merupakan senyawa palmatin.

5.2 Biotransformasi Palmatin oleh Jamur AFKR-3

Jamur endofit AFKR-3 yang diperoleh dari tumbuhan Arcangelesia flava L. Merr telah diketahui dapat melakukan proses biotransformasi terhadap senyawa berberin di dalam medium cair Mahesa, 2009. Dalam penelitian ini, dilakukan serangkaian penelitian untuk mengetahui apakah jamur endofit AFKR-3 dapat melakukan biotransformasi terhadap senyawa alkaloid tumbuhan Arcangelisia flava L.Merr lainnya, yaitu palmatin. Isolat jamur AFKR-3 yang akan digunakan adalah jamur yang telah diremajakan dan berumur 3-4 hari pada medium PDA Potato Dextro Agar. Hasil pengamatan secara makroskopis memperlihatkan bahwa jamur endofit AFKR-3 memiliki miselium berwarna putih jika ditumbuhkan pada medium PDA, seperti terlihat pada Gambar 7. Sedangkan pada bagian belakang, koloni jamur ini memperlihatkan warna kuning yang mulai terbentuk beberapa hari setelah ditanam. Kemungkinan warna kuning ini muncul akibat ada produksi metabolit oleh jamur tersebut. Gambar 7. Jamur AFKR – 3 yang diisolasi dari tumbuhan akar kuning Arcangelisia flava L. Merr yang ditanam pada medium Potato Dextro Agar PDA setelah berumur 4 hari. Prosedur dalam penambahan substrat pada penelitian ini, mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Shibuya et al 2005 , dimana substrat yang ditambahkan dilakukan secara bertahap. Sejumlah substrat ditambahkan dalam jumlah yang sedikit setelah jamur berumur 1 hari, tiga hari kemudian penambahan substrat dilakukan kembali dalam jumlah yang lebih banyak. Hal itu bertujuan karena umumnya proses biotransformasi berjalan spesifik. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Shibuya 2005 dan Agusta 2010 data belum dipublikasi, diketahui bahwa penambahan substrat ke dalam kultur jamur dalam jumlah yang sekaligus banyak tidak diperoleh produk biotransformasi atau dalam kata lain reaksi biotransformasi tidak Tampak Depan Tampak Belakang berjalan. Sebaliknya substrat yang ditambahkan sedikit kemudian banyak memperlihatkan jalannya reaksi biotransformasi. Oleh karena itu dalam penelitian ini dipilih cara penambahan substrat yang secara bertahap dan dilihat apakah proses biotransformasi berjalan atau tidak dengan memonitoring substrat yang dikultur pada jamur AFKR-3 pada medium PDB Potato Dextro Broth. Dalam proses monitoring biotransformasi dilakukan penyamplingan terhadap kultur jamur yang telah ditambah substrat setelah 24 jam, 1 minggu dan 2 minggu. Penyamplingan dilakukan dengan mengambil sebanyak 5 ml larutan sampel yang kemudian diekstraksi dengan pelarut diklorometan : metanol 5 : 1. Hasil monitoring dapat diamati dari noda yang muncul pada plat KLT. Pola kromatogram KLT ekstrak reaksi biotransformasi palmatin oleh jamur AFKR-3 di dalam medium PDB seperti terlihat pada Gambar 8. Gambar 8. Profil kromatogram KLT ekstrak diklorometan – metanol 5 :1 dari kultur jamur AFKR-3 pada medium PDB . Fasa diam = silica gel, eluen = diklorometan : metanol : asam asetat glasial = 6 : 1 : 1 tetes. A = hasil KLT setelah 24 jam dari penambahan substrat, B = hasil KLT setelah 1 minggu dari penambahan substrat. C = hasil KLT setelah 2 minggu dari penambahan substrat. a = standar palmatin, b= sampel, c = campuran standar + sampel. a b a b a b b a c c a b a B A C b Hasil monitoring 24 jam setelah penambahan substrat belum menampakan terjadinya proses biotransformasi. Hal itu tampak dari pola kormatogram KLT yang terbentuk, yaitu hanya satu spot yang identik dengan standar. Pada kromatogram KLT hasil analisis ekstrak setelah 1 minggu, terlihat munculnya spot baru di bawah substrat palmatin. Hal ini merupakan indikasi bahwa telah terjadinya proses reaksi biotransformasi palmatin oleh AFKR-3. Akan tetapi spot produk biotransformasi yang terbentuk masih kecil yang mengindikasikan bahwa masih banyak substrat palmatin yang belum dikonversi menjadi produk. Sedangkan pada hasil sampling setelah 2 minggu, pada kromatogram KLT terlihat bahwa spot produk reaksi biotransformasi sudah tampak jelas dimana spot produk lebih besar dari spot substrat palmatin. Itu berarti dalam waktu 2 minggu, substrat palmatin telah banyak yang dikonversikan menjadi produk biotransformasinya. Dan berdasarkan data di atas itulah diketahui bahwa jamur endofit AFKAR-3 dapat melakukan proses biotransformasi palmatin menjadi suatu produk turunannya.

5.3 Scaling up Biotransformasi Palmatin oleh Jamur AFKR-3