Partisi Ekstrak Hasil Biotransformasi Palmatin Fraksinasi Ekstrak Metanol Hasil Biotransformasi

kontrol jamur dimana pada pengamatan dibawah sinar UV 254 nm spot yang muncul hanya tampak pada bagian atas non polar saja dan pada 366 nm terlihat jelas bahwa tidak tampak spot palmatin dan turunannya. Hal itu mengindikasikan bahwa produk biotransformasi yang dihasilkan bukan merupakan hasil metabolit dari kultur jamur AFKR-3 dalam medium PBD, melainkan hasil biotransformasi palmatin oleh jamur AFKR-3. Dimana senyawa palmatin dirubah menjadi senyawa lain turunannya oleh suatu enzim yang terdapat pada jamur AFKR-3 tersebut. Berdasarkan kromatogram analisis HPLC pada sampel setelah 1 minggu dan 2 minggu dapat dilihat banyak peak yang muncul yang mengindikasikan banyaknya metabolit yang dihasilkan Gambar 10. Diantara peak-peak yang muncul pada sampel diatas, peak senyawa palmatin berada pada waktu retensi 5.426 sampel setelah 1 minggu, dan 5.418 sampel setelah 2 minggu. Jiika dibandingkan dengan standar palmatin, pada kromatogram HPLC sampel setelah 1 minggu dan 2 minggu dapat dilihat bahwa peak palmatin mengalami penurunan yang dikarenakan munculnya peak-peak baru. Hal itu mengindikasikan bahwa sejumlah senyawa palmatin telah dikonversikan menjadi produk baru turunannya. Sehingga jumlah senyawa palmatin mengalami penurunan.

5.5 Partisi Ekstrak Hasil Biotransformasi Palmatin

Dari profil kromatogram KLT ekstrak jamur yang disemprot serium terlihat banyak spot yang relatif lebih non polar dibanding produk biotransformasi dan palmatin Gambar 11.2 Hal itu mengindikasikan kemungkinan masih banyak asam lemak yang terdapat pada ekstrak tersebut. Sehinggga untuk mempermudah proses isolasi, perlu dilakukan partisi terhadap ekstrak pekat diklorometan : metanol tersebut. Ekstrak pekat terlebih dahulu dilarutkan dalam metanol dan kemudian dipartisi dengan n-hexan untuk menarik senyawa-senyawa non polar lainnya. Dari hasil partisi diperoleh ekstrak pekat n-hexan yang dihasilkan cukup banyak yaitu sekitar 221 mg . Hal itu mengindikasikan bahwa dalam sampel terdapat banyak asam lemak dan senyawa non polar lainnya yang dihasilkan dari kultur jamur pada medium PDB. Sedangkan ekstrak metanolnya hanya 59 mg. Ekstral metanol itulah yang kemudian akan difraksinasi untuk tujuan isolasi dan untuk mempermudah dalam pengamatan senyawa alkaloid yang dihasilkan.

5.6 Fraksinasi Ekstrak Metanol Hasil Biotransformasi

Fraksinasi ekstrak metanol dilakukan dengan kromatografi kolom. Dalam proses kromatografi kolom ini, digunakan sistem isokratik dimana sebagai fase diam digunakan sephadex LH 20 dan fase geraknya adalah metanol 90. Volume kolom sephadex LH 20 sebesar 275 ml. Isolat- isolat yang keluar ditampung dalam tabung reaksi Gambar 12. Gambar 12 . Hasil isolat ekstrak metanol dengan kromatografi kolom sistem isokratik . Fase diam : sephadex LH-20, Fase gerak : metanol 90. Dari hasil fraksinasi diperoleh 2 fraksi yang merupakan gabungan dari isolat pada tabung 2-5 Fraksi 1 dan 6-8 Fraksi 2. Warna fraksi yang muncul berbeda dari bening, kuning muda, kuning pekat hingga coklat bening. Untuk mencari dimana letak senyawa biotransformasi palmatin selain dapat dilihat dari warna senyawa juga dapat diperiksa dengan KLT. Dari pengamatan visual diduga larutan yang berwarna kuning memiliki senyawa-senyawa alkaloid. Sedangkan dari pemeriksaan dengan menggunakan KLT, dapat dilihat dari spot yang muncul. Pada tabung ke 1 dan 9-13 tidak memperlihatkan spot palmatin dan senyawa turunannya. Sedangkan pada isolat tabung 2-8 terdapat spot yang menunjukan senyawa alkaloid tersebut. Dari fraksi 1 2-5 diperoleh ekstrak pekat sejumlah 9.6 mg sedangkan jumlah ekstrak pekat pada fraksi 2 6-8 sebesar 13.3 mg. Kedua fraksi tersebut kemudian dianalisis dengan KLT , profil kromatogramnya dapat dilihat seperti pada Gambar 13. Gambar 13 . Profil kromatogram KLT ekstrak metanol fraksi 1 dan 2 yang di KLT dengan Fasa diam = silica gel, eluen = etil asetat : isopropanol : amoniak 25 8 : 8 : 5 yang diamati pada UV panjang gelombang 254 nm. Std = standar palmatin , 1 = fraksi 1, 2 = fraksi 2. std 1 2 std 1 Produk biotransformasi Substrat palmatin Dari kromatogram KLT diatas dapat diketahui bahwa, fraksi 1 mengalami pemisahan yang cukup jelas terdapat 2 spot , sedangkan untuk fraksi 2 hanya terdapat 1 spot saja. Diduga senyawa pada fraksi 2 merupakan substrat karena spot yang terbentuk memiliki Rf yang sama dengan substrat yaitu sebesar 0.4 . Oleh karena itu, untuk isolasi lebih lanjut dengan KLT preparatif digunakan fraksi 1 saja.

5.6 Purifikasi Hasil Biotransformasi Fraksi 1