Selanjutnya kultur jamur dan substrat dishaker pada temperatur 27°C dengan kecepatan 120 rpm.
4. Monitoring Hasil Biotransformasi Dalam monitoring hasil biotransformasi dilakukan penyamplingan
terhadap kultur jamur AFKR-3 yang telah ditambahkan substrat. Sampling pertama dilakukan setelah 24 jam penambahan substrat pada
kultur jamurtersebut . Penyamplingan dilakukan dengan memipet 5 ml substrat + kultur yang ada dalam erlenmeyer kemudian dipindahkan
ke dalam tabung reaksi. Setelah itu diekstraksi dengan pelarut dikrlorometan : metanol dengan perbandingan 5:1 sebanyak 5 ml.
Selanjutnya campuran tersebut di vortex dan didiamkan beberapa menit hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan bawah kemudian dipipet
dan dipindahkan ke labu evap dan diuapkan. Ekstrak kental kemudian di monitoring dengan TLC absorben : silica gel dan eluen
diklorometan: metanol 6:1 dengan penambahan asam asetat glasial 1 tetes. Selanjutnya, noda yang muncul diamati di bawah sinar UV
pada 254 nm dan 366 nm , dan kemudian disemprot dengan pereaksi dragendorf.
4.4.3 Scaling up Biotransformasi Palmatin oleh Jamur AFKR-3
1. Pembuatan Medium Kultivasi Sebanyak 24 gram medium PDB difco dilarutkan dalam 1 liter air.
Setelah semua komponen melarut, medium tersebut dibagi ke dalam 5 erlenmeyer 500 mL masing-masing sebanyak 200 mL dan ditutup
dengan karet silikon. Selain itu di buat pula medium PDB untuk kontrol . Keenam erlenmeyer tersebut kemudian disterilkan dalam
autoklaf pada temperatur 121 °C selama 20 menit. 2. Kultivasi Jamur Endofit AFKR-3
Isolat jamur AFKR-3 yang telah ditumbuhkan pada medium PDA Potato Dextro Agar dipotong kecil dengan ukuran kurang lebih 0.5
x 0.5 cm sebanyak 4 buah. Kemudian jamur tersebut dipindahkan ke dalam 6 erlenmeyer yang berisi medium PDB yang sebelumnya telah
disterilkan dan didinginkan . Pengerjaan kultivasi ini dilakukan dalam keadaan steril di LAF Laminer Air Flow. Medium PDB yang telah
berisi jamur endofit kemudian dishaker pada temperatur 27 °C dengan kecepatan 120 rpm.
3. Penambahan Substrat pada Kultur Substrat yang ditambahkan adalah senyawa palmatin. Penambahan
substrat dilakukan bertahap sebanyak 2 kali, penambahan yang pertama dilakukan setelah jamur berumur 1 hari setelah kultivasi.
Sedangkan penambahan substrat yang kedua dilakukan setelah 4 hari kultivasi. Substrat di tambahkan pada kelima erlemeyer yang telah
berisi medium dan jamur, sedangkan untuk medium kontrol tidak diberikan substrat. Substrat yang ditambahkan harus dalam keadaan
steril, sehingga dilakukan filtrasi menggunakan Syringe Miller GP dengan dimeter pori 0.02 µm. Penyaringan dilakukan di Laminar Air
Flow. Untuk penambahan substrat yang pertama, sebanyak 2 mL substrat dengan konsentrasi 1 mg mL methanol dipipet dan
kemudian masing-masing dimasukan ke dalam kultur jamur endofit. Dan untuk penambahan substrat yang kedua, sebanyak 20 ml substrat
mg 1 mg mL metanol dipipet dan dimasukan ke dalam kultur jamur. Kemudian keenam erlenmeyer tersebut dishaker kembali pada
temperatur 27 °C dengan kecepatan 120 rpm. 4. Monitoring Hasil Biotransformasi
Monitoring hasil biotransformasi dilakukan dengan penyamplingan terhadap kultur jamur AFKR-3 yang telah ditambahkan substrat
palmatin . Sampling dilakukan setelah 6 hari penambahan substrat pada kultur jamur tersebut. Penyamplingan dilakukan dengan memipet
5 ml kultur dalam medium PDB Potato Dextro Broth yang telah ditambahkan substrat, kemudian campuran tersebut dipindahkan ke
dalam tabung reaksi. Setelah itu, campuran diekstraksi dengan dikrlorometan : metanol dengan perbandingan 5:1 sebanyak 5 ml.
Campuran tersebut divortex dan didiamkan beberapa menit hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan bawah kemudian dipipet dan
dipindahkan ke labu evap dan dipekatkan . Ekstrak pekat kemudian dimonitoring dengan KLT absorben : silica gel dan eluen:
diklorometan:metanol 6 : 1 yang ditambahkan 1 tetes asam asetat glasial. Selanjutnya, noda yang muncul diamati di bawah sinar UV
pada 254 nm dan 366 nm dan kemudian disemprot dengan pereaksi dragendorf.
4.4.4 Ekstraksi Hasil Biotransformasi Palmatin oleh Jamur AFKR-3