Mekanisme dan Operasional Produk Simpanan Haji pada BMT. Al-Kautsar

39 b. Bagian pelayanan anggota customer service menjelaskan syarat dan ketentuan kepada nasabah tentang mekanisme menjadi nasabah simpanan haji. c. Nasabah mengisi formulir menjadi nasabah simpanan haji. d. Menyerahkan setoran awal sebesar Rp. 500.000 untuk saldo awal simpanan haji. e. Nasabah mendapatkan buku tabungan simpanan haji untuk kemudian dicicil tanpa ada batasan waktu menjadi calon haji. Akan tetapi, tetap melakukan niat untuk menjadi calon haji. Gambar 4.1. Prosedur Pembukaan rekening simpanan Haji Customer Service Calon nasabah Menyerahkan setoran awal Isi Formuir Penjelasan syarat ketentuan Penyampaian maksud tujuan YaSetuju Tidak Batal Nasabah mendapatkan buku tabungan Simpanan Haji 40

2. Sistem Pembayaran dan Jangka Waktu Pelunasan.

Produk simpanan Haji ini adalah berbentuk tabungan. Oleh karena itu, cara pembayarannya pun sama dengan sistem menabung pada umumnya yaitu dengan cara menyetor sejumlah dana kedalam rekening tabungan. Jumlah dana yang disetorkan dan tempo setiap ingin menabung adalah fleksibel, sesuai kemampuan dan keinginan nasabah. Semakin besar jumlah dana yang disetorkan, maka semakin cepat tempo yang digunakan, akan semakin cepat pula niat nasabah untuk beribadah haji ini bisa terwujud. Jika dana nasabah yang ada didalam rekening sudah mencapai Rp 25.000.000 dua puluh lima juta rupiah, maka pihak BMT sudah bisa mengajukan nama nasabah ke Kantor Wilayah Departemen Agama untuk mendapatkan jatah seat kursi. Adapun sisa kekurangannya bisa dilunasi secepatnya. Adapun prosedurnya dapat diuraikan sebagai berikut: a. Nasabah dapat membayar dana simpanan Haji miliknya dengan cara manual atau secara otomatis dengan cara on line melalui ATM. Jika nasabah melakukannya secara manual maka bisa datang ke kantor BMT Al-Kautsar dan menuju ke bagian teller untuk mencicil tabungannya. Jika melakukannya secara otomatis maka dapat menggunakan fasilitas ATM Dakta Card, jadi nasabah bisa langsung mentransfer uangnya kedalam rekening Simpanan Haji miliknya. 41 b. Setelah dana masuk kedalam rekening nasabah, petugas akan mendebet sejumlah dana yang dibutuhkan dari rekening nasabah untuk disetorkan kepada Biro Haji Umroh yang telah bekerjasama dengan pihak BMT. c. Setelah seluruh proses administrasi di Biro Haji Umroh selesai maka pihak Biro mendaftarkan nama nasabah bersangkutan ke Kantor Wilayah Departemen Agama setempat untuk kemudian diajukan ke Departemen Agama Pusat. d. Setelah proses administrasi di Departemen Agama Pusat selesai, maka pihaknya akan memberikan konfirmasi perihal jatah seat untuk nasabah yang bersangkutan. e. Kemudian pihak Biro secepatnya akan memberikan informasi kepada nasabah tentang hal-hal dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Departemen Agama Pusat. 42 Gambar 4.2. Prosedur Pelunasan Pembayaran Untuk penarikan dana simpanan haji ini, hanya dapat dilakukan pada saat dana tersebut lunas dan akan digunakan untuk keperluan biaya haji. Jika belum saatnya tiba namun nasabah ingin menarik dananya maka hal ini dibolehkan dengan ketentuan bahwa nasabah harus mengemukakan alasan yang tepat seperti misalnya biaya berobat bagi keluarga yang sakit, atau hal lain yang bersifat darurat. Nasabah Pelunasan Tabungan Petugas BMT Mendebet dari rekening nasabah Biro Haji Umroh pihak BMT Kanwil Departemen Agama Mendaftarkan nama nasabah ke Biro Haji umroh Nasabah Penyelesaian administrasi dan Konfirmasi dari Pusat Menunggu jadwal keberangkatan Depatemen Agama Pusat Secara manual datang ke kantor Atau secara otomatis melalui ATM 43 Jika nasabah meninggal dunia pada masa tabungan berjalan, maka seluruh haknya jatuh kepada ahli waris yang telah ditentukan sendiri oleh nasabah pada awal transaksi. Ahli waris mempunyai 2 dua pilihan, yaitu antara mengambil seluruh dana yang ada, atau melanjutkan tabungannya hingga mencukupi untuk si ahli waris menunaikan ibadah haji. Namun pihak BMT tetap akan memberikan saran dan menganjurkan agar ahli waris meneruskan tabungan yang ada, karena memang tujuan awal dari dana simpanan ini adalah ibadah ke tanah suci.

B. Pengelolaan Dana Simpanan Haji untuk Investasi pada BMT Al-Kautsar.

Saat ini pamor investasi semakin menanjak seiring teredukasi-nya masyarakat dengan cara mengelola keuangan. Orang semakin sadar bahwa menyimpan uang dalam celengan atau di bawah bantal, tidak lagi memberi nilai lebih. Sebaliknya, semangat untuk membuat uang berkembang baik dengan sendirinya, “membuat uang bekerja untuk Anda”, menyebabkan produk-produk investasi semakin dilirik orang. Orang pun semakin sadar bahwa nilai uang saat ini berbeda dengan masa yang datang. 2 Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangakan harta. Di dalam kamus lengkap ekonomi, investasi didefinisikan sebagai penukaran uang dengan bentuk-bentuk kekayaan 2 Istijanto Oei, Kiat Investasi Valas, Emas, Saham, Jakarta: PT Gramdia Pustaka Utama, 2009, cet.II, h.2. 44 lain, seperti saham atau harta tidak bergerak yang diharapkan dapat ditahan selama periode waktu tertentu supaya menghasilkan pendapatan. 3 Pada dasarnya konsep investasi dalam islam tidak berbeda dengan konsep investasi pada umumnya konvensional. Ahmad Rodoni dalam bukunya Investasi Syariah menyatakan bahwa Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang yang sesuai dengan syariah islam. Jadi titik perbedaannya adalah kesesuaian seluruh tindakan investasi dengan aturan syariat islam, sehingga seluruh praktisi investasi dalam kondisi apapun harus tetap berada dalam koridor syariat islam. Produk Simpanan Haji yang menggunakan akad wadi’ah yad dhamanah, dimana pihak yang dititipkan dana oleh para nasabah bisa menggunakan dana yang terkumpul tersebut, membuat pihak BMT Al-Kautsar mendapatkan izin dari para nasabah simpanan haji-nya untuk menginvestasikan dana haji yang terkumpul kedalam dunia usaha mikro dengan cara menyalurkan pembiayaan kepada para pengusaha-pengusaha mikro. Dana yang akan disalurkan kepada para pengusaha mikro sebagai pembiayaan ini menggunakan akad mudharabah. Pengusaha mikro sebagai mudhorib dan pihak BMT sebagai wakil dari para nasabah simpanan haji yang menjadi shohibul mal pemilik dana. Adapun nisabah yang diterapkan oleh pihak 3 Ahmad Rodoni, Investasi syariah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, Cet. Ke-1, h. 28 45 BMT Al-Kautsar dengan para pengusaha mikro ini adalah 60 : 40, dimana pihak pengusaha mendapatkan 60 dari total keuntungan dan sisanya adalah bagian milik BMT. Setelah keuntungan yang didapat dari pembiayaan ke sektor mikro ini terkumpul, maka pihak BMT akan membagikan keuntungan ini kepada seluruh nasabah simpanan Haji secara proporsional, tergantung dari jumlah dana dari tiap nasabah yang ada di rekening masing-masing. Adapun nisbah yang ditentukan oleh pihak BMT kepada para nasabah adalah 35 : 65, dimana 35 adalah milik BMT dan sisanya adalah milik nasabah. 4 Contoh sederhana adalah misalnya total keuntungan yang didapat dari pembiayaan ke usaha sektor mikro adalah Rp 1.000.000, maka rinciannya adalah sebagai berikut: Perhitungan antara pihak BMT dengan pengusaha mikro Nisbah BMT : pengusaha = 40 60 Total keuntungan = Rp 1.000.000 BMT = 40 x 1.000.000 = Rp 400.000 Pengusaha = 60 x 1.000.000 = Rp. 600.000 Perhitungan antara pihak BMT dengan nasabah Simpanan Haji Nisbah BMT : nasabah = 35 65 Total keuntungan = Rp 400.000 4 Wawancara pribadi dengan Abdullah M. Said. Bekasi, 9 Juni 2011.