Produk kavling tanah pada BMT al-Kausar (studi pada BMT al-Kausar Kantor Cabang Bekasi Timur)

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

RENY SYUKRILLAH NIM : 207046100398

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(Studi Pada BMT Al-Kautsar Kantor Cabang Bekasi Timur)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

Reny Syukrillah NIM: 207046100398

Di Bawah Bimbingan: Pembimbing

Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag. NIP. 196404121994031004

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

Skripsi berjudul PRODUK KAVLING TANAH PADA BMT AL-KAUTSAR (STUDI KASUS PADA BMT AL-KAUTSAR CABANG BEKASI TIMUR) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 28 Juli 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 28 Juli 2011 Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, M.A, M.M

NIP. 195505051982031012 PANITIA SIDANG MUNAQASYAH

1. Ketua : Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag. NIP. 196404121994031004

2. Sekretaris : Moh. Syafi’i, S.E.i

3. Pembimbing : Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag. NIP. 196404121994031004

4. Penguji I : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012

5. Penguji II : Rosdiana, M.A NIP. 196906102003122001


(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 Juni 2011


(5)

i

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat, Ridho serta Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Produk

Kavling Tanah Pada BMT Al-Kautsar” dalam rangka memenuhi persyaratan

mencapai gelar sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta Salam semoga selalu terlimpah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, pemikir dan pemimpin besar yang telah meletakan dasar-dasar ekonomi islam dalam kehidupan demi mencapai kemaslahatan seluruh umat manusia.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya atas segala bantuan, dorongan dan bimbingan yang ditujukan kepada penulis sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

Untuk itu, patut kiranya ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :

1. Bpk. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, S.H., M.A., M.M., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Euis Amalia, M.Ag., Ketua Jurusan Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bpk. Mu’min Rauf M.A., Sekretaris Jurusan Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(6)

ii

Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bpk. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag., Dosen Penasihat Akademik yang telah membimbing dan memberikan banyak informasi dalam membuat proposal skripsi ini.

6. Bpk. Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag., Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan skripsi.

7. Kak Fida dan Kak Syafi’i, staff Koordinator Teknis Program Non Reguler yang sangat membantu mempermudah proses akademik mahasiswa NR dan penulisan skripsi.

8. Pihak BMT Al-Kautsar Bekasi terutama Bpk. Abdullah M. Said, Ketua Badan Pengurus dan segenap karyawan yang telah berkenan memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian sekaligus belajar. Terima kasih atas bantuan, ilmu serta pengalamannya.

9. Pimpinan serta segenap pegawai Akademik dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas bagi penulis untuk mengadakan studi perpustakaan.

10.Orang tersayangku Ibunda Mulyati dan Ayahanda Firdaus orangtua kandung penulis, kedua Abangku Ronald dan Reynold, Kakak Ipar Catrin dan Mega, serta Ali orang terdekat yang selalu memberikan do’a, dukungan, kepercayaan, dan kasih sayang yang tak terhinggga dengan setulus hati serta


(7)

iii

11.Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Muamalat Perbankan Syariah B Program Non Reguler Angkatan 2007 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama sahabat – sahabatku tersayang Septie DN (Septong), Nelisa A (Nelong), Intan ND (Tanong), Anita RP (Nitong), Silvia R (Vie), dan Umu A (Maong). Terima kasih atas dorongan dan semangat serta perhatiannya, kita akan menjadi sahabat untuk selamanya (Love U All). Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik serta saran yang bersifat konstruktif akan penulis terima dengan besar hati.

Harapan penulis semoga karya yang sederhana ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi para pihak dan instansi yang membutuhkannya. Seiring dengan itu semoga amal kebaikan bagi mereka yang telah membantu, memperoleh ridho dan balasan dari Allah SWT, Amiin

Jakarta, 30 Juni 2011 Penulis


(8)

iv

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Metode Penelitian ... 9

E. Review Terdahulu ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Investasi ... 14

B. Jenis dan Manfaat Investasi ... 15

C. Investasi dalam Bidang Pertanahan ... 18

D. Investasi Syari’ah ... 19


(9)

v

B. Visi, Misi dan Tujuan BMT Al-Kautsar ... 39

C. Struktur Organisasi BMT Al-Kautsar ... 42

D. Produk dan Layanan BMT Al-Kautsar ... 44

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Mekanisme/Prosedur Produk Kavling Tanah Pada BMT Al-Kautsar ... 48

B. Analisis SWOT Pada Produk Kavling Tanah ... 54

1. Matriks Faktor Strategi Internal ... 57

2. Matriks Faktor Strategi Eksternal ... 59

3. Matriks SWOT ... 64

C. Prospek Pada Produk Kavling Tanah ... 67

D. Hasil Analisis SWOT Produk Kavling Tanah... 68

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(10)

vi

Tabel 4.1 Perkembangan Jumlah Kavling Tanah dari tahun 2009-2011 ... 51

Tabel 4.2 Matriks IFAS BMT Al-Kautsar ... 54

Tabel 4.3 Matriks EFAS BMT Al-Kautsar ... 55

Tabel 4.4 Analisis Matriks IFAS ... 58

Tabel 4.5 Perhitungan Matriks EFAS ... 61


(11)

1

A. Latar Belakang Masalah

Bank adalah suatu lembaga perantara keuangan yang dikenal dengan sebutan financial Intermediary. Financial Intermediary adalah lembaga yang aktifitasnya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat yang memerlukannya. Sedangkan bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah.1 Pengelolan dana bank syariah harus didasarkan pada nilai, prinsip dan konsep syariah.2

“Syariat Islam merupakan ajaran yang mengatur hubungan antara sesama manusia maupun hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Tujuan utama syariat adalah memelihara kesejahteraan manusia yang mencakup perlindungan keimanan, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda mereka. Apa saja yang menjamin terlindungnya lima perkara ini adalah maslahat bagi manusia dan

dikehendaki.”

Menurut Ibnu Qayyim “ Basis syariat adalah hikmah dan kemaslahatan

manusia di dunia dan akhirat. Kemaslahatan ini terletak pada keadilan sempurna,

1

Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah Titik Temu Hukum Islam dan Hukum Nasional, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h. 259

2


(12)

rahmat, kesejahteran dan hikmah. Apa saja yang membuat keadilan menjadi aniaya, rahmat menjadi kekerasan , kemudahan menjadi kesulitan, dan hikmah

menjadi kebodohan, maka hal itu tidak ada kaitannya dengan syariat”.3

Perekonomian merupakan salah satu tulang punggung kehidupan masyarakat, karena itulah Islam sangat melarang segala sesuatu yang dapat merusak kehidupan perekonomian bangsa seperti riba (pembungaan uang) pada pinjaman.4

Terkait dengan hal itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwanya tentang pengharaman riba, dan sejak dikeluarkannya fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI tentang pengaharaman riba tersebut, banyak masyarakat mulai merubah pola kegiatan ekonomi khususnya di bidang perbankan dengan beralih dari perbankan konvensional menuju perbankan syariah.

Dunia perbankan sudah cukup lama berkembang di Indonesia, akan tetapi sempat mengalami goncangan ketika terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997. Ketika banyaknya bank-bank konvensional yang berbasis bunga mengalami depresi hebat dan bahkan tidak sedikit bank konvensional tutup akibat dilikuiditasi hingga mencapai 55 bank pada bulan juli 1997 sampai dengan 13

3

Umer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi, Terjemahan, (Jakarta: GIP-Tzakia Institute 2000) h. 45

4

M. A. Mannan, Ekonomi Islam : Teori dan Praktek Dasar-dasar Ekonomi Islam, Penerjemah Muhammad Nastagin, (Jakarta, PT. Inter Masa, 1992),Cet. Ke-1, h. 164


(13)

maret 1999,5 karena disebabkan krisis ekonomi tersebut. Sehingga akan berdampak pada lambannya proses pemulihan ekonomi di Indonesia dan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional sempat menurun.

Berangkat dari pemikiran itulah, diperlukan alternatif-alternatif pemikiran yang dapat menyempurnakan konsep pengembangan perbankan syariah di masa depan. Dalam rangka pemulihan perekonomian Indonesia, dibutuhkan peran intermedasi dari perbankan sebagai penggerak perekonomian nasional. Peran ini hanya dilaksanakan jika perbankan beroperasi dalam kondisi yang sehat dan dalam lingkungan bisnis yang kondusif.6

Adapun persoalan kemiskinan pada saat ini tetap menjadi problematika mendasar yang dihadapi bangsa Indonesia. Beberapa Indikator kesejahteraan masyarakat memperlihatkan bahwa tingkat kemiskinan diri sendiri adalah dengan cara mengambil langkah berani mulai berusaha dan hal itu dilakukan secara terus menerus (berkesinambungan). Jika mengalami kegagalan, maka hendaknya mencoba kembali.

Pada pokoknya, keperluan akan pinjaman timbul karena kebutuhan seseorang akan dana (modal). Syarat kehidupan yang semakin lama akan semakin rumit menjadi individu-individu dalam masyarakat cenderung saling

5

Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan, dan Prospek, (Jakarta: Al Fabet, 1999), Edisi Pertama, Cet.Ke-1, h. 7

6

Ir. Imam Hilman dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, (Jakarta, Senayan Abadi Publishing, 2003) h. 3-4


(14)

membutuhkan dan saling membantu dengan cara tertentu dalam mengatasi masalah-masalah mereka dan salah satu jenis bantuannya adalah pinjaman.

Pertumbuhan dan perkembangan kota dalam perjalanannya telah memunculkan berbagai persoalan. Salah satunya adalah persoalan pertanahan, ketidakseimbangan laju pertumbuhan penduduk dan kebutuhan tanah untuk memenuhi kebutuhan perumahan, pertanian dan kegiatan usaha serta penyediaan infrastruktur lingkungannya. Kondisi ini mengakibatkan munculnya permukiman-permukiman kumuh terutama di pinggiran perkotaan yang sangat minim dengan sarana dan prasarana lingkungan permukiman. Hal seperti ini dapat dihindari apabila dari awal perencanaan dan menata kota berpihak pada kepentingan masa datang dengan tetap memperhatikan keberlanjutan dan kelestarian lingkungannya.7

Ketika seseorang itu dianggap sudah mapan, seberapa besar pun uang yang dimilikinya akan terasa belum lengkap jika belum memiliki tanah sendiri. Artinya, tanah sudah menjadi prioritas utama bagi semua orang. Terlebih bila orang tersebut sudah berkeluarga atau sudah sekian lama mengontrak di atas tanah milik orang lain. Entah itu dengan tujuan untuk dibangun rumah pribadi, membuka usaha atau sekadar berinvestasi.8

Melihat permasalahan yang terjadi, maka dirasakan perlu adanya lembaga keuangan non bank yang dapat menjangkau kebutuhan masyarakat. Pada kondisi

7

http://eleveners.wordpress.com/2010/01/20/dir-konsolidasi-tanah-kt/ 8


(15)

demikianlah, BMT memosisikan diri, dengan tujuan untuk membantu masyarakat ekonomi lemah baik itu dalam bentuk simpanan maupun dalam bentuk pinjaman tanpa harus memberatkan masyarakat. Kehadiran Baitul Mall Wat Tamwil yang disingkat BMT, dalam pedoman bahasa Indonesia adalah Balai Usaha Mandiri Terpadu, merupakan lembaga keuangan syariah yang tumbuh seiring dengan perkembangan lembaga keuangan maupun keuangan syariah lainnya di Indonesia. BMT adalah salah satu lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan landasan sistem syariah.9

Pada sisi birokrasi, BMT berupaya menyederhanakan, demikian pula pada aspek jaminan. Jaminan bukan syarat pokok seseorang memperoleh pembiayaan (pinjaman) akan tetapi kepercayaan yang sudah dijalani, menjadi syarat pokok bekerjasama dengan BMT. Selain itu, BMT juga dilengkapi dengan kegiatan

Baitul Mall yang lebih bersifat sosial. Ini berarti secara kelembagaan BMT

merupakan lembaga sosial dan komersial. Sebagai lembaga sosial BMT menghimpun dana dari zakat, infaq, shadaqah (ZIS), hibah dan sebagainya, yang kemudian disalurkan kepada mereka yang dananya berasal dari simpanan, khususnya simpanan kavling tanah. Yang mana simpanan ini merupakan simpanan bagi masyarakat untuk mempermudah dalam melaksanakan pembelian lahan tanah. Dimana setiap keluarga membutuhkan tempat tinggal yang permanen dengan fasilitas simpanan ini kita bisa memiliki sebuah kavling tanah yang bisa dibangun atau sebagai investasi masa depan.

9


(16)

Disinilah letak keunggulan dari BMT dalam hubungannya dengan simpanan kavling tanah. Selain membantu masyarakat yang ekonominya lemah dalam menyimpan sebagian hartanya dalam bentuk simpanan kavling tanah yang berada di BMT juga bisa untuk mempermudahkan masyarakat dalam membeli sebidang tanah.

Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa BMT adalah merupakan lembaga keuangan yang bertugas mengumpulkan dan mengelola dana milik umat yang berdasarkan prinsip syariah Islam yang dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian.

Untuk melihat sampai sejauh mana produk kavling tanah untuk menarik minat masyarakat pada umumnya serta keunggulan apa saja yang dimilikinya, maka digunakan analisa Strengths (Kekuatan), Weakness (Kelemahan),

Opportunity (Peluang), Threats (Ancaman). Teknik SWOT pada dasarnya

merupakan salah satu teknik menganalisa berbagai kondisi yang mempengaruhi proses kekuatan produk kavling tanah ini. Tujuan analisa ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang jelas mengenai suatu permasalahan nyata, sehingga dapat memformulasikan tindakan yang nyata dan konkrit.10

Dengan melihat keterangan dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji tentang simpanan kavling tanah di BMT Al-Kautsar. Dan

10

Freddy Rangkuti, Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), h.19


(17)

menuangkan dalam skripsi yang berjudul “Produk Kavling Tanah Pada BMT Al-Kautsar”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di deskripsikan di atas maka penulis perlu melakukan pembahasan untuk mempunyai maskud dan tujuan yang terarah dan jelas, supaya tidak terjadi perbedaan masalah dalam penulisan skripsi ini, serta pokok permasalahan yang terkait didalamnya dengan tujuan agar dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas dalam menguraikan masalah tersebut dalam penulisan skripsi ini.

Dari latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan beberapa permasalahan ini sebagai berikut:

1. Bagaimana mekanisme/prosedur produk kavling tanah pada BMT Al-Kautsar?

2. Apa kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan produk tersebut, serta bagaimana untuk prospek kedepannya terhadap produk itu?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mencoba menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan produk kavling tanah, dengan tujuan:

1. Untuk menjelaskan mekanisme/prosedur produk kavling tanah pada BMT Al-Kautsar.


(18)

2. Untuk menjelaskan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan produk tersebut, serta prospek ke depan yang akan terjadi pada produk itu.

Adapun hasil dari penelitian dan penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perbankan syariah, pembaca maupun pribadi, selain itu juga diharapkan dapat bermanfaat:

1. Bagi penulis sendiri

Penelitian ini bermanfaat sebagai penambah wawasan terhadap masalah yang diteliti mengenai segala aspek yang berhubungan dengan analisis SWOT dan produk kavling tanah.

2. Bagi objek penelitian (BMT Al-Kautsar)

Riset penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan guna mengembangkan usaha dan bisinis BMT serta perekonomian khususnya.

3. Bagi Pembaca

Dapat memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat dalam menentukan lembaga keuangan bank yang sesuai dengan prinsip syariat islam.

4. Bagi Kalangan Akademisi

Dengan adanya skripsi ini diharapkan dapat lebih bermanfaat bagi kita semua dan bisa menjadi sumber referensi dan acuan yang jelas didalam memilih produk kavling tanah.


(19)

5. Bagi Dunia Pustaka

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan yang berguna dalam memperkaya koleksi dan ruang lingkup karya-karya penelitian lapangan

D. Metode Penelitian

Dalam penelitian penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu penulis menggambarkan permasalahan data-data yang ada lalu dianalisis lebih lanjut untuk kemudian diambil kesimpulan. Dengan metode analisis ini, penulis mengumpulkan dan memaparkan data terlebih dahulu yang telah diperoleh dari hasil interview di lapangan kemudian menganalisanya dengan berpedoman pada sumber yang tertulis yang didapatkan dari teori diperpustakaan.

1. Lokasi Penelitian

Adapun dalam penentuan lokasi, menjadi objek penelitian atau pendekatan ini adalah BMT Al-Kautsar.

2. Sumber Data

a. Data primer melalui Library Research yakni pengkajian dan penelusuran literatur kepustakaan sebagai sumber data.

b. Data sekunder melalui Field Research yakni survei lapangan untuk mendapatkan informasi sebagai pelengkap data yang dibutuhkan.


(20)

a. Wawancara mendalam, yaitu dilakukan oleh penulis ketika melakukan studi kasus di BMT Al-Kautsar. Wawancara dilakukan dengan pihak yang terkait yang dapat menjelaskan berbagai permasalahan yang muncul serta analisa SWOT terhadap produk kavling tanah dengan alat pengumpulan data berupa pedoman wawancara.

b. Dokumenter, mengambil data-data yang diperlukan dengan cara mencari data dokumentasi BMT Al-Kautsar dengan alat pengumpulan data berupa form isian dokumentasi.

4. Teknik Pengolahan Data

Dengan penelitian ini menggunakan data kualitatif yaitu dimulai dengan mengedit data kemudian mengklasifikasikan data sesuai dengan masalah yang dibahas.

5. Teknik Analisa Data

Dalam mengolah dan menganalisa data, digunakan metode yang bersifat deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara menggambarkan kondisi yang ada melalui data-data yang didapat dari lapangan kemudian diterjemahkan dalam keadaan sebenarnya.


(21)

Teknik penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah”, Jakarta, Tahun 2010.

E. Review Terdahulu

1. Analisis SWOT Terhadap Deposito Mudhrabah (Studi Kasus: Bank Muamalat Indonesia Tbk, Cabang Pembantu Kalimalang)

Oleh Muhammad Roni Neskens Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.

Persamaan dengan skripsi ini yaitu sama-sama membahas analisis SWOT, yang menjadi perbedaan pada skripsi tersebut yaitu hanya membahas mengenai elemen SWOTnya saja sedangkan skripsi yang saya tulis tidak hanya membahas mengenai SWOTnya, tetapi meghitung posisi SWOT atau dengan kata lain mengikuti prosedur SWOT, perbedaan lainnya yaitu dari segi produk yang dianalisis.

2. Analisis SWOT Dalam Mengembangkan Produk Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bitamlik (IMBT) pada bank syariah (Studi pada PT. Bank DKI Cabang Wahid Hayim).

Oleh Ifdhal Yuri Hendry, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program studi Muamlah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008. Dalam hal ini membahas perkembangan produk IMBT, serta membahas analisis SWOT. Persamaan dari skripsi yang penulis tulis adalah dari segi


(22)

analisis SWOT tetapi ada perbedaan didalamnya, pada skripsi tersebut mengembangkan produk pembiayaan ijarah, sedangkan skripsi yang tulis berdasarkan produk baru di sebuah BMT.

3. Analisa SWOT Terhadap Produk Pembiayaan Modal Kerja (Studi kasus Bank DKI Syariah).

Oleh Muhammad Cholid, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program studi Muamlah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009. Menurut penulis didalam skripsinya terdapat persamaan yaitu sama-sama menganalisis tentang analisa SWOT, sedangkan perbedaannya, skripsi ini membahas tentang mencari cara alternatif untuk mengoptimalkan strategi dalam pembiayaan sedangkan saya lebih kepada perkembangan suatu produk dalam suatu pembiayaan.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini diperlukan adanya suatu uraian mengenai susunan dari tulisan yang dibuat agar pembahasan menjadi teratur dan terarah pada permasalahan yang sedang dibahas. Untuk itu skripsi ini akan di bagi ke dalam lima bab, yaitu:


(23)

Dalam bab pendahuluan, yang mencakup latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Membahas tinjauan teoritis yaitu menjelaskan tentang pengertian investasi yang dilihat dari jenis dan manfaatnya, kemudian investasi yang ada dalam bidang pertanahan.

BAB III PROFIL BMT AL-KAUTSAR

Dalam bab ini akan membahas deskripsi objek penelitian yang meliputi gambaran umum perusahaan yakni sejarah singkat BMT Al-Kautsar, visi, misi dan tujuan BMT Al-Al-Kautsar, struktur organisasi, bentuk badan hukum, serta produk-produk dan layanan BMT Al-Kautsar.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

Membahas prosedur dari produk kavling tanah dan analisis SWOT, serta prospek kedepannya.

BAB V PENUTUP

Merupakan bagian penutup dikemukakan kesimpulan dari semua permasalahan yang dibahas dan memberikan saran-saran.


(24)

14

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Investasi

Salah satu alasan utama melakukan investasi adalah mempersiapkan masa depan sedini mungkin melalui perencanaan kebutuhan yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan saat ini. Adanya suatu perencanaan investasi adalah jauh lebih baik dari pada tidak sama sekali.1

Menurut Sentanoe Kertonegoro dalam bukunya berjudul Analisa dan Manajemen Investasi, investasi adalah setiap wahana dimana dana ditempatkan dengan harapan dapat memelihara atau menaikan nilai dan atau memberikan hasil (return) yang positif.2 Sedangkan menurut kamus manajemen, investasi adalah penanaman modal yang biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan harta (aktiva) tetap atau pembelian saham-saham, surat-surat berharga lainnya dengan maksud memperoleh keuntungan.3 Dapat disimpulkan investasi adalah penempatan sejumlah uang untuk mendapatkan nilai tambah/keuntungan di masa mendatang.

1

Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, cet 1 (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 46

2

Sentano Kertonegoro, Analisa dan Manajemen Investasi, (Jakarta: PT. Widya Press, 1995). Cet ke 1, h. 3

3


(25)

Khalifah Umar pernah menyuruh kaum muslimin untuk menggunakan modal mereka secara produktif dengan mengatakan:

“siapa saja yang memiliki uang, hendaklah ia menginvestasikannnya dan siapa saja yang memiliki tanah hendaklah ia menanaminya”.4

B. Jenis dan Manfaat Investasi

Secara garis besar investasi dapat dilakukan dalam dua jenis asset yaitu asset riil dan asset finansial. Investasi dalam asset riil meliputi rumah, tanah, dan bisnis. Semua informasi untuk mendukung investasi amat diperlukan. Sementara itu, investasi pada asset finansial dapat dilakukan melalui pasar modal dan pasar uang. Investasi pada pasar modal dapat dilakukan dengan membeli saham, obligasi dan jenis sekuritas lainnya.5

Investasi di pasar modal dan pasar uang memerlukan analisis dan pemikiran yang lebih kompleks karena wujud investasi tidak riil. Pada umumnya, di negara maju invetasi di pasar modal dan pasar uang lebih menarik dari pada investasi pada asset riil.

Masing-masing jenis investasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Seseorang harus mengetahui terlebih dahulu manfaat dan resiko yang terkandung dalam setiap jenis alternatif investasi. Ada beberapa manfaat dan risiko untuk masing-masing jenis investasi. Berikut ini beberapa jenis

4

Ahmad al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin al-Khathab, 2006. 5

Endang Raino Wirjono, Pemahaman Terhadap Alternatif Berinvestasi, manfaat dan Risiko Investasi, 2008 vol. 2, h. 106, http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/20208105113.pdf.


(26)

investasti yang ditawarkan dalam berbagai sektor (riil dan finansial) beserta manfaat dan resiko masing-masing:

a. Direct Investment berupa tanah, emas dan rumah. Investasi jenis ini

memiliki keuntungan yaitu harga cenderung stabil. Akan tetapi invetasi ini memiliki kelemahan yaitu tidak dapat segera diubah menjadi kas atau tidak likuid.

b. Commercial Banking berupa tabungan, deposito dan produk tabungan

lainnya. Investasi jenis ini memiliki kelebihan yaitu relatif aman, pendapatan yang diperoleh bersifat tetap (pada tingkat suku bunga tertentu). Kelemahan investasi di sektor perbankan adalah pertumbuhan tingkat keuntungan atau return yang relatif kecil.

c. Capital Market berupa saham, obligasi (yang terbaru adalah ORI: Obligasi

Ritel Negara), dan reksadana. Kelebihan investasi jenis ini adalah investor akan memiliki keuntungan yang cukup tinggi jika mendapat capital gain (selisih antara harga beli dengan harga jual saham). Selain itu, investor juga dapat memperoleh dividen (saham), bunga (obligasi) dan invetasi jenis ini sangat likuid. Kelemahan investasi jenis ini adalah adanya capital loss, risiko perusahaan delisting dari bursa efek, dan gagal bayar (default). d. Barang koleksi yaitu barang-barang yang umumnya sering dikoleksi orang. Barang koleksi meliputi barang-barang seni (lukisan, patung), barang-barang kerajinan (keramik, batik), barang-barang aksesori (arloji), barang-barang perhiasan (kaleng, gelang), dan barang-barang sejarah


(27)

(peninggalan). Keuntungan yang diperoleh dari jenis investasi ini sangat tergantung pada minat pembeli barang tersebut. Kelemahan investasi jenis ini adalah perawatan yang cukup rumit dan invetasi merupakan jenis yang kurang likuid.6

Diantara perbedaan real asset dan financial asset tersebut diatas, investor atau perusahaan lebih memilih berinvestasi pada bentuk investasi financial asset karena daya tariknya adalah likuiditas. Likuiditas diartikan mudahnya mengkonversi suatu asset menjadi uang. Real asset secara umum kurang likuid dibandingkan dengan financial asset, hal ini disebabkan return real asset biasanya sulit diukur secara akurat, kepemilikan yang tidak luas, juga tidak tersedianya pasar aktif.

Jadi, jika kita melakukan investasi katakan membeli saham, maka saham tersebut bisa kita jual kembali. Tidak hanya itu, kita tentu berharap uang hasil penjualan tadi berlipat ganda. Uang kita bisa berkembang biak dengan sendirinya. Inilah yang dinamai uang bekerja untuk investasi. Saat ini pamor investasi semakin menanjak seiring teredukasinya masyarakat dengan cara mengelola keuangan. Semangat untuk membuat uang berkembang biak dengan sendirinya, menyebabkan produk-produk investasi semakin dilirik orang. Jadi investasi sangat bermanfaat untuk menyelamatkan nilai uang kita supaya tidak merosot.

6


(28)

Itulah sebabnya investasi sering dikatakan sebagai sarana lindung nilai. Bahkan , investasi memungkinkan nilai uang naik berkali lipat.7

C. Investasi dalam Bidang Pertanahan

Jual beli tanah bisa menjadi alternatif dalam melakukan investasi. Investasi dalam jual beli tanah juga cukup menguntungkan. Hal ini disebabkan harga tanah yang cenderung naik dan tidak pernah turun. Jadi, investasi yang akan dilakukan relatif lebih aman dibandingkan dengan investasi dibidang finansial seperti saham, reksa dana, ataupun valas.

1. Sertifikasi Tanah

Landasan utama hukum pertanahan di Indonesia ialah Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria atau disingkat UUPA. Peraturan mengenai hak-hak atas tanah bagi masyarakat pada intinya tetap mengacu pada UUPA. Bukti kepemilikan atas tanah berupa sertifikat yang dikeluarkan oleh negara, dalam hal ini adalah BPN (Badan Pertanahan Nasional).

2. Keuntungan Investasi Tanah

Investasi tanah memiliki beberapa keuntungan, di antaranya sebagai berikut:

7

Istijanto Oei, Kiat Investasi Valas, Emas, Saham, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009), cet. k-2, h. 1-2


(29)

a. Harga tanah cenderung naik karena jumlah tanah terbatas dan jumlah populasi semakin lama semakin naik sehingga permintaan akan lebih tinggi dari penawaran.

b. Bisa dijadikan sebagai jaminan pembayaran.

c. Bisa didirikan bangunan yang dapat dijadikan dalam bisnis. 3. Kerugian Investasi Tanah

Seperti investasi-investasi lainnya, investasi tanah juga memiliki beberapa risiko, yaitu sebagai berikut:

a. Tidak lengkapnya surat-surat dan rentannya terkena sengketa tanah.

b. Beban Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang semakin meningkat setiap tahun.

c. Tanah tidak dapat langsung dijual karena membutuhkan kecocokan dengan selera pembeli.8

D. Investasi Syariah

1. Pengertian Investasi Syariah

Definisi investasi adalah menanamkan atau menempatkan asset, baik berupa harta maupun dana pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau meningkatkan nilainya di masa mendatang, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang yang sesuai dengan syariah Islam. Seorang investor yang berinvestasi dengan

8


(30)

harapan memperoleh imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi.

Ada dua hal yang menjadi landasan dalam ekonomi Islam, yaitu

Al-Qur’an dan Hadist. Konsep Islam menunjukkan bahwa semua harta benda dan seluruh alat produksi hakikatnya adalah mutlak milik Allah, sedangkan manusia hanya sebatas mendapatkan amanah untuk megelolanya. Misalnya, kepemilikan tanah dalam Islam bukan menjadi milik mutlak individu atau suatu komunitas atau milik mutlak Allah. Dengan demikian suatu komunitas atau bahkan negara tidak dapat mengklaim sebidang tanah menjadi hak penguasaannya, mereka hanya berhak dalam pengelolaan tanah tersebut.9

2. Prinsip-prinsip Umum Investasi Syariah

a. Prinsip halal dan thayyib

Allah SWT berfirman dalam (QS. Al-Baqarah: 168) yang berbunyi:







































Artinya: “Hai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari pada apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh

yang nyata bagimu.”

Dengan dasar ayat diatas maka pembiayaan dan investasi hanya dapat dilakukan pada asset atau kegiatan usaha yang halal, tahir, spesifik tidak

9

Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, cet 1 (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 29-30


(31)

membahayakan, bermanfaat dan merupakan kegiatan usaha yang spesifik dan dapat dilakukan bagi hasil dari manfaat yang timbul.

b. Prinsip Transparasi guna menghindari kondisi yang gharar, (sesuatu yang tidak diketahui pasti akan kebenarannya) dan berbau Maysir.

c. Prinsip keadilan dan persamaan masalah keuntungan dalam kegiatan bisnis merupakan suatu keharusan, dalam hal memilih jenis investasi, kebijakan pengambilan keuntungannya agar senantiasa diarahkan pada suatu kegiatan bisnis yang berorientasi pada pendekatan proses dan cara yang benar dalam memperoleh keuntungan, dan bukan pendekatan yang semata mengedepankan besaran nominal hasil keuntungan yang diperoleh.

d. Dari segi penawaran (supply) maupun permintaan (demand), pemilik harta

(investor) dan pemilik usaha (emiten) maupun bursa dan self regulating

organization lainnya tidak boleh melakukan hal-hal yang menyebabkan

gangguan yang disengaja atas mekanisme pasar.10

3. Norma Berinvestasi Syariah

Prinsip dasar transaksi menurut syariah dalam investasi keuangan yang ditawarkan adalah sebgai berikut:

a. Uang sebagai alat pertukaran bukan komoditas perdagangan, dimana fungsi uang adalah alat pertukaran nilai yang mengggambarkan daya beli suatu barang atau harta.

10


(32)

b. Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau unsur penipuan di salah satu pihak, baik sengaja maupun tidak sengaja.

c. Transaksi dilakukan atas harta yang memberikan nilai manfaat dan menghindari setiap transaksi yang zalim.

d. Dalam transaksi yang mengharapkan hasil harus bersedia menanggung risiko. e. Risiko yang mungkin timbul harus dikelola sehingga tidak menimbulkan

resiko yang lebih besar atau melebihi kemampuan menganggung risiko. f. Manajemen yang diterapkan adalah manajemen Islami yang tidak

mengandung unsur spekulatif dan menghormati hak asasi manusia serta menjaga lestarinya lingkungan hidup.11

Dalam berinvestasi Allah SWT dan Rasulnya memberikan petunjuk dan rambu-rambu pokok yang seyogyanya diikuti oleh setiap muslimyang beriman. Diantaranya rambu-rambu tersebut adalah sebagai berikut:

a. Terbebas dari unsur riba. b. Terhindar dari unsur haram. c. Terhindar dari unsur gharar. d. Terhindar dari unsur judi (maysir). e. Terhindar dari unsur syubhat.12

Dari keterarangan diatas, bisa kita lihat bahwa investasi dalam syariah Islam, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan invetasi secara umum. Namun yang

11

Ibid, 41-42 12


(33)

menjadi titik beratnya adalah pada prinsip, akad yang digunakan, dan tidak adanya unsur maysir, gharar, dan riba.

4. Akad Murabahah

a. Pengertian, Rukun, dan Syarat Murabahah

Pengertian Murabahah secara bahasa حبر - حبري – احبر yang berarti berlaba atau beruntung.13 Sedangkan dalam istilah perbankan syariah,

Murabahah diartikan sebagai berikut:

Jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang

disepakati antara pihak bank dan nasabah”.14

Akad jual beli suatu barang dimana penjual menyebutkan harga jual

yang terdiri atas harga pokok barang dan tingkat keuntungan tertentu atas

barang, dimana harga jual tersebut disetujui oleh pembeli.”15

Sedangkan menurut Fikih Islam, murabahah berarti suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan.16

13

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990), h. 136 14

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, cet. I, (Yogyakarta: EKONISIA FE UII, 2003), h. 62

15

Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, h. 76

16

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), ed. I, h. 81-82


(34)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Murabahah sebagaimana umumnya digunakan oleh perbankan syariah, pada prinsipnya didasarkan atas dua elemen pokok, yaitu: harga beli serta biaya yang terkait, dan kesepakatan atas laba (keuntungan).17

Berdasarkan tingkat kepastian dari hasil yang diperoleh dalam melakukan kegiatan bisnis atau usaha, Murabahah termasuk kedalam Natural

Certainty Contracts dimana kontrak atau akad bisnis tersebut dapat

memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing)-nya.18

Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:

1) Pelaku akad, yaitu ba’i (penjual) adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan akan membeli barang.

2) Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga).

3) Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.

Murabahah pada awalnya merupakan konsep jual beli yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pembiayaan. Namun demikian, bentuk

17

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, h. 120 18


(35)

jual beli ini kemudian digunakan oleh perbankan syariah dengan menambah beberapa konsep lain sehingga menjadi bentuk pembiayaan.19

Beberapa syarat pokok murabahah menurut Usmani (1999). Antara lain sebagai berikut:

1) Murabahah merupakan salah satu bentu jual beli ketika penjual secara

eksplisit menyatakan biaya perolehan barang yang akan dijualnya dan menjual kepada orang lain dengan menambahkan tingkat keuntungan yang diinginkan.

2) Tingkat keuntungan dalam murabahah dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dalam bentuk persentase tertentu dari biaya.

3) Semua biaya yang dikeluarkan penjual dalam rangka memperoleh barang, seperti biaya pengiriman, pajak, dan sebagainya dimasukkan ke dalam biaya perolehan untuk menentukan harga agregat.

4) Murabahah dikatakan sah hanya ketika biaya-biaya perolehan barang

dapat ditentukan secara pasti.20

Prinsip Murabahah dalam perbankan syariah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan dari nasabah. Dalam Murabahah berdasarkan pesanan, bank syariah akan melakukan pembelian barang setelah adanya pesanan dari nasabah, baik yang bersifat mengikat atau tidak mengikat

19

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h. 82 20


(36)

nasabah untuk membeli barang pesanannya.21 Sedangkan mekanisme pembayaran Murabahah yang lazim dilakukan perbankan syariah adalah dengan cara pembayaran cicilan (bitsaman ajil) yang dicirikan dengan penyerahan barang diawal akad dan pembayaran kemudian, walaupun demikian pembayaran Murabahah dengan cara tunai dapat juga dilakukan. b. Dasar Hukum Akad Murabahah

Murabahah memang tidak secara langsung dibicarakan atau

ditemukan, baik dalam Al-Qur’an ataupun Al-Hadits, walaupun terdapat beberapa ayat Al-Qur’an yang menjadi acuan tentang jual beli, laba, rugi dan perdagangan. Para fuqaha membenarkan Murabahah secara tunai dengan dasar yang lain.

Adapun ayat Al-Qur’an yang dijadikan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia melalui Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 04/DSN-MUI/IV/2000 sebagai rujukan mengenai praktik Murabahah,22 seperti ditegaskan Allah SWT dalam (QS. Al-Baqarah: 275) yang berbunyi:



































































21

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, h. 115 22

Dewan Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, (Jakarta: PT. Intermasa, 2003), Ed. 2, h. 22


(37)

Artinya: “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhan-Nya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan), dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka

kekal di dalamnya.

Sedangkan Hadits Rasulullah saw. yang menjadi rujukan bagi operasionalisasi Murabahah sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Majah23:

Artinya: “Nabi bersabda, „Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, Muqaradhah (Mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan

untuk dijual.”(HR. Ibnu Majah dari Shuhaib) c. Aplikasi dalam Perbankan.

Murabahah umumnya diterapkan pada produk pembiayaan untuk

pembelian barang-barang invetasi, baik domestik maupun luar negeri, seperti melalui letter of credit (L/C). Kalangan perbankan syariah di Indonesia banyak menggunakan al-murabahah secara berkelanjutan (roll

over/evergreen) seperti untuk modal kerja, padahal sebenarnya al-murabahah

adalah kontrak jangka pendek dengan sekali akad (one short deal).

Al-murabahah tidak tepat diterapkan untuk skema modal kerja. Akad

23 Abu „Abdullah Muhammad Ibn Yazid al Qazuni,

Kitab Sunan Ibnu Majah, (Beirut: Darrul Fikhr, 1990), hadist 2289, h. 720


(38)

mudharabah lebih sesuai untuk skema tersebut. Hal ini mengingat prinsip

mudharabah memiliki fleksibilitas yang sangat tinggi.24

E. Analisis SWOT

1. Pengertian Analisis SWOT

Teknik SWOT atau dikenal dengan nama teknik analisis KEKEPAN (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) pada dasarnya merupakan satu teknik untuk mengenali berbagai kondisi yang menjadi basis bagi perencanaan strategi. Setelah mengenali isu permasalahan yang dihadapi secara teoritis perlu dibangun kesepakatan antar stakeholdermengenai “apa yang diinginkan kedepan” terhadap isu tersebut. Komponen atau elemen apa yang perlu untuk

lebih ditingkatkan, dikurangi atau justru diganti, memerlukan suatu proses analisis yang banyak didasarkan pada peta kondisi SWOT dan isu tersebut.

Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Dalam analisis SWOT meliputi elemen internal: kekuatan (strengths), peluang (opportunities), elemen eksternal: kelemahan

(weaknesses) dan ancaman (threats). Keempat elemen dari analisis SWOT

tersebut merupakan penjabaran dari manajemen strategik.25

24 Muhammad Syafi’i Antonio,

BANK SYARIAH dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), cet. I h. 106

25

M. Ismail Yusanto, M. Karebet Widjajakusuma, Pengantar Manajemen Syari’at, (Jakarta : Khairul Bayan, 200), cet ke 1, h.83


(39)

Analisa SWOT berguna untuk menganalisa faktor-faktor di dalam organisasi yang memberikan andil terhadap kualitas pelayanan atau salah satu komponennya sambil mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.26 Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.27

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategi (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT.28 Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini di dasarkan pada logika yang

26

http://dickyrahardi.blogspot.com/2007/08/analisis-swot.html 27

http://blog.unila.ac.id/redha/2009/02/23/analisis-swot-pengertian-swot-pengantar-swot/ 28

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama, Februari 2006). Cet. Ke-12, h. 19


(40)

dapat memaksimalkan kekuatan (Strenght) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).29

2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan Analisis SWOT

a. Fungsi Analisis SWOT

Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan.30 Analisis SWOT dapat digunakan untuk mengarahkan analisis stratejik dengan cara memfokuskan perhatian pada kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) yang merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan perusahaan dengan melakukan identifikasi secara hati-hati pada faktor keberhasilan kritis (critical success factors).31

Maka fungsi dari analisis SWOT ini adalah menganalisa mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dan dilakukan melalui pembahasan terhadap kondisi internal serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi yang dilakukan melalui pembahasan terhadap kondisi eksternal.

29

Ibid, h. 18 30

M. Ismail Yusanto, M. Karebet Widjajakusuma, Pengantar Manajemen Syari’at, (Jakarta : Khairul Bayan, 2002), h.78

31


(41)

b. Manfaat Analisis SWOT

Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam bisnis apa perusahaan beroperasi, dan arah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Dari hasil analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran perusahaan selama 3-5 tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stakeholder terhadap kualitas internal dan eksternal.32

Selain itu manfaat dari analisis SWOT adalah untuk melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan dengan melakukan pengkajian bedasarkan pengalaman masa lampau, ditopang sumber daya dan kemampuan yang miliki saat ini yang akan diproyeksikan kemasa depan untuk menganalisis kesempatan/peluang dan kekuatan dalam membuat rencana jangka panjang, untuk mengatasi ancaman dan kelemahan yang mempunyai kecendrungan menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana untuk perbaikan, dan juga untuk mengidentifikasi faktor eksternal (O dan S) dan faktor internal (S dan W).

32


(42)

c. Tujuan Analisis SWOT

Tujuan analisa SWOT adalah untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki dan atau dihadapi perusahaan. Untuk mengetahui kelemahan perusahaan dan menciptakan kelemahan itu menjadi suatu kekuatan, maka perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan melalui penelaahan terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi organisasi yang realistis dalam mewujudkan misi dan visinya, untuk membenarkan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang telah dianalisis, dan apabila terdapat kekurangan maka dapat disempurnakan.

3. Matriks Faktor Startegi Eksternal

a. Analisis Lingkungan Makro

Aspek analisis lingkungan makro mencakup sejumlah pertimbangan yang terdiri atas pertimbangan aspek politik, ekonomi, sosial dan pertimbangan teknologi.33

b. Analisis Lingkungan Industri

Lingkungan Industri atau persaingan bisnis dengan intensitasnya berakar dari tiga macam bentuk dasar industri/pasar yang oleh para ahli ekonomi dibagi menjadi : persaingan sempurna, monopoli dan persaingan

33

M. Ismail Yusanto dan M. K. Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), h. 18


(43)

tidak sempurna. Tujuannnya adalah agar dapat diprediksi tingkah laku harga dari sebuah perusahaan yang berada pada setiap bentuk industri tersebut.34 Aspek analisis dari sisi lingkungan industri atau persaingan bisnis dikembangkan melalui konsep Competitive Strategy-nya. Aspek ini memiliki 5 variabel utama pertimbangan:

1) Ancaman Masuknya Pendatang Baru (Hambatan Masuk). Hambatan masuk yakni:

a) Skala ekonomi b) Diferensiasi produksi c) Kecukupan modal d) Biaya peralihan

e) Akses kesaluran distribusi f) Ketidakunggulan biaya g) Peraturan pemerintah35

2) Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri. Tingkat persaingan dipengaruhi oleh 6 faktor, yakni jumlah kompetitor, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik produk, biaya (produksi) tetap yang besar, kapasitas produksi, dan besarnya hambatan keluar yang berupa aset maupun idealisme bisnis.

34

Ibid, h. 20 35


(44)

3) Ancaman dari Produk Substitusi. Produk substitusi memiliki karakteristik yang berbeda, namun ia dapat memberikan fungsi/jasa yang sama.

4) Kekuatan Tawar-menawar Pembeli. Maksudnya adalah pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga, untuk meningkatkan mutu dan servis serta mengadu perusahaan dengan kompetitor melalui kekuatan yang mereka miliki.

5) Kekuatan Tawar-menawar Pemasok. Selain pembeli pemasok juga dapat mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk.

Pertimbangan yang muncul dari analisis lingkungan makro dan analisis lingkungan industri ini dalam analisis SWOT akan menjadi faktor peluang

(opportunity) atau bahkan tantangan (threat) bagi perusahaan.

4. Analisis Lingkungan Internal

Tahapan ini berintikan pada analisis kondisi internal yang meliputi faktor kelebihan/kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) organisasi. Analisis kondisi internal juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi keunggulan bersaing

(competitive advantage) organisasi.

Selain terhadap faktor lingkungan eksternal untuk mempertajam hasil analisis faktor kekuatan didefinisikan sebgai sumberdaya, keterampilan, atau keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau


(45)

ingin dilayani perusahaan. Dalam bahasa yang lain, Campbell dan Luch (1997) seperti dikutip Zulganef (2001) melihat kompetensi sebagai hal yang hampir sama dengan strengths, skills, copabilities, organizational knowledge dan intangible

assets yang semuanya mengacu pada konsep skills based management.

Kelemahan didefinisikan sebagai keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan. Analisis lingkungan internal bersumber pada sumber-sumberdaya perusahaan yang mencakup faktor SDM, sumber-sumberdaya organisasi, dan sumberdaya fisik.

Perusahaan yang telah mampu melakukan analisi lingkungan internal dan berhasil mendapatkan resultansi positif dari faktor kekuatan dan kelemahannya, pada dasarnya dapat dinyatakan telah berhasil mengidentifikasi potensi keunggulan bersaingnya. Potensi tersebut adalah kekutan pokok perusahaan yang berupa kemampuan pengelolaan atas sumber-sumber daya internal perusahaan.36

5. Matriks SWOT

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaiman peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan

36


(46)

dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat setkemungkinan alternatif strategis.37

Diagram Matrik SWOT

EKSTERNAL INTERNAL PELUANG (Opportunity) TANTANGAN (Threats) KEKUATAN (Strength) Keunggulan Komparatif (Comparative Advantege) Mobilisasi (Mobilization) KELEMAHAN (Weakness) Divestasi/Investasi (Divestment/Investment) Kendali Kerusakan (Damage Control)

a. Sel A ini memberi kemungkinan bagi organisasi untuk berkembang lebih cepat, namun harus senantiasa waspada terhadap perubahan yang tidak menentu dalam lingkungannya.

b. Sel B menghadapkan organisasi pada isu strategis Mobilization, yaitu kotak interaksi dan pertemuan antara ancaman dari luar yang diidentifikasikan dengan kekuatan organisasi.

c. Sel C menampilkan isu strategis Investment atau Divestment yang memberikan pilihan dengan situasi yang kabur.

d. Sel D adalah kotak yang paling lemah dari semua sel karena merupakan kontak atau titik temu dua sisi yang masing-masing lemah, dan karenanya

37

Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001. Cet ke 8, h.31


(47)

keputusan yang salah akan membawa bencana bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) yang diderita sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.38

Diagram Analisis Swot Beragam peluang lingkungan

Kuadran III: Kuadran I: Mendukung strategi yang Mendukung Strategi Berorientasi pada perubahan yang agresif

kelemahan kekuatan internal yang internal yang

penting besar

Kuadran IV: Kuadran II:

Mendukung strategi Mendukung strategi Yang defensif diversifikasi

Ancaman-ancaman utama lingkungan

Strategi SO (Kuadran I)

Yang menandakan organisasi sebagai kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategis yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

38

M. Ismail Yusanto dan M. K. Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, h. 31-33


(48)

Strategi ST (Kuadran II)

Yang menandakan organisasi sebagai kuat namun menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategis yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun mengadapi sejumlah tantangan berat, sehinggadiperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi berikutnya.39

Strategi WO (Kuadran III)

Yang menandakan organisasi yang diberikan lemah namun sangat berpeluang. Artinya disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya untuk menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

Strategi WT (Kuadran IV)

Yang menandakan organisasi sebagai lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi yang lemah yang dihadapkan pada situasi eksternal yang sulit menyebabkan organisasi berada pada pilihan dilematis.40

39

ibid, h. 34 40


(49)

39

BEKASI TIMUR

A. Sejarah Pendirian Baitul Maal Wat Tamwil Al-Kautsar

BMT Al-Kautsar merupakan salah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang bergerak dibidang simpan pinjam dengan segmen usaha kecil dan menengah dengan misi utamanya yakni memberdayakan pengusaha kecil dan ekonomi lemah serta mengembangkan sistem ekonomi syariah melalui pembinaan dan pembiayaan sebagai upaya membebaskan masyarakat dari jeratan rentenir. BMT Al-Kautsar merupakan Koperasi Swadaya Masyarakat (KSM) serta partner dari Pusat Kajian Strategis Pembangunan (PKSP) yang beralamat di jalan Tanjung Lengkong No. 4 Bidara Cina, Jatinegara Jakarta Timur dan mempunyai cabang yang beralamat di jalan KH. Agus Salim No. 77, Bekasi Timur sesuai izin operasional PINBUK DKI.1

BMT al-Kautsar didirikan pada tanggal 19 juni 2000 dengan legalitas yang dikeluarkan oleh PHBK dan PKSP serta izin operasional dari PINBUK DKI dan koperasi dengan Nomer : BI-YINBUK NO.10/PINBUK-DKI/XII/98, BH.NO. 693/BH/KW.K9/II/99, BH. NO.149/BH/KW-9/x/06.2 Modal awal yang sudah di keluarkan oleh pihak BMT untuk mendirikan sebuah BMT yang maju sekarang

1

BMT al-Kautsar, Profil LKMS BMT al-Kautsar, h. 2 2


(50)

ini adalah sekitar 50 juta rupiah, dimana modal tersebut didapatkan dari bantuan pihak – pihak yang sampai sekarang ini menjadi pengurus BMT al-kautsar serta dari beberapa donatur. Oleh karena itu, fungsi BMT Al-Kautsar disamping membangun ekonomi pedagang kecil dan menengah adalah membangun aqidah sebagai landasan hidup dan kehidupan mereka. Dengan demikian, keberadaan pedagang kecil dan menengah lambat laun akan mandiri secara kuat karena dasar keyakinan dan ekonominya sudah terbangun.

Landasan hukum BMT Al-Kautsar sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah adalah :

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.

3. Keputusan Menteri Koperasi dan PPK Republik Indonesia Nomor 650/KEP/KWK.10/VI/1998.3

B. Visi, Misi dan Tujuan Baitul Maal Wat Tamwil Al-Kautsar

1. Visi BMT Al-Kautsar

Menjadikan lembaga bisnis keuangan syariah yang mandiri dan profesional dalam menyelenggarakan layanan pembiayaan dan manajemen kewirausahaan

3

BMT Al-Kautsar, Buku RAT BMT Al-Kautsar (Jakarta: PT. Radio Nada Komunitas Utama: 2006), h. 3


(51)

serta membangun kualitas anggota, keluarga dan masyarakat di sekitar KJSK BMT AL-KAUTSAR yang selamat, damai dan sejahtera dengan berlandaskan asas dan prinsip-prinsip dasar yang maju berkembang, terpercaya, aman, nyaman, transparan dan berkehati-hatian.

2. Misi BMT Al-Kautsar

a. Memberikan layanan bisnis kepada anggota dan menciptakan sinergi bisnis yang positif.

b. Berperan serta dalam meningkatkan taraf hidup perekonomian umat Islam. c. Memberikan kontribusi yang layak pada manajemen dan seluruh

karyawan.

d. Berperan serta dalam gerakan merubah dari ekonomi ribawi ke ekonomi syariah.

3. Prinsip dan Tujuan BMT Al-Kautsar

Prinsip yang dipegang teguh oleh BMT Al-Kautsar dan seluruh jajaran pengurus serta pegawainya yaitu menjaga nilai-nilai integritas, transparansi serta prudent banking dalam penghimpunan dana, penyaluran dana dan pelayanan dengan sistem mitra kekeluargaan. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah:

a. Membebaskan pedagang kecil dan ekonomi lemah dari jeratan rentenir. b. Mengurangi angka kemiskinan dan penganguran dengan mau berusaha. c. Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan para pedagang kecil dan


(52)

d. Memasyarakatkan etika bisnis yang berdasarkan syariah.

e. Membantu dan menyantuni kaum dhuafa lainnya dari keuntungan yang diperoleh.

f. Melakukan pembinaan kepada para pedagang dan ekonomi lemah4.

Dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan, semua itu KJKS BMT Al-Kautsar mengembangkan budaya kerja dengan komitmen kepada:

a. Menciptakan rasa loyalitas yang tinggi, sehingga tercipta rasa saling memiliki.

b. Menciptakan rasa empeti/ peduli yang tinggi kepada lembaga, anggota dan pengelola.

c. Pengelolaan lembaga yang bersih dan aman.

d. Menciptakan suasana kerja yang harmonis dan kondusif guna meningkatkan sumberdaya manusia.

e. Memberikan pelayanan kepada anggota untuk dapat mandiri, dengan rasa aman, disiplin dan menjadikan yang utama5.

4

BMT Al-Kautsar, Buku RAT BMT Al-Kautsar (Jakarta: PT. Radio Nada Komunitas Utama: 2006), h. 9.

5

Wawancara Pribadi dengan pak Abbdullah M. Said. “Pimpinan BMT Al-Kautsar”. Bekasi, 12 Februari 2011.


(53)

C. Struktur Organisasi Baitul Maal Wat Tamwil AL-Kautsar

Sebagaimana lembaga keuangan lainnya, BMT al-Kautsar juga memiliki struktur kepengurusan dalam menjalankan operasionalnya yakni:6

6

BMT al-Kautsar,Susunan Pengurus & Job Description BMT al-Kautsar, h.1 Badan Pengawas

Ketua : DR. H. Abdul Mannan,SE,MM Anggota : M. Islah, SE

MD. Karyadi, LC

Badan Pengurus Ketua : Abdullah, M, Said Sekretaris : Mahidin S Bendahara : Azhari

Badan Pengelola

Kabag Operasional Budi Sudirja

Divisi Marketing 1. Herdiyanto 2. Jaih Divisi Pembiayaan

Imam

Pelayanan Anggota 1. Mulyawati 2. Maulana Firdaus 3.Mega Aprianti


(54)

1. Badan Pengawas

Ketua : DR. H. Abdul Mannan,SE,MM Anggota : M. Islah, SE

: MD. Karyadi, LC

2. Badan Pengurus

Ketua : Abdullah, M, Said Sekretaris : Mahidin S

Bendahara : Azhari

3. Badan Pengelola

Kabag Operasional : Budi Sudirja Divisi Pembiayaan : Imam Pelayanan Anggota : Mulyawati

: Maulana Firdaus : Mega Aprianti Divisi Marketing : Herdiyanto

: Jaih7

D. Produk dan Layanan Baitul Maal Wat Tamwil Al-Kautsar

1. Produk Penghimpunan Dana

7


(55)

a. Tabungan Muamalah

Merupakan simpanan praktis bagi setiap muslim karena penarikan bisa kapan saja untuk keperluan kita semua.

b. Tabungan Haji & Umrah

Bagi kaum muslimin yang akan menunaikan rukun Islam ke-5, mari kita wujudkan niat suci melalui simpana ini. Adapun penarikannya hanya dapat dilakukan ketika tiba / saat menunaikan ibadah haji / umroh.

c. Tabungan Ibadah Qurban

Sudahkah anda menunaikan ibadah Qurban? Percayakan dana anda melalui simpanan ini, penarikan hanya dapat dilakukan menjelang hari raya Qurban, insya Allah kami membantu pengadaan hewan qurban dan menyalurkan kepada yang berhak.

d. Tabungan Pendidikan

Biaya pendidikan semakin mahal, dengan simpanan ini anda bisa menyisihkan pendapatan untuk persiapan biaya pendidikan putra-putri anda, sehingga cita-cita untuk meneruskan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi bisa terwujud dengan persiapan matang serta mendapatkan prestasi gemilang.

e. Tabungan Aqiqah

Keluarga sakinah, tentu menyambut kelahiran buah hati dengan persiapan yang baik, kami membantu anda dengan simpanan ini, sehingga


(56)

akan lebih tenang dan dapat menunaikan pada waktu yang tepat dan lebih utama (afdhal).

f. Tabungan Kavling Tanah

Setiap keluarga membutuhkan tempat tinggal yang permanan dengan fasilitas simpanan ini anda bisa memiliki sebuah kavling tanah yang bisa dibangun atau sebagai investasi masa depan.

g. Tabungan Walimah

Kami membantu anda, khususnya Ikhwat dan Akhwat untuk melangsungkan walimah dengan persiapan yang lebih baik. Sambil

menunggu kedatangan “Sang buah hati” yang dipilihkan Allah melalui upaya-upaya yang anda lakukan, percayakan persiapan finansial anda dengan Simpanan Walimah. Tak terasa seiring waktu yang berjalan dan anda menyisihkan sedikit demi sedikit penghasilan. Maka pada saat akan melangsungkan walimah kebutuhan anda sangat terbantu dan lebih yakin semoga menjadi keluarga sakinah mawaddah warrahmah. Amin.

h. Tabungan Kendaraan

Kami membantu anda, khususnya yang mempunyai aktivitas usaha dagang maupun jasa agar bisa lebih lincah dan maksimal maka diperlukan sebuah kendaraan operasional dengan cara menyisihkan dana anda agar mewujudkan impian anda mempunyai sepeda motor.


(57)

i. Tabungan Berjangka Pemberdayaan (Sikaya)

Kami telah memberikan bukti, tingkat hasil Simpanan Sikaya melebihi tingkat suku bunga Bank umum atau bagi hasil Bank umum syariah lainnya, sebagaimana terlihat dari tingkat bagi hasil periode 2008– 2009. Simpanan Berjangka Pemberdayaan memberikan perlindungan Asuransi Syariah (bebas premi) kepada nasabah sebesar nilai nominal Sikaya yang ditetapkan dengan nilai klaim sebesar Rp. 5.000.000 sampai dengan Rp. 25.000.000.

2. Produk Penyaluran Dana a. PembiayaanAl-mudharabah

Pembiayaan untuk modal kerja atau investasi modal hingga 100%, sedangkan nasabah bertanggung jawab melaksanakan kegiatan usaha dan manajemennya. Pembagian bagi hasil keuntungan dilakukan sesuai nisbah yang disepakati bersama diantara pihak yang terlibat dalam kerjasama.

b. PembiayaanMurabahah

Pembiayaan investasi dengan sistem jual beli yang pembayarannya secara tunai pada saat jatuh tempo, yang keuntungannya diperoleh dari selisih antara harga beli/ pokok dengan harga jual.

c. PembiayaanMusyarakah

Pembiayaan yang bekerjasama antara pemilik modal dengan nasabahnya dan masing-masing menyetorkan modal dalam jumlah yang sama atau berbeda sesuai kesepakatan. Percampuran modal tersebut


(58)

digunakan untuk mengelola proyek atau usaha yang layak. Pemabagian keuntungan akan dibagi hasilkan berdasarkan nisbah yang disetujui dalam akad.

d. PembiayaanMurabahah Bai Bitsaman Ajil

Pembiayaan ini untuk pembelian barang dengan pembayaran cicilan, dimana barang yang dibeli diperlukan sebagai sarana dan prasarana usaha, dengan memperoleh selisih antara harga jual dengan harga beli.

e. PembiayaanAr-Rahn

Pembiayaan ini untuk keperluan yang sifatnya darurat, dimana dengan menggadaikan barang berupa emas anda akan mendapatkan dana pinjaman sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.

f. ZIS (Zakat, Infak dan Shodaqoh).8

Dalam pengelolaan dan penyalurannya, ZIS merupakan salah satu langkah awal untuk memiliki pembiayaan dalam bentuk produk fanding berupa lumbung zakat, investasi sosial akhirat, lumbung infaq, titipan amanah, serta wakaf tunai. Sedangkan untuk produk landing berupa santunan social pendidikan dan pembiayaan Qardul Hasan. Karena hanya harta (infaq) umat itulah yang mengalami perkembangan sebagai hasil pengelolaan harta. Pendek kata infaq menghasilkan infaq.

8Dakta 107 FM, “

BMT Al-Kautsar”, Artikel diakses pada 15 Februari 2011


(59)

48

A. Mekanisme/Prosedur Produk Kavling Tanah pada BMT Al-Kautsar

Lembaga keuangan mikro syariah Baitul Maal wat Tamwil (LKMS BMT AL-KAUTSAR) salah satu lembaga keuangan mikro Syariah sebagai unit usaha yang bergerak semacam Bank Syariah mini dengan mengelola dananya kepada usaha kecil dan sektor informal lainnya.

Selain itu BMT Al-Kautsar memiliki berbagai macam produk yang bisa memberdayakan sekelompok masyarakat kecil dalam ruang lingkup mikro syariah. Diantaranya adalah Produk Muamalah, Haji dan Umroh, Ibadah Qurban, Pendidikan, Aqiqah, Kavling Tanah, Walimah, Kendaraan, dan

Berjangka Pemberdayaan (Sikaya). Dari berbagai macam produk diatas, produk

kavling tanah merupakan salah satu produk yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat kecil. Setiap keluarga pasti membutuhkan tempat tinggalyang permanen, dengan fasilitas produk ini mereka bisa memiliki sebuah kavling tanah yang bisa di bangun atau sebagai investasi masa depan.

Investasi pada produk kavling tanah adalah merupakan salah satu sarana untuk para anggota atau nasabah BMT Al-Kautsar untuk bisa memiliki rumah dengan cara menyimpan tabungan dalam bentuk kavling tanah.

Kavling tanah yang terdapat di BMT Al-Kautsar cabang Bekasi Timur sudah berkembang selama 5 tahun, sejak dari tahun 2007 sampai sekarang tahun


(60)

2011. Karena dari manfaatnya yang besar, sudah sekitar 436 anggota yang memilih untuk berinvetasi pada produk ini. Sehingga ini menjadi salah satu produk unggulan yang banyak diminati oleh banyak kalangan masyarakat menengah.

1. Prosedur Kavling Tanah

Adapun prosedur yang harus dilakukan jika ingin menggunakan produk kavling tanah ini yaitu:

a. Nasabah bisa langsung mendatangi BMT al-Kautsar cabang Bekasi Timur yang beralamat di Jl. KH. Agus Salim No.77 Bekasi Timur.

b. Setelah itu, nasabah bisa langsung berkonsultasi kepada pihak BMT yang menangani produk kavling tanah.

c. Jika nasabah dan pihak BMT telah sepakat, maka nasabah bisa langsung mengisi formulir investasi kavling rumah kebun dan menandatangani surat perjanjian kavling tanah.

d. Kemudian, langkah berikutnya nasabah bisa langsung membayar DP sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan dan sudah melakukan perhitungan dengan mengetahui harga pokok dan keuntungan, serta besarnya cicilan.

e. Cara pembayaran cicilan bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu, pertama menyetorkan langsung ke pihak BMT, kedua jika pihak anggota/nasabah tidak bisa mendatangi BMT pihak BMT yang akan mendatangi


(61)

anggota/nasabah tersebut, dan ketiga bisa menyetorkan via transfer melalui Bank Muamalat atau Bank Syariah Mandiri.

f. Langkah akhir, setelah melunasi cicilan sampai akhir tahun yang telah ditetapkan, maka pihak BMT bisa langsung menyerahkan AJB Tanah

(Akta Jual Beli) kepada anggota/nasabahnya. Jika anggota ingin

membuatkan sertifikat tanah, pihak BMT-lah yang akan mengurusnya.

2. Prinsip Investasi

Beberapa prinsip dasar dari investasi yang ditanamkan BMT Al-Kautsar untuk para anggota/nasabahnya:

a. Memudahkan untuk para anggota untuk mewujudkan cita-cita mereka. b. Memberikan keuntungan bagi para anggota baik dalam jangka waktu

menengah atau panjang.

c. Memberikan kesempatan kerjasama kepada pihak pengelola atau yang memberikan lapangan pekerjaan.

Dari beberapa prinsip yang tertera diatas, terdapat manfaat invetasi dari berbagai produk yang dimiliki oleh pihak BMT maupun anggotanya, yaitu:

a. BMT Al-Kautsar:

- Bisa memberikan lapangan pekerjaan kepada pengusaha kecil.

- Bisa memberikan alternatif pembiyaan kepada para pengusaha kecil selain kepada pihak Bank.


(62)

- Memberikan sarana atau fasilitasi antara nasabah dengan para pedagang kecil.

b. Anggota:

- Lebih memudahkan. - Lebih meringankan. - Lebih menguntungkan.

- Bisa berbagi kepada yang lainnya secara tidak langsung.

3. Perkembangan Kavling Tanah

Tabel 4.1

Perkembangan Jumlah Kavling Tanah dari tahun 2007-2011

Tahun Jumlah Kavling

Tanah

Persentase Kenaikan (%)

2007

2008

2009

2010

2011

43 Kavling Tanah

44 Kavling Tanah

52 Kavling Tanah

104 Kavling Tanah

193 Kavling Tanah

2%

18%

100%


(63)

Berdasarkan data tersebut diatas nampak bahwa perkembangan jumlah kavling tanah dari tahun ke tahun selalu meningkat. Terlihat dari tahun pertama berdirinya produk ini di tahun 2007 jumlah kavling tanah yang disediakan oleh BMT berkisar sekitar 43 kavling tanah, kemudian di tahun kedua pada tahun 2008 menjadi 44 dengan jumlah penambahan sebanyak 2 kavling tanah dengan tingkat kenaikan persentase (2%), sedangkan di tahun 2009 jumlah kavling tanah adalah 52 dengan tingkat kenaikan sebanyak 8 kavling (18%), sedangkan pada tahun 2010 jumlah kavling 104 dengan tingkat kenaikan sebanyak 52 kavling (100%) terjadi lebih tinggi dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya, dan di tahun 2011 jumlah kenaikan kavling sebesar 193 dengan tingkat kenaikan 89 kavling (85%).

4. Analisis Akad

BMT Al-Kautsar dalam melaksankan mekanisme pembiayaan fasilitas produk kavling tanah menggunakan akad murabahah. Melalui akad murabahah, BMT Al-Kautsar menetapkan keuntungan berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak. Maka disini BMT Al-Kautsar berperan sebagai penjual kavling tanah. Seperti gambar berikut:


(64)

Gambar 4.1 Skema Murabahah

2. Bayar Cicil

1. Akad Murabahah

3.Penyerahan Barang

Dalam hal ini nasabah ingin memiliki sejumlah kavling tanah, kemudian BMT Al-Kautsar memberikan informasi kepada nasabah mengenai harga jual dan keuntungannya. Setelah itu nasabah dan BMT melakukan kesepakatan untuk membayar cicilan yang berdasarkan kesanggupan nasabah, kemudian nasabah menyetorkan dana cicilannya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.

5. Contoh perhitungan untuk produk kavling tanah.

Seorang nasabah membeli sebidang tanah seluas 100m2 dengan harga Rp. 150.000/meter, dengan biaya keseluruhan Rp. 15.000.000, dan nasabah harus membayar DP sebesar 10% dan jangka waktu selama 5 tahun. Maka perhitungannya:

Nasabah (Pemesan)

BMT AL-KAUTSAR


(65)

Biaya awal = Rp.150.000 x 100 = Rp. 15.000.000 Biaya awal/DP 10% = Rp. 15.000.000 = Rp. 1.500.000 10%

= Rp. 15.000.000 – Rp. 1.500.000 Sisa pembayaran = Rp. 13.500.000 Sisa pembayaran/jumlah tahun = Rp. 13.500.000 = Rp. 225.000 5 Tahun (60 bulan)

Angsuran/bulan = Rp. 225.000

B. Analisis SWOT Pada Produk Kavling Tanah

Untuk memperoleh data, informasi dan perkiraan strategis sebagai data dasar ada berbagai cara. Pada berbagai lembaga mengalami cara yang berbeda-beda. Identifikasi kekuatan, kelemahan juga dapat dilakukan dengan melihat masa lampau (past-performance) dan membandingkannya dengan hasil – hasil perusahaan lain. Tantangan-tantangan dapat juga diidentifikasi, misalnya melalui masalah-masalah manajerial yang diakibatkan oleh keadaan lingkungan (ketentuan pemerintah, perkembangan ekonomi, keinginan atau tingkah laku nasabah, perkembangan tekhnologi, dan lain-lain).

Tabel 4.2

Matriks IFAS BMT Al-Kautsar

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

1. Komunitas anggota khusus untuk muslim.

1. Belum mempunyai atau bisa menyediakan lahan yang begitu


(66)

2. Sudah bersertifikat. 3. Dikelola secara syar’i.

4. Harga bersifat tetap, baik dalam jangka waktu pendek ataupun jangka panjang.

luas.

2. Tanah yang dijadikan kavling, belum bisa secara langsung didirikan untuk dijadikan sebuah bangunan.

3. Jangka waktu yang diberikan tidak terlalu lama, hanya berkisar sekitar 5-7 tahun.

4. Untuk saat ini, belum bisa memiliki tempat kavling yang sesuai dengan keinginan para anggota/nasabah.

Tabel 4.3

Matriks EFAS BMT Al-Kautsar

Peluang (O) Ancaman (T)

1. Banyaknya para pedagang kecil maupun pedagang menengah di sekitar BMT.

2. Majlis ta’lim atau warga sekitar BMT yang sedang menjalani arisan.

3. Satu-satunya BMT yang membuka produk kavling tanah sehingga masih terbuka market yang besar.

4. Fatwa MUI bahwa “bunga bank

haram”.

1. Sering terjadinya penipuan dari berbagai pihak dengan pernyataan yang menyimpang sehingga banyak nasabah/anggota yang meragukan untuk menjalani dan memiliki produk kavling tanah.

2. Adanya pesaing dari pihak lain (bank).

3. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap transaksi yang berbasis syariah.

4. Perbedaan kompetensi diantara para karyawan.


(67)

1. Strength (Kekuatan)

a. Komunitas anggota khusus untuk muslim. b. Sudah bersertifikat.

c. Dikelola secara syariah.

d. Harga bersifat tetap, baik dalam waktu jangka pendek ataupun jangka panjang.

2. Weakness (Kelemahan)

a. Belum mempunyai atau bisa menyediakan lahan yang begitu luas.

b. Tanah yang dijadikan kavling, belum bisa secara langsung didirikan untuk dijadikan sebuah bangunan.

c. Jangka waktu yang diberikan tidak terlalu lama, hanya berkisar sekitar 5-7 tahun.

d. Untuk saat ini, belum bisa memiliki tempat kavling yang sesuai dengan keinginan para anggota/nasabah.

3. Opportunity (Peluang)

a. Banyaknya para pedagang kecil maupun pedagang menengah di sekitar BMT.

b. Majlis ta’lim atau warga sekitar BMT yang sedang menajalani arisan. c. Satu-satunya BMT yang memasarkan produk kavling tanah sehingga

masih terbuka market yang besar.


(68)

4. Threath (Ancaman)

a. Sering terjadinya penipuan dari berbagai pihak dengan pernyataan yang menyimpang.

b. Adanya pesaing dari pihak lain (bank).

c. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap transaksi berbasis syariah. d. Perbedaan kompetensi diantara para karyawan

1. Matriks Faktor Strategi Internal

Dalam mengidentifikasi lingkungan internal (S-W) produk kavling tanah dapat menggunakan pendeketan kualitatif dengan strategi IFAS

(International Strategy Factor Analisysis Summary). Sebelum membuat

matriks faktor strategi internal, berikut ini adalah cara-cara penetuannya: a. Tentukan faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan

dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tesebut terhadap posisi strategis perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat


(69)

baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif , kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata sektor perbankan, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata sektor perbankan, nilainya adalah 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

e. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Tabel 4.4

Analisis Matriks IFAS

Faktor – faktor strategi internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan

1. Komunitas anggota khusus untuk muslim.

2. Sudah bersertifikat.

0,15

0,15

4

4

0,6


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)