45
BMT Al-Kautsar dengan para pengusaha mikro ini adalah 60 : 40, dimana pihak pengusaha mendapatkan 60 dari total keuntungan dan sisanya adalah
bagian milik BMT. Setelah keuntungan yang didapat dari pembiayaan ke sektor mikro ini
terkumpul, maka pihak BMT akan membagikan keuntungan ini kepada seluruh nasabah simpanan Haji secara proporsional, tergantung dari jumlah dana dari tiap
nasabah yang ada di rekening masing-masing. Adapun nisbah yang ditentukan oleh pihak BMT kepada para nasabah adalah 35 : 65, dimana 35 adalah
milik BMT dan sisanya adalah milik nasabah.
4
Contoh sederhana adalah misalnya total keuntungan yang didapat dari pembiayaan ke usaha sektor mikro adalah Rp 1.000.000, maka rinciannya adalah
sebagai berikut:
Perhitungan antara pihak BMT dengan pengusaha mikro
Nisbah BMT : pengusaha = 40 60 Total keuntungan
= Rp 1.000.000 BMT
= 40 x 1.000.000 = Rp 400.000 Pengusaha
= 60 x 1.000.000 = Rp. 600.000
Perhitungan antara pihak BMT dengan nasabah Simpanan Haji
Nisbah BMT : nasabah = 35 65 Total keuntungan
= Rp 400.000
4
Wawancara pribadi dengan Abdullah M. Said. Bekasi, 9 Juni 2011.
46
BMT = 35 x 400.000 = Rp 140.000
Nasabah = 65 x 400.000 = Rp 260.000
Dari usaha yang digeluti oleh para pengusaha tersebut tentunya bisa mengalami keuntungan atau kerugian atau impas. Adapun jika usaha yang
digeluti oleh para pengusaha mikro ini mengalami kerugian, maka pihak BMT menjamin bahwa para nasabah tidak akan kehilangan dana mereka karena jika
usaha ini mengalami kerugian, pihak BMT akan menanggung kerugian tersebut. Hal ini dikarenakan memang dana nasabah adalah dana titipan, jadi nasabah tidak
perlu khawatir akan kehilangan dananya.
C. Peluang dan Tantangan Produk Simpanan Haji pada BMT Al-Kautsar.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur prospek suatu produk dalam suatu perusahaan dimasa mendatang adalah dengan cara
mengetahui peluang dan ancaman yang dimiliki oleh produk tersebut, yang dalam hal ini termasuk juga produk Simpanan Haji pada BMT Al-Kautsar.
Setelah melakukan penelitian, penulis dapat menguraikan peluang dan ancaman produk ini sebagai berikut:
1. Peluang Produk Simpanan Haji.
Peluang produk ini didapat dari: a.
Ibadah haji adalah rukun islam, tentunya hal ini secara tidak langsung akan membuat animo masyarakat terhadap produk ini menjadi lebih baik.
47
Mereka akan mencari solusi yang mudah untuk mewujudkan penunaian rukun islam yang satu ini, yaitu dengan cara mencicilmenabung.
b. Mayoritas penduduk negara Indonesia adalah muslim, sehingga produk ini
mempunyai peluang untuk menjadi produk yang favorit karena akan ada banyak calon peminatnya.
c. Adanya dukungan beberapa media informasi mengenai sistem tabungan
haji, seperti misalnya majalah-majalah, koran dan artikel yang membahas mengenai mekanisme pengumpulan dana haji dengan cara menabung.
Tentunya hal ini menambah wawasan masyarakat tentang sistem dari produk ini.
d. Sistem pendaftaran yang mudah di Departemen Agama, yang dari tahun
ketahun selalu membuat inovasi dengan meningkatkan pelayanan bagi kemudahan masyarakat yang ingin mendaftarkan dirinya menjadi calon
jama’ah haji.
2. Tantangan Produk Simpanan Haji.
Tantangan produk simpanan haji ini didapat dari: a.
Pemikiran bahwa menunaikan ibadah haji hanya bisa dilakukan oleh orang kaya. Pemikiran ini sering kali menghambat niat dan kemauan
masyarakat untuk menunaikan ibadah haji, padahal ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut, misalnya dengan menabung
atau mencicil sejak dini.
48
b. Kondisi keuangan masyarakat yang belum memadai. Niat serta keinginan
masyarakat muslim untuk menunaikan rukun islam yang satu ini sangatlah besar terutama di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam,
namun niat yang kuat ini belum diiringi oleh kemampuan finansial mereka dengan menyisihkan sejumlah dana untuk ditabung dalam rangka
mewujudkan niat tersebut. c.
Sistem kuota yang sering kali penuh. Setelah nasabah Simpanan Haji telah memenuhi syarat untuk didaftarkan dalam daftar calon jama’ah haji
Indonesia, ketika telah memasuki sistem pendaftaran di pusat Departemen Agama, terkadang mendapatkan jatah seat yang dapat dibilang berjeda
lama dari waktu pendaftaran. d.
Brand Image yang belum cukup familiar di masyarakat luas. BMT Al- Kautsar Cabang Bidara Cina Jakarta Timur belum melakukan promosi ke
seluruh media pemasaran seperti misalnya televisi dan surat kabar, strategi pemasaran untuk produk ini baru dilakukan melalui media radio Radio
Dakta, sosialisasi dan presentasi di majelis- majelis ta’lim serta acara-
acara kekeluargaan seperti arisan. Tentunya hal ini belum begitu membuat dampak besar bagi perkembangan produk ini.