Latar Belakang Dana simpanan Haji untuk investasi pada Bmt al-Kautsar Bidara Cina jakarta Timur
3
Indonesia.
4
Perkembangan lembaga keuangan syariah hingga tahun 2010, terdapat 11 institusi Bank Umum Syariah BUS di Indonesia, yaitu Bank
Muamalat Indonesia BMI, Bank Syariah Mandiri BSM, Bank Mega Syariah BMS, BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank Panin Syariah,
Bank Victoria Syariah, BCA Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, dan Maybank Syariah. Sementara per Desember 2010, bank umum konvensional yang telah
memiliki Unit Usaha Syariah UUS berjumlah 23 bank. Sistem syariah juga telah digunakan Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS jumlahnya kini telah
mencapai 104 BPR Syariah. Selain perkembangan institusi keuangan syariah seperti bank di atas,
berkembangan pula lembaga keuangan mikro syariah, yaitu BMT. Saat ini, jumlah Lembaga Keuangan Mikro di seluruh Indonesia mencapai 9.000 unit.
Yang berbentuk BMT di seluruh Indonesia sekitar 3.307 unit dengan aset Rp 1,5 trilyun. Dengan kata lain, hampir separuh dari Lembaga Keuangan Mikro di
negeri ini berbentuk BMT. Bahkan, ada beberapa BMT yang sanggup mengelola aset di atas Rp 10 milyar dengan jumlah nasabah di atas 3.000 orang. Tapi,
banyak juga BMT yang asetnya kurang dari Rp 50 juta dan nasabahnya kurang dari 500 orang.
5
4
Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam, Jakarta : Kholam Publication, 2008 , h. 401
5
Rifki Muhammad, “BMT Harus Berbenah Diri”, Artikel diakses pada 26 Maret 2011 dari http:www.sabili.co.idbmt-harus-berbenah-diri.
4
BMT Baitul Maal Wat Tamwil atau padanan kata Balai Usaha Mandiri Terpadu adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan
prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dan kecil, dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan fakir
miskin.
6
BMT memiliki dua fungsi utama yakni funding penghimpunan dana dan financing pembiayaan. Dua fungsi ini memiliki keterkaitan yang sangat
erat. Keterkaitan ini terutama berhubungan dengan penghimpunan dana supaya tidak menimbulkan terjadinya dana menganggur idle money. Oleh karenanya,
BMT dituntut agar bisa mengembangkan dana dari nasabah dengan cara investasi.
Pada dasarnya BMT juga banyak menyalurkan produk maupun layanan jasanya seperti salah satu BMT yang akan penulis jadikan sebagai
tempat penelitian, yaitu BMT Al-Kautsar Bidara Cina Jakarta Timur yang merupakan salah satu lembaga keuangan mikro syariah sebagai unit usaha yang
bergerak semacam bank syariah mini dengan mengelola dana simpanan dan pembiayaan kepada usaha kecil dan sektor informal lainnya.
BMT Al-Kautsar merupakan salah satu unit usaha yang berbentuk kelompok swadaya masyarakat yang dikelola oleh Bank Indonesia. Legalitasnya
dikeluarkan melalui Program Hubungan Bank dan KSM PHBK dan Pusat Kajian Strategis Pembangunan PKSP dan ijin operasional Pusat Inkubasi Bisnis
6
M. Amin Aziz, Tata Cara Pendirian BMT, Jakarta, pkes publishing, 2006, h. 2
5
Usaha Kecil PINBUK DKI Jakarta serta legalitas Koperasi No: BI-YINBUK No. 10PINBUK-DKIXII98, BH No.6931 BHKW.K9II99, BH. No. 1491,
BH.KW-9X06. Adapun produk-produk dan jasa BMT Al-Kautsar Bidara Cina
Jakarta Timur antara lain, Simpanan Muamalah, Simpanan Haji dan Umroh, Simpanan Ibadah Qurban, Simpanan Pendidikan, Simpanan Aqikah, Simpanan
Kavling Tanah, Simpanan Walimah, Simpanan Kendaraan dan Simpanan Sikaya. Adapun produk-produk pembiayaannya adalah: Pembiayaan Al-Mudharabah,
Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan Murabahah Bai Bitsaman Ajil dan Pembiayaan Ar-Rahn. Di samping itu BMT Al- Kautsar juga
mengelola dan menyalurkan ZIS Zakat, Infak dan Shodaqoh.
7
Dan adapun kelebihan dari pada BMT Al-Kautsar ini yaitu menjalin kerjasama dengan Bank
Syariah Mandiri BSM dan Radio DAKTA bekasi dan mengeluarkan sebuah produk yang dinamai DAKTA Card yang berfungsi sebagai kartu ATM.
Banyaknya variasi produk maupun jasa BMT, menandakan bahwa BMT telah melakukan persiapan untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Dari segi
pembagian keuntungan
maupun penyaluran
pembiayaan, BMT
juga menggunakan pola bagi hasil dari sisi penghimpunan dana maupun
penyalurannya.
7
BMT Al-Kautsar, Buku RAT BMT Al-Kautsar, Jakarta: PT. Radio Nada Komunitas Utama: 2006, h. 17.
6
Di antara produk dan jasa yang dikembangkan di BMT Al-Kautsar ialah produk simpanan haji. Simpanan haji merupakan salah satu produk dari
BMT Al-Kautsar yang cukup diminati oleh nasabahnya. Oleh karena itu, BMT sebagai pengelola lembaga keuangan mikro
syariah harus bisa memanfaatkan dana simpanan haji yang disetorkan oleh nasabah menjadi dana yang produktif dengan cara investasi yang hasilnya dapat
dinikmati bersama antara BMT dengan nasabah dan pengusaha mikro dengan sistem bagi hasil. Dalam hal pengelolaan dana simpanan haji, BMT harus
mempunyai manajemen yang baik. Manajemen dalam arti mengatur sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat dan terarah. Persaingan antar BMT apalagi dengan
Bank Syariah juga menuntut BMT agar melakukan inovasi-inovasi yang menarik dalam hal mengatur organisasinya.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut diatas, maka penulis mencoba untuk menggali lebih dalam mengenai
“Dana Simpanan Haji Untuk Investasi Pada BMT Al-Kautsar Bidara Cina Jakarta Timur
”. Hal ini dikarenakan
bahwa jika pengelolaannya baik maka hasilnya pun baik.